25
5. Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh anak sekolah mengikuti kegiatan belajar Asep Jihad, 2008: 14. Belajar itu
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang belajar adalah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional Asep Jihad, 2008: 14.
Sedangkan Mulyasa 2008: 212 mengatakan bahwa hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang
menjadi indikator kompetensi dasar dan drajat perubahan perilaku yang besangkutan. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari
seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Disamping diukur dari segi prosesnya, artinya seberapa jauh tipe belajar yang dimiliki Asep Jihad,
2008: 20. Baik buruknya hasil belajar dapat dilihat dari hasil pengukuran
yang berupa hasil evaluasi, selain mengukur hasil belajar penilaian dapat juga ditunjukan kepada proses pembelajaran, yaitu untuk mengetahui
sejauh mana tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Asep Jihad, 2008: 20. Semakin baik proses pembelajaran, maka seharusnya
hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi atau meningkat sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
26 Menurut Asep Jihad 2008: 16, hasil belajar dikelompokan
menjadi tiga kategori yaitu , ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif adalah yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui
dan memecahkan masalah seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, analisis, sintesis, dan evaluative. Ranah afektif adalah kemampuan yang
berhubungan dengan penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan pembentukan pola hidup. Ranah psikomotorik adalah kemampuan yang
berhubungan dengan persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, dan kreativitas.
Menurut Hutabarat 1986: 11-12 hasil belajar terdiri dari empat golongan antara lain :
a. Pengetahuan yaitu dalam bentuk bahan informasi, fakta, gagasan, prosedur, hukum, kaidah, standar dan konsep lainnya.
b. Kemampuan yaitu dalam bentuk kemampuan untuk menganalisis, memproduksi, mencipta, berfikir nasional dan menyesuaikan.
c. Kebiasaan dan ketrampilan yaitu dalam bentuk kebiasaan perilaku dan ketrampilan dalam menggunakan semua kemampuan
d. Sikap yaitu dalam bentuk apresiasi, minat, pertimbangan, dan saran. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan
tujuan pengajaran. Setelah melalui proses belajar maka siswa diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yang disebut juga sebagai hasil belajar
yaitu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar. Bentuk penilaian hasil belajar siswa biasa berupa
pretest-postest, mid semester, ujian akhir semester, semua penilaian tersebut , mengacu
27 pada ranah kategori kognitif.
Pretest adalah tindakan penilaian awal karena penilaian ini dilakukan sebelum proses belajar untuk mengetahui
kemampuan awal siswa, sedangkan postest adalah tindakan penilaian
akhir karena penilaian ini dilakukan sesudah proses belajar, untuk mengetahui kemampuan akhir sisawa setelah belajar.
Tes untuk mengetahui ranah afektif dan ketrampilan psikomotorik tidak hanya bersifat tertulis saja tetapi harus tes perbuatan
atau non tes lewat kegiatan penilaian dengan teknik observasi, wawancara, lembar pendapat, dan nilai-nilai sesuai dengan kepent-
ingannya Mulyasa, 2008: 212. Penilaian dalam hasil belajar sangat dibutuhkan, untuk
menetukan drajat keberhasilan, sehingga kedudukan siswa dapat diketahui, apakah telah memahami materi ajar atau belum. Untuk tujuan
pengevaluasian hasil belajar guna melihat efektifitas pembelajaran maka digunakan skala penilaian acuan patokan.
Penilaian acuan patokan adalah nilai yang menjadi acuan pada tujuan instruksional yang harus dikuasai. Dengan demikian yang menjadi
acuan penilaian dan kriteria keberhasilan, yaitu nilai pretest berkisar
antara 75-80 persen. Artinya siswa dikatakan berhasil apabila nilai pretest
menguasai atau dapat mencapai 75-80 persen dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai. Kurang dari kriteria tersebut siswa dinyatakan belum
berhasil Nana Sudjana, 2008: 8.
28
6. Karakteristik Belajar Siswa