3. Kewajiban penanggung untuk memberikan penggantian
kerugian Dengan adanya pembayaran premi dari tertanggung kepada
penanggung akan menimbulkan kewajiban bagi penanggung untuk memberikan ganti kerugian atau sejumlah uang kepada
tertanggung. Kewajiban penanggung tersebut timbul apabila peristiwa yang diperjanjikan terjadi. Kewajiban penanggung
ini tercermin dalam Pasal 246 KUH Dagang, yaitu pada
bagian kalimat “untuk memberikan penggantian kepadanya karena
suatu kerugian,
kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang mungkin akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tidak tentu.” 4.
Adanya suatu peristiwa yang belum pasti terjadi Dalam Pasal 246 KUH Dagang terkandung bahwa dalam
suatu perjanjian asuransi terdapat unsur peristiwa yang tidak tentu. Menurut Pangaribuan 1980 : 51
“peristiwa tidak tentu adalah suatu peristiwa yang menurut pengalaman
manusia normaliter tidak dapat dijadikan akan terjadinya” 5.
Ketentuan tentang kewajiban pemberitaan dari tertanggung Tertanggung
harus memberitahukan
keadaan objek
pertanggungan selama perjanjian asuransi berlangsung tanpa harus menunggu permintaan dari penanggung.
2.2.2 Premi Asuransi
Premi asuransi adalah sejumlah pembayaran yang wajib dilakukan oleh pihak tertanggung kepada pihak penanggung dalam jumlah nominal tertentu,
di mana hasil dari pembayaran tertanggung akan digunakan oleh pihak penanggung untuk mengganti kerugian yang diderita oleh tertanggung.
Penjelasan lain mengenai premi asuransi juga dikemukakan oleh Soeisno Djojosoedarso, yaitu:
1. Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung
kepada tertanggung pada asuransi kerugian. 2.
Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oeh penanggung kepada tertanggung dengan menyediakan
sejumlah uang benefit terhadap risiko hari tua atau kematian pada asuransi jiwa.
http:id.shvoong.com-pengertian-premi-asuransi
2.2.3 Polis Asuransi
Polis asuransi merupakan sebuah akta atau sertifikat yang berisikan tentang suatu pertanggungan yang dibuat secara tertulis dan diserahkan oleh
pihak penanggung kepada pihak tertanggung. Polis asuransi adalah suatu perjanjian yang sah antara penanggung perusahaan asuransi dengan
tertanggung pemegang polis, dimana pihak penanggung bersedia untuk menanggung sejumlah kerugian yang mungkin akan timbul dimasa yang
akan datang dengan imbalan pembayaran premi tertentu dari tertanggung. Dalam polis asuransi berisikan hal-hal yang berkaitan dengan berbagai
bentuk kesepakatan dan sanksi yang akan diterima apabila suatu saat terjadi tindakan wanprestasi yang mungkin akan dilakukan oleh salah satu pihak.
Pengertian tentang polis asuransi menurut ahli dan hal-hal yang harus
termuat di dalam polis tersebut agar memiliki kekuatan hukum yang kuat Kansil, 2002:180
“Polis ialah surat yang dikeluarkan oleh penanggung sebagai bukti bahwa seseorang atau suatu perusahaan atau suatu badan
hukum telah menutup pertanggungan dengan perusahaan asuransi pertanggungan.”
Menurut Pasal 256 KUH Dagang, setiap polis harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Tanggal diadakannya pertanggungan waktu adanya kata
sepakat, perlu diingat bahwa asuransi termasuk persetujuan konsensual.
b. Nama orang yang menutup pertanggungan, atas tanggungan
sendiri atau tanggungan orang ketiga.
c. Uraian mengenai suatu kerugian yang cukup jelas mengenai
barang yang dipertanggungkan. d.
Jumlah uang pertanggungan. e.
Bahaya apa yang ditanggung oleh si penanggung. f.
Pada saat bahaya mulai berlaku untuk tanggungan si penanggung dan saat berakhirnya.
g. Premi pertanggungan tersebut.
h. Pada umumnya semua keadaan yang kiranya bagi si
penanggung untuk diketahui dan segala syarat yang diperjanjikan antara para pihak.
2.2.4 Perjanjian Asuransi