B. Kerangka Pikir
Belajar adalah suatu proses perubahan untuk mengenal hal-hal baru sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar bagi peserta didik akan lebih bermakna bila dalam pembelajaran peserta didik dapat mengalami apa yang
sedang dipelajarinya.
Pembelajaran geografi yang terjadi di kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 3 Metro masih sangat konvensional. Pembelajaran yang terjadi masih sangat monoton dan berpusat pada guru yang
mengajar teacher center. Pembelajaran yang bersifat konvensional dengan menggunakan metode ceramah akan menjadikan peserta didik sebagai pendengar yang mengakibatkan
kurang aktifnya peserta didik sehingga membuat mereka mengalami kebosanan dalam mengikuti pelajaran. Dengan kondisi yang demikian maka akan mengakibatkan pada
rendahnya hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang akan berdampak pula pada prestasi belajarnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pembelajaran baru yang mampu
meningkatkan aktivitas belajarnya. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil yang terdiri 4-5 orang dengan
memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah peserta didik bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya,
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Pembelajaran
kooperatif terdiri dari beberapa tipe yaitu Student Teams Achievement Division STAD, Tim Ahli Jigsaw, Investigasi Kelompok Group Investigation, Think Pair Share TPS,
Numbered Head Together NHT, dan Team Games Tournament TGT.
Dalam penelitian ini, direncanakan akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT karena pembelajaran ini mudah diterapkan di dalam kelas dengan membentuk kelompok-kelompok belajar kecil dan melibatkan seluruh aktivitas belajar peserta didik tanpa
memperhatikan perbedaan kemampuan individual. Selain itu, dalam pembelajaran ini mereka dapat belajar dengan teman sebayanya sehingga akan mempermudah proses pembelajaran.
Peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi diharapkan mampu untuk memberikan bantuan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan rendah. Sedangkan peserta didik
yang memiliki kemampuan rendah akan lebih mudah untuk bertanya kepada peserta didik lain yang memiliki kemampuan tinggi. Dalam model pembelajaran kooperatif juga
mengandung unsur permainan games yang harus diikuti oleh tiap kelompok yang ada. Dengan adanya berbagai permainan games tersebut, diharapkan peserta didik akan tertarik
untuk mengikuti setiap materi yang disampaikan dan diharapkan mampu menghilangkan kejenuhan dan kebosanan belajar peserta didik sehingga belajar menjadi hal yang
menyenangkan bagi peserta didik. dengan adanya interaksi belajar tersebut diharapkan menjadikan peserta didik aktif dan memiliki aktivitas belajar yang tinggi.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT terdapat permainan dan kompetisi yang dilakukan
dengan memberikan kuis atau latihan sederhana yang diwakili oleh masing-masing kelompok. Setiap kelompok yang menjawab benar maka akan memperoleh tambahan poin.
Kelompok dengan nilai terbaik maka akan mendapat pengakuan sebagai kelompok terbaik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan berhak mendapatkan penghargaan. Dengan hal
ini, maka diharapkan tiap peserta didik memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diasumsikan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar geografi peserta didik
kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2011-2012. Berdasarkan kerangka pikir di atas maka secara sederhana dapat disajikan dalam paradigma
kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 3. Kerangka Pikir Penelitian Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT
1. Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik 2. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama Suharsimi Arikunto 2009: 3. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar mata pelajaran geografi kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Metro Tahun pelajaran 2011-2012.
B. Lokasi, Subyek dan Obyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA Negeri 3 Metro.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Metro yang berjumlah 34 peserta didik terdiri dari 20 peserta didik laki-laki dan 14 peserta
didik perempuan dan guru mata pelajaran geografi yaitu Ibu Paulina Suhartinah, S.Pd.
3. Obyek Penelitian
Obyek penelitian dalam penelitian ini model pembelajaran kooperatif tipe TGT, aktivitas belajar, dan prestasi belajar geografi.
C. Definisi Operasional Tindakan
Operasional tindakan merupakan tindakan yang diambil peneliti untuk menitiktekankan pada masalah apa yang akan diambil oleh peneliti agar masalah yang dikaji dapat efektif dan
efisien.
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Penggunaan model pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan model belajar dimana peserta didik belajar dalam sebuah kelompok-kelompok kecil.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan model pembelajaran dimana peserta
didik bekerja dalam kelompok kecil untuk bekerja bersama dan berkompetisi dalam permainan untuk mendapatkan poin terbanyak. Setiap kelompok belajar akan memperoleh
satu pokok bahasan untuk didiskusikan secara bersama. Setelah itu setiap peserta didik akan memperoleh nomor masing-masing yang berisi soal dan latihan yang harus dijawab. Selain
dapat bekerja sama dan berdiskusi secara kelompok, peserta didik yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi dapat memberikan bantuan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan
rendah. Dengan adanya interaksi belajar tersebut maka diharapkan keaktifan belajar peserta didik akan meningkat.
Dalam akhir pembelajaran dengan tipe TGT maka akan diadakan permainan dan kompetisi yang diikuti oleh tiap kelompok. Jenis permainan yang akan dimainkan dalam pembelajaran
ini adalah teka-teki silang yang akan dimainkan oleh tiap kelompok yang telah ditentukan. Setelah permainan berakhir maka akan dihitung poin yang diperoleh yaitu dilihat dari
banyaknya tiap soal yang terjawab. Setiap jawaban yang benar maka akan memperoleh poin. Poin yang dikumpulkan akan dihitung dan setelah diketahui tiap poin dari masing-masing