Seni Pra-Dinasti Ṣafawi SEJARAH ARSITEKTUR DAN LUKISAN PRA- DINASTI

30

B. Seni Pra-Dinasti Ṣafawi

Persia memiliki sejarah arsitektur yang panjang dan kaya, yang peninggalannya dapat kita temukan dari Syria hingga India dan China. 86 Arsitektur Persia menggunakan berbagai macam teknik seperti ukiran pada batu, lapisan dengan semen, ubin, tembok, penggunaan kaca cermin, dan elemen ornamental lainnya. 87 Kondisi geografi, agama, politik dan teknologi yang sedang berkembang tentu saja turut memengaruhi terhadap kualitas dan kuantitas arsitekturnya. 88 Kemudian, salah satu topik budaya Persia kuno untuk ornamen lukisannya sendiri adalah lukisan pertarungan antara raja dan singa. Bagi para raja Persia kuno, perburuan singa tersebut merupakan hak istimewa mereka, yang mana lukisan itu merepresentasikan kedudukan raja sebagai penguasa. Simbol seperti ini sudah ada sejak masa Dinasti Akhaemeniyah yang tertuang pada relief di dinding istananya. 89 Pada masa Islam, lukisan seperti ini dianggap sebagai sebuah prestasi heroik. Pada akhir abad ke-12, di dunia Muslim mulai muncul lukisan figuratif yang disematkan di berbagai media, termasuk manuskrip bergambar, lalu menjelang abad ke-13 dan 14 beragam style lukisan semakin banyak muncul, termasuk corak dan dekoratif dari Dinasti Seljuk. Di mana gaya yang 86 Elton L. Daniel dan Ali Akbar Mahdi, Culture and Cunstoms of Iran Westport: Greenwood Press, 2006, h. 119. 87 Ibid. 88 Ibid. 89 Galina Lassikova, “Hushang the Dragon-slayer: Fire and Firearms in Safavid Art and Diplomacy” dalam Iranian Studies, vol. 43, no. 1 Routledge, 2010, h. 45. 31 memperlihatkan realisme yang cukup tajam ini, dipraktikkan juga di Mesopotamia dan Syria untuk para patron Arab. 90 Tradisi menghiasi barang-barang dari logam dengan hiasan kaligrafi maupun figuratif juga muncul pertama kali di Khurasan, masih di bawah kekuasaan Dinasti Seljuk, dan mulai dikembangkan pada permulaan abad ke-13, kemudian berkembang juga di bawah Dinasti Mamluk di Kairo. 91 Lukisan Persia semakin berkembang pesat pada abad ke-14, beberapa corak, termasuk pengaruh dari China, secara perlahan mulai melebur dengan corak lokal sehingga muncul gaya baru. 92 Pada paruh kedua abad ini, Dinasti Timuriyah menghasilkan karya manuskrip ilustratif terkenalnya seperti Shahnama 93 , dengan nama yang sama, di Tabriz, yang menggambarkan aksi yang sengit dan emosional. Lalu, di akhir abad ini, masa Dinasti Jalayriyah dan Muzzafariyah, muncul style lukisan baru yang lebih lembut dengan komposisi ruang yang lebih kompleks, yang juga sekaligus menandakan corak Dinasti Timuriyah pada abad ke-15. Lukisan pada masa Dinasti Timuriyah diproduksi untuk berbagai patron, berkembang subur, terutama di Herat, di bawah kepemimpinan pangeran Baysunghur w. 1433, namun kemudian perkembangannya semakin melemah di 90 Vernoit, Artistic Expressions of Muslim Societies, h. 272. 91 Ibid. 92 Ibid. 93 Shahnama, atau shahnameh, atau Book of Kings merupakan salah satu karya sastra epik terpanjang di dunia dari Persia yang ditulis sekitar tahun 977 – 1010 M oleh Abu’l Qasim Firdausi Tusi 935-1020 dan didedikasikan untuk penguasa Dinasti Ghaznawiyah, Mahmud dari Ghazna yang berhasil menguasai seluruh wilayah Timur Persia dan wilayah Afghanistan sekarang menjelang akhir abad ke-10 M. Epik ini berisikan 50000 bait sajak yang menceritakan tentang raja-raja dari mitologi dan sejarah Persia kuno hingga kedatangan Islam ke Persia. Pada masa- masa selanjutnya muncul karya-karya serupa – biasanya atas permintaan penguasanya – yang dinamai dengan judul yang sama. Hingga sekarang karya ini tidak hanya menjadi epik nasional di Iran, tetapi juga di wilayah-wilayah yang sebelumnya terpengaruh budaya Persia seperti Afghanistan, Azerbaijan, Georgia, Armenia, Turki, dan Dagestan. 32 akhir abad ini, ketika pelukis Bihzad muncul dan aktif berkarya. 94 Tentang seni lain pada masa dinasti ini, seperti seni menenun, masih sedikit informasi tentangnya. 95 Perkembangan seni Dinasti Ṣafawi tidak bisa dilepaskan dari pengaruh seni yang berkembang pada masa sebelumnya dan begitu seterusnya hingga ke masa-masa paling awal manusia. Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia maka berbagai inovasi muncul secara bertahap. Meski Dina sti Ṣafawi sangat terpengaruh dengan seni masa sebelumnya namun ia juga membentuk gaya ataupun corak tersendiri sehingga menyebabkannya berbeda dari masa sebelumnya meski mungkin terlihat sama. Misalnya penemuan 22 lukisan dengan dua gaya yang berbeda, yaitu 11 di antaranya berasal dari masa Ak Koyunlu dan sisanya dari masa Dinasti Ṣafawi. Dalam lukisan figuratifnya ada penambahan ikat kepala turban berbeda – dari masa sebelumnya – yang diikatkan pada penutup kepala tinggi dan berwarna merah. 96 Periode Ṣafawiyah ini juga gaya berkilauan dari masa Dinasti Ilkhan mulai ditinggalkan dengan harapan agar gaya desainnya lebih terbuka dan berkembang, sedangkan teknik menenun dan celup, mulai dikembangkan kembali. 97 Dari paparan di atas, dapat kita lihat bahwa pada perkembangannya, seni hampir selalu berdasarkan pada gaya ataupun corak yang berkembang pada masa sebelumnya yang kemudian diberi sentuhan baru dan begitu pun pada masa-masa selanjutnya. Sentuhan baru tersebut dapat kita sebut sebagai inovasi. Inilah yang 94 Ibid. 95 Douglas Baret, The Islamic Art of Persia, A.J. Arberry, ed. Oxford: Goodword Books, 1953, h. 142. 96 Jonathan M. Bloom, “Epic Images Revisited: An Ilkhanid Legacy in Early Safavid Painting” dalam Andrew J. Newman, ed., Society and Culture in the Early Modern Middle East: Studies on Iran in the Safavid Period Leiden: Brill, 2003, h. 238. 97 Ibid. 33 membuat karya seni memiliki kekhasan masing-masing pada setiap zamannya. Seperti yang terjadi pada paparan sejarah seni di Persia hingga Dinasti Ṣafawi di atas, dasar yang lama tetap dipakai tapi kemudian diberi corak baru sesuai era yang sedang berkembang.

C. Isfahan