Menurut Todung Mulya Lubis, Bantuan Hukum tidak bisa menghindarkan diri dari tujuan menata kembali masyarakat dari kepincangan struktural yang
tajam dengan menciptakan pusat – pusat kekuatan dan sekaligus berarti
mengadakan redistribusi kekuasaan untuk melaksanakan partisipasi dari bawah.
15
Pengertian Bantuan Hukum juga muncul dari pengamat lainya. Abdurrahman yang menjelaskan bahwa istilah
legal aid
biasanya digunakan untuk menunjukkan pengertian Bantuan Hukum dalam arti sempit berupa pemberian
jasa-jasa di bidang hukum kepada seseorang yang terlibat dalam suatu perkara secara cuma-cumagratis, khususnya bagi mereka yang tidak mampu.
16
Walaupun para pengamat telah mendefinisikan pengertian Bantuan Hukum seperti telah diuraikan di atas namun belakangan ini dalam peraturan -
peraturan di Indonesia juga telah diberi pengertian tentang bantuan hukum itu sendiri. Dalam UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokad Bantuan hukum adalah
jasa hukum yang diberikan oleh advokad secara cuma – cuma kepada klien yang
tidak mampu.
2.2. Peristilahan yang Identik dengan Bantuan Hukum Cuma – Cuma
Dari berbagai peraturan perundang – undangan yang terdapat di Indonesia
yang telah diteliti oleh Penulis, penyebutan Bantuan Hukum yang diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat ternyata memiliki beberapa istilah
15
Ibid., Hlm. 23.
16
Ibid.,
penyebutan. Dalam dua peraturan perundang-undangan
17
Bantuan Hukum gratis disebutkan dengan pemberian Bantuan Hukum cuma-cuma. Sedangkan dalam
Peraturan Walikota Semarang No. 10 tahun 2010, pemberian Bantuan Hukum cuma-cuma ini disebut dengan Fasilitasi bantuan hukum. Pengertian fasilitasi
bantuan hukum dalam peraturan perundang – undangan ini dirasa lebih jelas yaitu
sebagai berikut; ―Fasilitas bantuan hukum adalah bantuan jasa hukum yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah melalui advokatpengacara kepada warga miskin yang terkena perkara pidana, baik dalam
pemeriksaan aparat penegak hukum dan atau dalam proses persidangan sampai dengan adanya Putusan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Semarang atau Pengadilan Tinggi Jawa Tengah atau Mahkamah Agung Republik Indonesia yang berkekuatan
hukum tetap‖.
18
Dari berbagai peristilahan yang digunakan dalam pengertian pengertian yang sama dengan konsep cuma
–cuma sebagaimana telah dikemukakan di atas, Penulis berpendapat bahwa Bantuan Hukum cuma-cuma merupakan sebuah
bentuk dari jasa hukum dalam bentuk apapun, yang diberikan kepada mereka yang tidak mampu.
19
Dengan adanya pengertian - pengertian di atas maka ada pertanyaan yang mengganjal mengenai hal yang berkaitan dengan Bantuan
Hukum itu sendiri. Pengertian di atas menjelaskan bahwa masyarakat memiliki hak untuk memperoleh Bantuan Hukum secara cuma-cuma bila mereka tidak
17
UU No. 18 tahun 2008 dan PP No. 83 tahun 2008.
18
Pasal 1 Angka 11 Peraturan Walikota Semarang No. 10 tahun 2010 tentang Fasilitasi Bantuan Hukum Bagi Warga Miskin Kota Semarang.
19
Dalam kaitannya dengan itu, UU Advokat mengarahkan Jasa Hukum adalah jasa yang diberikan Advokat berupa memberikan konsultasi hukum, Bantuan Hukum, menjalankan kuasa, dan
mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan klien.
mampu menyediakan jasa hukum untuk dirinya sendiri. Lalu siapakah yang seharusnya melaksanakan kewajiban atas pemenuhan tersebut?
Kepustakaan menyebutkan bahwa sebelum adanya UU Advokat dan Bantuan Hukum, pelaksanaan Bantuan Hukum adalah kewajiban dari setiap
orang, dan dipelopori oleh para Advokat, serta sejumlah kalangan dalam pemerintahan yang bersimpati terhadap Bantuan Hukum, termasuk lembaga-
lembaga di Luar Negeri, yang patuh atau merasa wajib tunduk kepada dikte hukum
the dictate of the law.
2.3. Hakikat Cuma – Cuma Pemberian Bantuan Hukum