Panjang tungkai menggunakan meteran dan 4. keterampilan bermain sepak takraw menggunakan tes buatan M.Husni Thamrin 1995, yang terdiri atas, a.
sepak mula b. sepaksila c. sepak kuda d. heading e. smash. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1 tidak ada hubungan yang signifikan
P0,05 antara umur dan berat badan dengan keterampilan bermain sepak takraw 2 ada hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan denan
keterampilan bermain sepak takraw mahasiswa program studi PJKR FIK UNY. Tinggi badan memberikan kontribusi positif sebesar 1,133 3 ada hubungan
negative yang signifikan P0,05 antara panjang tungkai dengan keterampilan bermain sepak takraw mahasiswa program studi PJKR FIK UNY. Panjang
tungkai memberikan kontribusi negative sebesar 6,692.
C. Kerangka Berpikir
Kondisi fisik yang baik merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap atlet sebelum memasuki sebuah pertandingan dalam kejuaraan dan
untuk mendapatkan prestasi yang baik. Pada permainan sepak takraw banyak faktor yang dapat mendukung dalam melakukan sepak mula. Dalam pelaksanaan
teknik sepak mula harus memperhitungkan kemampuan kondisi fisik yang baik selain teknik yang dilakukan oleh pemain. Fisik yang mendukung terhadap
pelaksanaan teknik sepak mula harus dikembangkan. Kondisi fisik yang harus dimiliki yaitu kondisi fisik secara anatomis dan secara fungsional, kondisi fisik
secara anatomis yaitu panjang tungkai dan secara fungsional yaitu
power
tungkai. Perlu di ketahui bahwa untuk menghasilkan sepak mula
service
yang baik dalam sepak takraw, dibutuhkannya kekuatan dan kecepatan yang besar pada otot kaki
selain itu juga panjang tungkai juga berpengaruh terhadap sepak mula
service
. Dengan anggapan tersebut bahwa kondisi fisik yang baik mampu
menunjang kemampuan atlet dalam pertandingan dan mampu menghasilkan sepakan yang baik dan maksimal, karena:
1. Awalan yang baik akan mampu menciptakan hasil sepakan dalam sepak mula
service
yang baik dan maksimal, untuk itu kecepatan
speed
merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang atlet mengingat apabila
kecepatan
speed
atlet baik saat melakukan awalan dan dilakukan dengan cepat akan menghasilkan sepakan yang baik.
2. Kondisi fisik dari atlet yang harus diperhatikan tidak hanya secara fungsional
saja, tetapi secara anatomis juga. Kondisi fisik secara anatomis yang dimaksud di sini yaitu panjang tungkai. Perlu diketahui bahwa panjang tungkai dapat
menciptakan jangkauan pada gerakan sepak mula
service.
Semakin panjang tungkai pemain tekong semakin tinggi pula raihannya, sehingga jika
melakukan sepak mula, akan lebih keras dan menukik. Di lain aspek misalnya jika seorang pemain apit bola yang dilambungkan dan apa yang diharapkan,
maka dengan panjang tungkai yang dimiliki tekong akan dapat menjangkau dan mengarahkan sepak mula dengan baik.
3.
Power
tungkai merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang atlet dari berbagai cabang olahraga yang membutuhkan gerakan yang eksplosif,
sepak mula membutuhkan kondisi fisik
power
tungkai yang baik, mengingat dengan besarnya
power
otot tungkai akan memeberikan kontribusi yang baik untuk hasil sepak mula. Dari komponen-komponen tersebut, dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.16 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian
D. Asumsi