4. Langkah-langkah Mengatasi Kesulitan Belajar.
•
1. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar
• 2. Menganalisis data hasil identifikasi.
• 3. Diagnosis.
• 4. Pragnosis.
• 5. Treatment atau Perlakuan.
• 6. Evaluasi.
•
1. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar
o Observasi atau pengamatan o Membandingkan hasil belajar dengan SKM
o Membandingkan nilai hasil belajar dengan nilai rata-rata
kelas o Melalui tes
2. Menganalisis data hasil identifikasi.
o Berbeda dengan tahap identifikasi masalah, tahap analisis data hasil identifikasi merupakan
salahsatu tahap yang sulit dilakukan.
o bahwa kesulitan belajar dalam pembelajaran PJOK merupakan akumulasi dari interaksi
antara factor penyebab kesulitan belajar dan karakteristik lingkup aktivitas pembelajaran
yang dipelajarinya.
3. Diagnosis.
o Diagnosa adalah proses pembuatan keputusan berdasarkan hasil analisis data. Hasil proses
diagnosis ini adalah:
o Keputusan tentang apa atau apa saja yang menjadi factor penyebab kesulitan anak belajar.
o Keputusan tentang factor utama penyebab kesulitan anak belajar.
o Keputusan tentang
berat ringannya
factor penyebab kesulitan anak belajar
4. Pragnosis.
o Prognosis artinya “ramalan”. Apa yang telah ditetapkan dalam tahap diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun
dan menetapkan ramalan mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepada anak untuk membantu mengatasi kesulitan
belajarnya.
o Prognosa adalah aktivitas penyusunan rencanaprogram yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan
belajar anak.
o Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam membuat rencana program dalam pembelajaran PJOK adalah: 1 tujuan
program, 2 siapa yang melaksanakan program, dan 3 dimana program itu dilaksanakan, 4 dengan siapa program
itu dilaksanakan.
• 5. Treatment atau Perlakuan.
o Setelah rencana program dibuat secara matang,
langkah selanjutnya
adalah memberikan perlakuan dengan melaksanakan
program, yaitu memberikan bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar.
o Contoh perlakuan misalnya bimbingan belajar kelompok, bimbingan belajar individual, tugas
latihan di rumah, dan lain-lain.
• 6. Evaluasi.
o Apakah perlakuan yang telah diberikan berhasil atau tidak, artinya ada kemajuan, atau bahkan
gagal sama sekali. Jika terjadi kegagalan, maka harus dikaji lagi dari mulai factor utama
penyebab kesulitan belajar, program yang dibuat, dan cara melaksanakan programnya.
TERIMAKASIH
• Sehubungan dengan perananya sebagai pembimbing, seorang guru harus :
– Mengumpulkan data tentang peserta didik. – Mengamati tingkah laku peserta didik dalam situasi sehariu-hari.
– Mengenal para peserta didik yang memerlukan bantuan khusus. – Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua peserta didik, baik secara individu
maupun secara kelompok, untuk memperoleh saling pengertian tentang pendidikan anak. – Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga lainya untuk membantu memecahkan
masalah peserta didik. – Membuat catatan pribadi peserta didik serta menyiapkannya dengan baik.
– Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu. – Bekerjasama dengan petugas-petugas bimbingan lainnya untuk membantu memecahkan
masalah peserta didik. – Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya.
– Meneliti kemajuan peserta didik, baik di sekolah maupundi luar sekolah. – Peran guru sebagai pengajar dan sebagai pembing memiliki keterkaitan yang sangat erat dan
keduanya dilaksanakan secara berkesinambungan dan sekaligus berinterpenetrasi dan merupakan keterpaduan antara keduanya.
43
Gambar 1.: Tahap-tahap perkembangan motorik, pada tahap-tahap Pencapaian Perilaku Motorik. Sumber Russel R. Pate, Bruce McClenaghan, and Robert Rotella
1984. Scientific Foundations of Coaching. Philadelphia: Saunders College Publishing,