b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui homogen atau tidak variabel penelitian. Secara sederhana uji ini dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola grafik regresi. Dasar analisis heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode
grafik scatterplot. Apabila plot data menyebar secara normal dan tidak membentuk suatu pola tertentumenyebar secara acak, maka plot
data tersebut tidak terdapat problem heteroskedastisitas Sofyan Yamin, Lien A. Rachmach, dan Heri Kurniawan, 2011: 15.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa terhadap pemanfaatan hasil
penilaian terhadap kreativitas siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Elektro SMK RSBI se-Yogyakarta
”. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana.
Analisis regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel bebas X dengan satu variabel terikat Y.
Persamaan regresi sederhana secara umum adalah:
Keterangan : Y
: Variabel terikat subyek yang diproyeksikan a
: Konstanta b
: Koefisien regresi
X : Variabel bebas yang memiliki nilai tertentu untuk diprekdisikan
Nilai a adalah konstanta harga Y jika X = 0 dan b adalah koefisien regresi. Koefisien regresi b merupakan besarnya perubahan yang
menunjukkan angka peningkatan bila b positif atau penurunan bila b negatif nilai variabel terikat Y, semakin besar nilai koefisien regresi
maka kontribusi perubahan juga semakin besar dan sebaliknya.
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi SMK Eks-RSBI
Perhatian pemerintah dalam hal peningkatan mutu pendidikan nasional dari tahun ke tahun semakin meningkat. Terbukti pada tahun 2003 melalui
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pemerintah hendaknya menyelenggarakan satu
sekolah bertaraf internasional pada setiap jenjang. Hal tersebut dimaksudkan agar pendidikan di Indonesia dapat memiliki daya saing yang tinggi terhadap
negara-negara lain. Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang telah merealisasikan
amanah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 50 ayat 3 serta Peratutan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional mulai dari jenjang SD hingga SMASMK. Setiap kabupatenkota
terdapat minimal satu SMK yang dikembangkan menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Berikut ini adalah sekolah-sekolah yang terpilih
sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional pada jenjang SMK Teknik: 1 SMK N 2 Yogyakarta Kotamadya Yogyakarta, 2 SMK N 2 Depok Kab.
Sleman, 3 SMK N 2 Wonosari Kab. Gunung Kidul, serta 4 SMK N 2 Pengasih Kab. Kulon Progo.