Analisis Wacana Kritis Critical Discourse Analysis

simbol-simbol yang disepakati bersama oleh komunitas. Simbol-simbol itu secara umum adalah bahasa yang dipakai oleh komunitas. Realita pendidikan yang muncul ke permukaan akan dikaji secara fenomenologis, sehingga penulis menggunakan konsep relativitas kebudayaan. Penulis menggunakan pendekatan emik dalam menghimpun data dari subjek penelitian maupun informan penelitian. Sudut pandang pada pendekatan emik merupakan sudut pandang alamiah dari subjek penelitian, jadi penulis menjauhkan diri dari intervensi kognitif terhadap pemikiran subjek penelitian.

2. Analisis Wacana Kritis Critical Discourse Analysis

Dalam khasanah studi analisis tekstual, analisis wacana masuk dalam paradigma kritis, suatu paradigma berpikir yang melihat pesan sebagai pertarungan kekuasaan. Paradigma kritis melihat bahwa media bukanlah saluran yang bebas dan netral. novel Orang Miskin Dilarang Sekolah Mimpi-mimpi tak terjamah dalam penelitian ini merupakan media yang dikaji dalam bentuk wacana dalam teks. Paradigma kritis berargumentasi, melihat gejala dalam proses pewacanaan, dan proses yang terjadi di dalamnya haruslah dengan pandangan holistik. Menghindari konteks sosial akan menghasilkan distorsi yang serius. Berbeda dengan penelitian positivistik, paradigma kritis justru bersifat holistik dan bergerak dalam struktur sosial ekonomi masyarakat. Critical Discourse Analysis, yang melihat produksi dan distribusi budaya termasuk artefak budaya semacam teks selalu berlangsung dalam hubungan dominasi dan subordinasi. Oleh karena itu pula, Critical Discourse Analysis memiliki asumsi dan epistemologi tersendiri; sehingga membawa implikasi metodologis yang khas dan berbeda dengan asumsi-asumsi paradigmatik analisis wacana dalam persfektif positivis ataupun konstruktivis. Salah satu kriteria yang berlaku bagi sebuah studi kritis adalah sifat holistik dan konstekstual. Kualitas suatu analisis wacana kritis akan selalu dinilai dari segi kemampuan untuk menempatkan teks dalam konteksnya yang utuh, holistik, melalui pertautan antara analisis pada jenjang teks dengan analisis terhadap konteks pada jenjang- jenjang yang lebih tinggi. Salah satu varian dari analisis wacana kritis adalah model Teun Van Dijk. Menurut van Dijk, dalam Eriyanto, 2001:225 penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktek produksi yang harus juga diamati. Disini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa sebuah teks tercipta. Proses produksi itu, dan pendekatan ini menurut Van Dijk, melibatkan suatu proses yang disebut sebagai kognisi sosial. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks. Oleh karena itu, penelitian mengenai wacana tidak bisa mengesampingkan seakan- akan teks adalah bidang yang kosong, sebaliknya ia adalah bagian kecil dari struktur besar masyarakat. Berbagai masalah yang kompleks dan rumit dalam pembentukan sebuah teks berita, dicoba untuk digambarkan oleh van Dijk. Van Dijk tidak mengkaji modelnya semata-mata dengan menganalisis teks semata. Ia juga melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisipikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu. Wacana oleh van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensibangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks yang melibatkan kognisi individu dari produsen teks. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah. Analisis van Dijk di sini menghubungkan analisis tekstual-yang memusatkan perhatian pada teks ke arah analisis yang komprehensif bagaimana teks itu diproduksi, baik dalam hubungannnya dengan individu produsen maupun dari masyarakat. Dalam penelitian ini, teks novel yang dianalisis ditempatkan sebagai sebuah produk kebudayaan yang mengejawantahkan realitas pendidikan di Kota Semarang. Teks dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah Mimpi-Mimpi Tak Terjamah merupakan representasi realitas yang ditangkap penulis novel sebagai kognisi aktif yang merupakan anggota dari masyarakat. CDA tidak hanya sebagai sebuah pendekatan berparadigma kritis semata, tetapi juga sebagai metode praktis dalam penelitian ini.

3. Teori Tindakan Max Weber