Bab III Objek dan Metode Penelitian 74
2. Menggambar daerah penerimaan dan penolakan
Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut : Jika t
hitung
≥ t
table
maka H ada di daerah penolakan, berarti
Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. Jika t
hitung
≤ t
table
maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya. t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan
t tabel; dicari didalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai
berikut, α = 0,05 dan dk = jumlah data – 2 atau 5-2=3
Gambar 3.10 UJi Dua Pihak Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
3. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung jatuh di daerah penolakan penerimaan, maka Ho ditolak diterima dan Ha
diterima ditolak. Artinya koefisian regresi signifikan tidak signifikan. Kesimpulannya, berdasarkan persepsi petugas pajak, penerapan SISMIOP
mempengaruhi tidak mempengaruhi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Bab III Objek dan Metode Penelitian 75
Tingkat signifikannya yaitu 5 α = 0,05, artinya jika hipotesis nol ditolak diterima dengan taraf kepercayaan 95 , maka kemungkinan bahwa hasil dari
penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 dan hal ini menunjukan adanya tidak adanya pengaruh yang meyakinkan signifikan antara dua variabel tersebut.
76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teori-teori yang telah mengukuhkan penelitian, maupun metode penelitian yang digunakan,
maka bab ini akan dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil penelitian akan dijabarkan berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan untuk yang berkaitan
dengan variabel penelitian menggunakan kuesioner sebagai data primer dan data sekunder. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah
disebarkan kepada 30 orang petugas pajak seksi ekstensifikasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung sebagai responden dan sampel dalam
penelitian ini.
4.1.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota
Bandung
Kantor Pelayanan Pajak Wilayah Kota Bandung merupakan unsur pelaksana Direktorat Jenderal Pajak yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan operasional
pelayanan perpajakan di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung lainnya. Umumnya dalam
daerah wewenangnya berdasarkan kebijakan teknis yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.