menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Untuk mengaktifkan siswa guru dapat memberikan
bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen dan penyelidikan. Dan dalam pengajaran suatu mata pelajaran harus menyesuaikan
dengan kekhasan konseppokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang
menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Kurikukum yang dikembangkan pada tahun 2004 diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan
pada pengembangan kemampuan untuk melakukan kompetensi tugas-tugas tertentu sesuai dengan standard performan yang telah ditetapkan. Hal ini
mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan.
Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu KBK sebagai pedoman pembelajaran.
Selanjutnya pada tahun 2006, dikembangkannya kurikulum KTSP. KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang
paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi
luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap
satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas
kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
Prinsip Pembelajaran pada Kurikulum 2013 tidak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya KBK dan KTSP. Pada dasarnya Kurikulum 2013 merupakan
pengembangan dari dua kurikulum tersebut. Perbedaannya terletak pada titik tekan pembelajaran dan cakupan materi yang diberikan kepada peserta didik.
Sebagaimana diketahui bahwa Kurikulum 2013 berupaya untuk memadukan antara kemampuan sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dalam mewujudkan
ketercapaian pembelajaran tersebut, ada prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan acuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
2.4.2 Kurikulum 2013
1. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Disamping itu, Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu.
Perubahan yang sangat mendasar pada Kurikulum 2013 pada semua mata pelajaran adalah materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan. Pendekatan
pembelajaran berdasarkan
pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar siswa mencari tahu dan
Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Konsep Dasar Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 ini adalah usaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan
melalui kurikulum ini merupakan kelanjutan yang dilakukan atas rentetan kurikulum
sebelumnya. Perbedaan
yang mendasar
adalah sistem
pembelajarannya, perencanaan pembelajarannya, dan penilainnya. Kurikulum ini menghadirkan sistem pembelajaran yang mengedepankan proses dari pada hasil,
komponen RPP yaitu standar kompetensi dihilangkan namun secara tersirat akan tergambar dalam RPP yang dibuat. Kurikulum sebelumnya yang secara pragmatis
pengetahuan adalah tujuan utama dalam penguasaan yang harus dimiliki peserta didik, sementara pada Kurikulum 2013, sikap atitude di SD lebih dominan, skil
hanya sedikit dan pengetahuan sangat sedikit, di SMP , sikap atitude masih dominan, skill sedikit ditambah, dan pengetahuan sedikit lebih banyak dari SD,
sedangkan di SMASMK, antara atitude, skill dan pengetahuan relatif sama perbandingannya.
Kurikulum 2013 adalah sebuah terobosan baru di dunia pendidikan Indonesia saat ini. Kurikulum ini lahir karena banyak kalangan menilai bahwa kurikulum KBK
dan KTSP belum bisa memberikan arah pendidikan seperti yang di harapkan. Dalam kurikulum sebelumnya pendidikan lebih dititik beratkan pengembangan
kognitif sedangkan afektif dan psikomotor dianggap belum memadai. 3. Tujuan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP
2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia Kemendikbud, 2013.
4. Pendekatan Ilmiah Kurikulum 2013 Scientific Approach Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah atau saintifik dalam proses pembelajaran dimaksudkan sebagai upaya menggunakan sistem, terkontrol, empiris, dan susunan , yang dimulai dari
pengamatan, mempertanyakan, pengumpulan datainformasi, penganalisisan, penghubungan, sampai pada tahap penyajianpelaporan Mahsun, 2014: 123.
Pendekatan saintifik bersifat sistematis, sistematis maksudnya bahwa kegiatan yang dilakukan secara bertahap, terarah, dan terukur. Dimulai dari yang konkret
ke yang abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang dekat ke yang jauh dari peserta didik, kemudian terkontrol maksudnya, bahwa dalam upaya
perpindahan pengetahuan dari pendidik ke peserta didik harus dilakukan dalam kondisi terkendali. Selanjutnya, empirik maksudnya bahwa proses pembelajaran
haruslah diawali dari pengamatan terhadap gejala alam yang menjadi objek pembelajaran. Terakhir adalah tahap kritis, maksudnya bahwa tahap ini dilakukan
telaah keterkaitan antara satu fakta dengan fakta lain yang menjadi temuan. Apakah data, informasi, atau fakta yang diperoleh itu sudah cukup relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai. Telaah keterkaitan juga dapat dihubungkan dengan hasilhasil temuan terdahulu Mahsun, 2014: 122--123.
Semua pelajaran Bahasa Indonesia mulai jenjang Sekolah Dasar SD sampai dengan Sekolah Menengah Atas SMA menggunakan pembelajaran berbasis
teks. Dengan berbasis teks, siswa menggunakan bahasa tidak saja hanya dijadikan
sebagai sarana komunikasi, tetapi sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa diharapkan memiliki
keterampilan berbahasa. Ada empat keterampilan berbahasa yakni, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berkaitan dengan judul skripsi yang akan
diteliti oleh peneliti yakni Pembelajaran Mengabstraksi Teks Prosedur Kompleks pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20152016.
Pembelajaran mengabstraksi masuk ke dalam KI 4 yakni tingkatan yang tinggi. Pada KI ini siswa diharapkan memproduksi suatu karya berupa abstrak teks
prosedur kompleks, abstrak di sini masuk dalam keterampilan menulis.
Pembelajaran menulis merupakan komponen yang penting saat siswa belajar dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan dalam bahasa tulis. Menulis
merupakan kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampainya. Menulis merupakan sebagai suatu
keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh guru maupun peserta didik.
Menulis merupakan bentuk komunikasi berupa tulisan yang berfungsi sebagai pesan atau komunikasi secara tidak langsung. Tarigan, 2008:22 mengemukakan
bahwa menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Rosidi, 2013:2 mendefinisikan menulis merupakan kegiatan
menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis yang diharapkan dapat dipahami pembaca dan sebagai alat
komunikasi tidak langsung. Rosidi juga menambahkan merupakan kegiatan seseorang menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa
dipahami oleh pembaca. Menulis merupakan kegiatan yang ekspresif dan produktif untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menulis dianggap sebagai suatu