Estimasi Densitas Permukaan Rata-Rata
41 Blakely 1995 menurunkan spektrum dari potensial gayaberat yang
teramati pada suatu bidang horizontal.
| |
| |
Berdasarkan kedua persamaan diatas maka diperoleh:
| |
| |
Sehingga Transformasi Fourier anomali gayaberat pada lintasan yang diinginkan adalah:
| |
dimana: = anomali gayaberat
k = bilangan gelombang Z
o
= ketinggian titik amat Z = kedalaman benda anomali
Bila distribusi densitas bersifat random dan tidak ada korelasi antara masing-masing nilai gayaberat, maka
=1, sehingga hasil Transformasi Fourier anomali gayaberat menjadi:
| |
dimana: A = amplitudo
C = konstanta 29
30
31
32
42 Selanjutnya dengan melogaritmakan hasil Transformasi Fourier
tersebut di atas, maka akan diperoleh hubungan antara amplitudo A dengan bilangan gelombang k dan kedalaman
: | |
Hasil logaritma ini menunjukkan bahwa kedalaman rata-rata bidang diskontinuitas rapat massa akan berbanding dengan kemiringan grafik
spektrum. Kemudian dari hubungan itu pula, dengan menggunakan metode least square, maka estimasi kedalaman anomali adalah gradien dari
masing-masing grafik spektrum pada tiap lintasan. Hubungan panjang gelombang λ dengan k diperoleh dari persamaan Blakely 1995:
dengan n adalah lebar jendela.
Gambar 23. Grafik hubungan antara amplitudo dan bilangan gelombang pada analisis spektrum Sarkowi, 2011.
33
34 35
Analisis Spektrum
Zona Regional Zona Residual
Zona Noise
43 Maka didapatkan estimasi lebar jendelanya yaitu:
Ilustrasi penentuan kedalaman proses regresi data logaritma hasil Transformasi Fourier ini akan ditunjukan pada Gambar 23.