2.4 Standart Mutu Minyak Jeringau
Standart mutu minyak jeringau ditentukan dengan menguji sifat fisika dan kimia karakteristik minyak sesuai dengan standart mutu minyak jeringau yang berlaku.
Tabel 2.1 Batas Mutu Minyak Jeringau Yang di Kutipan Dari Majalah Trubus Volume 7 Tentang Minyak Atsiri
No Karakterisasi
Mutu 1
Bobot Jenis 25 C25
C 1,060 – 1,080
2 Indeks Bias 25
C 1,547 – 1,549
3 Putaran Optik
-2 – + 6,5
4 Kelarutan dalam etanol 90
1 : 5 Jernih
5 Bilangan Asam
Maximal 4
2.4.1 Rendemen
Rendemen adalah perbandingan antara output dengan input yang dinyatakan dalam persen. Jumlah minyak yang menguap bersama-sama dengan air ditentukan oleh tiga
faktor yaitu : besarnya tekanan uap yang dipakai, berat molekul dari masing-masing komponen dalam minyak dan kecepatan minyak yang keluar dari bahan. Rendemen
minyak juga dipengaruhi oleh kondisi bahan, cara pengolahan atau perlakuan terhadap bahan dan metode penyulingan yang digunakan. Metode penyulingan uap dan
penyulingan air dan uap menghasilkan rendemen yang relatif tinggi dibandingkan metode penyulingan air karena dalam penyulingan air komponen minyak yang titik
didih tinggi dan bersifat larut dalam air tidak dapat menguap secara sempurna sehingga banyak minyak yang hilang atau tersuling Rahmayati dan Lutony, 1999
2.4.2 Penentuan Bobot Jenis
Bobot jenis merupakan perbandingan berat dari volume minyak atau lemak pada suhu 25
C dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Alat yang digunakan untuk
menentukan bobot jenis adalah piknometer.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Penentuan Indeks Bias
Pengujian indeks bias ini digunakan untuk mengetahui kemurnian minyak. Alat yang digunakan untuk menentukan indeks bias minyak adalah refraktometer. Penentuan
indeks bias minyak dilakukan pada suhu 25 C.
2.4.4 Penentuan Bilangan Asam
Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak. Bilangan asam
yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar yang berasal dari hidrolisa minyak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik. Makin tinggi angka
asam makin rendah kualitasnya Slamet Sudarmadji,1989 .
2.4.5 Kelarutan
Minyak atsiri kebanyakan larut dalam alkohol dan jarang larut dalam air, maka kelarutannya dapat mudah diketahui dengan menggunakan alkohol pada berbagai
tingkat konsentrasi. Kelarutan alkohol dapat sebagai banyaknya alkohol yang ditambahkan pada minyak atsiri Guenther, 1987 dalam Dorna, 2009.
2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengeringan