Pembelajaran Sains Pembelajaran Inkuiri

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembelajaran Sains

Sekolah Dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang bertujuan membekali siswa agar memiliki kemampuan dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan sebagai bekal hidup sehari-hari. Salah satunya adalah mata pelajaran sains atau IPA yang mempunyai fungsi, tujuan dan ruang lingkup tersendiri, serta mempunyai peran yang sangat luas dalam semua aktivitas kehidupan manusia. Ruang lingkup mata pelajaran sains meliputi dua aspek, yaitu aspek kerja ilmiah dan aspek pemahaman konsep dan penerapannya. Aspek kerja ilmiah mencakup penyelidikan atau penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah. Aspek pemahaman konsep dan penerapannya mencakup makhluk hidup dan proses kehidupan, meliputi manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan. Benda meliputi sifat-sifat cair, padat dan gas dan kegunaanya. Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, kalor atau panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya dan interaksinya dengan kehidupan manusia Depdiknas, 2006. Pembelajaran sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam dan sekitarnya. Proses pendidikan sains terdiri dari dua komponen yaitu produk dan proses. Produk berkaitan dengan struktur pengetahuan, sedangkan proses adalah ketrampilan yang dibutuhkan untuk memperoleh, menerapkan, dan menghasilkan pengetahuan. Menurut Trianto 2007: 99, sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi merupakan suatu proses penemuan.

2.2 Pembelajaran Inkuiri

Dewasa ini sudah banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan strategi pembelajaran. Salah satu strategi yang dinilai efektif untuk pembelajaran adalah inkuiri. Menurut Amri dan Ahmadi 2010: 85, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Pada pembelajaran inkuiri pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh peserta didik bukan hanya hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil dari menemukan sendiri. Secara khusus Nasution 2005: 13 menjabarkan pembelajaran sains sebagai inkuiri adalah suatu pendekatan yang menggunakan cara bagaimana atau jalan apa yang harus ditempuh oleh siswa dengan bimbingan guru untuk sampai pada penemuan, dan bukan penemuan itu sendiri. Pada prinsipnya tujuan pengajaran inkuiri membantu siswa bagaimana merumuskan pertanyaan, mencari jawaban atau pemecahan untuk memuaskan keingintahuannya dan membantu teori dan gagasannya tentang sekitarnya. Lebih jauh lagi Amri dan Ahmadi 2010: 85 mengatakan bahwa pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengembangkan tingkat berpikir dan juga keterampilan berpikir kritis siswa. Metode inkuiri dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan memupuk sikap ilmiah siswa. Dengan begitu siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sains dan akan lebih tertarik terhadap sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam melakukan sains. Rifai dan Anni 2009: 33 menyatakan bahwa anak usia SD akan belajar lebih baik apabila menggunakan pendekatan pembelajaran diskoveri atau inkuiri. Pada pembuatan komik sains, inkuiri yang diterapkan merupakan alur berpikir inkuiri, berupa dialog tokoh yang menggambarkan kegiatan penemuan konsep dari suatu peristiwa yang ada di lingkungan sekitar, sehingga pembaca diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang materi yang disampaikan dan mencontoh sikapkarakter tokoh komik.

2.3 Bahan Ajar