182
Menjadi Perempuan Terdidik :
Novel Indonesia, dan Feminisme
5.4 Peran di Bidang Hukum
Dalam novel Saman dan Larung karya Ayu Utami ditemukan tokoh perempuan terdidik yang menekuni pekerjaan
sebagai pengacara, yaitu Yasmin Moningka. Profesi Yasmin sebagai pengacara itulah yang menyebabkan dirinya bertemu
kembali dengan Wisanggeni, yang kemudian berganti nama menjadi Saman.
Dalam menjalani profesinya sebagai pengacara, Yasmin digambarkan menangani kasus pasca kecelakaan kerja di area
pengeboran minyak lepas pantai oleh perusahaan Texcoil Indonesia yang menyebabkan tewasnya seorang pekerja bernama
Hasyim. Kasus tersebut terjadi ketika Laila mengunjungi lokasi untuk mendapatkan data tulisannya. Kecelakaan kerja terjadi
karena Rosano sebagai penanggungjawab perusahaan tidak mau mendengarkan masukan Sihar Situmorang, seorang insinyur
analis kandungan minyak yang menyatakan bahwa dalam kondisi tekanan gas di bawah perut bumi sedang naik berbahaya
menjalankan proses pengeboran minyak. Kecelakaan tersebut menyebabkan kematian Hasyim Ali Utami, 1998:19.
Sebagai saksi mata atas peristiwa kecelakaan tersebut, Laila, yang pada saat itu berada di lokasi karena sedang me-
ngumpulkan data untuk penulisan profil perusahaan Texcoil Indonesia, tergugah untuk membela korban dan membuka kasus
tersebut ke publik agar Rosano, yang menyebabkan kecelakaan tersebut terjadi, diadili Utami, 1989:22. Oleh karena itu, Laila
kemudian menghubungi Saman dan Yasmin.
―Di samping menggugat Texcoil, kasus ini harus dibuka dan dikampanyekan di media massa.
Harus ada orang-orang yang mau mendukung keluarga korban jika terjadi tekanan-tekanan.
Harus ada LSM-LSM yang memprotes dan mengusiknya terus. Dan saya punya teman yang
bisa mengerjakan itu.‖
―Siapa dia?‖…. ―Dia… dia orang yang banyak ide dan
berani. Nama nya … Saman.‖ Dulu namanya bukan
Saman. Utami, 1989:22
—23
183
Menjadi Perempuan Terdidik :
Novel Indonesia, dan Feminisme
Niat Laila untuk membawa kasus kecelakaan tenaga kerja tersebut ke ranah hukum akhirnya mempertemukan dirinya kem-
bali dengan sahabat-sahabatnya, Saman Wisanggeni, Yasmin, dan Cok. Kemampuan Yasmin sebagai pengacara dan Saman
sebagai aktivis sosial ditunjukkan melalui keberhasilannya me- maksa pengadilan menyidangkan suatu kasus yang berpotensi
dipetieskan seperti tampak pada kutipan berikut.
Hari-hari dan bulan-bulan berikutnya, kami mengurus perkara ini. Saman dan Yasmin
berhasil mengorganisasi teman-temannya di media massa untuk membongkar persoalan ini. Memang
tidak mudah. Kami semua menduga, pada permulaan Texcoil berusaha menutupi kasus ini
dengan menyogok polisi dan jaksa agar perkara ini tidak diusut. Tetapi karena surat kabar terus
menerus menulis agar gugatan perdata keluarga korban diterima pengadilan, Rosano akhirnya
diperiksa dan disidangkan. Sihar menjadi salah satu saksi yang memberatkan. Tetapi, seseorang
yang berpengaruh
–barangkali ayahnya dan teman- teman pejabat itu
—menjamin Rosano, sehingga dia bisa menjadi tahanan luar. Dia tetap bekerja,
mewakili Texcoil di beberapa rig, seolah-olah kecelakaan adalah suatu kebiasaan, dan kebiasaan
adalah sebuah kewajaran.
Utami, 1998:34 Dari kutipan tersebut tampak bagaimana Yasmin yang
bekerja sama dengan Saman berhasil mengorganisasi media massa untuk membentuk opini publik dalam rangka membela
korban dan memaksa pengadilan untuk menyidangkan kasus tersebut. Dalam novel tersebut digambarkan bahwa sebelum
menjadi
pengacara Yasmin
belajar di
Fakultas Hukum
Universitas Indonesia UI, Jakarta. Karena kecerdasannya, Yasmin dapat diterima di universitas tersebut melalui program
PMDK, tanpa testing Utami, 1998:153. Dalam Saman juga digambarkan Yasmin memiliki jaringan
kerja internasional dengan Human Rights Watch, sebuah organisasi hak-hak asasi manusia terbesar yang bermarkas di
184
Menjadi Perempuan Terdidik :
Novel Indonesia, dan Feminisme
Amerika Serikat
http:www.direktori-perdamaian.orgina- org_intdetail.php?cardno=8. Para peneliti Human Rights Watch
melaksanakan investigasi-investigasi untuk menguak kenyataan yang berkaitan dengan pelanggaran hak-hak asasi manusia di
seluruh belahan dunia. Pada awalnya Human Rights Watch didirikan pada tahun 1978 sebagai Helsinki Watch untuk
mengawasi pemenuhan kewajiban negara-negara blok Soviet atas hak-hak asasi manusia yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang tertera dalam pedoman Helsinki Accords. Pada sekitar tahun 1980-an, American Watch didirikan untuk menepis dugaan
bahwa pelanggaran hak-hak asasi manusia yang dilakukan oleh satu pihak pada perang di Amerika http:www.direktori-per-
damaian.orginaorg_intdetail.php?cardno=8.
Dalam novel Saman, atas peran Yasmin dalam lembaga tersebut, Saman yang dituduh terlibat sebagai aktor intelektual
demontrasi buruh besar-besaran di Medan pada bulan April 1994 berhasil diselamatkan dengan melarikan diri ke Amerika. Peris-
tiwa demonstrasi dan pemogokan buruh besar-besaran yang ter- jadi di Medan 1994 menjadi latar belakang cerita yang menye-
babkan Saman menjadi salah satu tokoh yang dikejar-kejar oleh aparat keamanan. Dari arsip data di hamline.eduapakabar-
basisdata199405050002 dapat diperoleh informasi bahwa antara tanggal 1 Maret 1994 sampai dengan 16 April 1994,
terjadi demontrasi dan pemogokan buruh besar-besaran di Medan, melibatkan 26.000 buruh. Demontrasi yang semula
bertujuan menuntut kenaikan gaji dan THR tersebut berkembang menjadi demonstrasi antiketurunan Cina dan menyebabkan
terbunuhnya seorang pengusaha Kwok Joe Lip alias Yuli Kristanto. Setelah peristiwa tersebut pada 2 Mei ketua SBSI
Serikat Buruh Seluruh Indonesia cabang Medan Amosi Telaumbanua bersama wakil ketua dan sekretaris DPC Soniman
Lafao dan Fatiwanalo Zega diperiksa di Mapoltabes Medan sebagai tersangka dalam kasus unjuk rasa buruh dan
perusahaan di kota itu Suara Pembaruan, Senin 2 Mei 1994. Dalam Saman peristiwa tersebut digambarkan melalui surat
Saman yang dikirimkan kepada Yasmin sebagai berikut.
Sekarang bagaimana keadaan di tanah air, terutama Medan? Aku baru mulai memeriksa laporan dan
file tentang unjuk rasa yang rusuh dua pekan lalu itu, yang akhirnya membikin aku terdampar di sini.
185
Menjadi Perempuan Terdidik :
Novel Indonesia, dan Feminisme
Nampaknya banyak orang tidak begitu faham apa yang terjadi
dan menjadi
canggung untuk
bersikap. Demonstrasi buruh yang diikuti enam ribu orang
sebetulnya adalah hal yang simpatik dan luar biasa untuk ukuran Indonesia di mana aparat selalu terserang
okhlosofobia -cemas setiap kali melihat kerumunan manusia. Namun, simpati orang segera berbalik setelah
unjuk rasa itu menampilkan wajah rasis dan memakan korban. Aku amat sedih dan menyesali kematian
pengusaha Cina itu…
Utami, 1998:168 Dalam novel tersebut diceritakan bahwa sebagai aktivis
yang memiliki hubungan dengan SBSI, Saman dianggap sebagai salah satu aktor intelektual dan masuk dalam daftar pencarian
orang. Seperti dikemukakan dalam http:www.kontras.org, dalam bukunya Menerobos Jalan Buntu: Kajian terhadap Sistem
Peradilan Militer di Indonesia 2009, para aktivis yang ditangkap dalam aksi-aksi sosial di Indonesia pada masa Orde Baru diadili
di pengadilan militer, prosesnya tertutup, tidak transparan, dan tidak mengakomodasi kepentingan korban. Akibatnya, pelaku
yang diadili hanyalah pelaku lapangan, hukuman rendah sementara kebenaran tidak terungkap. Di samping itu, hak-hak
korban juga tak kunjung dipenuhi. Oleh karena itu, untuk menghindarkan Saman
—yang dituduh sebagai aktor intelektual demonstrasi buruh di Medan 1994
—dari sistem peradilan militer yang melanggar hak azasi manusia tersebut, Yasmin yang
memiliki hubungan dengan Human Rights Watch menolong Saman untuk melarikan diri ke luar dari Indonesia. Perjuangan
Yasmin dalam menyelamatkan Saman tampak dari catatan harian yang ditulis oleh Saman yang dikirimkan kepada Yasmin,
misalnya pada kutipan berikut.
18 April - Segelintir penduduk mulai merasa aman karena patroli rutin. Warung-warung
mulai buka.
Tiba-tiba Yasmin
datang dari
Palembang, baru dari sidang Rosano. Ia muncul dengan dandanan seperti amoy Singapura yang
paling menor —celana panjang ketat motif kulit
macan, jaket hitam plastik, kaca mata matahari besar. Aku tidak mengenali. Rupanya ia menyamar
186
Menjadi Perempuan Terdidik :
Novel Indonesia, dan Feminisme
sebagai rekan bisnis pemilik butik yang kutempati. Menurut lobi ayahnya di kepolisian Jakarta, aku
termasuk lima orang yang paling diburu. Ia membujukku untuk melarikan diri ke luar negeri.
Katanya,
itu bukan
pendapatnya sendiri,
melainkan kesepakatan kawan-kawan yang lain. Kebetulan Human Rights Watch butuh seseorang
untuk membuat jaringan informasi di Asia Teng- gara. Ia seperti memaksaku menerima pekerjaan
itu. Teman-teman sudah setuju, katanya. Aku merasa tak punya waktu untuk menimbang-
nimbang. Dalam kondisi begini, apa ada waktu berpikir terlalu panjang? Semakin lama menunda
keputusan, semakin sulit keluar dari negeri ini.
Utami, 1989:174 —175
Dari kutipan tersebut tampak bahwa dengan kecerdasan dan koneksinya, Yasmin memiliki peran yang cukup besar untuk
menyelamatkan Saman dari target operasi keamanan pemerintah Orde Baru. Yasmin, bahkan telah mempersiapkan dengan rapi
strategi dan penyamaran Saman agar berhasil berangkat ke Amerika.
Kini Yasmin telah mengurus segalanya agar aku pergi dari Indonesia. dan Cok dipilihnya
sebagai orang yang akan membawaku dari Medan. Semua aku ragu karena aku tak begitu kenal anak
ini. tapi Yasmin nampaknya percaya betul pada teman
karibnya. Dan
ternyata mereka
mendandaniku dengan serius, menempel kumis palsu, mencukur rambutku, dan mencabuti alisku
agar bentuknya berubah. Lalu mereka mencocok- cocokkan wajahku dengan foto pada sebuah KTP,
kartu identitas salah seorang pesuruh Cok di sebuah hotelnya di Pekanbaru. Yasmin memang
telah menyiapkan segala hal dengan rapih seperti ia biasa bekerja.
Utami, 1989:175 Dari
pembahasan tersebut
tampak digambarkan
bagaimana seorang
perempuan Yasmin
telah berhasil
187
Menjadi Perempuan Terdidik :
Novel Indonesia, dan Feminisme
menjalankan perannya dalam bidang hukum, khususnya dalam perlindungan terhadap korban pelanggaran hak asasi manusia
yang dilakukan oleh sejumlah aparat pemerintahan Orde Baru. Dalam hal ini perempuan seperti tokoh Yasmin tidak hanya
menjadi seorang pengacara dalam kasus-kasus lokal, tetapi juga yang melibatkan jaringan internasional seperti Human Rights
Watch.
Dalam konteks
pembagian kerja
tradisional yang
menempatkan perempuan pada beberapa lapangan kerja yang stereotype bidang perempuan, seperti pendidik, perawat, dan
sekretaris, maka Yasmin telah berhasil menerobos sekat-sekat pembagian kerja secara seksual. Pekerjaan yang dilakukan
Yasmin bukanlah pekerjaan stereotype khas perempuan seperti pada beberapa novel sebelumnya. Dalam perspektif feminis
liberal, aktivitas dan kecerdasan Yasmin juga menunjukkan bahwa kemampuan intelektual perempuan dan laki-laki pada
dasarnya sama jenisnya. Kalau pun terjadi perbedaan pencapaian intelektual antara perempuan dengan laki-laki adalah semata-
mata hasil dari pendidikan laki-laki yang lebih lengkap dari pada perempuan dan posisi laki-laki yang lebih diuntungkan Mill via
Tong, 2006:28. Dengan demikian, ketika para perempuan juga diberi
kesempatan untuk
memperoleh pendidikan
dan keterampilan yang sama dengan laki-laki, maka mereka pun juga
mampu berperan di masyarakat seperti halnya kaum laki-laki. Dalam perspektif feminis liberal, perempuan dan laki-laki dapat
saling bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat.
5.5 Peran di Bidang Kesenian