Analisis Isi URAIAN TEORITIS

3. Efek konatif. Akibat dari pesan komunikasi massa membuat seseorang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Efek ini merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.

II.2 Analisis Isi

Penelitian empiris mengenai isi komunikasi bermula sejak adanya studi- studi teologi. Pada akhir 1600-an gereja dicemaskan oleh beredarnya hal-hal nonreligius di berbagai media seperti surat kabar. Kasus analisis kualitatif pertama terhadap bahan cetakan terjadi di Swedia pada abad XVIII. Pada pertemuan pertama Himpunan Sosiologi Jerman yang diadakan pada 1910, Max Weber 1911 mengusulkan analisis isi dalam skala besar terhadap pers, tetapi karena berbagai alasan usulan tersebut tidak terlaksana. Pada masa itu Markov 1913 merumuskan teori chains of Symbols dan menyebarluaskan analisis statistik terhadap sebuah novel dalam bentuk sajak, karya Pushkin, Eugene Onegin. Kebanyakan penelitian ditemukan baru-baru ini atau hanya mempengaruhi literatur analisis isi secara tidak langsung. Analisis isi telah berkembang menjadi sebuah metode ilmiah yang berjanji menghasilkan inferensi dari data yang secara esensial bersifat verbal, simbolik atau komunikatif. Di samping keberlanjutan keterlibatannya dengan masalah-masalah psikologis, sosiologis, dan politis yang substantif. Selama 80 tahun terakhir ini terjadi peningkatan secara eksponential perhatian terhadap penggunaan teknik analisis isi dan pemantapan kriteria kesahihan yang dibutuhkan dan itu mengindikasikan meningkatnya kematangan analisis isi Krippendorff, 1993: 1-14. Universitas Sumatera Utara Menurut Wazer dan Wiener, analisis isi adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam Bulaeng, 2004: 171. Sedangkan menurut Budd, analisis isi content analysis merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang terpilih. Prinsip dasar analisis isi meliputi: a. Prinsip sistematik, yaitu bahwa ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Periset tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset. b. Prinsip objektif, berarti hasilnya tergantung pada prosedur penelitian bukan pada orangnya. Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur yang sama, maka hasilnya harus sama, walaupun risetnya berbeda. c. Kuantitatif, diartikan dengan mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinsikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode deduktif. d. Isi yang nyata, artinya yang diteliti dan dianalisis hanyalah isi yang tersurat, yang tampak, bukan makna yang dirasakan oleh si peneliti. Perkara hasil akhir dari analisisnya nanti menunjukkan adanya suatu isi Universitas Sumatera Utara yang tersembunyi, hal itu sah-sah saja. Namun, semuanya bermula dari analisis terhadap isi yang tampak Kriyantono, 2006:229. Klasifikasi analisis isi menurut Kripendorff: a. Analisis isi pragmatis, prosedur yang mengklasifikasikan tanda menurut sebab atau akibatnya yang mungkin. b. Analisis isi semantik, prosedur yang mengklasifikasikan tanda menurut maknanya yang terdiri dari: - Analisis penunjukkan atau disebut juga analisis pokok bahasan, menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu dirujuk. - Analisis pensifatan, menggambarkan frekuensi seberapa sering karakterisasi tertentu dirujuk. - Analisis pernyataan atau disebut juga analisis tematik, menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu dikarakterisasikan secara khusus. c. Analisis isi sarana tanda, prosedur yang mengklasifikasikan isi menurut sifat psikofisik dari tanda Krippendorff, 1993:35-36. Menurut Wimmer dan Dominick setidaknya ada lima manfaat analisis isi yang dapat diidentifikasikan, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Menggambarkan isi komunikasi. Yaitu mengungkap kecenderungan yang ada pada isi komunikasi, baik melalui media cetak maupun elektronik. b. Menguji hipotesis tentang karakteristik pesan. Sejumlah peneliti analisis isi berusaha menghubungkan karakteristik tertentu dari komunikator sumber dengan karakteristik pesan yang dihasilkan. c. Membandingkan isi media dengan dunia nyata. Banyak analisis isi digunakan untuk menguji apa yang ada di media dengan situasi aktual yang ada di kehidupan nyata. d. Memperkirakan gambaran kelompok tertentu di masyarakat. Di sini, analisis isi digunakan untuk meneliti masalah sosial tentang diskriminasi dan prasangka terhadap kelompok minoritas, agama tertentu, etnis, dan lain-lainnya. e. Mendukung studi efek media massa. Penggunaan analisis isi acapkali juga digunakan sebagai sarana untuk memulai penelitian efek media massa Suyanto dan Sutinah, 2005:127-129. Sebagaimana penelitian sosial yang lain, analisis isi juga terbagai dalam dua aliran metodologi, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Analisis isi kuantitatif memfokuskan risetnya pada isi komunikasi yang tersurat. Karena itu tidak dapat digunakan untuk mengetahui isi komunikasi yang tersirat. Sehingga diperlukan suatu analisis yang lebih mendalam dan detail untuk memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya dengan konteks sosialrealitas yang terjadi Universitas Sumatera Utara sewaktu pesan dibuat. Di sinilah analisis isi kualitatif dibutuhkan. Analisis isi media kualitatif lebih banyak dipakai untuk meneliti dokumen yang dapat berupa teks, gambar, simbol, dan sebagainya untuk memahami budaya dari suatu konteks sosial tertentu. Dalam analisis media kualitatif ini semua jenis data atau dokumen yang dianalisis lebih cenderung disebut dengan istilah “text” apapun bentuknya gambar, tanda, simbol, gambar bergerak, dan sebagainya. Analisis isi media kualitatif ini merujuk pada metode analisis yang integratif dan lebih secara konseptual untuk menemukan, mengidentifikasi, mengolah, dan menganalisis dokumen untuk memahami makna, signifikasi, dan relevansinya Bungin, 2001:147. Analisis isi kualitatif bersifat sistematis, analitis tapi tidak kaku seperti dalam analisis isi kuantitatif. Kategorisasi dipakai hanya sebagai guide, diperbolehkan konsep-konsep atau kategorisasi yang lain muncul selama proses riset. Saat ini telah banyak metode analisis yang berpijak pada pendekatan analisis isi kualitatif. Antara lain: analisis framming, analisis wacana, analisis tekstual, semiotik, analisis retorika, dan ideological criticism Kriyantono, 2006:248.

II.3. Analisis Wacana