BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat secara aktif
mengembangkan potensial diri Undang-undang sistem pendidikan no. 20 tahun 2003. Pendidikan tidak hanya berusaha untuk mencapai hasil belajar
akan tetapi bagaimana cara memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri anak. Guru memiliki peran yang sangat penting pada proses
pembelajaran, sebab guru bertindak sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif, sedangkan siswa bertindak sebagai agen pembelajar yang aktif.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa student centered approach.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran dengan penemuan, siswa didorong terlibat secara aktif untuk belajar dengan konsep-konsep yang
dipelajarinya, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman yang memungkinkan siswa menemukan konsep untuk dirinya sendiri, sedangkan
guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar Sanjaya, 2006: 195. Siswa lebih menghayati proses pembelajaran, karena
siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran, sehingga memberikan dampak positif pada perkembangan aktivitas, sikap, dan kinerja siswa pada
materi pembelajaran Bilgin, 2009.
Mata pelajaran kimia menjadi sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena kimia selalu berada disekitar kita dalam kehidupan sehari-
hari. Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami dan mengikuti pelajaran kimia, hal ini tidak terlepas dari materi yang dipelajari dalam kimia
lebih bersifat kompleks dan abstrak Resti, 2010: 512. Konsep larutan penyangga merupakan salah satu materi esensial yang sebagian besar
konsepnya bersifat abstrak. Pokok bahasan larutan penyangga diajarkan pada siswa kelas XI semester genap. Berdasarkan hasil observasi di MAN 2
Kudus, data nilai hasil belajar pada pokok bahasan larutan penyangga diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 73 dengan hasil ketuntasan belajar
dalam 1 kelas ada 22 siswa dari 39 siswa, sedangkan hasil observasi di SMA 1 Kajen diperoleh nilai rata-rata kelas 41,43 dengan hasil ketuntasan belajar
dalam 1 kelas hanya diperoleh 4 siswa dari 32 siswa. Hasil belajar siswa yang masih rendah dalam pelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan larutan
penyangga ini dapat dibantu dengan menghadirkan media pembelajaran sebagai perantara untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
untuk mempermudah siswa dalam mempelajari materi yang abstrak menjadi lebih konkrit Astuti, 2011: 280.
Media adalah suatu alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam berkomunikasi. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan sebagai perantara dalam menyampaikan isi materi kepada siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan tujuan untuk
merangsang siswa dalam belajar Sadiman, 2012: 6. Media digunakan dalam
proses pembelajaran sebagai upaya untuk menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berkualitas Rahayu, 2013: 531. Fadliana 2013 menjelaskan
bahwa penggunaan macromedia flash pada proses pembelajaran siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan bantuan media dapat
memberikan gambaran asli mengenai materi yang sedang diajarkan oleh guru sehingga siswa mudah untuk mengingatnya selain itu penggunaan media ini
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Media digunakan dalam proses pembelajaran bertujuan untuk menghindari atau mengurangi kemungkinan-
kemungkinan terjadinya kesalahan komunikasi dalam proses pembelajaran Hamdani, 2011: 72. Salah satu media yang dapat dikembangkan untuk
proses pembelajaran yaitu dengan media flash, penggunaan media ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa Salim, 2011:283.
Seorang guru dalam proses belajar mengajar sering menggunakan berbagai macam metode, antara lain: eksperimen, demonstrasi, ceramah,
tanya jawab, dan lain-lain. Tanpa disadari penggunaan model pembelajaran selama ini yang digunakan oleh guru telah menjadi suatu rutinitas dan
cenderung monoton Astuti, 2011: 279. Hal ini membuat siswa kurang kreatif, mandiri dan aktif, sehingga dibutuhkan suatu metode pembelajaran
yang melibatkan siswa. Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan di MAN 2
Kudus, fasilitas yang ada dikelas ini sudah memadai untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Disetiap kelas sudah dilengkapi dengan fasilitas
bersistem multimedia, yaitu ada perangkat komputer, LCD dan proyektor disetiap kelasnya, tetapi penggunaan fasilitas tersebut belum dimanfaatkan
semaksimal mungkin oleh pengajar dikarenakan kurangnya persiapan guru terhadap penyediaan media dalam proses pembelajaran. Guru sudah
menggunakan beberapa macam metode, namun tingkat ketuntasan belajar siswa masih tergolong rendah. Oleh karena itu, salah satu alternatif untuk
mengatasi masalah yang cocok untuk materi larutan penyangga yaitu dengan menggunakan media flash berbasis pembelajaran inkuiri. Software flash dapat
digunakan untuk membangun dan membuat berbagai macam hal yang berhubungan dengan komputer, seperti presentasi, multimedia, CD interaktif
dan animasi yang diharapkan dapat memudahkan siswa dalam mempelajari materi yang abstrak menjadi lebih konkrit sehingga mampu meningkatkan
hasil belajar siswa serta meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Strategi pembelajaran inkuiri diterapkan agar siswa menjadi
lebih aktif. Zawadski 2010 menjelaskan bahwa penerapan metode inkuiri pada proses pembelajaran SMA di Thailand memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, kerja tim, dan kemampuan berfikir, seperti ketika siswa berfikir tentang hal yang bersifat
abstrak kemudian mempresentasikannya kedalam hal yang lebih konkrit. Oleh karena itu penelitian ini mengangkat permasalahan dalam bentuk skripsi
yang berjudul “Pengembangan Media Flash Berbasis Pembelajaran Inkuiri Pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa ”.
1.2 Rumusan Masalah