Guru sebagai Komunikator Murid sebagai komunikan Sejarah SMA Negeri 1 Soreang

dengan berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya.

2.5 Guru sebagai Komunikator

Dalam komunikasi kelompok, sebagai pemimpin jalannya komunikasi atau pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan penting terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi, untuk itu seorang komunikator harus terampil berkomunikasi dan juga kaya akan ide serta penuh daya kreativitas. “Komunikator adalah orang yang menyampaikan lambang-lambang bermakna atau pesan yang mengandung ide, informasi, opini, kepercayaan dan perasaan kepada orang lain” Effendi, 1986 : 66. Komunikator disebut juga dengan pengirim source and encoder dengan demikian seorang komunikator sebelum memulai aktivitas komunikasinya maka ia harus memiliki syarat sebagai komunikator yang handal agar komunikasi yang di sampaikannya berjalan dengan baik.

2.6 Murid sebagai komunikan

Proses belajar yang dilakukan terhadap anak didik harus diusahakan menjadi kegiatan aktif untuk menerima ilmu sebanyak mungkin terutama kepada anak-anak yang masih di bawah umur seperti di Taman kanak-kanak TK, Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menegah Atas SMA yang masih memerlukan bimbingan dari orang yang lebih dewasa. “Anak didik adalah subjek belajar, sebab anak didik adalah sentral kegiatan dan piha k yang mempunyai tujuan” Sadirman, 1992 : 105. Untuk itu anak didik sebagai subjek belajar memiliki berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi misalnya kebutuhan jasmani, sosial dan intelektual, maksudnya adalah bahwa anak didik tidak bisa dibedakan antara yang cacat dan yang normal memerlukan pemenuhan kebutuhan akan pengakuan diri sebagai manusia dalam lingkungannya dimana terdapat keinginan untuk dicukupi kebutuhannya juga tidak merasa terasing dalam kehidupan sosial. 72 BAB III OBJEK PENELITIAN

3.1 Sejarah SMA Negeri 1 Soreang

SMA Negeri 1 Soreang berdiri pada tahun 1983 atas inisiatif tokoh- tokoh pendidikan di lingkungan masyarakat Soreang, yang mendapat dukungan dari aparat Pemerintah Daerah setempat. Berdirinya SMA Negeri 1 Soreang didasari oleh antusias masyarakat yang menyadari pentingnya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan didorong juga oleh kesadaran bahwa sudah saatnya memiliki Sekolah Menengah Atas SMA Negeri di lingkungan sendiri, demi memenuhi minat masyarakat yang cenderung memilih SMA Negeri dalam melanjutkan pendidikannya. Adapun tokoh-tokoh pendiri tersebut antara lain : 1. E. Tarsidi Alm 2. E. Saria Hamidi 3. D. Djaelani, B.A Alm 4. Mimin Soma Alm 5. Uun Sudian S 6. Ling Suparja Alm 7. Isak Sutirman Alm 8. Ii Hidayat 9. Aparat pemerintah kepala desa dan camat Pada awalnya SMA Negeri 1 Soreang masih berstatus Sekolah Menengah Atas Persiapan Negeri SMA PN, sehingga pada saat itu belum memiliki gedung sekolah sendiri, oleh karena itu kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di gedung sekolah Sekolah Menengah Atas Swasta SMAS Soreang Putera yang telah berdiri terlebih dahulu. Kegiatan belajar mengajar menggunakan gedung SMAS Soreang Putera berjalan kurang lebih selama 4 tahun. Pada tahun 1986, SMA Negeri 1 Soreang memiliki gedung sekolah sendiri yang berlokasi di Desa Soreang, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung dengan luas tanah 114.924 m 2 . Pada awal berdirinya gedung sekolah SMA Negeri 1 Soreang memiliki delapan ruang kelas, satu ruang kepala sekolah, satu ruang guru, satu ruang Tata Usaha TU dan gudang, satu ruang perpustakaan, serta WC guru dan WC Murid. 3.2 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Soreang

A. Visi Sekolah

1. Terwujudnya kehidupan yang berlandaskan keimanan dan ketaqwaan. 2. Terwujudnya prestasi yang unggul baik dalam bidang akademik maupun non akademik. 3. Terwujudnya warga sekolah yang berbudaya bersih, tertib, disiplin, dan menjalankan 5 S Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun. 4. Terwujudnya kemampuan dan keterampilan berbahasa internasional dan teknologi informasi. 5. Mampu bersaing ditingkat provinsi, nasional, dan internasional.

B. Misi Sekolah

1. Mewujudkan kehidupan yang berlandaskan keimanan dan ketaqwaan. 2. Mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan menuju Sekolah Standar Nasional. 3. Mewujudkan lingkungan dan kehidupan sekolah yang berbudaya positif, memiliki etos kerja tinggi dan berwawasan global. 4. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berbahasa internasional dan Teknologi Informasi pada seluruh warga sekolah. 5. Mewujudkan pembelajaran yang menghasilkan lulusan yang cerdas, terampil dan religius untuk mampu bersaing ditingkat provinsi, nasional dan internasional.

3.3 Tujuan SMA Negeri 1 Soreang

Dokumen yang terkait

INTERAKSI ANTARA GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR DI SLTP NEGERI 3 JEMBER (SUATU TINJAUAN ETNOGRAFI KOMUNIKASI)

0 16 10

INTERAKSI ANTARA GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR DI SLTP NEGERI 3 JEMBER (SUATU TINJAUAN ETNOGRAFI KOMUNIKASI)

0 4 10

PENGARUH KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR Pengaruh Komunikasi Antara Guru Dan Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Dan Aktifitas Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Kelas XI IPS SMA Neger

0 2 17

PENGARUH KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR Pengaruh Komunikasi Antara Guru Dan Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Dan Aktifitas Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Kelas XI IPS SMA Neger

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN KOMUNIKASI INTEPERSONAL DENGAN KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI KOTA MEDAN.

0 1 40

PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA ANTARA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DENGAN PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA ANTARA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DENGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

0 1 14

ANALISIS PEDAGOGIS PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE KOTA CIMAHI.

0 1 56

PERAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN PROSES BELAJAR-MENGAJAR : Studi pada Guru PPKn di Sekolah Menengah Umum Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung.

0 1 83

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN KEJURUAN DI KECAMATAN PRAMBANAN.

0 2 136

Pentingnya Inovasi Guru Dalam Proses Kegiatan Belajar Dan Mengajar

0 0 11