Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

hanya sebagai usaha keluarga atau sebagai usaha sampingan. Menurut Santosa, Warsito, Andoko 2012, tipologi usaha peternakan dibagi berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan peternak, dan di klasifikasikan ke dalam kelompok berikut : 1 Peternakan sebagai usaha sambilan, dimana ternak sebagai usaha sambilan untuk mencukupi kebutuhan sendiri subsistence. Dengan tingkat pendapatan dari usaha ternak kurang dari 30 persen. 2 Peternakan sebagai cabang usaha, dimana petani peternak mengusahakan pertanian campuran mixed farming dengan ternak sebagai cabang usaha. Dengan tingkat pendapatan dari usaha ternak 30-70 persen semi komersial atau usaha terpadu. 3 Peternakan sebagai usaha pokok, dimana peternak mengusahakan ternak sebagai usaha pokok dan komoditi dan komoditi pertanian lainnya sebagai usaha sambilan single komodity, dengan tingkat pendapatan usaha ternak 70 – 100 persen. 4 Peternakan sebagai usaha industri, dimana komoditas ternak diusahakan secara khusus specialized farming dengan tingkat pendapatan usaha ternak100 persen komoditas pilihan. Dalam usaha peternakan, lahan merupakan basis untuk usaha peternakan atau merupakan faktor produksi sebagai sumber makanan ternak pokok berupa rumput, limbah maupun produk utama pertanian Suparini, 2000. Modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang baru, dalam hal ini hasil-hasil pertanian. Modal petani di luar tanah adalah ternak beserta kandangnya, cangkul, bajak, dan alat-alat pertanian lain, pupuk, bibit, hasil panen yang belum dijual, tanaman yang masih di sawah dan lain Mubyarto, 1989.

2. Modal

Modal adalah syarat mutlak berlangsungnya suatu usaha, demikian pula dengan peternakan. Tanah serta alam sekitarnya dan tenaga kerja adalah faktor produksi asli, sedangkan modal dan peralatan merupakan subtitusi faktor produksi tanah dan tenaga kerja. Dengan modal dan peralatan, faktor produksi tanah dan tenaga kerja dapat memberikan manfaat yang jauh lebih baik bagi manusia. Dengan modal dan peralatan maka penggunaan tanah dan tenaga kerja juga dapat dihemat. Oleh karena itu, modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu land saving capital dan labour saving capital Suratiyah, 2008. Modal dikatakan land saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan lahan, tetapi produksi dapat dilipatgandakan tanpa harus memperluas areal. Contohnya dengan penggunaan pakan ternak yang baik sehingga menghasilkan ternak sapi dengan kualitas yang baik. Modal dikatakan labour saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan tenaga kerja. Dalam arti ekonomi perusahaan, modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk memproduksi kembali atau modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pendapatan Suratiyah, 2008.