Analisis deskriptif Analilasis Regresi Linier Berganda Uji koefisien determinasi Uji Asumsi Klasik

commit to user 80 JK C = JK res JK TC c. Menghitung 1 dF E = N K 2 dF C = k 2 K = banyaknya kelompok X d. Menghitung 1 RJK E = E E dF JK 2 RJK TC = TC TC dF JK e. Fhitung = E TC RJK RJK f. Ftabel = 1 x K 2, N K 1 Jika F hitung F tabel , maka hipotesis nol ditolak berarti persamaannya tidak linier. 2 Jika F hitung F tabel , maka hipotesis nol diterima berarti persamaannya linier.

I. Teknik Analisis Data

Proses analisis yang akan dilakukan mulai dari awal sampai akhir adalah sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan masing masing variabel. commit to user 81

2. Analilasis Regresi Linier Berganda

Analisis ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara parsial maupun bersama-sama simultan, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam regresi berganda sebagai berikut: Y = b o +b 1 X 1 + b 2 X 2 +b3X3 +b4X4 + b5X5 + b6X6 + e Keterangan: Y = Prestasi siswa X1 = Kompetensi Paedagogi X2 = Kompetensi Kepribadian X3 = Kompetensi Sosial X4 = Kompetensi Profesional X5 = Motivasi Kerja Intern X6 = Motivasi Kerja ekstern e = Kesalahan Pengganggu

3. Uji koefisien determinasi

R² atau koefisien determinasi mengukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu menunjukkan seberapa besar variasi dari variabel bebas mempengaruhi variabel tak bebas dengan rumus yang dinyatakan sebagai berikut ; R² = T SS ESS = 1- TSS RSS =1- 2 2 i i y e Dimana : ESS = Expla in Sum Squa res jumlah kuadrat yang dijelaskan commit to user 82 TSS = Tota l Sum Squar es atau jumlah total kuadrat yang merupakan penjumlahan dari ESS dan jumlah kuadrat residual RSS Nilai R² mempunyai range antara 0 1 jika R² sama dengan 1 berarti garis regresi yang dicocokkan menjelaskan 100 variasi dalam variabel tidak bebas. Jika R² sama dengan nol, maka model yang digunakan tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel tak bebas. Apabila R² yang mendekati 1 menunjukkan bahwa model yang digunakan adalah baik. Apabila R² mendekati nol maka model yang digunakan akan semakin tidak tepat atau tidak baik.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinieritas Multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana satu atau lebih variabel bebas berkorelasi dengan variabel bebas lainnya atau dengan kata lain suatu variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam penelitian ini digunakan metode VIF yaitu apabila nilai VIF 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. b. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana variabel pengganggu tidak mempunyai varians yang sama. Untuk mendeteksi ada commit to user 83 tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode korelasi Rank Spearman Gujarati, 1997: 188. 1 6 1 2 2 n n d r i s Keterangan : d i : perbedaan dalam rank yang ditempatkan untuk dua karakteristik yang berbeda dari individual atau fenomena ke i. n : banyaknya individual atau fenomena yang dirank rs : koefisien korelasi Ra nk Spea rma n Adapun lagkah-langkah untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: 1 Cocokan regresi terhadap atau mengenai Y dan X dan dapatlah residual e 1 ; 2 Dengan megabaikan tanda e 1 , yaitu dengan mengambil nilai mutlaknya |e 1 | dan X i sesuai dengan urutan yang meningkat atau menurun dan menghitung koefisien rank korelasi spearman yang telah diberikan sebelumnya tadi; 3 Dengan mengasumsikan bahwa koefisien rank korelasi populasi s adalah nol dan n 8, tingkat penting signifikasi dari r 5 yang disampel dapat diuji dengan pengujian t sebagai berikut Gujarati, 2003: commit to user 84 2 1 2 s x r n r t Dengan derajad kebebasan: n 2 Jika nilai t yang menghitung melebihi nilai t kritis, maka terdapat heteroskedastisitas dan sebaliknya jika t yang dihitung tidak melebihi nilai t kritis berarti tidak terdapat heteroskedastisitas.

J. Uji Hipotesis