4
4. Pertimbangan – pertimbangan lainnya:
a. Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu
strategi saja? b.
Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu – satunya strategi yang dapat digunakan.
c. Apakah strategi itu nilai efektifitas dan efisiensi?
2.2. Kepemimpinan
2.2.1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan menjelaskan bahwa sifat-dasar kepemimpinan sangat kompleks sehingga kepemimpinan tersebut dapat dikatakan suatu masalah
yang kompleks dan sulit. C.Rost
dalam
Safari 2004 berpendapat bahwa kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi
diantara pemimpin dan pengikut yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya. Menurut Robbins dalam
Sudarwan Danim
2009:3 kepemimpinan
adalah kemampuan
mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Pengaruh itu menghasilkan dari interaksi atas dasar posisi formal ataupun informal.
Sedangkan menurut Handoko 2003:294 kepemimpinan adalah
kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja mencapai tujuan orgaisasi dan sasaran. Howard H.Hoyt
menyatakan kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang.
Ordway Tead mengatakan kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan pendapat
– pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan usaha yang
5
dilakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk mempengaruhi dan mengerahkan orang
– orang yang supaya mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuannya. Berdasarkan definisi tersebut
bahwa terdapat unsur – unsur dalam kepemimpinan yaitu kemampun
mempengaruhi orang lain, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain, untuk mencapai tujuan.
2.2.2. Tipe – Tipe Kepemimpinan.
Manusia memang makhluk yang unik, begitu juga dengan seorang pemimpin. Satu pemimpin dengan pemimpin lain tidak sama, mengingat
gaya tipe kepemimpinan pun berbeda antara satu dengan yang lainnya. Menurut sarjana lain dalam kartono kartini 2005:80-87 membagi
tipe kepemimpinan sebagai berikut: 1.
Tipe Karismatis Tipe kepemimpinan karismatis ini memiliki kekuatan energi, daya
tarik dan perbawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan
pengawal – pengawal yang bisa dipercaya
2. Tipe Paternalistis
Tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain, menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa,
bersikap terlalu melindungi, jarang memberikan kesempatan kebawahannya untuk mengambil keputusan sendiri, hampir tidak
pernah memberi kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, dan bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Tipe militeristis
Tipe ini sifatnya sok kemiliter – militeran. Hanya gaya luaran saja
yang mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimipinan otoriter.
4. Tipe otokratis Outhoritative, dominor
Kepemimpinan otokratis itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau
berperan sebagai pemain tunggal pada a one – man show. Dia
berambisi sekali untuk merajai situasi.
6
5. Tipe laissez faire
Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang
berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya.
6. Tipe Populistis
Profesor Peter Worsley dalam bukunya The Third World mendefinisikan kepemimpinan populistis sebagai kepemimpinan
yang dapat membangun solidaritas rakyat. Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang
tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini
mengutamakan penghidupan nasionalisme.
7. Tipe Administratif atau Eksekutif
Kepemimpinan tipe adminstratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas
– tugas administrasi secara efektif. Sedang para pemimpinnya terdiri dari teknokrat dan
administratur – administratur yang mampu mengerakkan dinamika
modernisasi dan pembanguna. 8.
tipe demokratis Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan dengan
penekanan pada rasa tanggung jawab internal dan kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis terletak pada partisipasi
aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu mau mendengarkan nasihat
sugesti bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing mampu memanfaatkan kapasitas
setiap anggota seefektif mungkin pada saat dan kondisi yang tepat.
2.2.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan