Menghayati Makna Melayani di Gereja Belajar dari Nyanyian Rangkuman

107 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

F. Belajar dari Nyanyian

Dengan penuh penghayatan, nyanyikanlah lagu dari Kidung Ceria nomor 183:1 3 yang berjudul “Kita Satu di dalam Tuhan”. Sesudah menyanyikan dua bait lagu tersebut, tuliskanlah pesan lagu tersebut untuk kamu KC No. 183: 1 3 “Kita Satu di dalam Tuhan” 1.Kita satu di dalam Tuhan, satu G’reja yang esa. Marilah bertolong-tolongan, kau dan aku, s’muanya. Marilah bertolong-tolongan, kau dan aku, s’muanya. 3.Tuhan s’lalu memelihara s’luruh alam semesta, kita pun disuruh-Nya juga, menyatakan kasih-Nya. kita pun disuruh-Nya juga, menyatakan kasih-Nya.

G. Rangkuman

Setiap orang percaya yang telah diselamatkan dipanggil untuk melayani di gereja. Semua orang harus melayani, tanpa kecuali: laki-laki dan perempuan, anak-anak maupun orang dewasa. Melayani di gereja berarti melayani semua orang yang percaya kepada Kristus. Melayani di gereja dapat kita lakukan dengan berbagai cara yaitu mempersembahkan talenta kita, misalnya: ikut aktif menyanyi dalam kelompok paduan suara, bermain drama, mendoakan teman, rajin ke Sekolah Minggu, saling memperhatikan dan menjaga kesatuan dalam jemaat. Dan yang paling penting, melayani di gereja haruslah dilakukan dengan sukacita dan hati tulus. 108 Kelas VI SD

H. Doa

Ya Allah, kami bersyukur karena Engkau mengingatkan kami agar terus melayani. Tolonglah kami dengan Roh Kudus-Mu, agar kami mampu menggunakan talenta kami untuk dapat melayani di gereja. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin. 109 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Pelajaran 14 Melayani Masyarakat Bacaan Alkitab: Matius 14:13-21 Berdoa dan Menyanyi

A. Pengantar

Bacalah cerita berikut Vincentius lahir tanggal 24 April 1581 di desa Poy, Dax, Prancis Selatan. Ia dilahirkan dari keluarga sederhana. Sejak kecil ia membantu sebagai penjaga ternak. Diantara ketiga saudaranya, Vincentius adalah anak yang paling pandai. Oleh karena itu dengan susah payah, ayahnya berusaha menyekolahkannya. Vincentius disekolahkan di sekolah milik para biarawan Fransiskan. Di sekolah ini, Vincentius belajar dengan rajin. Kecerdasannya menarik perhatian seseorang yang kemudian bersedia membiayainya ke perguruan tinggi sambil bekerja sebagai guru. Vincentius melanjutkan sekolahnya di Perguruan Tinggi Ilmu Teologi. Di sini ia berhasil meraih gelar sarjana. Beberapa tahun kemudian ia ditahbiskan menjadi imam. Perjumpaannya dengan orang-orang miskin di Chatillon les Dombes dan khotbah di Gereja desa Folleville pada tahun 1617 membuatnya tergerak untuk beralih dari “hidup mencari penghasilan untuk diri sendiri” kepada “hidup hanya untuk mengabdi Tuhan dan orang miskin.” Dalam kehidupannya di desa itu, ia menemukan banyak orang yang sakit, miskin, menderita dan terlantar. Ia bekerja sama dengan keluarga bangsawan untuk menolong mereka yang sakit, miskin dan menderita. Ia mendirikan suatu perkumpulan, yang disebut “Persaudaraan Pengabdi Orang Miskin”.