54
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
5.1.1 Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan dengan Kebiasaan Jajan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh p value 0,001 α 0,05 sehingga menunjukan
ada hubungan antara kebiasaan makan pagi dengan kebiasaan jajan berbahan kimia pada siswa kelas IV dan V siswa SD Negeri 01 Sekaran pada tahun pelajaran 20092010.
Berdasarkan hasil penelitian, responden yang tidak melakukan m sakan pagi sebelum berangkat ke sekolah sebanyak 17 orang atau 25,0. Dari 17 orang yang tidak makan pagi
terdapat siswa yang mempunyai frekeunsi jajan berbahan kimia rendah sebanyak sebanyak 1 orang atau 19,0, siswa yang mempunyai frekuensi jajannya berbahan kimia sedang
sebanyak 4 orang atau 23,5 dan siswa yang mempunyai frekuensi jajannya berbahan kimia tinggi 12 orang atau 70,6. Dari 17 orang tersebut ada 7 orang siswa yang beralasan
masih kenyang karena mereka lebih suka makan pada malam harinya daripada saat pagi. Sedangkan anak yang beralasan buru-buru di pagi hari ada 6 orang, itu dikarenakan
kesibukan orang tua siswa sehingga anak tidak di bantu dalam persiapan ke sekolah, dan ada 4 oarng siswa yang beralasan tidak nafsu makan karena menu makan pagi mereka
hanya monoton dan ada yang beralasan karena tidak terbiasa dan jika sarapan kan menyebabkan sakit perut. Faktor yang menjadi penyebab siswa jajan di sekolah adalah
karena anak tidak melakukan makan pagi sebelum berangakat ke sekolah, sehingga jajan junk food salah satunya alasannya adalah karena kekosongan perut mereka pada waktu
berada di sekolah. Junk food yang dijajakan di sekolah adalah cimol, tempura, bakso ojek,
55
bakso mini, mie goreng, siomay. Semua jenis junk food tersebut tidak baik bagi kesehatan karena kandungan nutrisi yang rendah, rendah serat, tinggi lemak, tinggi kalori dan hanya
mengandalkan rasanya saja. Oleh karena itu junk food membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Siswa jajan karena Jajanan bagi anak sekolah dapat berfungsi sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena aktifitas fisik di sekolah yang
tinggi apalagi anak sekolah yang tidak makan pagi. Pengenalan berbagai jenis makanan jajanan akan menumbuhkan penganekaragaman pangan sejak kecil Ali
Khomsan, 2004:16. Menurut survey di Jakarta, cukup banyak anak yang berangakat kesekolah
tanpa makan pagi yaitu 16,9 dari 3495 siswa yang teliti. Akibantya mereka jajan di warung dekat sekolahan. Sedangkat menurut penelitian menyebutkan bahwa
kebiasaaanmakan pagi secara teratur dapat menurunkan resiko menderita obesitas. Oleh karena itu manfaat makan pagi selain mencegah anak untuk jajan. Makan
pagi juga dapat menurunkan resiko menderita obesitas Arixs, 2006:1. Agar kebiasaan jajan junk food tidak menjadi perilaku keseharian anak maka paling
tidak anak saat sekolah dibekali dengan makan pagi yang lengkap. Dari hasil penelitian Andri Arijanto yang dilaksanakan pada siswa kelas VI di SD N piranti
Sedati Sidoarjo menunjukkan bahawa siswa yang rutin sarap dan prestasinya diatas rat-rata sebanyak 5 siswa dan yang prestasinya di bawah rata-rata
sebnanyak 7 orang. Sedangkan siswa yang tidak rutin sarapan memiliki prestasi diatas rata-rata 2 dan prestasi dibawah rata-rata sebanyak 5 siswa. Hal ini karena
asupan gizi mereka terpenuhi waktu makan pagi Andri Arijanto, 2008:24.
56
Menurut pengamatan, di SD Negeri Sekaran 01 terdapat 2 buah kantin sekolah dan terdapat 7 orang pedagang yang setiap harinya datang. Jajanan yang
dibawa oleh pedagang dari luar membuat siswa tertarik. Ketertarikan itu timbul karena warna jajanan yang menarik, bentuknya dan baunya yang membuat anak
tetarik untuk membelinya. Karena bau yang menggoda akan tercium melalui indera pencium kita lalu akan diteruskan ke otak dan otak memberikan sinyal ke
lambung. Kegemaran itulah yang sering kali dimanfaatkan oleh penjual makanan jajanan.
5.1.2 Hubungan antara Penghasilan Orang Tua dengan Kebiasaan Jajan