Pengendalian dan Tujuan Persediaan Analisis ABC

tersebut mengakibatkan persedian yang menumpuk. Berbagai usaha dilakukan perusahaan untuk meminimalkan biaya yang dikeluakan untuk memesan persediaan.

2.2. Pengendalian dan Tujuan Persediaan

Pengendalian persediaan merupakan suatu hal yang sangat perlu diperhatikan karena berkaitan langsung dengan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan. Oleh sebab itu, persediaan harus seimbang dengan kebutuhan. Apabila persediaan lebih besar dari kebutuhan maka dapat terjadi penimbunan barang di dalam gudang yang dapat membuat nilai dari barang tersebut berkurang jika disimpan terlalu lama. Sedangkan bila persediaan kurang dari kebutuhan dapat mengganggu proses distribusi barang pada perusahaan. Oleh sebab itu diperlukan keseimbangan dalam pengadaan persediaan untuk menekan biaya pengeluaran dan memperlancar proses distribusi. Dengan demikian pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan jumlah persediaan yang seimbang, tidak banyak dan tidak sedikit, dengan kebutuhan. Agus Ristono 2009 mengemukakan tujuan dari pengendalian persediaan adalah: 1 Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat memuaskan konsumen. 2 Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan kemungkinan barang bahan baku dan penolong langka sehingga sulit untuk diperoleh dan kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan. 3 Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan. 4 Menjaga agar pembelian kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar. Universitas Sumatera Utara 5 Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-besaran, karena akan mengakibatkan biaya menjadi besar.

2.3. Analisis ABC

Pada umumnya persediaan terdiri dari berbagai jenis barang yang sangat banyak jumlahnya. Barang-barang tersebut dapat berupa produk jadi, komponen- komponen, barang-barang administrasi. Untuk mengatasi situasi yang demikian, diperlukan suatu kebijakan berupa analisis klasifikasi tiap barang berdasarkan skala prioritasnya. Analisis pengklasifikasian persediaan ini dikenal dengan Analisis ABC. Analisis ABC pertama kali dikemukakan oleh Vilfredo Pareto seorang ahli ekonomi dari Italia pada abad ke 19. Analisis ABC juga dikenal dengan sebutan Prinsip Pareto. Prinsip ini adalah untuk menghasilkan kebijakan persediaan yang berfokus pada barang-barang persediaan dalam jumlah yang banyak. Analisis ABC mengklasifikasi persediaan dalam tiga kategori, yaitu A, B, dan C dengan basis volume penggunaan biaya persediaan dalam setahun. Adapun kriteria dari tiap klasifikasi adalah sebagai berikut: 1. Kelas A : barang-barang dengan jumlah unit 10-20 tetapi nilai investasinya 30-70 dari total investasi tahunan persediaan. 2. Kelas B : barang-barang dengan jumlah unit 20-30 tetapi nilai investasinya 20-30 dari total investasi tahunan persediaan. 3. Kelas C : barang-barang dengan jumlah unit 30-70 tetapi nilai investasinya 10-20 dari total investasi tahunan persediaan. Bila dibuat ke dalam tabel, maka tipikal klasifikasi analisis ABC dapat terlihat pada Tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Tabel Klasifikasi Analisis ABC Klasifikasi Persentase Jumlah Item Persentase Nilai Kegunaan A 10 70 B 20 20 C 70 10 Berikut adalah grafik Analisis ABC berdasarkan data di atas: Gambar 2.2. Analsis ABC Jadi, barang yang termasuk dalam kelas A, merupakan barang yang paling “penting” untuk perusahaan dan menjadi fokus utama dalam pengendalian persediaan.

2.4. Metode Economic Order Quantity EOQ

Dokumen yang terkait

Aplikasi Metode Economic Order Quantity (EOQ) Untuk Mengoptimalkan Persediaan Bahan Bakar Minyak (Studi Kasus PT. Kereta Api (PERSERO) Medan)

5 70 53

Analisis Pengendalaian Persediaan Obat Menggunakan Metode Eoq (Economics Order Quantity) Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

2 74 115

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) (Studi Kasus: PT. Pabrik Es Siantar)

12 94 51

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN GABAH MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) MULTI ITEM PADA UD RIDWAN KALIWATES JEMBER

11 55 49

Pengendalian Persediaan Barang Jadi dengan Menggunakan Metode Deterministik Economic Order Quantity (EOQ) Multi-Item (Studi Kasus : CV. Rosarmi Perdagangan, Simalungun)

0 2 13

Pengendalian Persediaan Barang Jadi dengan Menggunakan Metode Deterministik Economic Order Quantity (EOQ) Multi-Item (Studi Kasus : CV. Rosarmi Perdagangan, Simalungun)

0 1 2

Pengendalian Persediaan Barang Jadi dengan Menggunakan Metode Deterministik Economic Order Quantity (EOQ) Multi-Item (Studi Kasus : CV. Rosarmi Perdagangan, Simalungun)

0 1 5

Pengendalian Persediaan Barang Jadi dengan Menggunakan Metode Deterministik Economic Order Quantity (EOQ) Multi-Item (Studi Kasus : CV. Rosarmi Perdagangan, Simalungun)

0 1 14

Pengendalian Persediaan Barang Jadi dengan Menggunakan Metode Deterministik Economic Order Quantity (EOQ) Multi-Item (Studi Kasus : CV. Rosarmi Perdagangan, Simalungun)

4 8 1

Pengendalian Persediaan Barang Jadi dengan Menggunakan Metode Deterministik Economic Order Quantity (EOQ) Multi-Item (Studi Kasus : CV. Rosarmi Perdagangan, Simalungun)

1 13 20