BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Jumlah Jenis Kupu-kupu Masing-masing Famili yang Terdapat di PPOS Bukit Lawang
Secara keseluruhan, jumlah jenis kupu-kupu yang berhasil ditemukan pada dua lokasi hutan dan tepi sungai di PPOS Bukit Lawang sebanyak 76 spesies yang
terdiri dari 4 famili, yaitu famili Papilionidae 9 spesies, Lycaenidae 14 spesies, Pieridae 15 spesies dan Nymphalidae 38 spesies. Jumlah jenis kupu-kupu yang
ditemukan di PPOS Bukit Lawang secara keseluruhan berdasarkan familinya dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Jumlah Keseluruhan Jumlah Jenis Kupu-kupu Setiap Famili
Dari Gambar 4.1., terlihat bahwa Famili Papilionidae merupakan famili yang paling sedikit jumlahnya ditemukan, yaitu sebanyak 9 spesies dapat dilihat
pada Lampiran 2. Sedikitnya jumlah jenis Papilionidae ditemukan karena saat
penelitian dilakukan dalam kondisi cuaca mendung, disamping itu sedikitnya ditemukan tanaman pakan. Helmiyetti, et.al., 2012, menyatakan bahwa aktifitas
9 14
15 38
5 10
15 20
25 30
35 40
Papilionidae Lycaenidae
Pieridae Nymphalidae
Ju m
lah Je
n is
Famili
Universitas Sumatera Utara
kupu-kupu sangat dipengaruhi oleh cuaca. Pada cuaca mendung apalagi hujan akan membuat kupu-kupu enggan untuk terbang dan berlindung dibawah pohon.
Disamping itu, fase larva kupu-kupu Papilionidae membutuhkan pakan dari tumbuhan inang yang spesifik. Ketersediaan tanaman inang sebagai pakan larva
di alam menentukan kelangsungan hidup spesies kupu-kupu Papilionidae. Famili Lycaenidae yang ditemukan di lokasi penelitian terdiri dari 14
spesies dapat dilihat pada Lampiran 2. Lycaenidae banyak ditemukan di sekitar
rerumputan dan semak pada daerah terbuka. Lestari, et.al., 2015, menyatakan bahwa Lycaenidae umumnya ditemukan pada saat terbang di sekitar rumput dan
semak, dan sedang hinggap di atas batu. Lycaenidae memiliki kemampuan terbang yang cepat dan menyukai tempat yang teduh.
Famili Pieridae yang ditemukan dilokasi penelitian terdiri dari 15 spesies
dapat dilihat pada Lampiran 2. Pieridae ini bersifat kosmopolitan sebarannya
luas. Pieridae sering ditemukan dilokasi penelitian diduga karena jenis vegetasi
yang menjadi sumber pakannya sangat banyak dapat dilihat pada Lampiran 3
dan menyukai lahan terbuka. Saputro 2007, menyatakan bahwa kondisi pada habitat terbuka dan memiliki intensitas sinar matahari tinggi sangat disukai oleh
jenis kupu-kupu dari Pieridae sehinga kupu-kupu dapat melakukan aktifitasnya. Hampir semua spesies dari Pieridae menyukai habitat yang terbuka dan sinar
matahari yang cukup. Famili Nymphalidae merupakan famili yang paling banyak ditemukan
dilokasi penelitian terdiri dari 38 spesies dapat dilihat pada Lampiran 2.
Nymphalidae lebih tinggi jumlahnya dibandingkan dari Papilionidae, Lycaenidae, dan Pieridae. Tingginya Nymphalidae disebabkan oleh jenis vegetasi yang
menjadi sumber pakannya lebih bervariasi dapat dilihat pada Lampiran 3 dan
kosmopolitan. Saputro 2007, menyatakan bahwa jenis vegetasi yang digunakan sebagai sumber pakan larva pun beragam, mulai dari tumbuhan bawah sampai
tumbuhan tingkat tinggi. Hal ini dikarenakan antara jenis yang satu dengan jenis yang lain berbeda dalam memilih jenis tumbuhan inang yang menjadi pakan
larvanya. Selama penelitian pada bulan Maret sampai April 2015, kupu-kupu banyak
ditemukan antara pukul 08.00 - 12.00 saat cahaya matahari cukup untuk
Universitas Sumatera Utara
mengeringkan sayapnya sehingga kupu-kupu dapat melakukan aktivitasnya, sedangkan pada pukul 07.00 - 08.00 sedikit ditemukan. Hal ini diduga karena
intensitas cahaya matahari pada pukul 07.00 - 08.00 belum terlalu tinggi sehingga hanya beberapa spesies yang keluar. Rahayuningsih et al., 2012 menyatakan
bahwa cahaya matahari sangat diperlukan oleh kupu-kupu pada intensitas cahaya 230 Cd. Cahaya akan memberikan energi panas sehingga menaikkan suhu tubuh
dan metabolisme menjadi lebih cepat. Menurut Efendi 2009, kupu-kupu umumnya memerlukan suhu tubuh antara 25
C – 41 C untuk melakukan
aktivitasnya. Menurut Suwarno et al., 2012, kupu-kupu akan berjemur basking sebelum terbang untuk memperoleh suhu optimal. Kelembapan relatif yang
dibutuhkan kupu-kupu berkisar antara 60 - 85. Kondisi tersebut kemungkinan merupakan kondisi kupu-kupu yang optimum untuk melakukan aktivitasnya. Hal
ini sesuai pada faktor fisik dapat dilihat pada Lampiran 4.
4.2. Perbandingan Jumlah Jenis Kupu-kupu dari Masing-masing Famili yang Terdapat di PPOS Bukit Lawang
Berdasarkan hasil yang diperoleh, jumlah jenis kupu-kupu yang berhasil ditemukan pada lokasi hutan terdiri dari 3 famili Papilionidae, Pieridae dan
Nymphalidae sebanyak 26 spesies, sedangkan tepi sungai terdiri dari 4 famili Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, dan Lycaenidae sebanyak 59 spesies.
Perbandingan jumlah jenis kupu-kupu yang ditemukan di hutan dan tepi sungai secara keseluruhan berdasarkan familinya dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. Perbandingan jumlah jenis kupu-kupu pada masing-masing famili.
Dari jenis kupu-kupu yang didapatkan pada Gambar 4.2., terlihat bahwa pada famili Papilionidae berjumlah sama yaitu 5 spesies di hutan dan 5 spesies di
tepi sungai. Kondisi di hutan ditemukan sedikit pohon yang berbunga dan mendapatkan cahaya matahari yang tercukupi. Hal ini disebabkan adanya
kerusakan secara alami pada hutan yaitu beberapa pohon besar yang tumbang akibat petir yang sangat kuat sehingga cahaya dapat menembus lantai hutan dan
adanya campur tangan manusia sehingga terjadi kerusakan hutan. Maulidia 2011,
menyatakan bahwa
kerusakan habitat
akan mempengaruhi
keanekaragaman suatu populasi kupu-kupu. Banyak kerusakan alami yang menghancurkan habitat kupu-kupu, sehingga kupu-kupu tersebut bermigrasi untuk
mencari habitat yang lebih bagus. Kerusakan habitat oleh manusia merupakan faktor penting dan mungkin penyebab yang paling besar pengaruhnya terhadap
menurunnya populasi bahkan menyebabkan punahnya satu jenis kupu-kupu. Pada famili Pieridae terdapat 4 spesies di hutan dan 12 spesies di tepi
sungai. Pieridae terdapat sedikit di hutan daripada di tepi sungai disebabkan di hutan kurang adanya kesesuaian dan ketersediaan pakan, sementara di tepi sungai
terdapat ketersediaan pakan yang lebih banyak seperti semak dan rerumputan. Menurut Indriani 2010 Pieridae menyukai tempat terang, daerah ladang, semak
5 10
15 20
25 30
Papilionidae Pieridae
Nymphalidae Lycaenidae
Ju m
lah Je
n is
Famili
Hutan Tepi Sungai
Universitas Sumatera Utara
dan rerumputan. Pieridae juga menyukai ketersediaan pakan yang beragam di daerah terbuka seperti di tepian sungai.
Pada famili Nymphalidae terdapat 17 spesies di hutan dan 28 spesies di tepi sungai. Hal ini disebabkan karena kondisi di hutan terdapat sedikit tanaman
berbunga dan kurangnya sumber air, sementara di tepi sungai banyak tanaman berbunga dengan sumber air yang cukup. Menurut Indriani 2010 faktor
ketersediaan sumber air berpengaruh terhadap keberadaan kupu-kupu. Untuk itu kupu-kupu menyukai tempat-tempat seperti tepian sungai dan mengunjungi areal
yang basah untuk memperoleh air. Dalam hidupnya, selain membutuhkan air juga sumber pakannya untuk energi. Disamping itu, kupu-kupu juga membutuhkan
nektar dari tumbuhan yang menjadi sumber pakannya. Oleh karena itu, kondisi tumbuhan yang sedang berbunga berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis
kupu-kupu tersebut. Famili Lycaenidae hanya terdapat di tepi sungai dengan 14 spesies. Hal ini
disebabkan karena kondisi hutan memiliki sedikit rerumputan dan intensitas cahaya yang rendah sehingga tidak memungkinkan untuk keberadaan Lycaenidae
tersebut dibandingkan di tepi sungai yang banyak tanaman pakan dan daerah terbuka. Indriani 2010 menyatakan bahwa Lycaenidae menyukai tempat-tempat
seperti tempat-tempat yang terang dan terbuka di tepi sungai. Keberadaan ruang terbuka
diperlukan oleh
kupu-kupu sebagai
tempat untuk
berjemur menghangatkan tubuhnya.
Secara umum kupu-kupu yang ditemukan pada lokasi tepi sungai lebih banyak jumlah spesiesnya daripada di hutan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh
kondisi lingkungan masing-masing lokasi yang berbeda. Habitat tepi sungai memiliki kondisi tingkat suhu lingkungan yang jauh lebih tinggi, keragaman
vegetasi sebagai sumber pakan dan tanaman berbunga dibandingkan habitat hutan. Kondisi tersebut berpengaruh pada keberadaan jenis kupu-kupu yang hidup pada
kedua habitat tersebut. Efendi 2009, menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberadaan kupu-kupu terhadap keanekaragaman jenis kupu-kupu
disuatu habitat yaitu faktor abiotik termasuk suhu, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin, sedangkan faktor biotik termasuk keragaman vegetasi sebagai
sumber pakan.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Tanaman yang Dihinggapi Kupu-kupu di Kawasan PPOS Bukit Lawang