METODE PENELITIAN PenerimaanDiri KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS (PSYCHOLOGICAL WELL-BEING) PADA KSR PMI KOTA SURAKARTA DALAM MENANGANI BENCANA Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well-Being) pada KSR PMI Kota Surakarta Dalam Menangani Bencana.

3 besar anggota KSR merasa kesulitan dalam mengatur waktu antara menangani bencana dan kuliah. Hal ini yang membuat para anggota KSR ketika menangani bencana tidak menangani dengan sepenuh hati. Padahal sebenarnya, pengalaman dalam kehidupan yang beragam dan unik akan memberikan pengaruh terhadap kondisi kesejahteraan psikologis secara terus-menerus Harimukhti Dewi, 2014. Data awal yang di dapatkan dari informan R adalah setelah selesai melaksanakan tugas, para anggota KSR merasa bahagia bisa membantu menangani bencana dan mengevakuasi korban bencana. Seperti menurut Haworth dan Lewis 2005 bahwa partisipan yang ikut dalam aktivitas fisik telah terbukti untuk menghasilkan suasana hati yang positif, meningkatkan kesejahteraan psikologis dan kepuasan hidup. Menurut studi psychological well-being yang dilakukan oleh Najia 2005 terhadap para sukarelawan bencana gempa di Pakistan, ditemukan bahwa dengan menjadi relawan, maka individu merasakan ada perubahan positif dari dirinya, dimana individu dapat lebih menghargai diri sendiri, orang lain, kehidupan, merasa dekat dengan Tuhan serta merasakan kepuasan dalam hidup. Temuan ini konsisten dengan penelitian Thoits Hewitt 2001 yang menunjukkan bahwa pekerjaan sukarela memang meningkatkan semua enam aspek kesejahteraan dan bekerja sebagai relawan memiliki manfaat untuk memfasilitasi well-being seseorang untuk mencapai tingkat terbaiknya. Dari temuan ini, peneliti tertarik meneliti KSR PMI terutama pada kesejahteraan psikologisnya saat menangani bencana. Berdasarkan fenomena di atas, maka pertanyaan yang muncul yaitu, Berdasarkan fenomena di atas, maka pertanyaan yang muncul yaitu kesejahteraan psikologis pada KSR PMI yang meliputi : a Bagaimana kemampuan penerimaan dirinya? b Bagaimana kemampuan memiliki hubungan positif dengan orang lain? c Bagaimana kemampuan dalam menentukan tindakan sendiri? d Bagaimana kemampuan dalam penguasaan lingkungan? e Bagaimana kemampuan dalam memiliki tujuan hidup? f Bagaimana kemampuan dalam pertumbuhan pribadi? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka penelitian ini akan mengulas lebih lanjut bagaimana kondisi kesejahteraan psikologis pada KSR PMI Kota Surakarta dalam menangani bencana.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian yang berjudul “Kesejahteraan Psikologis Psychological Well- Being Pada KSR PMI Kota Surakarta Dalam Menangani Bencana” menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data pada 4 penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner terbuka yang berisi 9 pertanyaan. Informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan menentukan kriteria informan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono 2013, purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria dari informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menjadi anggota KSR PMI Kota Surakarta minimal selama 1 tahun 2. Pernah menangani bencana Informan penelitian ini juga menggunakan quota sampling dan insidental yang berjumlah 50 orang dengan rentang usia yang sesuai dengan syarat masuk anggota KSR PMI yaitu 18 – 35 tahun. Peneliti menggunakan analisis tematik sebagai salah satu teknik dalam analisis kualitatif yang memilah dan mengkode informasi dari responden dalam bentuk tema-tema khusus. Tema tersebut dapat berupa daftar tema, model tema, atau kualifikasi yang berkaitan dengan tema tersebut. dengan menggunakan teori dan penelitian sebelumnya. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kesejahteraan Psikologis psychological well-being memiliki 6 dimensi yang secara umum akan diuraikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan kesejahteraan psikologis yang dirasakan KSR PMI secara umum adalah senang karena dapat bersosialisasi dengan individu yang berbeda-beda.

1. PenerimaanDiri

Para informan memiliki penerimaan diri dari perbedaan yang dirasakan setelah menjadi anggota KSR PMI adalah lebih memiliki rasa sosial, menjadi mempunyai skill, dan adanya pengembangan diri dibandingkan sebelumnya dan proses penerimaan diri yang dilakukan yaitu dengan mengembangkan karakter, belajar berorganisasi, dan berusaha membagi waktu untuk bias menerima diri bahwa sudah menjadi anggota KSR PMI.

2. Hubungan Positif dengan Orang Lain