Masalah TBC Di Dunia Masalah TBC Di Indonesia

commit to user 9 seperempat juta per tahun, Rifampicin RIF, Isoniazid INH, Ethambutol EMB, Streptomycin, Pirazinamida PZA telah bertahun – tahun dimanfaatkan sebagai anti TBC, tetapi sebagian penderita telah menunjukan resistensi terhadap first – line anti TBC. Second – line anti TBC berupa Etionamida, Para Amino Salisilat PAS, Sikloserina, Amikacin, Kanamicin dan Kapreomicin telah diluncurkan tetapi kurang efektif, terlalu toksik, serta menunjukan efek samping yang serius. Akibatnya senyawa – senyawa anti TBC baru yang lebih baik sangat dibutuhkan bagi penderita, karena pemeriksaan BTA secara mikroskopis langsung pada anak biasanya dilakukan dari bilasan lambung karena dahak sulit di dapat pada anak. Pemeriksaan Bta secara biakan kultur memerlukan waktu yang lama. Cara baru untuk mendeteksi kuman TBC dengan cara PCR polymery Chan Reaction.

1. Masalah TBC Di Dunia

Mycobacterium Tuberculosis telah meng – infeksi sepertiga penduduk dunia, pada tahun 1993, WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TBC, karena pada sebagian besar negara di dunia, penyakit TBC tidak terkendali. Ini disebabkan banyaknya penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama menular BTA positif. Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun menjadi sekitar 9 juta penderita baru TBC dengan kematian 3 juta orang WHO, Treatment of Tuberculosis, Guidelines For National Programmes, 1997. Di negara – negara berkembang kematian TBC merupakan 25 dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah. Diperkirakan 95 penderita TBC berada di negara berkembang, 75 penderita TBC adalah kelompok usia produktif 15 – 50 commit to user 10 tahun. Munculnya epidemic HIVAIDS dunia, penderita TBC akan meningkat. Kematian wanita karena TBC lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas.

2. Masalah TBC Di Indonesia

Tahun 1999, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT, memperkirakan terjadi 583.000 kasus baru TBC dengan kematian karena TBC sekitar 140.000. Secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru TBC paru BTA positif. Sebagian besar menyerang kelompok usia kerja belum dapat menjangkau seluruh puskesmas. Demikian juga Rumah Sakit Pemerintah, swasta dan unit pelayanan kesehatan lainnya. Cangkupan penderita TBC dengan strategi DOTS baru mencapai sekitar 10 dan error rate pemeriksaan laboratorium belum dihitung dengan baik meskipun cure lebih besar dari 85 . Penatalaksaan penderita dan sistim pencatatan pelaporan belum seragam disemua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta. Pengobatan yang tidak teratur kombinasi obat yang tidak lengkap dimasa lalu,diduga telah menimbulkan kekebalan ganda kuman TBC terhadap Obat Anti – Tuberkulosis OAT atau Multi Drug Resistance MDR. Jangka panjang penanggulangan TBC menurunkan kesakitan dan angka kematian penyakit TBC dengan cara memutuskan rantai penularan, sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Angka kesembuhan minimal 85 dari semua penderita TBC, cangkupan commit to user 11 penemuan secara bertahap sehingga pada tahun 2005 dapat mencapai 70 dari perkiraan semua penderita baru TBC positif.

3. Program- Program Yang Telah Dilakukan Pemerintah Indonesia