TANGGAPAN KONSUMEN ATAS IKLAN PRODUK INDOMIE VERSI SATU SELERA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BANDAR LAMPUNG

TANGGAPAN KONSUMEN ATAS IKLAN PRODUK INDOMIE VERSI
SATU SELERA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
DI BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)

Oleh
RIZKY EKA ADIGUNA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

ABSTRAK
TANGGAPAN KONSUMEN ATAS IKLAN PRODUK INDOMIE VERSI
SATU SELERA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
DI BANDAR LAMPUNG

Oleh
RIZKY EKA ADIGUNA


Pangsa pasar Mie Indomie mengalami penurunan dan terancam tergeser oleh
kehadiran produk pesaing. Selain itu rata-rata perkembangan volume penjualan
adalah negatif karena jumlah indomie yang terjual mengalami penurunan
meskipun pada waktu yang sama Indomie telah melakukan upaya strategi promosi
agresif dan kampanye iklan provokatif yang menyasar ke semua kalangan dengan
mengeluarkan berbagai versi iklan. Permasalahan dalam

penelitian

ini

dirumuskan: “Bagaimanakah tanggapan konsumen atas iklan produk Indomie
Versi Satu Selera di televisi terhadap keputusan pembelian di Bandar Lampung?”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan konsumen atas iklan
produk Indomie Versi Satu Selera di televisi terhadap keputusan pembelian di
Bandar Lampung.

Penelitian ini menggunakan metode survey, penelitian ini bersifat deskriptif dan
verifikatif. Sampel yang diambil adalah 70 orang konsumen produk Indomie yang

pernah melihat iklan produk Indomie versi Satu Selera di televisi.Data
dikumpulkan dengan kuisioner dan dokumentasi. Selanjutnya data dianalisis
secara dekriptif.

Rizky Eka Adiguna
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen memberikan tanggapan yang
baik terhadap tayangan iklan Indomie versi Satu Selera di televisi dan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh
sebagian besar jawaban responden memberikan jawaban setuju pada pertanyaan
yang diajukan, artinya semakin sering konsumen menyaksikan tayangan iklan
Indomie versi Satu Selera di Televisi maka akan semakin berpengaruh pada
keputusan pembelian konsumen terhadap produk Indomie.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 25 November 1990 di Bandar Lampung, penulis
adalah anak pertama dari dua bersaudara yang berasal dari pasangan bapak Helly
Taufik dan Tuti Daulay.

Penulis telah menempuh pendidikan formal pada beberapa sekolah. dimulai dari

pendidikan Taman Kanak- Kanak Sejahtera 1 Bandar Lampung 1995-1996;
Sekolah Dasar Sejahtera 1 Bandar Lampung 1996- 2002, Sekolah Menengah
Pertama Bina Mulya Bandar Lampung 2002 – 2005, Sekolah Menengah Atas
Negeri 5 Bandar Lampung 2005 – 2008, Institute dan Bisnis Informatika
Darmajaya 2008-2009, Pada tahun 2009 penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1
Reguler Manajemen Universitas Lampung.

PERSEMBAHAN

Allah SWT
Yang Maha Besar Pengasih lagi Maha Penyayang.
Rasulullah,
Nabi Besar Muhammad SAW.
Orang tuaku tercinta
Helly Taufik & Tuti Daulay.
Keluarga terbaik di dunia yang menjadi alasan untukku tetap berjuang
mengejar masa depan serta adikku.
Monica syamsurya
yang selalu siap mendukung dan memotivasiku setiap saat agar tetap
berjuang tanpa menyerah.

orang-orang yang selalu tetap berada di sampingku untuk mendorong
kala hati sedang galau hingga mencapai keberhasilanku.
Universitas Lampung, Almamater tercinta
dan Fakultas Ekonomi ku.

MOTTO

Pengetahuan adalah sebuah kekuatan
Jika tidak cukup berani untuk mengambil resiko maka tidak akan
pernah mendapatkan apa-apa dalam hidup ini
(Muhammad Ali)

Semangat adalah titik awal dalam perubahan hidup
(Penulis)

TANGGAPAN KONSUMEN ATAS IKLAN PRODUK INDOMIE VERSI
SATU SELERA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

RIZKY EKA ADIGUNA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ekonomi
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

i

Judul Skripsi

: TANGGAPAN KONSUMEN ATAS IKLAN
PRODUK INDOMIE VERSI SATU SELERA DI
TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN DI BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa

: RIZKY EKA ADIGUNA

No. Pokok Mahasiswa

: 0911011100

Jurusan

: Manajemen

Fakultas

: Ekonomi

MENYETUJUI,
1. Pembimbing


Aripin Ahmad, S.E., M.Si.
NIP. 19600105 198603 1 005

Roslina, S.E., M.Si.
NIP. 19770711 200512 2 002

2. Ketua Jurusan

Hj. Aida Sari, SE, M.Si.
NIP. 196201271987032003

ii

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua


: Aripin Ahmad, S.E, M.Si.

............................

Sekretaris

: Roslina, S.E., M.Si.

……....................

Penguji Utama

: Mustafid, S.E., M.M.

............................

2. Dekan Fakultas Ekonomi

Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.
NIP.196109041987031011


Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 01 Mei 2013

iii

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT maha besar yang telah memberikan rahmat dan
Berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam juga selalu tercurah kepada junjungan dan teladan seluruh
alam, Nabi Muhammad SAW. Judul yang pada skripsi ini adalah ”Pengaruh Iklan
Produk Indomie Versi Satu Selera Di Televisi Terhadap Keputusan Pembelian di
Bandar Lampung” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak mendapat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulisi ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung sekaligus selaku penguji utama skripsi.
Terima kasih atas saran yang begitu berarti untuk penulis.
3. Bapak Aripin Ahmad, S.E., M.Si. selaku pembimbing utama skripsi dan
Pembimbing akademik atas segala kebaikan, ketulusan serta kesabarannya
untuk memberikan bimbingan, saran dan juga kritik dalam proses
penyelesaian skripsi ini.

i

4. Ibu Roslina, S.E., M.Si. selaku pembimbing kedua atas segala kebaikan,
kesediaan serta kesabarannya untuk memberikan bimbingan, saran dan juga
kritik selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
6. Bapak, Mama, Adikku yang tak pernah berhenti mendoakan kesuksesanku dan
memberikan seluruh dukungan moral, materil, menjadi penyemangatku untuk
segera menyelesaikan skripsi ini.
7. Monica Syamsurya yang ada disaat hati sedang galau untuk memberikan
semangat dalam mengerjakan skripsi. Terimakasih dengan tidak pernah

berhenti mengingatkan setiap hari agar berjuang menyelesaikan skripsi .
8. Sahabat anti jatuh Genk Metal, Boy, Jalal, Ucup, Baga, Adit, Blek, Rangga,
Nico, Ebong, Otong, Agung, Pramandra, Ojan.
9. Sahabat terbaik seperjuangan Yasser, Onyeng, Gewgew, Eki, Anggew, Doni,
Denny, Windi, terima kasih atas kebersamaannya.
10. Sahabat BEM FEB Bukit, Yuda, Akbar, Acong, Ayu, Putri, Dewi, Firda,
Devi, Elisa, Raka, Sendi, Uje,Arif, Husa, Legit, Nadia, Tian, Ambon, Nanda,
Helen dan Devia.
11. Sahabat penyemangat skripsi Nanda (Sipit), Bagus (Mbe), Denmas (Bewok),
Shiva, Anggun, Dila, Iyek, Echi, Leli, Arham
12. Keluarga Unila Avin, Nuzul, Upil, Tiya, Dewi, Eci, Gebot, Cungir, Imam,
Winda, Dedew, Ganjek, Rere, Tonay, Ayu (citul), prima,
13. Keluarga besar BESWAN Djarum 2011/2012 terima kasih

ii

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi semoga skripsi yang
sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Mei 2013
Penulis

Rizky Eka Adiguna

iii

DAFTAR ISI

Halaman
SAN WACANA .................................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
I

i
iv
vi
vii

PENDAHULUAN .................................................................................

1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1.2 Permasalahan ....................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................
1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................
1.5 Kerangka Pikir ..................................................................................

1
9
10
10
10

II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................

13

2.1 Pemasaran .........................................................................................
2.2 Iklan .................................................................................................
2.2.1 Pengertian Iklan .......................................................................
2.2.2 Jenis-Jenis Iklan .......................................................................
2.2.3 Atribut Iklan .............................................................................
2.2.4 Tujuan Periklanan ....................................................................
2.2.5 Iklan pada Media Televisi .............................................................
2.2.6 Kategori Iklan Televisi.............................................................
2.2.7 Keunggulan Iklan Televisi ............................................................
2.2.8 Kelemahan Iklan Televisi .............................................................
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian .............

13
16
16
18
20
20
22
23
24
26
27

III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................

30

3.1 Desain Penelitian ...............................................................................
3.2 Variabel Penelitian ............................................................................
3.3 Jenis dan Sumber Data ......................................................................
3.4 Metode Pengumpulan Data ...............................................................
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ...........................................
3.6 Definisi Operasional .........................................................................
3.7 Analisis Data .....................................................................................

30
30
31
31
31
32
33

iv

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................................

34

4.1 Profil Konsumen Indomie ................................................................
4.1.1 Profil Konsumen Menurut Kelompok Umur ...........................
4.2.2 Profil Konsumen Menurut Pendidikan Terakhir .....................
4.2.3 Profil Responden Menurut Pekerjaan ......................................

34
34
35
35

4.2 Deskripsi Data Penelitian ..................................................................
4.4.1 Tayangan Iklan Indomie Versi Satu Selera di Televisi ..........
4.4.2 Keputusan Pembelian ..............................................................

36
36
41

V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................

43

5.1 Kesimpulan ......................................................................................
5.2 Saran .................................................................................................

43
43

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Pangsa Pasar Mie Instant di Indonesia Tahun 2009-2011 ............................

6

2. Perkembangan Volume Penjualan Indomie di Wilayah Pemasaran
Lampung Tahun 2011 ...................................................................................

7

3. Operasionalisasi Variabel Penelitian.............................................................

32

4. Profil Konsumen Menurut Kelompok Umur ................................................

34

5. Profil Konsumen Menurut Pendidikan Terakhir ...........................................

35

6. Profil Konsumen Menurut Pekerjaan ............................................................

35

7. Penayangan Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera di Televisi
Penuh Kreativitas ..........................................................................................

36

8. Slogan Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera di Televisi adalah
Menarik .........................................................................................................

37

9. Slogan Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera di Televisi Mudah
Diingat ...........................................................................................................

38

10. Jalan Cerita Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera di Televisi adalah
Menarik .........................................................................................................

38

11. Jalan Cerita Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera di Televisi Mudah
Dimengerti ....................................................................................................

39

12. Jalan Cerita Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera di Televisi
Memiliki Pesan yang Baik untuk Disampaikan kepada Masyarakat ............

40

13. Rekapitulasi Data Variabel Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera...........

41

14. Keputusan Pembelian Produk Indomie .........................................................

41

vi

DAFTAR GAMBAR

Tabel

Halaman

1. Skema Kerangka Pikir ...................................................................................

vii

12

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin
ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan
kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya berbagai produk
maupun jasa yang disertai inovasi baru. Berbagai upaya dilakukan oleh perusahaan
untuk meningkatkan penjualan perusahaan serta memuaskan kebutuhan pelanggannya.
Menyadari hal itu, pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan
perusahaan

untuk

mempertahankan

kelangsungan

hidupnya,

perkembangan

perusahaan, mendapatkan laba serta memperkuat posisi dalam menghadapi
perusahaan pesaing.

Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan
elemen dalam bauran pemasaran yang dipakai perusahaan untuk memasarkan
produknya. Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan untuk
menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Swastha dan Sukotjo, 2001:237).

2

Salah satu media promosi yang sering digunakan untuk menyampaikan informasi
tentang produk adalah media periklanan. Periklanan merupakan salah satu media
yang digunakan perusahaan, bisa diklasifikasikan menurut tujuannya yaitu untuk
memberikan informasi, membujuk dan mengingat (Kotler,2005:362 ).

Hapsari (2008:2), menyatakan bahwa iklan merupakan salah satu alat bauran promosi
yang digunakan sebagai alat pengantar pesan untuk membentuk sikap konsumen.
Agar penyampaian pesan dapat diterima oleh konsumen dengan baik maka
dibutuhkan media yang tepat. Berkembangnya media informasi di Indonesia diikuti
dengan kecenderungan perusahaan untuk memasang iklan di media massa. Iklan bisa
digunakan untuk membentuk citra jangka panjang sebuah produk dan juga untuk
menggerakkan penjualan cepat.

Periklanan digunakan sebagai salah satu kekuatan untuk mencapai tujuan pemasaran
barang dan jasa, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Secara
sederhana, iklan dapat didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk
lewat suatu media. Sesuai dengan sifatnya yang persuasi maka iklan merupakan
suatu obyek yang membujuk orang kepada pembelian, (Kasali, 2007:9).

Menurut C.N. Parkinson dalam Kasali (2007:13), iklan termasuk dalam kegiatan
komunikasi sebagai bagian dari komunikasi pemasaran. Sebagian efektivitas
pemasaran tergantung pada efektivitas komunikasi. Jika komunikasi tidak efektif
maka perusahaan tidak dapat meyakinkan para calon pelanggan untuk membeli.
Konsumen memiliki beberapa pertimbangan sebelum memutuskan produk yang akan

3

dibelinya, pada saat dihadapkan pada beberapa pilihan produk yang sejenis.
Pertimbangan-pertimbangan yang muncul karena informasi yang diterimanya itu
didasari pada fungsi harga, kepercayaan terhadap mutu, loyalitas dan hal-hal menarik,
sehingga dapat dijadikan pertimbangan. Pertimbangan tersebut contohnya adalah
seorang konsumen akan membeli produk mie instan dihadapkan pada banyak pilihan
produk mie instan, yang walaupun bentuknya sama namun masing-masing memiliki
kelebihan sendiri. Sebenarnya tidak hanya konsumen yang dihadapkan pada
persoalan, produsen juga mengalami hal yang sama, sebagai pengusaha harus mampu
mengemas produknya untuk dapat bersaing merebut pasar. Langkah yang dilakukan
untuk mencapai hal tersebut adalah membuat iklan sebagai promosi untuk produk
semenarik mungkin.

C.C. Thomas dalam Kasali (2007:18), menyatakan bahwa periklanan bertujuan untuk
menjangkau sebanyak mungkin orang (khalayak) dengan biaya yang serendah
mungkin. Periklanan memusatkan perhatian kepada pembeli atau calon pembeli.
Karena sifatnya persuasif maka tujuan iklan adalah untuk mengalihkan perhatian
orang atau mengubah perilakunya, yang biasanya dilakukan dengan memberikan
pesan sepihak (satu arah) melalui saluran komunikasi tertentu. Pesan yang efektif
adalah pesan yang hemat biaya dalam mempromosikan produknya, memenuhi minat
dan kebutuhan masyarakat umum dan pesan itu diarahkan kepada saluran-saluran
yang sesuai dan dapat digunakan untuk berkomunikasi.

4

Iklan agar dapat menarik khalayaknya, iklan dibuat sangat kreatif dan komunikatif.
Dari segi pembuatan kreatifnya, pemilihan strategi iklan yang digunakan sangatlah
penting. Penggunaan strategi iklan yang salah dapat mengakibatkan penurunan
penjualan. Untuk mendukung strategi yang baik biasanya diperlukan anggaran yang
besar. Salah satu strategi iklan yang banyak digunakan pengiklan saat ini adalah
penentuan tema iklan yang menggambarkan kegiatan sehari-hari atau tema-tema lain
yang menarik.

Kebutuhan jasa periklanan dipacu oleh dua kebutuhan. Pertama, produsen percaya
bahwa iklan adalah cara yang paling tepat untuk memperkenalkan produknya kepada
masyarakat. Dalam hal ini kredibilitas televisi sebagai media yang tepat dalam
menyampaikan pesan kepada masyarakat menjadi alternatif utama perusahaan untuk
menayangkan iklannya. Kedua, sifat-sifat tertentu masyarakat terutama kelas
menengah yang melihat sebagai bagian dari dunia modern menyebabkan iklan
dipercaya sebagai cara untuk melihat kebutuhannya dan bercermin pada dunia
modern.

Pengiklan sebelum membuat iklan terlebih dahulu mengamati dan membuat riset
tentang perilaku konsumn. Menurut Kasali (2007:18), gejala yang ada di masyarakat
menunjukkan adanya beberapa respon masyarakat terhadap daya tarik iklan, yaitu:
1. Respon yang baik, yaitu khalayak dipengaruhi oleh produk yang diiklankan sampai
terjadinya proses pembelian.
2. Respon yang kurang baik, yaitu khalayak hanya ingat pada daya tarik yang dimiliki
tetapi tidak ingin membeli produknya atau tidak ingat produknya.

5

Setiap iklan setidaknya terdapat dua sumber, pertama adalah pemasangan iklan
terutama perusahan atau merek yang berkepentingan menyampaikan informasi
tertentu kepada khalayak. Kedua ialah juru bicara, model iklan atau hal ikhwal yang
dicantumkan dalam iklan. Kedua sumber ini masing-masing memiliki karakteristik,
yang masing-masing mempengaruhi sistem komunikasi seperti dalam hal wibawa dan
daya tarik. Daya tarik yang iklan diharapkan mampu mempengaruhi konsumen dalam
pembelian suatu produk

Iklan bertujuan untuk memberikan pengaruh kepada khalayak dengan memberikan
atau menjelaskan seperangkat ciri produk dalam iklan sehingga diingat dan dapat
menggugah emosi melalui penggunaan seperangkat atribut dalam iklan yang
memiliki kedekatan dengan khalayak. Iklan Indomie versi satu selera merupakan
salah satu iklan yang menampilkan nilai kedekatan dengan menggunakan budaya
daerah Jawa, Bali, Padang, Papua, Manado, dan Medan

dalam iklannya. Iklan

Indomie versi satu selera ini pertama kali ditayangkan pada 14 Januari 2003 dan
masih tetap ditayangkan sampai dengan sekarang.

Penggunaan unsur budaya daerah seperti bahasa daerah, tarian daerah dan bangunan
khas daerah pun seakan menambah daya tarik dalam iklan ini. Namun sebuah iklan
tidak akan bermakna tanpa adanya pesan, oleh karena itu Indomie melalui iklan ini
berusaha menyampaikan pesan bahwa Indomie merupakan selera semua suku-suku
daerah

yang

ada

di

Indonesia.

Iklan

ini

dikemas

untuk

mendekatkan

konsumennya dengan produk, karena bahasa daerah, tarian daerah dan simbol yang

6

digunakan di dalam iklan. Daya tarik iklan tersebut diharapkan dapat memberikan
dampak positif bagi penjualan produk mie instan.

Produk Indomie masih memimpin pasar dibandingkan dengan produk pesaing
sebagaimana terdistribusi pada Tabel 1 mengenai Pangsa Pasar Mie Instan Tahun
2010- 2012di bawah ini.
Tabel 1. Pangsa Pasar Mie Instan di Indonesia Tahun 2010 – 2012
Tahun 2010
Tahun 2011
Pangsa
Pangsa
Brand
Brand
Pasar
Pasar
Indomie
75,5%
Indomie
66,3%
Supermi
10,1%
Mie Sedaap 13,4%
Sarimi
3,7%
Supermi
7,1%
Mie 100
2,3%
Sarimi
2,2%
Gaga Mie 1,8%
Gaga 100
2,5%
Mie ABC 1,1%
Mie 100
2,4%
Gaga 100 2,3%
Alhami
1,9%
Pop Mie
0,6%
ABC
0,6%
Salamie
0,5%
100%
100%
Total
Sumber: www.finance.dir.groups.yahoo.com , 2012.

Tahun 2012
Pangsa
Brand
Pasar
Indomie
65,3%
Mie Sedaap 22,9%
Supermi
3,4%
Gaga 100
2,6%
Sarimi
1,0%
Alhami
1,0%
Kare
0,7%
ABC
0,6%
Alamie 100 0,5%
100%

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa pangsa pasar Indomie tetap berada pada urutan
pertama, meskipun jumlah pangsa pasar Indomie cenderung menurun setiap tahun.
Mie Sedaap yang diproduksi PT Sayap Mas Utama (Grup Wingsfood) berhasil
meraih 22,9% pangsa pasar pada tahun 2012 dan membayangi Indomie di posisi
kedua, meskipun Mie Sedaap baru muncul pada bulan Mei 2003. Hal ini merupakan
sebuah prestasi awal Mie Sedaap dalam kurun waktu 3 tahun, jika dibandingkan
dengan Indomie yang sudah berhasil masuk ke pasar mie instan lebih dari 15 tahun
yang lalu. (www. dzumar.wordpress.com., 2012)

7

Meningkatnya permintaan ini juga menimbulkan meningkatnya persaingan dikategori
produk mie instan. Produk-produk mie instan yang ada dipasaran antara lain; dari
group Indofood adalah Indomie, Sarimi dan Supermi; dari group Wings Food adalah
Mie Sedaap; dari Group ABC adalah Mie ABC dan Mie President; dari PT Delly
Food SC adalah Miduo dan Mie Gelas.

Upaya untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan oleh perusahaan Indomie dengan
menerapkan strategi promosi agresif dan kampanye iklan provokatif yang menyasar
ke semua kalangan dengan mengeluarkan berbagai versi iklan seperti iklan versi satu
selera, iklan versi larut malam enaknya indomie dan iklan versi pas hujan pasnya
indomie. Gencarnya iklan tersebut untuk membuat posisi produk indomie dapat
mempertahankan pangsa pasarnya. Pada kenyataanya khusus untuk area pemasaran
Lampung, PT Indofood Cabang Lampung menjelaskan bahwa terjadi kecenderungan
penurunan penjualan produk Indomie sebagaimana terdistribusi pada Tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan Volume penjualan Indomie di Wilayah Pemasaran
Lampung Tahun 2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Bulan

Produk Indomie (Dus)
Januari
215,703
Februari
206,496
Maret
195,376
April
174,040
Mei
173,919
Juni
166,161
Juli
161,128
Agustus
158,967
September
162,985
Oktober
177,875
November
185,465
Rata –rata
Sumber: PT Indofood Cabang Lampung, 2013

Perkembangan (%)
-4.46
-5.69
-12.26
-0.07
-4.67
-3.12
-1.36
2.47
8.37
4.09
-1,45%

8

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa rata-rata perkembangan volume penjualan
adalah negatif karena jumlah indomie yang terjual mengalami penurunan. Persentase
perkembangan paling tinggi terjadi antara bulan September-Oktober dari 162.985 dus
meningkat menjadi 177.875 dus. Sedangkan persentase terendah terjadi antara bulan
Maret-April dari 195.376 dus menurun menjadi 174.040 dus.

Proses pembelian pada dasarnya dimulai ketika seseorang menyadari kebutuhannya
dan mulai menyadari perbedaan keadaanya sekarang dan keadaan yang diinginkan.
Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sebagai sesuatu yang unik, karena
preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Konsumen berasal dari
berbagai segmen, sehingga hal yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda.
Keputusan membeli konsumen dipengaruhi oleh keterlibatan konsumen dan
kepercayaan. Semakin tinggi konsumen terlibat dalam upaya pencarian informasi
produk, semakin besar dorongan konsumen untuk melakukan pembelian. Di sisi lain,
konsumen semakin selektif di dalam melakukan pemilihan produk untuk dikonsumsi.
Penyebab hal ini adalah perkembangan arus informasi sehingga konsumen dapat
menyerap informasi serta pengetahuan tentang keberadaan suatu produk dengan cepat.

Perilaku pembelian produk oleh konsumen dapat dilihat dari pengambilan keputusan
untuk melakukan pembelian produk tersebut, sebelum memutuskan pada tindakan
pembelian,

seorang

konsumen

dihadapkan

pada

beberapa

pertimbangan-

pertimbangan yang muncul, di sinilah iklan berperan untuk mempengaruhi
khalayaknya, yang dalam penelitian ini khalayak yang digunakan adalah konsumen
Indomie. Tujuan iklan dapat tercapai dan tersebar luas tanpa hambatan dengan

9

menggunakan media televisi. Televisi dengan unsur audio visualnya lebih mampu
mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan pada konsumen.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, penulis melakukan penelitian dalam
Skripsi yang berjudul: Tanggapan Konsumen atas Iklan Produk Indomie Versi Satu
Selera di televisi terhadap keputusan pembelian di Bandar Lampung.

1.2 Permasalahan
Masalah dalam penelitian ini adalah pangsa pasar Mie Indomie kini masih pada posisi
puncak yaitu mencapai

65,3% menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang

mencapai 76,3% artinya persentase pangsa pasar Indomie terancam tergeser oleh
kehadiran produk pesaing. Selain itu rata-rata perkembangan volume penjualan
adalah negatif karena jumlah indomie yang terjual mengalami penurunan meskipun
pada waktu yang sama Indomie telah melakukan upaya strategi promosi agresif dan
kampanye iklan provokatif yang menyasar ke semua kalangan dengan mengeluarkan
berbagai versi iklan.

Berdasarkan masalah tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan:
“Bagaimanakah tanggapan konsumen atas iklan produk Indomie Versi Satu Selera di
televisi terhadap keputusan pembelian di Bandar Lampung?”

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan konsumen atas iklan
produk Indomie Versi Satu Selera di televisi terhadap keputusan pembelian di Bandar
Lampung.

10

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi perusahaan
Penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak
perusahaan untuk mengetahui faktor yang jadi pertimbangan konsumen dalam
membeli produk sehingga pihak perusahaan dapat senantiasa menyusun strategi
promosi dalam rangka meningkatkan penjualan.
2. Bagi Penulis
Penambahan ilmu pengetahuan bidang ilmu manajemen pemasaran, dan melatih
penulis untuk dapat menerapkan teori yang diperoleh dari perkuliahan.

1.5 Kerangka Pikir

Periklanan merupakan suatu aktivitas promosi yang dimaksudkan untuk memotivasi
seorang pembeli potensial dan mempromosikan penjualan suatu produk untuk
mempengaruhi pendapat publik untuk berfikir atau bertindak sesuai dengan keinginan
si pemasang iklan. Iklan selalu berusaha untuk memberikan informasi, membujuk,
dan meyakinkan calon konsumen. Barang dan jasa yang diiklankan baik diharapkan
dapat memperolah tanggapan dan tindakan tertentu dari calon konsumen.

Salah satu produsen yang mengiklankan produknya dengan menggunakan media
televisi adalah produsen mie instant merek Indomie, yang berupaya maksimal untuk
mengemas iklan semenarik mungkin sehingga dapat diketahui dan dikenal
masyarakat luas. Ditambah lagi dengan ketatnya kompetisi dunia periklanan televisi
dengan produk serupa, semakin menuntut para pengiklan untuk lebih kreatif

11

menciptakan iklan yang berbeda dengan iklan yang sudah ada, sehingga dengan
kekhasan itu diharapkan akan tertanam citra dan efek yang baik dari calon konsumen.

Pengemasan iklan mie instant merek Indomie dilakukan untuk mendapatkan pesan
iklan yang mudah diingat calon konsumen. Calon konsumen harus memeperhatikan
dan menggunakan beberapa bentuk daya tarik pesan, yaitu merek dagang, kemasan
dan slogan, model iklan, jalan cerita iklan dan musik iklan (Jefkins, 2003: 126).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan konsumen atas iklan produk
Indomie Versi Satu Selera di televisi terhadap keputusan pembelian di Bandar
Lampung. Tanggapan konsumen tersebut merupakan penilaian atas penanyangan
iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi yang penuh kreativitas, slogan
iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi yang menarik, slogan iklan produk
Indomie Versi Satu Selera di televisi yang mudah diingat, jalan cerita iklan produk
Indomie Versi Satu Selera di televisi yang menarik, jalan cerita iklan produk Indomie
Versi Satu Selera di televisi yang mudah dimengerti dan jalan cerita iklan produk
Indomie Versi Satu Selera di televisi memiliki yang pesan untuk disampaikan kepada
masyarakat.

12

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir penelitian berikut:

Iklan Produk Indomie (Variabel X)
(1) Penanyangan iklan produk Indomie Versi Satu
Selera di televisi penuh kreativitas
(2) Slogan iklan produk Indomie Versi Satu Selera
di televisi menarik
(3) Slogan iklan produk Indomie Versi Satu Selera
di televisi mudah diingat
(4) Jalan cerita iklan produk Indomie Versi Satu
Selera di televisi menarik
(5) Jalan cerita iklan produk Indomie Versi Satu
Selera di televisi mudah dimengerti
(6) Jalan cerita iklan produk Indomie Versi Satu
Selera di televisi memiliki pesan yang baik
untuk disampaikan kepada masyarakat

Gambar 1.
Skema Kerangka Pikir

Keputusan Pembelian
(Variabel Y)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran
Menurut W.J Stanton dalam Assauri (2007: 259, pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang
potensial. Dengan kata lain pemasaran merupakan suatu proses sosial dan
manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan
Produk-Produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Assauri (2007: 32), pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan
produk maupun jasa adalah suatu proses untuk memperkenalkan produk dan jasa
mereka kepada konsumen dengan tujuan dan harapan perusahaan tersebut
mendapatkan timbal balik yaitu berupa laba dari pemasaran yang mereka lakukan.
Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan melakukan pertukaran. Pemasaran adalah
suatu sistem dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
yang potensial. Dalam pemasaran barang dan jasa yang dilakukan oleh
perusahaan, individu dan kelompok konsumen terlebih dahulu harus mengetahui

14

keunggulan yang dimiliki barang dan jasa yang ditawarkan tersebut. Hal ini
penting agar konsumen tidak salah dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang
ada, dan perusahaan yang berorientasi kepada konsumennya dengan kehandalan
Produk termasuk mengenai pelayanan di dalamnya.

Menurut Kotler dan Keller (2009: 41), kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan dapat berpedoman pada salah satu konsep pemasaran:
1) Konsep Produk, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi
konsumen menyukai Produk yang tersedia dan harga terjangkau. Tugas
pengelolaan manajemen yang utama adalah mencapai Produksi yang baik
dengan saluran distribusi yang baik pula.
2) Konsep Kualitas Produk, merupakan orientasi manajemen yang mengandung
asumsi konsumen akan memilih Produk dengan kualitas terbaik serta dengan
terus-menerus meningkatkan kualitas Produk.
3) Konsep Penjualan, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi
konsumen umumnya tidak akan membeli Produk-Produk perusahaan, kecuali
perusahaan melakukan kegiatan promosi dan penjualan yang mangkus.
4) Konsep Pemasaran, merupakan orientasi manajemen yang menyatakan kunci
untuk mencapai tujuan organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan
pasar yang menjadi sasaran dan memberikan kepuasan yang lebih mangkus
dan sangkil dari pada yang diberikan oleh para pesaing.
5) Konsep Pemasaran yang bersifat kemasyarakatan, merupakan orientasi
manajemen yang mengandung pedoman tugas organisasi dalam menetapkan
kebutuhan, keinginan pasar yang menjadi sasaran dan menyesuaikan
organisasi terhadap pelayanaan demi kepuasaan bagi pelanggan secara lebih

15

mangkus dan sangkil dibandingkan pesaing dengan cara mempertahankan
serta meningkatkan mutu yang dihasilkan.

Pemasaran memegang peranan penting dalam kehidupan sosial ekonomi juga bagi
perusahaan dalam usaha mencapai tujuan dan menjaga kelangsungan hidup
perusahaan tersebut. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan yang bersifat aktual,
karena berhubungan langsung dengan kehidupan manusia sehari-hari, baik
manusia secara individual, kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan.

Kegiatan pemasaran menjadi penting bagi setiap perusahaan untuk mencapai
kesuksesan. Hal ini hanya berawal pada akhir produksi serta berakhir dengan
penjualan saja, melainkan telah berkembang dari kegiatan distribusi dan penjualan
menjadi suatu sistem untuk menghubungkan perusahaan dengan pasarnya. Jadi,
pemasaran adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan penyampaian
Produk dari produsen sampai ke tangan konsumen.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat dinyatakan bahwa pemasaran
merupakan kekuatan utama dalam bisnis dan masyarakat, bermula dan berakhir
dengan kebutuhan konsumen. Pemasaran umumnya dipandang sebagai ntugas
untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada
konsumen dan perusahaan. Tanpa adanya pemasaran konsumen sulit mencapai
tujuan konsumsi yang memuaskan. Peranan lain yang ada pada kegiatan
pemasaran adalah mampu untuk mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen
dan mengkombinasikan dengan data pasar, seperti jumlah konsumen, lokasi dan
penghasilan mereka.

16

2.2 Iklan

2.2.1 Pengertian Iklan

Menurut Subijakto Pyro Soedarsono (2001:21), iklan adalah upaya untuk menjual
produk sekaligus menawarkan citra diri (identitas diri) dan gaya hidup, sehingga
kadang–kadang yang ditawarkan bukan produk melainkan citra dan identitas
sosial dan gaya yang diharapkan konsumen. Menurut Giaccardi (2004: 124), iklan
merupakan gambaran dan stimuli dunia mimpi yang hiperlialistik dan iklan
merupakan suatu pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada
calon pembeli barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah–murahnya.

Iklan merupakan suatu acara dalam memasarkan produk dimana pesan–pesan
iklan dirumuskan sesuai dengan kepentingan produsen iklan mempunyai ciri–ciri
utama yang jumlahnya sangat besar dan secara jelas didorong oleh kepentingan
pengirim. Meskipun iklan selalu direncanakan dengan sengaja namun sasarannya
bisa beraneka ragam.

Menurut Boove dalam Burhan Bungin (2001:123), iklan adalah proses
komunikasi yang di dalamnya terdapat; pertama, orang yang disebut sebagai
sumber munculnya ide iklan; kedua, media sebagai medium, dan; ketiga, audiens.
Sedangkan menurut William Spriegel dalam Astrid S. Susanto (2005: 200), iklan
diartikan sebagai any paid form of nonpersonal presentation of goods or of ideas
to a group. Artinya kegiatan periklanan mengandung unsur penyewaan ruang atau
waktu dalam suatu media massa demi penggunaannya, serta penyajian yang non-

17

pribadi (artinya bukan dari seseorang secara berhadapan), calon pemakai setelah
dipersuasi dibawa kepada barang dan jasa yang hendak dijual.

Setiap pesan dalam iklan dapat dipersentasikan dengan gaya eksekusi (excecution
style) yang berbeda-beda. Phillip Kotler (2005: 425) yaitu:
1.

Cuplikan kehidupan menunjukan satu atau lebih individu yang memakai
produk itu dengan penggunaan formal.

2.

Gaya hidup menunjukan lebih pada penekanan bagaimana sebuah produk
cocok dengan gaya hidup tertentu.

3.

Fantasi, membuat fantasi mengenai produk dan penggunaanya.

4.

Suasana atau citra, menumbuhkan suasana atau citra pada produk itu seperti
kecantikan, cinta, ketentraman dan tidak ada hal lain yang dibuat terhadap
produk itu kecuali mengenai susunan.

5.

Musikal, menggunakan latar belakang musik atau pertunjukan dari satu atau
lebih penyanyi atau karakter komik yang menyanyikan lagu dengan syairnya
mengenai produk tersebut.

6.

Simbol kepribadian, menciptakan suatu karakter yang mempersonifikasi
sebuah produk.

7.

Keahlian teknik, menunjukan keahlian dan pengetahuan dari perusahaan
dalam membuat suatu produk.

8.

Bukti ilmiah, menunjukan bukti penelitian atau bidang keilmuan bahwa merk
yang diiklankan lebih disukai yang mendukung produk.

18

2.2.2 Jenis-Jenis Iklan

Tams Djayakusumah (2004: 107) membagi jenis iklan sebagai berikut :
1. Price Advertising, merupakan iklan yang menawarkan suatu barang dan jasa
mengenai segi harganya.
2. Brand Advertising, merupakan iklan yang berusaha memberikan tentang
brand/atau merk yang menonjolkan pada pendengar dan penonton.
3. Quality Advertising, merupakan jenis iklan yang disajikan memberikan kesan
pada mutu atau kualitas jenis barang yang diiklankan atau mutu sangat baik.
4. Product Advertising, merupakan jenis iklan yang menawarkan suatu barang
atau jasa dimana yang ditonjolkan adalah produk atau jasa.
5. Institutional Advertising, merupakan jenis iklan yang menonjolkan dari segi
perusahaan yang memberikan kesan menarik pada calon pembeli.
6. Prestise Advertising, merupakan iklan yang menonjolkan dari segi prestisenya
jika masyarakat membeli dan menggunakan produk tersebut.

Sementara itu, sesuai dengan tujuannya, Frank Jefkins (2003:39), membagi iklan
menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Iklan konsumen, yaitu iklan yang digunakan untuk menawarkan barang dan
jasa ke konsumen dengan menggunakan jasa media massa. Lebih banyak
dikenal dengan iklan niaga di televisi, radio, dan media lainnya.
2. Iklan antar bisnis, yaitu iklan yang hanya mempromosikan barang-barang
non-konsumen, artinya pemasang iklan dan sasaran iklan sama-sama
perusahaan, barang-barangnya merupakan bahan baku produksi yang harus
diolah kembali.

19

3. Iklan perdagangan, yaitu iklan yang ditujukan khusus bagi kalangan
distributor, agen, serta para eksportir atau importir.
4. Iklan eceran, yaitu iklan yang khusus dibuat oleh pemilik produk atau
pemasok produk yang disebarkan di pasar swalayan ataupun supermarket dan
toko-toko.
5. Iklan keuangan, sebenarnya pengertian iklan keuangan agak sulit dipahami
karena iklan lainnya juga melakukan kegiatan keuangan, namun demikian
bisa dibatasi bila iklan khusus untuk bank, asuransi, investasi bisa dikatakan
jenis iklan keuangan.
6. Iklan Rekruitmen, yaitu iklan yang bertujuan merekrut calon pegawai yang
akan bekerja pada suatu perusahaan/tenaga kerja.

Sedangkan menurut Burhan Bungin (2001:126), pada masyarakat secara umum,
sebenarnya hanya terdapat dua jenis iklan, yaitu:
1. Iklan non komersil, adalah iklan yang lebih bersifat pelayanan masyarakat.
Iklan ini lebih banyak ditujukan sebagai sarana komunikasi pemerintah
dengan warga negara, misal iklan Pemilihan Umum, iklan KB dsb.
2. Iklan komersil, adalah berbagai iklan yang dibuat semata-mata ditujukan
untuk kegiatan komersil dengan harapan apabila iklan ditayangkan maka
produsen akan memperoleh keuntungan komersil dari tayangan iklan tersebut.
Iklan komersil ditandai dengan adanya syarat imajinasi dalam proses
pencitraan dan pembentukan nilai-nilai estetika untuk memperkuat citra
terhadap barang atau produk yang diiklankan. Dengan demikian akan
terbentuk image/citra, semakin tinggi estetika dan citra obyek iklan maka
semakin komersil obyek tersebut.

20

2.2.3 Atribut Iklan

Menurut Jamieson dan Campbell (dalam Jefkin, 2003: 126), untuk mendapatkan
pesan iklan yang mudah diingat oleh khalayak atau calon konsumen, maka
pemasang iklan harus memeperhatikan dan menggunakan beberapa bentuk daya
tarik pesan iklan atau atribut iklan, yaitu:

1. Merek dagang, dalam hal ini pemasang iklan harus menampilkan merek
dagang dari produk yang diiklankan sehingga diketahui calon konsumen.
2. Kemasan produk, dalam hal ini pemasang iklan harus menampilkan kemasan
produk yang diiklankan sehingga diketahui calon konsumen.
3. Slogan, untuk menanamkan pesan iklan secara kuat ke dalam pikiran calon
konsumen maka pemasang iklan harus memiliki slogan dengan menggunakan
kata-kata tertentu yang mudah diingat oleh konsumen.
4. Model iklan, untuk menambah daya tarik iklan maka model iklan/bintang
iklan harus menampilkan sosok seseorang yang menarik atau telah dikenal
oleh banyak orang sehingga akan menguatkan kesan poduk.
5. Jalan cerita iklan, sebaiknya iklan memiliki jalan cerita dengan alur tertentu
sehingga akan menarik perhatian calon konsumen
6. Musik, agar iklan yang ditampilkan memiliki nilai lebih maka didukung oleh
latar belakang musik yang mengiringi penyajian iklan tersebut.

2.2.4 Tujuan Periklanan
Bove (1996) dalam Bungin (2001:123), menyebutkan bahwa sebagai sebuah
proses komunikasi iklan harus memuat: Pertama, orang sebagai sumber
munculnya ide iklan; kedua, media sebagai medium; dan ketiga, audiens. Iklan

21

televisi adalah media untuk mengkomunikasikan individu (pemirsa) dengan
pencipta ide–ide iklan dalam kemasan materi (produk) yang diiklankan. Citra
produk harus mampu memberikan makna dan kesadaran pada realitas masyarakat.
Proses komunikasi iklan cenderung menggunakan bahasa simbol.

Berdasarkan definisi diatas, jelas bahwa iklan memiliki tujaun utama untuk
menyampaikan informasi tentang produk kepada massa (nonpersonal). Ia menjadi
penyampaian informasi yang sangat terstuktur, yang menggunakan elemen–
elemen verbal maupun non–verbal. Dalam menjalankan fungsi komunikasinya,
iklan memiliki berbagai gaya, baik dalam penyajian maupun isi iklan itu sendiri.
Gaya dan isi iklan tersebut bersifat dinamis, selaras, dengan perubahan–perubahan
yang terjadi dalam organisasi produksi.

Dalam periklanan, produsen memperkenalkan produk pada masyarakat. Menurut
John Crawford dalam Astrid S. Susanto (2005:207), periklanan bertujuan :
1. Menyadarkan konsumen dan memberikan informasi kepadanya tentang suatu
barang, jasa atau ide.
2. Menemukan dalam diri konsumen suatu perasaan suka akan barang, jasa atau
ide yang disajikan untuk memberi referensi kepadanya.
3. Meyakinkan kepada konsumen akan kebenaran tentang apa yang disajikan
dalam periklanan dan karenanya menggerakkannya untuk memiliki barang
atau jasa.

Selanjutnya menurut Astrid S.Susanto (2005:250), tujuan periklanan adalah:
1. Menarik perhatian untuk barang/jasa yang dapat dijual (capture attention).
2. Mempertahankan perhatian yang telah ada (hold attention).

22

3. Memakai/ mempergunakan perhatian yang telah ada untuk bertindak (make,
make lasting impression).

Dengan demikian diketahui bahwa periklanan adalah suatu kegiatan yang
digunakan oleh pihak yang berkepentingan (pengiklan) dengan tujuan untuk
menyampaikan pesan atau informasi mengenai suatu produk barang ataupun jasa
melalui suatu media kepada khalayak sebagai calon konsumen dan dengan
maksud mempengaruhi calon konsumennya untuk membeli produk barang atau
jasa yang ditawarkan tersebut.

2.2.5 Iklan pada Media Televisi

Kemajuan teknologi informasi dewasa ini telah membuat batasan geografi tidak
lagi menjadi masalah dalam komunikasi. Pertukaran informasi sangat cepat dan
luas. Pasar menjadi tidak terbatas karena teknologi iklan dapat merambah
kesemua penjuru. Pesan dari periklanan terdiri dari banyak hal seperti
mengarahkan orang untuk membeli produk, untuk mendukung sebuah tujuan
tetapi yang paling sering ialah peran iklan untuk memasarkan barang dan jasa.

Menurut Gitli Todd dalam Meutia (2002: 4), semenjak diperkenalkannya televisi
kepada masyarakat dunia pada tahun 1930-an, secara cepat media televisi menjadi
tempat para produsen/pemasang iklan untuk menyiarkan produknya melalui
media ini karena jutaan orang menonton iklan televisi dan pengaruh iklan televisi
terhadap masyarakat lebih kuat dibandingkan radio atau media cetak lainnya.

23

Kepercayaan dunia usaha kepada iklan terutama iklan televisi dilandasi kenyataan
bahwa masyarakat sekarang terpikat dengan berbagai acara televisi, sehingga
kalau iklan produk perusahaan ditayangkan di televisi, maka kemungkinan besar
iklan tersebut ditonton oleh jutaan pemirsa televisi. Selain itu keunggulan televisi
sebagai media penayangan iklan, karena iklan televisi adalah iklan yang enak
ditonton, pesan-pesannya menjadi hidup dan realistis, dan televisi merupakan
media yang kuat mempengaruhi pemirsanya. Dengan kemampuan jangkauan yang
merambah ke berbagai bentuk kehidupan masyarakat televisi menjadi sarana yang
sangat ampuh untuk menjangkau pasar sasaran. Menurut penelitian Krugman,
televisi paling cocok untuk iklan produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah
seperti sabun mandi, pasta gigi dan makanan ringan (Burhan Bungin, 2001:148).

2.2.6 Kategori Iklan Televisi

Menurut Boove (1996) dalam dalam Burhan Bungin (2001:127), iklan televisi
terbagi dalam beberapa kategori, yang meliputi :
1.

Iklan sponsorship/iklan konsumen; paling banyak mendominasi iklan
televisi, perkembangannya lebih pesat karena didukung oleh dana yang
besar, kreativitas yang menakjubkan serta sarat dengan harapan-harapan
konsumtif.

2.

Iklan layanan masyarakat; iklan ini ditayangkan melalui kerjasama dengan
pihak-pihak non-komersial atau divisi non-komersial dari sebuah perusahaan
komersial. Iklan ini lebih dimaksudkan untuk layanan masyarakat, misalnya
iklan bahaya narkotika.

24

3.

Iklan spot; iklan televisi yang hanya menampilkan gambar yang tidak
bergerak dengan latar suara tertentu sebagai dukungan utama terhadap
gambar tersebut.

4.

Iklan Promo; iklan ini merupakan tayangan lead acara atau film tertentu di
sepanjang waktu yang sekiranya bisa menyisakan tayangan lead, targetnya
bukan menjual suatu produk atau jasa melainkan jumlah pemirsa yang akan
menonton sebuah acara yang otomatis akan meningkatkan rating acara
tersebut. Kondisi inilah yang akan menguntungkan dalam usaha untuk
meraih sebanyak-banyaknya sponsor dalam acara tersebut.

5.

Iklan politik; iklan yang dimanfaatkan suatu partai untuk mengkonstruksi
pemirsa sebagai segmen politik sebuah partai Iklan politik tidaklah menjual
barang, tetapi menjual program partai dan tidak mengarahkan pemirsa untuk
membeli namun mengarahkan pemirsa kepada sikap untuk menerima sebuah
partai dan akan memilihnya ketika Pemilu.

2.2.7 Keunggulan Iklan Televisi
Menurut Frank Jefkins (2003:110), iklan televisi memiliki keunggulan yaitu:
1.

Kesan yang realistik. Karena sifatnya yang visual dengan kombinasi warna,
suara dan gerakan maka iklan televisi nampak begitu hidup dan nyata.
Dengan kelebihan ini pengiklan dapat menonjolkan keunggulan produknya
secara detil.

2.

Masyarakat lebih tanggap. Karena iklan televisi ditayangkan di rumahrumah dalam suasana yang serba santai maka masyarakat lebih siap
memberikan perhatiannya (daripada iklan poster yang dipasang di tengah

25

jalan; masyarakat yang sibuk memikirkan sesuatu, menuju suatu tempat atau
tengah bergegas ke kantor tentunya tidak terlalu sempat memperhatikannya).
3.

Adanya repetisi/pengulangan. Iklan televisi bisa ditayangkan hingga
beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang
memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya,serta dalam
frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu akan bangkit.

4.

Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang
mengefektifkan penjangkauan masyarakat. Pengiklan dapat menyiarkan
iklannya dengan menggunakan satu atau lebih dari stasiun televisi untuk
memuat iklan, atau menayangkannya secara bersamaan di seluruh stasiun
televisi secara serentak.

5.

Ideal bagi para pedagang eceran. Iklan televisi dapat menjangkau kalangan
pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen. Selain karena pedagang
eceran juga menonton televisi seperti orang lain, hal itu disebabkan iklan
televisi memang sangat membantu mereka, bahkan seolah-olah iklan
ditujukan semata-mata untuk mereka.

6.

Terkait erat dengan media lainnya. Tayangan televisi mungkin saja
terlupakan, tetapi karena adanya iklan yang sama yang juga dimuat pada
media lainnya, maka keberadaan iklan dapat merujuk penjelasannya pada
iklan televisi.

Iklan televisi merupakan iklan yang cukup efektif untuk meraih perhatian pemirsa
sebagai calon konsumen sebuah iklan, mengingat televisi menggunakan tehnik
audio visualnya. Kelebihan iklan televisi yang diperoleh dari adanya kombinasi
mimik, gerak dan suara iklan.

26

2.2.8 Kelemahan Iklan Televisi
Selanjutnya Frank Jefkins (2003:113), menyebutkan beberapa kelemahan iklan
televisi di antaranya adalah:
1. Televisi cenderung menjangkau pemirsa secara massal, sehingga pemilahan
(untuk kepentingan pembidikan pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan.
Pengiklan akan dapat lebih selektif dalam membidik pangsa pasar yang
dikehendaki kalau menggunakan media pers.
2. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap mengenai
suatu produk atau perusahaan pembuatnya, maka televisi lagi-lagi tidak akan
bisa menandingi media pers.
3. Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dikerjakan banyak orang sambil nonton
televisi, sama seperti ketika mereka mendengarkan stasiun radio. Akibatnya
konsentrasi mereka seringkali terpeca