Etika Publikasi Ilmiah Etika Publikasi Ilmiah dan Pencegahan Plagiarisme

128 Pedoman Publikasi Ilmiah 2. Falsifikasi: Mengubah atau salah melaporkan data atau hasil penelitian, termasuk pembuangan data yang bertentangan secara sengaja untuk mengubah hasil. Pemalsuan data penelitian dengan memanipulasi bahan penelitian, peralatan, atau proses, mengubah atau tidak mencantumkan data atau hasil sedemikian rupa sehingga penelitian itu tidak disajikan secara akurat dalam catatan penelitian; 3. Plagiarisme: Menggunakan gagasan atau kata-kata orang lain tanpa memberikan kredit atau pengakuan. pencurian proses danatau hasil plagiat dalam mengajukan usul penelitian, melaksanakannya, menilainya, dan dalam melaporkan hasil-hasilnya, seperti pencurian gagasan, pemikiran, proses dan hasil penelitian, baik dalam bentuk data atau kata-kata, termasuk bahan yang diperoleh dalam penelitian terbatas bersifat rahasia, usulan rencana penelitian dan naskah orang lain tanpa menyatakan penghargaan; 4. Misappropriation of others’ ideas: penggunaan informasi khusus tanpa izin misalnya pelanggaran kerahasiaan pada waktu penelaahan oleh teman sejawat, atau praktik lain yang menyimpang dari yang sudah diterima umum dalam suatu komunitas ilmiah dalam mengajukan proposal penelitian dan naskah publikasi; 5. Penduplikasian duplication temuan-temuan sebagai asli dalam lebih dari 1 saluran, tanpa ada penyempurnaan, pembaruan isi, data, dan tidak merujuk publikasi sebelumnya; 6. Perilaku tidak jujur dalam penelitian maupun perilaku curang sebagai peneliti. Batasan ini tidak dapat dikenakan pada hal-hal: kejadian yang sejujurnya keliru; pertikaian pendapat sejujurnya; perbedaan dalam penafsiran data ilmiah; dan selisih pendapat berkenaan dengan rancangan penelitian. Perilaku peneliti tidak jujur tampak dalam 2 bentuk berikut; 7. Pemerasan exploitation tenaga peneliti dan pembantu peneliti, seperti peneliti senior memeras tenaga peneliti yunior dan pembantu penelitian untuk mencari keuntungan, kepentingan pribadi, mencari danatau memperoleh pengakuan atas hasil kerja pihak lain; 8. Perbuatan tidak adil injustice sesama peneliti dalam pemberian hak kepengarangan dengan cara tidak mencantumkan nama pengarang danatau salah mencantumkan urutan nama pengarang sesuai dengan sumbangan intelektual seorang peneliti. Peneliti juga melakukan perbuatan tidak adil dengan memublikasikan data danatau hasil penelitian tanpa izin lembaga penyandang dana penelitian atau menyimpang dari konvensi yang disepakati dengan lembaga penyandang dana tentang hak milik kekayaan intelektual HKI hasil penelitian; 9. Kecerobohan yang disengaja intended careless dengan tidak menyimpan data penting selama jangka waktu sewajarnya, menggunakan data tanpa izin pemiliknya, atau tidak memublikasikan data penting atau penyembunyian data tanpa alasan yang dapat diterima. Jika seorang peneliti mengambil jalan pintas yang salah dengan alasan apa pun akan ada dampaknya pada pertaruhan reputasi peneliti, rekan kerja, dan institusi, serta kepercayaan publik. Masyarakat tidak akan pernah 100 yakin akan kebenaran yang dihasilkannya. Oleh karena semua hasil kajian harus diperlakukan sebagai susceptible to error , maka ada beberapa bagian pada penelitian ilmiah yang sensitif terkait etika yang harus diperhatikan. Penjelasannya dapat dilihat di Tabel 9.1. 129 Pedoman Publikasi Ilmiah Tabel 9. 1 Bagian pada penelitian ilmiah yang sensitif etika Bagian Uraian Experimental technique  Salah satu tujuan di bagian metode penelitian adalah memfasilitasi bahwa pengamatan ilmiah yang dilakukan dapat diverifikasi secara independen untuk mengurangi bias yang mungkin terjadi.  Dengan teknik percobaan, hasil pengamatan yang diperoleh dapat direproduksi kembali replikasi.  Metode baru sering menimbulkan skeptisme terutama kalau tidak dijelaskan dengan baik skeptisme merupakan bagian dari sikap kritis ilmuwan, yang sangat positif untuk pengayaan ilmu pengetahuan.  Metode yang tidak dibangun dengan cermat akan menyulitkan dalam membedakan antara sinyal dan derau noise , mengenali sumber galat error , mengaburkan permasalahan yang sedang dikaji, dan bahkan akan mengantarkan ke kesimpulan yang salah Treatment of data  Validitas data sangat esensial dalam penelitian.  Validitas data bergantung pada validitas dan akurasi metode yang digunakan.  Peneliti harus mengerti sifat nature data yang dikumpulkan di sinilah pentingnya seorang peneliti terlibat langsung dalam setiap proses yang dijalankan selama penelitian.  Perlu kehati-hatian dalam menangani data pencilan outlier .  Kejanggalan pada data yang berasal dari 2 atau lebih sumber pengukuran harus dicermati. Conflict of interest  Perlu dicermati terutama pada penelitian yang dibiayai oleh sponsor tertentu.  Peneliti yang menjadi penelaah atas suatu naskah artikel ilmiah atau proposal yang memiliki topik sama dengan yang sedang dikerjakan olehnya, tetapi naskah artikel atau proposal itu lebih maju lagi dibandingkan miliknya. Publication and openness  Ilmu pengetahuan atau sains bukanlah pengalaman indvidu, tetapi merupakan pengetahuan yang dimiliki bersama atas beberapa segi dunia fisis dan sosial.  Publikasi sangat esensial bahkan dapat menjadi acuan untuk menentukan siapa yang pertama menemukan. Akan tetapi, kejadian plagiarisme dalam berbagai bentuk perlu dicermati.  Keterbukaan antarpeneliti diperlukan dalam bidang sejenis tetapi kejujuran dan saling menghargai harus dijunjung.  Setelah penelitian dipublikasikan, penggunaan data dan materi penelitian dengan peneliti lain menjadi sangat penting. Keengganan melakukan hal semacam ini akan menyebabkan risiko not beeing trusted or respected.  Informasi ilmiah yang akan disampaikan ke publik press conference sebaiknya telah ditelaah terlebih dahulu oleh para sejawat sebidang peer-reviewer yang berkompeten. 130 Pedoman Publikasi Ilmiah Allocation of credit  Pengakuan personal dalam penelitian.  Pengakuan personal ini dalam artikel ilmiah yang baku dinyatakan dalam: - Nama-nama penulis, - Persantunan atau acknowledgements . dan - Daftar pustaka, acuan atau sitasi  Menghargai hasil kerja atau karya ilmuwan lain.  Mengarahkan pembaca ke sumber bacaan tambahan.  Memberikan dukungan pada pandangan yang dikemukakan dalam tulisan ilmiah yang disajikan.  Mengangkat nilai ilmiah tulisan yang sedang disajikan.  Memberikan informasi tambahan tentang keadaan pengetahuan ilmiah dalam bidang tersebut saat ini. Authorship practices  Penempatan urutan nama penulis dalam suatu artikel ilmiah sangat bergantung pada kesepakatan yang dibangun oleh tim peneliti.  Kesepakatan juga diperlukan antara dosen pembimbing dan mahasiswanya.  Perlu dihindari pencantuman nama pada naskah selain yang memiliki sumbangan pada penelitian yang bersangkutan. Error and negligence in science  Kesalahan dapat terjadi karena beberapa faktor: - Waktu yang terbatas, - Sumber daya yang terbatas, - Negligence atau kelalaian, - Deception yang meliputi fabrikasi, falsifikasi, dan penggunaan kata atau gagasan orang lain tanpa memberikan penghargaan atau pengakuan.  Jika hasil penelitian telah dipublikasikan, maka koreksi atas kesalahan yang dilakukan juga dipublikasikan pada jurnal yang sama.  Tunjukkan bahwa kesalahan yang terjadi adalah suatu kesalahan yang jujur an honest mistake .

9.2 Etika dalam Kepengarangan

Peneliti mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiahnya secara bertanggung jawab, cermat, dan saksama. Peneliti memberikan pengakuan melalui Comitte on Science Engineering and Public Policy 2019: 1. Dengan menyertakan sebagai penulis pendamping, 2. Dengan mengutip pernyataan atau pemikiran orang lain, danatau 3. Dengan mengucaplan terima kasih yang tulus kepada peneliti yang memberikan sumbangan berarti dalam penelitiannya, yang secara nyata mengikuti tahapan rancangan penelitian dimaksud, dan mengikuti dari dekat jalannya penelitian itu. 131 Pedoman Publikasi Ilmiah Unsur penting yang melekat pada segi perilaku seorang peneliti meliputi: 1. Jujur: menolak praktik merekayasa data ilmiah atau memalsukan data ilmiah, bukan saja karena secara moral itu salah tidak jujur, tetapi karena praktik ini akan menghasilkan kesalahan berikutnya, yang mendorong rusaknya iklim kepercayaan yang menjadi dasar kemajuan ilmu pengetahuannya sendiri, seperti mengabaikan hak milik intelektual atas pemikiran dalam usulan penelitian dan menggunakan pemikiran tersebut dalam penelitian sendiri; 2. Amanah: dalam etika kepengarangan berlaku ungkapan “penghargaan seharusnya disampaikan ke pada yang berhak memperolehnya” yang mencakup seputar pengakuan, hormat-sesama, gengsi, uang, dan hadiah. Ini semua merupakan bentuk penghargaan yang harus sampai kepada yang berhak. Prinsip inilah yang menjadi sumber motivasi ilmuwan untuk berkarya, berpedoman pada wajib-lapor, saling mengisi, mengumpan dan berbagi informasi dalam memelihara pemupukan khazanah ilmu pengetahuan. Contohnya, peneliti senior tidak berhak menyajikan data atau hasil karya peneliti yang mereka supervisi tanpa sepengetahuan dan persetujuan peneliti yang disupervisi serta tanpa mencantumkan penghargaan; dan 3. Cermat: mengupayakan tidak terjadi kesalahan dalam segala bentuk, kesalahan percobaan, kesalahan secara metode, dan kesalahan manusiawi yang tak disengaja apalagi yang disengaja, seperti juga kejujuran di atas Kecermatan ini juga merupakan kunci tercapainya tujuan ilmu pengetahuan, misalnya alih bahasa dan saduran suatu karangan ilmiah yang berguna bagi penyebaran ilmu pengetahuan harus atas seizin pengarangnya. Dengan sendirinya hal sebaliknya juga berlaku. Tindakan korektif secara ilmiah terkait dengan layanan dan capaian tujuan membangun ilmu pengetahuan, menemukan, dan membahas siapa yang bertanggung jawab atas kekeliruan ilmiah – artinya tanggung jawab dalam penegakan kode etika peneliti adalah sisi lain dari amanah, dan sebaliknya. Dalam publikasi secara bersama tim penulis, ada beberapa langkah yang harus dikomunikasikan sehingga tidak terjadi tuntutan di kemudian hari. Lamgkah tersebut antara lain: 1. Tentukan siapa ketua, yang punya gagasan, yang mengundang pertemuan, dan yang komitmennya paling kuat; 2. Pertemuan rutin; pertanyakan komitmen mereka yang sering mangkir; 3. Tetapkan peran setiap anggota; 4. Tentukan tenggat; dan 5. Tetapkan urutan hak kepengarangan. Hindari apa yang disebut dengan ghost author atau honorary author , dengan mencantumkan nama tetapi tidak ada kontribusinya; hanya semata-mata karena senioritas atau ingin pinjam “nama besar”. Untuk penentuan hak kepengarangan bersama sebuah karya tulis ilmiah dapat digunakan sistem skor Hunt,1991 seperti ang dapat dilihat di Tabel 9.2.