Masalah Dual Penyelesaian Masalah Pengambilan dan Pengiriman dengan Kendala Waktu Menggunakan Teknik Pembangkitan Kolom

2.2.2 Penyelesaian Pemrograman Linear dengan Algoritme S impleks

Solusi suatu pemrograman linear dapat diketahui optimal atau tidak untuk P L tersebut melalui algoritme sebagai berikut: • Tes Keoptimalan Vektor 1 − = B T B c y dihitung, kemudian dapat dihitung pula nilai biaya tereduksi b y c c T T N T N − = ˆ . Jika ≥ T N cˆ maka solusi yang diperoleh adalah solusi optimal. Jika T N cˆ maka variabel x t yang memenuhi ˆ t c dipilih sebagai variabel- masuk, yaitu variabel x t yang akan masuk ke dalam basis. • Langkah tertentu t Kolom t t A A 1 ˆ − = B , yaitu kolom koefisien kendala yang berhubungan dengan variabel-masuk ke t dihitung kemudian ditentukan indeks s pada kolom kendala yang berhubungan dengan variabel-masuk yang memenuhi        ≤ ≤ = : ˆ 1 min ˆ , , , t i t i t s s a a i b m i a b . 8 Pemilihan indeks dengan cara tersebut disebut dengan uji nisbah minimum minimum ratio test. Variabel yang menjadi variabel-keluar variabel yang akan keluar dari basis, tergantikan oleh variabel -masuk dan pivot entry adalah variabel yang berhubungan dengan t s a , ˆ . Jika t i a , ˆ ≤ , 1 m i ≤ ≤ untuk semua i, maka masalah P L disebut masalah takterbatas unbounded. • Pivot M atriks basis B dan vektor basis x B diperbaharui dan kemudian kembali ke tes keoptimalan. Berikut ini diberikan contoh penggu naan algoritme simpleks: Contoh 4 Misalkan diberikan PL5 dalam Contoh 3. Dengan menggunakan algoritme simpleks akan diperoleh solusi x 1 = 3, x 2 = 5, x 3 = 3, x 4 = x 5 = 0 dengan z = - 13 lihat Lampiran 1. _

2.3 Masalah Dual

Setiap masalah pemrograman linear memiliki padanan, yaitu masalah lain yang disebut pemrograman linear dual. Pemrograman linearn y a sendiri disebut sebagai masalah primal. Misalkan diberikan masalah primal: Minimumkan x c T = z terhadap b x ≥ A 9 ≥ x Maka masalah dual dari 9 adalah Maksimumkan y b T = w terhadap c y T ≤ A ≥ y Jika masalah primal memiliki n variabel dan m kendala, maka masalah dual akan memiliki m variabel dan n kendala. Koefisien fungsi objektif masalah primal merupakan nilai sisi kanan pada masalah dual, begitu pula sebaliknya. Jika masalah primal adalah masalah minimisasi maka masalah dual merupakan masalah maksimisasi. Solusi optimal dari masalah dual merupakan pengali simpleks pada masalah primal. Pada kondisi optimal, solusi dari masalah dual dan masalah primal akan menghasilkan nilai fungsi objektif yang sama. Hal ini dibuktikan dalam teorema dualitas kuat. Akibat dari teorema dualitas lemah digunakan untuk membuktikan teorema dualitas kuat. Teorema 1 Teorema Dualitas Lemah Misalkan diberikan pemrograman linear primal dan masalah dualnya. Misalkan x adalah sol usi fisibel untuk masalah primal dalam bentuk standarnya dan misalkan y solusi fisibel untuk masalah dual, maka nilai fungsi objektif dari masalah primal selalu lebih besar atau sama dengan nilai fungsi objektif dari masalah dual. Bukti : lihat Nash Sofer, 1996. Akibat 1 Jika x adalah solusi fisibel untuk masalah primal, y adalah solusi fisibel untuk masalah dual, dan x c y b T T = , maka x dan y adalah solusi optimal berturut-turut untuk masalah primal dan dual. Teorema 2 Teorema Dualitas K uat Misalkan diberikan pemrograman linear primal dan masalah dualnya. Jika salah satu dari masalah primal atau masalah dual tersebut memiliki solusi optimal, maka masalah lainnya juga memiliki solusi optimal dan nilai fungsi objektif optimalnya adalah sama. Bukti : Misalkan diasumsikan bahwa masalah primal dalam bentuk standar dan mempunyai solusi x yang merupakan solusi basis fisibel optimal. Misalkan x dapat dinyatakan sebagai vektor     = N B x x x , dengan x B adalah vektor variabel basis dan x N adalah vektor variabel nonbasis. Selain itu, seperti telah dijelaskan sebelumnya matriks A dapat dinyatakan sebagai N B A = dan vektor koefisien pada fungsi objektif c dapat dinyatakan sebagai     = N B c c c . Karena B adalah matriks taksingular, maka B memiliki invers sehingga x B dapat dinyatakan sebagai b x B 1 − = B . Dari sebelumnya diketahui pula, jika x optimal maka biaya tereduksinya adalah ≥ − − N B 1 T B T N c c atau T N T B c c ≤ − N B 1 Misalkan y adalah vektor dari pengali simpleks yang berhubungan dengan solusi basis fisibel, dengan B T c y − = B atau 1 − = B T B T c y . Akan ditunjukkan bahwa: 1 Nilai dari fungsi objektif masalah primal dan dual adalah sama, yaitu x c y b T T = . 2 y adalah optimal untuk masalah dual. Bukti: 1 Sebelumnya akan diperiksa terlebih dahulu kefisibelan dari y: A y T N B B 1 − = T B c N B 1 − = T B T B c c ≤ T N T B c c dari T c = Sehingga c y T ≤ A dan y fisibel untuk masalah dual, kemudian dihitung nilai objektif untuk masalah primal z dan dual w: b c x c x c T B B T B T 1 z − = = = B z. w 1 = = = = − b c b y y b T B T T B Jadi y adalah fisibel untuk masalah dual dan nilai fungsi objektif solusi optimal dari masalah primal dan dual mempunyai nilai yang sama. 2 Karena x c y b T T = maka y adalah solusi optimal untuk masalah dual dari Akibat 1._ Bukti dari teorema dualitas kuat menghasilkan solusi optimal dual. Misalkan     = N B x x x , N B = A , dan     = N B c c c maka nilai optimal dari variabel dual diberikan oleh vektor pengali simpleks B T c y − = B . Dari bukti teorema dualitas kuat terlihat bahwa kondisi primal optimal ≥ − − N B 1 T B T N c c adalah ekivalen dengan kondisi fisibel dual c y T ≤ A atau ≥ − y c T A . Jadi vektor dari biaya tereduksi cˆ adalah vektor variabel slack dual . ˆ y c c T A − = Contoh 5 Misalkan diberikan pemrograman linear primal sebagai berikut: Minimumkan 5 4 3 2 1 55 74 93 27 51 x x x x x z + + + + = terhadap 1 2 1 ≥ + x x x 1 + 1 4 3 2 ≥ + + x x x 1 5 1 ≥ + x x 1 3 2 ≥ + x x 1 5 4 3 ≥ + + x x x 1 4 ≥ x ≥ i x , untuk { } 5 , 4 , 3 , 2 , 1 = i . Masalah dual dari masalah tersebut adalah sebagai berikut: Maksimumkan 6 5 4 3 2 1 y y y y y y w + + + + + = terhadap 51 3 2 1 ≤ + + y y y 27 4 2 1 ≤ + + y y y 93 5 4 2 ≤ + + y y y 74 6 5 2 ≤ + + y y y 55 5 3 ≤ + y y ≥ i y , untuk { } 6 , 5 , 4 , 3 , 2 , 1 = i . Dengan menggunakan LINDO 6.1, diperoleh solusi dari masalah primal sebagai berikut: , 1 5 3 4 2 1 = = = = = x x x x x dengan nilai fungsi objektifnya = z 152 lihat Lampiran 2. Nilai pengali simpleks untuk masing-masing kendala adalah sebagai berikut: 70 , 4 , 27 , 51 , 6 5 4 3 2 1 = = = = = = y y y y y y dengan y i adalah nilai pengali simpleks kendala ke-i. Solusi dari masalah dual tersebut juga dapat dicari dengan menggunakan LINDO 6.1 yang menghasilkan solusi: 74 27 51 6 4 3 5 2 1 = = = = = = y y y y y y , , , dengan nilai fungsi objektif w = 152 lihat Lampiran 2. Dari penghitungan tersebut, terlihat bahwa fungsi objektif dar i masalah primal dan dual mempunyai nilai yang sama seperti dinyatakan dalam Teorema 2. _ 2.4 Pemrograman Linear Bilangan Bulat Model pemrograman linear bilangan bulat Integer Linear ProgrammingILP adalah suatu model pemrograman linear dengan variabel yang digunakan berupa bilangan bulat integer. Jika semua variabel harus berupa bilangan bulat, maka masalah tersebut disebut ILP-murni. Jika hanya sebagian yang harus bilangan bulat maka disebut ILP-campuran. ILP dengan semua variabelnya harus bernilai 0 atau 1 disebut 0-1 I LP. Definisi 11 Pemrograman Linear Relaksasi PL-relaksasi dari suatu ILP merupakan pemrograman linear yang diperoleh dari ILP tersebut dengan menghilangkan kendala bilangan bulat atau kendala 0-1 pada variabelnya. Winston, 1995 Model yang digunakan pada tulisan ini yang berkaitan dengan masalah ILP adalah model masalah pemartisian himpunan.

2.5 Masalah Pemartisian Himpunan