Zat Ekstraktif Kayu TINJAUAN PUSTAKA

tertentu, terutama untuk kegunaan sebagai alat-alat rumah tangga, barang kerajinan dan lain-lain Rachman dan Balfas 1989. Salah satu sifat dasar kayu yang penting adalah kemudahannya untuk dikerjakan dengan mesin. Setiap jenis kayu memiliki keragaman struktur anatomi, kandungan kimia, sifat fisis dan mekanis, sehingga saat kayu dikerjakan dengan mesin juga memberikan respon dengan keragaman yang besar Supriadi dan Rachman 2002.

2.3. Zat Ekstraktif Kayu

Zat ekstraktif adalah komponen dari bagian tumbuhan yang dapat dipisahkan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut netral seperti air, aseton, alkohol, benzena, eter atau dengan cara volatilisasi memakai uap air. Berdasarkan sifat substansi, zat ekstraktif dapat digolongkan ke dalam 4 kelompok, yaitu : 1. Kelompok yang mudah menguap yaitu : minyak atsiri, hidrokarbon, eter, alkohol, aldehid, keton, asam organik dan fenol. 2. Kelompok yang dapat larut dalam pelarut netral yaitu : resin, lemak, dan zat fenolat. 3. Kelompok yang dapat larut dalam air dingin yaitu : gula, tanin, dan beberapa zat pewarna tertentu. 4. Kelompok yang dapat larut dalam air panas yaitu : gom dan pati Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 1995. Ekstraktif dapat dipandang sebagai konstituen kayu yang tidak struktural, hampir seluruhnya terbentuk dari senyawa-senyawa ekstraseluler dan berat molekul rendah Sjostrom 1995. Istilah ekstraktif kayu meliputi sejumlah besar senyawa yang berbeda yang dapat diekstraksi dari kayu dengan menggunakan pelarut polar dan non- polar. Dalam arti yang sempit, ekstraktif merupakan senyawa-senyawa yang larut dalam pelarut organik. Tetapi senyawa-senyawa karbohidrat dan anorganik yang larut dalam air juga termasuk dalam senyawa yang dapat diekstraksi Fengel 1995. Menurut Kliwon 2005, keberadaan zat ekstraktif berpengaruh terhadap mutu kayu, antara lain : 1. Damar gum, kadar damar yang tinggi menurunkan mutu kayu lamina, moulding dan kayu lapis. Pada pembuatan venir, kayu gergajian dan moulding, getah mengumpul pada pisau gergaji dan akan mengakibatkan cacat kasar lokal. Getah yang sudah mengeras juga mengakibatkan pisau gergaji menjadi cepat tumpul. 2. Polifenol tanin, lebih banyak terdapat pada kayu teras dari pada kayu gubal. Menyebabkan warna kayu teras lebih coklat dari pada kayu gubal. Polifenol menyebabkan perubahan warna jika bereaksi dengan besi dan baja sehingga menjadi berwarna biru hitam pada pisau dan permukaan venir serta kayu gergajian. 3. Lilin wax, adanya lilin diperlukan dalam pembuatan venir, sebaliknya akan menyebabkan keteguhan rekat kayu lapis menjadi rendah. 4. Bahan mineral, seperti kalsium, magnesium, dan silika berkadar tinggi akan menyebabkan tumpulnya pisau kupas atau mata pisau gergaji cepat tumpul. Tabel 1. Nilai kelarutan kayu Keruing dan Merbau Kelarutan Jenis Air dingin Air panas Alkohol-benzena Keruing 2,6 3,9 2,7 Merbau 11,3 8,2 5,6 Sumber : Martawijaya et al. 1981,1989 Komponen-komponen yang larut tersebut adalah : 1. Air dingin : tanin, gum, karbohidrat dan pigmen 2. Air panas : tanin, gum, karbohidrat, pigmen dan pati 3. Alkohol-benzena : lemak, resin dan minyak Anonim 1995 diacu dalam Pari et al. 2001. Tabel 2. Klasifikasi jenis kayu daun lebar Indonesia atas dasar komponen kimia Kelas Komponen Komponen Kimia Tinggi Sedang Rendah Selulosa 45 40 – 45 40 Lignin 33 18 – 33 18 Pentosan 24 21 – 24 21 Ekstraktif 4 2 – 4 2 Abu 6 0,2 – 6 0,2 Sumber : Anonim 1976 diacu dalam Pari et al. 2001

2.4. Perekat Tanin dan Perekatan