Punarbhawa sesungguhnya adalah merupakan pergantian badan yang lama ke badan yang baru
Kelas VI SD 192
Dalam terjemahanan seloka Bhagawadgita IV.5, disebutkan sebagai berikut:
“ Banyak kehidupan yang Ku- telah jalani dan demikian pula engkau,O Arjuna. Semua kelahiran
itu Aku ketahui, tetapi engkau tidak mengetahuinya, O Arjuna.”
G.Puja, 2004:108 Semua orang sudah mengalami kelahiran yang
berulang-ulang, tetapi mereka tidak mengetahui karena awidya lupa. Misalnya seorang bayi yang sejak
baru lahir telah bisa menyusu pada ibunya tanpa dilatih, itu suatu pertanda bahwa dia telah memiliki
pengalaman pada kelahirannya terdahulu. Adanya kelahiran manusia yang dalam kelahirannya sekarang
memiliki kegemaran yang berbeda-beda, itu pertanda bahwa mereka telah memiliki pengalaman-pengalaman
tentang kegemarannya itu pada kehidupannya yang sudah-sudah, tetapi mereka tidak mengingatnya karena
awidya. Hanya Tuhanlah yang mengetahui kelahiran yang berulang-ulang itu.
Dalam agama Hindu Tuhan juga dikatakan mengalami kelahiran yang berulang-ulang. Kelahiran
Tuhan secara berulang-ulang disebut Awatara. Tujuan- nya adalah untuk menegakkan Dharma di dunia
ini. Dalam terjemahan kitab Bhagawadgita IV. 6-8, disebutkan sebagai berikut,
” Meskipun Aku- tidak terlahirkan, dan sifat Ku kekal dan menjadi Iswara dari segala makhluk akan
Buku Guru Pendidikan Hindu dan Budi Pekerti 193
tetapi Aku, dengan memegang teguh pada sifat- Ku, Aku datang menjelma dengan jalan maya-Ku.”
G.Puja, 2004:108 “O,Bharata, bilamana dharma di dunia ini hilang,
dan adharma makin menguasai dunia, pada waktu itu Aku menjelmakan diri-Ku.”
G.Puja, 2004:109 “ Untuk memberi perlindungan kepada yang
baik, dan membasmi yang jahat dan untuk membangkitkan perasaan keadilan dan kebaikan
Aku menjelma pada tiap-tiap jaman.”
G.Puja, 2004:110 Sedangkan tujuan manusia mengalami kelahiran
yang berulang-ulang adalah untuk memperbaiki karma- nya agar dapat menyatu dengan asalnya yaitu Tuhan.
Dalam kelahiran yang berulang-ulang Atma memilih tubuh yang berbeda-beda sesuai dengan karmanya,
sehingga terjadilah keadaan berbeda pada setiap kelahiran ke kelahiran yang lainnya. Bila kita amati
kehidupan manusia di dunia ini, maka akan terlihat perbedaan-perbedaan kehidupan diantara manusia
yang satu dengan manusia yang lainnya. Misalnya, ada yang lahir dalam keadaan cacat jasmaninya, ada
yang lahir dengan keadaan jasmani dan rohani yang sempurna, ada yang lahir penuh penderitaan dalam
Kelas VI SD 194
hidupnya, ada yang lahir dipenuhi dengan kemewahan, cantik rupawan, dan berkuasa. Semua itu ditentukan
oleh karmanya sendiri. Dalam terjemahan seloka kitab suci Sarasamuscaya.21, disebutkan sebagai berikut:
” Adapun orang berbuat baik, kelahiran dari surga kelak menjelma menjadi orang yang rupawan,
gunawan, muliawan, hartawan dan berkuasa, pahala dari perbuatan baik yang diperolehnya.”
Kajeng, 2005:20 Adanya perbedaan-perbedaan kehidupan manusia
yang lahir ke dunia ini bukanlah karena suatu kebetulan, bukan karena keturunan, bukan karena pengaruh
pendidikan, melainkan karena faktor karma yang dilakukan pada masa hidupnya yang lampau. Bakat
dan pembawaan yang dimiliki pada kelahiran yang sekarang adalah merupakan pengalaman pada masa
kelahirannya terdahulu. Hal ini menunjukkan tentu ada kelahiran sebelumnya, kelahiran sekarang, kelahiran
masa yang akan datang. Kelahiran yang sekarang akan menjadi masa lampau pada kelahiran yang akan datang.
Jadi dengan demikian jelaslah bahwa Punarbhawa itu ada dan harus diyakini oleh umat Hindu.
Buku Guru Pendidikan Hindu dan Budi Pekerti 195