G. Metode Analisis Data
Setelah dilakukan pengolahan data, selanjutnya data dianalisis secara kualitatif. Kegiatan pada analisis data kualitatif merupakan proses
penyusunan data agar dapat ditafsirkan atau dipahami. Menyusun data, berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau kategori. Menafsirkan data, berarti
memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Penafsiran, pemahaman, penyusunan serta
penginterpertasi terhadap data kualitatif dari bahan-bahan hukum berupa
peraturan perundang-undangan, buku literatur dan lain-lain.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai
Penyelesaian Sengketa atas Kredit Macet dalam Perjanjian Kredit Pemilikan
Rumah yaitu :
1. Mekanisme pemberian KPR dalam Bank BNI Kantor Cabang Pembantu
Universitas Lampung sudah cukup baik, sesuai dan terstrutur mulai dari permohonan kredit, penyidikan dan analisis kredit, keputusan atas
permohonan kredit, penolakan ataupun persetujuan permohonan kredit, pencairan kredit serta yang terakhir pelunasan kredit.
Kriteria macet yang ditetapkan Bank BNI Kantor Cabang Pembantu Universitas Lampung juga telah sesuai dengan ketetapan yang
diberlakukan oleh Bank Indonesia BI yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan kredit macet. Jadi Bank BNI dapat
dengan mudah menyimpulkan debitur melakukan kredit macet atau tidak karena telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Upaya para pihak yang terlibat dalam KPR memiliki banyak upaya dalam
mengatasi kredit macet, hal tersebut dilakukan agar kredit macet tersebut dapat terselesaikan dengan baik dan pembayaran dapat lancar kembali.
Upaya dari pihak kreditor sebelum benar-benar terjadi kredit macet, pihak kreditor akan melakukan upaya untuk meminimalisir kredit macet tersebut.
Upaya dari pihak kreditor untuk meminimalisir akan terjadinya kredit macet ketika debitur wanprestasi adalah melalui pengikatan agunan yang
telah dibeli melalui KPR yaitu melalui Hak Tanggungan HT dan melalui Akta Jual Beli AJB.
Namun apabila sudah terjadi kredit macet makan akan dilakukan upaya lain untuk mengatasi kredit macet yaitu upaya secara administrasi
perkreditan dan upaya penyelesaian melalui hukum. Upaya penyelesaian melalui administrasi perkreditan meliputi Rescheduling, Reconditioning,
Restructuring, Kombinasi dan Penyitaan Jaminan. Sedangkan upaya penyelesaian melalui hukum yaitu melalui Panitia Urusan Piutang Negara
PUPN dan Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara DJPLN, Badan Peradilan dan melalui Arbitrase atau Badan Alternatif Penyelesaian
Sengketa. Upaya dari pihak debitur adalah dengan mengajukan berbagai proses
untuk penjadwalan kembali agar di perpanjang waktu pembayaran Kredit Pemilikan Rumahnya.
Upaya dari pihak developer atau pengembang adalah dengan melakukan Buy Back Guarantee. Setelah pihak developer melakukan upaya Buy Back
Guarantee, pihak developer tidak dirugikan dan rumah yang dijualnya kembali lagi seperti awal sebelum dijual kepada debitur yang melakukan
kredit macet tersebut