Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Kerangka Berpikir

Pelajaran sains atau IPA di tingkat Sekolah Dasar mempunyai fungsi, tujuan dan ruang lingkup tersendiri, serta mempunyai peran yang sangat luas dalam semua aktivitas kehidupan manusia. Pembelajaran sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam dan sekitarnya. Pada proses pembelajaran sains, penyampaian materi sarat dengan unsur visual dan tidak lepas dari fenomena-fenomena di lingkungan sekitar. Salah satu strategi yang dinilai efektif untuk pembelajaran adalah inkuiri. Pembelajaran inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Pada proses pembelajaran di sekolah terdapat komponen-komponen yang harus diperhatikan. Salah satu komponen yang penting dalam proses pembelajaran adalah bahan ajar. Bahan ajar akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran. Bahan ajar dapat digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga guru tidak perlu terlalu banyak menyajikan materi di kelas. Menggunakan komik sebagai salah satu alat pembelajaran dipandang efektif pada beberapa aspek. Komik efektif apabila digunakan dalam banyak aspek pembelajaran, antara lain: komik sesuai keinginan siswa, artinya komik disusun dengan gambar-gambar yang menarik yang disukai oleh anak-anak. Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Karakter yang akan dikembangkan dalam penelitian ini meliputi karakter religius, disiplin, kreatif, peduli lingkungan, dan rasa ingin tahu. Media komik sains yang digunakan sebagai bahan ajar pendamping dalam penelitian ini merupakan bahan ajar yang telah dilakukan uji kelayakan meliputi aspek tampilan, bahasa, materi dan pengintegrasianan karakter. Media komik sains yang telah dihasilkan dari penelitian terdahulu selanjutnya diujicobakan dalam skala yang lebih luas dalam penelitian ini. Pembelajaran inkuiri berbantuan komik sains sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi siswa serta digunakan untuk mengembangkan karakter siswa dengan mencontoh karakter dari tokoh komik sains. Untuk mengetahui peningkatan karakter dan hasil belajar siswa, dilakukan uji gain dari hasil pre-test sebelum proses pembelajaran dan post-test yang dilakukan setelah proses pembelajaran. Data hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil tes soal pilihan ganda. Data hasil belajar afektif atau peningkatan karakter diperoleh dari hasil angket siswa meliputi karakter religius, disiplin, kreatif, peduli lingkungan, dan rasa ingin tahu. Data hasil belajar psikomotorik diperoleh dari hasil observasi dalam proses pembelajaran di kelas. 41

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Penentuan Subyek dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Populasi

Populasi yang dijadikan subyek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar di kecamatan Gunungpati kota Semarang tahun ajaran 20122013.

3.1.2 Sampel dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, dipilih tiga sekolah yang akan digunakan sebagai objek penelitian. Langkah pertama, dipilih tiga dari delapan gugus Sekolah Dasar. Daftar Sekolah Dasar berdasarkan gugus terdapat pada Lampiran 1. Pemilihan gugus ini bertujuan agar lokasi sekolah yang diambil sebagai sampel penelitian tidak berdekatan. Kemudian dipilih lagi satu sekolah dari masing-masing gugus Sekolah Dasar, sehingga dipilihlah SD Negeri Pakintelan 01, SD Negeri Ngijo 02, dan SD Negeri Gunungpati 03 sebagai lokasi penelitian. Selanjutnya telah dilakukan pembelajaran IPA berbasis inkuiri berbantuan komik sains di tiap sekolah dengan perlakuan yang sama.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Pre-Experimental dengan bentuk One-Group Pretest-Posttest Design. Pada desain eksperimen ini, sebelumnya