Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Strategi Mengajar dan Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Susukan T1 162008048 BAB IV
1 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data
yang telah diperoleh penulis di lapangan.
4.1 Gambaran Umum Responden
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Susukan, yang berlokasi di Jalan
Sruwen - Karanggede. Sampel dalam penelitan ini adalah siswa kelas VII
yang terdiri dari 5 kelas.
Tabel 4.1 Daftar Populasi
No Kelas Jumlah Siswa
1. 2. 3. 4. 5. VII A VII B VII C VII D VII E 31 siswa 33 siswa 33 siswa 32 siswa 31 siswa
Jumlah 160 siswa
Sumber : Tata Usaha SMP Negeri I Susukan
Penarikan sampel diambil secara Stratified Proportionate Random
Sampling dengan rumus Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2010:71)
maka sampel yang diperoleh 62 siswa. Kuosioner yang disebarkan berjumlah
62 sesuai dengan sampel, kuosioner yang telah diisi akan diolah menjadi data
penelitian.
4.2. Uji Prasyarat Analisis Korelasi 4.2.1. Uji Normalitas
Menurut Priyatno (2010:71) uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini
(2)
2
pun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametik, maka
persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data harus berasal dari
distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal maka metode
alternatif yang bisa digunakan adalah statistik non parametik. Dalam
pembahasan ini akan digunakan uji liliefors dengan melihat nilai pada
Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 0,05.
Tabel.4.1.Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Motivasibelajar .143 62 .003 .961 62 .045
Strategimengajar .139 62 .004 .953 62 .019
Kepemimpinanguru .092 62 .200* .971 62 .152
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0
Tabel 4.1 output Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai
signifikasi untuk variabel motivasi belajar siswa sebesar 0.003 variabel
kepemimpinan guru sebesar 0.200, dan variabel strategi mengajar
memiliki nilai signifikansi sebeasr 0.004 jadi dalam penelitian ini
variabel kepemimpinan guru berdistribusi normal karena memiliki nilai
signifikansi lebih dari 0,05 sedangkan motivasi belajar dan strategi
mengajar dapat dikatakan berdistribusi tidak normal karena memiliki
nilai signifikansi kurang dari 0,05.
4.2.2. Uji Liniearitas
Menurut Priyatno (2010:73) uji linieritas bertujuan untuk
(3)
3
tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat
dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan
menggunakan test for linearity pada taraf signifikansi 0,05.
Tabel 4.2. Uji Linieritas Hubungan Strategi Mengajar dengan Motivasi Belajar Siswa
ANOVA Table
Sum of Squares Df Mean Square F Sig. motivasibel
ajar * strategime ngajar
Between Groups (Combined) 1623.712 15 108.247 4.180 .000
Linearity 611.561 1 611.561 23.61
5
.000
Deviation from Linearity 1012.151 14 72.297 2.792 .004
Within Groups 1191.256 46 25.897
Total 2814.968 61
Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel
strategi mengajar sebesar 0.000 lebih kecil dari 0,05. yang berarti data
strategi mengajar dan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini
berbentuk linier
Tabel 4.3. Uji Linieritas Hubungan Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar Siswa
ANOVA Table
Sum of Squares Df Mean Square F Sig. motivasibelajar *
kepemimpinanguru
Between Groups (Combined) 1137.168 21 54.151 1.291 .238
Linearity 7.973 1 7.973 .190 .665
Deviation from Linearity
1129.195 20 56.460 1.346 .207
Within Groups 1677.800 40 41.945
Total 2814.968 61
Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel
(4)
4
data kepemimpinan guru dan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini
tidak berbentuk linier.
4.3.Hasil Penelitian
4.3.1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan atau analisis deskriptif ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan
motivasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Susukn. Penelitian ini
terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti, maka dalam penelitian ini dibutuhkan tiga
macam data, yaitu:
a. Data strategi mengajar sebagai variabel bebas (X1)
b. Data kepemimpinan guru sebagai variabel bebas (X2)
c. Data motivasi belajar siswa sebagai variabel terikat (Y)
Menurut Priyatno (2010:12) analisis deskriptif menggambarkan
tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasai,
varian. Modus dll, juga dilakukan pengukuran skewness dan kurtosis
untuk menggambarkan distribusi data normal atau tidak. Dalam
pembahasan ini akan dilakukan analisis deskriptif dengan memberikan
gambaran data tentang jumlah data, minimum, maksimum, mean dan
(5)
5 Tabel 4.4 Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Strategi mengajar 62 22 41 33.15 3.723
Kepemimpinan guru 62 21 44 33.52 5.583
Motivasi belajar 62 33 64 52.87 6.793
Valid N (listwise) 62
Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0
Tabel statistik 4.4 untuk variabel strategi mengajar menunjukan bahwa
jumlah data (N) sebanyak 62 mempunyai nilai rata-rata (mean) 33.15 dengan nilai
maksimum 41 dan nilai minimum 22 sedangkan standar deviasinya sebesar 3,723.
Variabel kepemimpinan guru dengan jumlah data (N) sebanyak 62 mempunyai
nilai rata-rata (mean) 33,52 dengan nilai maksimum 44 dan minimum 21
sedangkan standar deviasinya sebesar 5,583. Variabel motivasi belajar siswa
dengan jumlah data (N) sebanyak 62 mempunyai nilai rata-rata (mean) 52,87
dengan nilai maksimum 64 dan minimum 33 sedangkan standar deviasinya
sebesar 6,793.
Untuk memperjelas data-data penelitian di buat tabel distribusi frekuensi
(6)
6 a. Variabel Strategi Mengajar
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Srategi Mengajar
Interval
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 22-25 2 3.2 3.2 3.2
26-29 8 12.9 12.9 16.1
30-33 18 29.0 29.0 45.2
34-37 29 46.8 46.8 91.9
38-41 5 8.1 8.1 100.0
Total 62 100.0 100.0
Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0
Tabel 4.5 menunjukan bahwa 18 (45,2%) responden yang memperoleh
skor rata-rata antara 30-33. 10 (16,1%) responden memperoleh skor di bawah
rata-rata antara 26-29 dan respon yang lain yaitu 34 (91.9%) memperoleh skor
diatas rata-rata antara (35-37). Hasil tersebut diperjelas dengan diagram histogram
sebagai berikut:
Gambar 4.1. Histogram Strategi Mengajar di Kalangan Guru SMP Negeri I Susukan
29
18
8
2 5
(7)
7 b. Variabel Kepemimpinan Guru
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Kepemimpinan Guru
Interval
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 21-25 6 9.7 9.7 9.7
26-30 10 16.1 16.1 25.8
31-35 25 40.3 40.3 66.1
36-40 14 22.6 22.6 88.7
41-45 7 11.3 11.3 100.0
Total 62 100.0 100.0
Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0
Tabel 4.6 menunjukan bahwa 25 (66.1%) responden yang memperoleh
skor rata-rata antara 31-35. 16 (25.8%) responden memperoleh skor di bawah
rata-rata antara 26-30 dan respon yang lain yaitu 21 (87.1%) memperoleh skor
(8)
8 Gambar 4.2. Histogram Kepemimpinan di Kalangan Guru SMP Negeri I
Susukan. c. Variabel Motivasi Belajar Siswa
Tabel 4.7 distribusi frekuensi motivasi belajar siswa
Interval
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 33-39 2 3.2 3.2 3.2
40-46 8 12.9 12.9 16.1
47-53 24 38.7 38.7 54.8
54-60 19 30.6 30.6 85.5
61-67 9 14.5 14.5 100.0
Total 62 100.0 100.0
Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0
25
14 10
(9)
9
Tabel 4.7 menunjukan bahwa 24 (54.8%) responden yang memperoleh
skor rata-rata antara 47-53. 10 (16.1%) responden memperoleh skor di bawah
rata-rata antara 40-46 dan respon yang lain yaitu 28 (85.5) memperoleh skor
diatas rata-rata antara (54-60). Hasil tersebut diperjelas dengan diagram histogram
sebagai berikut:
Gambar 4.3. Histogram Motivasi Belajar di Kalangan Siswa SMP Negeri I Susukan.
24 19
8 9
(10)
10 4.4.Analisis Lanjutan
4.4.1. Analisis Korelasi Ganda
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis korelasi
berganda untuk menghitungnya, maka harus dihitung terlebih dahulu
dengan korelasi product moment dari perarson.
a. Korelasi Antara Strategi Mengajar dengan Motivasi Belajar.
Perhitungan korelasi menggunakan pogram penghitungan data
statistik SPSS for windows versi 17.0. Sesuai dengan hipotesis yang
ditetapkan dan peneliti sudah mengetahui arah penelitian, maka signifikansi
yang digunakan adalah one-tailed atau uji satu sisi. Korelasi antara strategi
mengajar dengan motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel.4.9. Hasil Uji Korelasi antara strategi mengajar dengan motivasi belajar
Correlations
Strategimengajar Motivasibelajar
Strategimengajar Pearson Correlation 1 .466**
Sig. (2-tailed) .000
N 62 62
Motivasibelajar Pearson Correlation .466** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 62 62
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa koofisien korelasi antara strategi
mengajar dengan motivasi belajar siswa sebanyak rxy= 0.466 pada taraf
(11)
11
hitung koofisien ini tergolong pada korelasi sedang. Jadi dapat dikatakan
bawa hubungan antara strategi mengajar dan motivasi belajar mempunyai
hubungan yang sedang. Koofisien korelasi tersebut + artinya terdapat
hubungan positif antara strategi mengajar dengan motivasi belajar.
Tabel.4.9 menunjukkan bahwa sig. (2-tailed) atau signifikansi dua
sisi menunjukkan angka sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
signifikan antara strategi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas VII
SMP Ngeri I Susukan, karena α < 0,05 (0,000 <0,05).
b. Korelasi Antara Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar.
Perhitungan korelasi menggunakan pogram penghitungan data
statistik SPSS for windows versi 17.0. Sesuai dengan hipotesis yang
ditetapkan dan peneliti sudah mengetahui arah penelitian, maka signifikansi
yang digunakan adalah one-tailed atau uji satu sisi. Korelasi antara
kepemimpinan guru dan motivasi belajar dapat dilihat pada tabel ini.
Tabel.4.10. Hasil Uji Korelasi Antara Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar
Correlations
Kepemimpinan
guru Motivasibelajar
Kepemimpinanguru Pearson Correlation 1 .053**
Sig. (2-tailed) .681
N 62 62
Motivasibelajar Pearson Correlation .053** 1
Sig. (2-tailed) .681
N 62 62
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(12)
12
Tabel 4.10 nampak bahwa koofisien korelasi antara kepemimpinan
guru dengan motivasi belajar siswa sebanyak rxy= 0.053 pada taraf
signifikansi 5%. Berdasarkan tabel 3.11 dapat disimpulkan bawa nilai
hitung koofisien ini tergolong pada korelasi rendah. Jadi dapat dikatakan
bawa hubungan antara kepemimpinan guru dengan motifasi belajar
mempunyai hubungan yang sangat rendah. Koofisien korelasi tersebut
positif artinya terdapat hubungan positif antara kepemimpinan guru dengan
motivasi belajar.
Tabel.4.10 menunjukkan bahwa sig. (2-tailed) atau signifikansi satu
sisi menunjukkan angka sebesar 0,681. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
signifikan antara kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa kelas
VII SMP Negeri I Susukan, karena α > 0,05 (0,681>0,05).
c. Analisis Korelasi Berganda Strategi Mengajar dan Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar Siswa.
Uji korelasi berganda untuk mengetahui signifikan hubungan antara
strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar secara
bersama – sama (sugiyono,2010). Adapun uji korelasi berganda dapat dilihat pada tabel tersebut.
(13)
13 Tabel 4.11. Uji Korelasi Berganda Strategi Mengajar dan Kepemimpinan
Guru dengan Motivasi Belajar Siswa. Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .467a .218 .191 6.109
a. Predictors:(Constant),kepemipinanguru, strategimengajar
Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0
Hasil uji korelasi ganda pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa koofisien
korelasi (r hitung) sebesar = 0,467 yang berarti terdapat hubungan antara strategi
mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa. Karena nilai
korelasi ganda berada di antara 0,40 – 0,599, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara strategi mengajar dan kepemimpinan guru
dengan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri I Susukan
Tabel.4.12
Uji Koofisien Korelasi Berganda
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 613.050 2 306.525 8.213 .001a
Residual 2201.918 59 37.321
Total 2814.968 61
b. Predictors: (Constant), kepemipinanguru, strategimengajar c. Dependent Variable: motivasibelajar
Tabel 4.12 diperoleh nilai F hitung sebesar = 8,213 dengan α = 0,001 < 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan strategi mengajar dan kepemimpinan guru
terdapat hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar siswa kelas VII SMP
(14)
14
Besarnya sumbangan efektif kedua variabel adalah sebesar = 0,218. Hal ini
menunjukan bahwa prosentase sumbangan hubungan variabel strategi mengajar
dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa sebesar 21,8% atau
variasi variabel independent yang digunakan dalam model (strategi mengajar dan
kepemimpinan guru) mampu menjelaskan sebesar 21,8% variasi variabel
dependent (motivasi belajar siswa) sedangkan sisanya sebesar 78.2% (100% -
21,8%) berhubungan dengan variabel lain yang tidak dimasukan dalam model
penelitian ini.
4.5.Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Jika rxy ≤ dan nilai α > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak 2. Jikan rxy≥ dan nilai α < 0,05 Ha diterima dan Ho ditolak
Analisis data korelasi anatar strategi mengajar dengan motivasi belajar
diperoleh koofisien korelasi sebesar rxy = 0,466 maka Ha 1 diterima (koelasi
sedang), dan diperoleh angka signifikansi sebesar α = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak (signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan
positif dan signifikan antara strategi mengajar dengan motivasi belajar. Dengan
hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat dinyatakan bahwa semakin
tinggi pula strategi mengajar semakin tinggi pula motivasi belajar. Begitu pula
sebaliknya semakin rendah strategi mengajar maka motivasi belajar akan
rendah pula.
Analisis data korelasi anatara kepemimpinan guru dengan motivasi
(15)
15
(sangat rendah), dan diperoleh angka signifikansi sebesar α = 0,681 > 0,05 maka Ho diterima (tidak signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartikan bahwa
ada hubungan positif dan tidak signifikan antara kepemimpian guru dengan
motivasi belajar. Dengan hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat
dinyatakan bahwa semakin tinggi pula kepemimpinan guru semakin tinggi pula
motivasi belajar. Begitu pula sebaliknya semakin rendah kepemimpinan guru
maka motivasi belajar akan rendah pula.
Analisis data korelasi anatara strategi mengajar dan kepemimpinan guru
dengan motivasi belajar diperoleh koofisien korelasi sebesar rxy = 0,467 maka
Ha diterima (korelasi sedang), dan diperoleh angka signifikansi sebesar α = 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak (signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartikan
bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara strategi mengajar dan
kepemimpinan guru dengan motivasi belajar. Dengan hasil korelasi yang
positif dan signifikan ini dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi strategi
mengajar dan kepemimpinan guru semakin tinggi pula motivasi belajar. Begitu
pula sebaliknya semakin rendah strategi mengajar dan kepemimpinan guru
maka motivasi belajar akan rendah pula.
4.6.Pembahasan Hasil Analisis
Pembahasan penelitian ini digunakan data dan informasi hasil temuan
yang diinteprestasikan dengan menggunakan landasan teori pada Bab II. Hasil
analisis yang telah dilakukan mengenai hubungan strategi mengajar dan
kepemimpinan guru dengan motivasi belajar pada Siswa SMP Negeri I
(16)
16
signifikan dengan motivasi belajar pada Siswa SMP Negeri I Susukan. Dapat
diketahui dari hasil perhiungan koefisien korelasi antara variabel (X1) strategi
mengajar dengan variabel (Y) motivasi belajar yang menunjukan koefisisen
korelasinya sebesar positif 0,466 dan signifikan. Sedangkan untuk tingkat
signifikansi dikatakan signifikan karena dari tabel nampak bahwa sig (2-tailed)
sebesar α = 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05)
Hal ini menunjukan bahwa strategi mengajar mempunyai korelasi
terhadap motivasi belajar Siswa SMP Negeri I Susukan, hal ini juga didukung
oleh teori Menurut Menurut Nana Sudjana dalam Sabri (2007:2) Strategi
mengajar pada dasarnya adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana
pembelajaran dengan menggunakan variabel pengajaran seperti tujuan, bahan,
metode dan alat serta evaluasi untuk mempengaruhi siswa mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Hasil perhitungan diketahui kepemimpinan guru (X2) memiliki
hubungan yang positif dan tidak signifikan dengan variabel motivasi belajar
pada Siswa SMP Negeri I Susukan. Hasil yang diperoleh bahwa variabel
kepemimpinan guru (X2) memiliki koefisien korelasi 0,053 (positif) terhadap
variabel motivasi belajar pada Siswa SMP Negeri I Susukan Kristen Salatiga
(Y), dengan nilai signifikansi α = 0,05 > 0,681 sehingga tidak signifikan. Sehingga kepemimpinan guru memiliki korelasi terhadap motivasi belajar
siswa, hal ini juga didukung oleh teori Menurut Robbins dalam sudarwan
(17)
17
kelompok ke arah pencapaian tujuan. Pengaruh itu menghasilkan dari interaksi
atas dasar posisi formal ataupun informal.
Hasil analisis korelasi diketahui bahwa ada hubungan positif dan
signifikan antara strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi
belajar siswa kelas VII SMP Negeri I Susukan sebesar rxy = 0,467.
Berdasarkan kriteria yang ada pada tabel 3.11, maka dapat diketahui bahwa
nilai hitung koofisien korelasinya termasuk dalam katagori sedang artinya
hubungan antara strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi
belajar siswa mempunyai hubungan sedang, sedangkan untuk tingkat
signifikansi dikatakan signifikan karena dari tabel.4.12 nampak bahwa sig atau
signifikansi α = 0,001 lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara strategi mengajar dan
kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri I
Susukan.
Prosentase sumbangan hubungan variabel strategi mengajar dan
kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa sebesar 21,8% atau variasi
variabel independent yang digunakan dalam model korelasi (strategi mengajar
dan kepemimpinan guru) mampu menjelaskan sebesar 21,8% variasi variabel
dependent (motivasi belajar siswa) sedangkan sisanya sebesar 78.2%
berhubungan atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam
(1)
12 Tabel 4.10 nampak bahwa koofisien korelasi antara kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa sebanyak rxy= 0.053 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan tabel 3.11 dapat disimpulkan bawa nilai hitung koofisien ini tergolong pada korelasi rendah. Jadi dapat dikatakan bawa hubungan antara kepemimpinan guru dengan motifasi belajar mempunyai hubungan yang sangat rendah. Koofisien korelasi tersebut positif artinya terdapat hubungan positif antara kepemimpinan guru dengan motivasi belajar.
Tabel.4.10 menunjukkan bahwa sig. (2-tailed) atau signifikansi satu sisi menunjukkan angka sebesar 0,681. Hal ini menunjukkan bahwa tidak signifikan antara kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri I Susukan, karena α > 0,05 (0,681>0,05).
c. Analisis Korelasi Berganda Strategi Mengajar dan Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar Siswa.
Uji korelasi berganda untuk mengetahui signifikan hubungan antara strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar secara bersama – sama (sugiyono,2010). Adapun uji korelasi berganda dapat dilihat pada tabel tersebut.
(2)
13 Tabel 4.11. Uji Korelasi Berganda Strategi Mengajar dan Kepemimpinan
Guru dengan Motivasi Belajar Siswa. Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .467a .218 .191 6.109
a. Predictors:(Constant),kepemipinanguru, strategimengajar Sumber : data yang telah diolah tahun 2014 menggunakan SPSS 17.0
Hasil uji korelasi ganda pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa koofisien korelasi (r hitung) sebesar = 0,467 yang berarti terdapat hubungan antara strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa. Karena nilai korelasi ganda berada di antara 0,40 – 0,599, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri I Susukan
Tabel.4.12
Uji Koofisien Korelasi Berganda
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 613.050 2 306.525 8.213 .001a
Residual 2201.918 59 37.321
Total 2814.968 61
b. Predictors: (Constant), kepemipinanguru, strategimengajar c. Dependent Variable: motivasibelajar
Tabel 4.12 diperoleh nilai F hitung sebesar = 8,213 dengan α = 0,001 < 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan strategi mengajar dan kepemimpinan guru terdapat hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri I Susukan.
(3)
14 Besarnya sumbangan efektif kedua variabel adalah sebesar = 0,218. Hal ini menunjukan bahwa prosentase sumbangan hubungan variabel strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa sebesar 21,8% atau variasi variabel independent yang digunakan dalam model (strategi mengajar dan kepemimpinan guru) mampu menjelaskan sebesar 21,8% variasi variabel dependent (motivasi belajar siswa) sedangkan sisanya sebesar 78.2% (100% - 21,8%) berhubungan dengan variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.
4.5.Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. Jika rxy ≤ dan nilai α > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak 2. Jikan rxy≥ dan nilai α < 0,05 Ha diterima dan Ho ditolak
Analisis data korelasi anatar strategi mengajar dengan motivasi belajar diperoleh koofisien korelasi sebesar rxy = 0,466 maka Ha 1 diterima (koelasi sedang), dan diperoleh angka signifikansi sebesar α = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak (signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara strategi mengajar dengan motivasi belajar. Dengan hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi pula strategi mengajar semakin tinggi pula motivasi belajar. Begitu pula sebaliknya semakin rendah strategi mengajar maka motivasi belajar akan rendah pula.
Analisis data korelasi anatara kepemimpinan guru dengan motivasi belajar diperoleh koofisien korelasi sebesar rxy = 0,053 maka Ha2 diterima
(4)
15 (sangat rendah), dan diperoleh angka signifikansi sebesar α = 0,681 > 0,05 maka Ho diterima (tidak signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan positif dan tidak signifikan antara kepemimpian guru dengan motivasi belajar. Dengan hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi pula kepemimpinan guru semakin tinggi pula motivasi belajar. Begitu pula sebaliknya semakin rendah kepemimpinan guru maka motivasi belajar akan rendah pula.
Analisis data korelasi anatara strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar diperoleh koofisien korelasi sebesar rxy = 0,467 maka Ha diterima (korelasi sedang), dan diperoleh angka signifikansi sebesar α = 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak (signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar. Dengan hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi strategi mengajar dan kepemimpinan guru semakin tinggi pula motivasi belajar. Begitu pula sebaliknya semakin rendah strategi mengajar dan kepemimpinan guru maka motivasi belajar akan rendah pula.
4.6.Pembahasan Hasil Analisis
Pembahasan penelitian ini digunakan data dan informasi hasil temuan yang diinteprestasikan dengan menggunakan landasan teori pada Bab II. Hasil analisis yang telah dilakukan mengenai hubungan strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar pada Siswa SMP Negeri I Susukan, menunjukan bahwa strategi mengajar mepunyai hubungan positif
(5)
16 signifikan dengan motivasi belajar pada Siswa SMP Negeri I Susukan. Dapat diketahui dari hasil perhiungan koefisien korelasi antara variabel (X1) strategi mengajar dengan variabel (Y) motivasi belajar yang menunjukan koefisisen korelasinya sebesar positif 0,466 dan signifikan. Sedangkan untuk tingkat signifikansi dikatakan signifikan karena dari tabel nampak bahwa sig (2-tailed) sebesar α = 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05)
Hal ini menunjukan bahwa strategi mengajar mempunyai korelasi terhadap motivasi belajar Siswa SMP Negeri I Susukan, hal ini juga didukung oleh teori Menurut Menurut Nana Sudjana dalam Sabri (2007:2) Strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana pembelajaran dengan menggunakan variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode dan alat serta evaluasi untuk mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Hasil perhitungan diketahui kepemimpinan guru (X2) memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan dengan variabel motivasi belajar pada Siswa SMP Negeri I Susukan. Hasil yang diperoleh bahwa variabel kepemimpinan guru (X2) memiliki koefisien korelasi 0,053 (positif) terhadap variabel motivasi belajar pada Siswa SMP Negeri I Susukan Kristen Salatiga (Y), dengan nilai signifikansi α = 0,05 > 0,681 sehingga tidak signifikan. Sehingga kepemimpinan guru memiliki korelasi terhadap motivasi belajar siswa, hal ini juga didukung oleh teori Menurut Robbins dalam sudarwan danim (2009:3) kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu
(6)
17 kelompok ke arah pencapaian tujuan. Pengaruh itu menghasilkan dari interaksi atas dasar posisi formal ataupun informal.
Hasil analisis korelasi diketahui bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri I Susukan sebesar rxy = 0,467. Berdasarkan kriteria yang ada pada tabel 3.11, maka dapat diketahui bahwa nilai hitung koofisien korelasinya termasuk dalam katagori sedang artinya hubungan antara strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa mempunyai hubungan sedang, sedangkan untuk tingkat signifikansi dikatakan signifikan karena dari tabel.4.12 nampak bahwa sig atau signifikansi α = 0,001 lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri I Susukan.
Prosentase sumbangan hubungan variabel strategi mengajar dan kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa sebesar 21,8% atau variasi variabel independent yang digunakan dalam model korelasi (strategi mengajar dan kepemimpinan guru) mampu menjelaskan sebesar 21,8% variasi variabel dependent (motivasi belajar siswa) sedangkan sisanya sebesar 78.2% berhubungan atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.