5 pengumuman tersebut mengandung informasi maka diharapkan pasarakan
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Hasil penelitian yang bervariasi terkait dengan peristiwa right issue
membuat right issue menjadi menarik untuk diteliti mengenai dampaknya terhadap
return saham dan volume perdagangan saham. Dengan
mempertimbangkan bahwa right issue merupakan salah satu informasi yang dibutuhkan oleh investor sebagai dasar untuk membuat keputusan investasinya,
maka penelitian ini akan menguji bagaimana pengaruh right issue terhadap reaksi pasar. Ada tidaknya reaksi pasar akan ditunjukkan dengan adanya perubahan
return dan volume perdagangan saham pada perusahaan yang melakukan right issue.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh right issue terhadap return saham dan
volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apakah right issue berpengaruhterhadap return saham perusahaan yang
terdaftardi Bursa Efek Indonesia? 2.
Apakah right issue berpengaruhterhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
Universitas Sumatera Utara
6
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh right issue terhadap return
saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh right issue terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi peneliti, tetapi juga bagi pihak perusahaanemiten maupun investor dan
peneliti selanjutnya. 1.
Investor Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu masukan atau pertimbangan
sebelum melakukan investasi di pasar modal berdasarkan right issue. 2.
Peneliti Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan tambahan mengenai pasar
modal terutama mengenai right issue. 3.
Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi untuk
melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan judul skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1Right Issue 2.1.1.1 Pengertian Right Issue
Right issue
atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu HMETD merupakan salah satu upaya emiten untuk mendapatkan tambahan
modal dengan mengeluarkan saham baru, dimana penawaran tersebut ditawarkan kepada pemegang saham lama. Untuk mendapatkan saham tersebut, pemegang
saham harus melaksanakan right pada tingkat harga yang telah ditentukan. Artinya, pemegang saham lama exesting shareholder diberikan hak right oleh
emiten untuk membeli saham baru tersebut sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh emiten. Right yang ditawarkan kepada pemegang saham lama
berdasarkan proporsi rasio yang telah ditentukan, misalkan PT X melakukan right issue dengan rasio 15:71 yang artinya pemegang saham lama dapat membeli 71
saham yang baru untuk setiap 15 lembar saham lama. Menurut Anoraga 2006:72, right merupakan salah satu jenis opsi yang
merupakan derivatif turunan dari efek yang sebenarnya dan mempunyai masa hidup yang singkat. Sertifikat bukti right dapat didefenisikan sebagai efek yang
memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan emiten pada proporsi dan harga tertentu. Hak dalam right sering
disebut preemptive right, yaitu suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan
pengeluaran saham baru. Hak
preemptive preemptive right merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan
Universitas Sumatera Utara
8 lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham maka
jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak preemptive memberi
prioritas kepada pemegang saham yang lama utnuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga kepemilikannya tidak berubah Jogiyanto, 2000:74. Adapun
tujuan dari hak preemptive yaitu untuk melindungi kontrol dari pemegang saham lama dan untuk melindungi harga saham lama dari kemorosotan.
2.1.1.2 Alasan Dilakukannya Right Issue
Menurut Husnan 2001 alasan perusahaan menerbitkan right issue adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar saham
yang diperdagangkan. Dengan penambahan lembar saham di bursa, diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham yang akan meningkatkan
likuiditas saham. Selain itu tujuan emiten melakukan right issue juga untuk memperoleh financing murah yang dapat digunakan untuk ekspansi usaha, modal
kerja, dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor khusunya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu untuk
mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dala perusahaan emiten. Suatu emiten yang melakukan right
pada umumnya untuk mempertahankan persentase hak pemegang saham lama atas laba dan suara dalam
perusahaan. Jika emiten langsung menjual saham baru langsung kepada pemegang saham baru maka hak atas laba dan suara yang dimiliki oleh pemegang saham
lama akan beralih ke pemegang saham baru. Jika pemegang saham lama tidak ingin menggunakan haknya atas saham yang baru maka pemegang saham lama
dapat menjual haknya kepada pihak lain atau pemegang saham baru. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
9 dikarenakan sifatnya sebagai hak dan bukan merupakan kewajiban sehingga right
dapat diperdagangkan. Pada umumnya, right issue diperdagangkan sama seperti saham, akan tetapi perdagangan right issue memiliki masa berlaku tertentu.
2.1.1.3 Dampak Dilakukannya Right issue
Adanya right issue menyebabkan jumlah saham yang beredar menjadi
bertambah. Pertambahan jumlah saham ini akan berakibat pada komposisi kepemilikan pemegang saham lama. Pemegang saham lama tersebut akan
mengalami dilusi atau penurunan persentase kepemilikan saham apabila tidak melakukan haknya untuk membeli saham baru dengan right yang dimilikinya.
Bertambahnya jumlah saham yang beredar berakibat kepada menurunnya jumlah dividen per lembar saham yang akan diperoleh oleh pemegang saham
lama apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan tetap. Penurunan dividen per lembar saham dapat menimbulkan dampak negatif kepada minat investor
sehingga mengakibatkan harga saham menjadi turun. Situmorang 2008:154 menyatakan bahwa harga saham perusahaan
setelah right secara teoritis akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena harga exercises harga pelaksanaan emisi right selalu lebih rendah dari harga
pasar. Darmadji dan Fakhruddin, 2006:186 menyatakan harga saham akan terkoreksi dengan adanya right issue. Untuk mengukur berapa besar koreksi yng
timbul, maka harus memperhatikan informasi waktu, harga, dan rasio penerbitan right, yang tergambar pada harga teoritis saham tersebut. Jadi kapitalisasi pasar
saham tersebut akan naik dalam persentase yang lebih kecil daripada naiknya persentase jumlah saham beredar.
Universitas Sumatera Utara
10
2.1.2 Saham
Saham stock atau share adalah surat berharga yang paling populer
diantara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam masyarakat. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas Darmadji dan Fakhruddin, 2006:6. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan diperusahaan tersebut. Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan keuntungan
dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Bermain saham memiliki potensi keuntungan dalam 2 dua hal, pembagian dividen dan kenaikan harga saham
capital gain. Dividen merupakan keuntungan perushaan yang dibagikan kepada
pemegang saham. Biasanya dilakukan satu tahun sekali. Bentuk dari dividen itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan saham. Sedangkan
capital gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan harga beli. Dimana keuntungan didapat bila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli
saham.
Universitas Sumatera Utara
11 Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:13, ada beberapa risiko yang
dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu: 1. Tidak Mendapatkan Dividen
Perusahaan akan membagikan dividenjika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividenjika mengalami
kerugian. 2. Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus
menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang investor mengalami capital loss.
Disamping resiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi resiko lainnya, yaitu:
1. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati
posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual,
terlebuh dahulu akan dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
2. Saham dikeluarkan dari bursa Delisting Resiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan di-
delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja yang buruk misalkan dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian
beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama
Universitas Sumatera Utara
12 beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan
pencatatan efek di bursa. 3. Saham diberhentikan sementara suspend
Disamping dua resiko di atas, resiko lain yang juga “mengganggu” para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di suspend atau
diberhentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Hal
tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa
menghentikan perdagangan saham tersbut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga
tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham
diperdagangkan kembali seperti semula.
2.1.3Return Saham
Returnadalah hasil yang diperoleh oleh investor dari investasinya. Return dapat berupa return realisasi maupun return ekspektasi. Return realisasi
merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karenadigunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari
perusahaan serta sebagai dasarpenentuan expected return untuk mengukur resiko dimasa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yangakan datang Jogiyanto, 2000:107.
Universitas Sumatera Utara
13
2.1.4 Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham adalah banyak lembar saham suatu emiten yang diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan tingkat harga yang
disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara broker perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan gambaran tentang
kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal. Besarnya variabel volume perdagangan dapat diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham
melalui indikator aktivitas volume perdagangan Trading Volume Activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar
terhadap suatu informasi melalui parameter volume perdagangan di pasar modal. Hal ini dikarenakan nilai TVA berbanding lurus dengan likuiditas saham, semakin
tinggi nilai TVA sebuah saham mempunyai makna bahwa suatu saham dapat dijual dengan mudah karena banyak yang bersedia membeli saham tersebut
sehingga saham tersebut mudah dikonversikan menjadi uang kas atau dengan kata lain saham tersebut memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
2.2 Penelitian Terdahulu
Dalimunthe 2011 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Right Issue terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada 10 hari sebelum dengan sesudah tanggal
pengumuman right issue tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham,pada sebelum tanggal pengumuman dengan pada saat tanggal pengumumanright
issuetidak berpengaruh terhadap return saham, pada saat tanggal
pengumumandengan setelah pengumuman right issue mempunyai pengaruh
Universitas Sumatera Utara
14 terhadap return saham. pada 10 hari sebelum dengan sesudah tanggal
pengumuman right issue tidak mempunyai pengaruh terhadap volume perdagangan saham, pada sebelum tanggal pengumuman dengan pada saat tanggal
pengumumanright issue tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham, pada saat tanggal pengumuman dengan setelah pengumuman right issue
mempunyai pengaruh terhadap volume perdagangan saham. Lubis 2011 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh
Pengumuman Right Issue Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia”.Hasil penilitian ini
menunjukkan Tidak terdapat perbedaan antara harga saham sebelum dan sesudah dilakukannya right issue pada perusahaan size besar dan size kecil. Tidak terdapat
perbedaan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah dilakukannya right issue pada perusahaan size besar dan size kecil.
Tsangarakis 1996 melakukan penelitian dengan judul “Shareholder Wealth Effects of Equity Issues in Emerging Markets : Evidence from Rights
Offering in Greece”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa right issue memberi dampak positif pada abnormal stock returns.
Ymg 1966 melalukan penelitian dengan judul “Stock Market Prices and Volume of Sales”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1 ketika volume
kecil terus-menerus, harga biasanya jatuh, 2 ketika volume besar terus-menerus harga biasamya naik, 3 apabila volume telah mulai menurun secara berurutan
selama 5 hari perdagangan, maka akan ada suatu tendensi bagi harga untuk akan jatuh selama 4 hari perdagangan berikutnya, 4 apabila volume telah mulai
Universitas Sumatera Utara
15 meningkat secara berurutan selama 5 hari perdagangan, maka akan ada suatu
tendensi bagi harga untuk naik selama 4 hari perdagangan berikutnya.
2.3 Kerangka Konseptual
Darmadji dan Fakhruddin 2006:186 menyatakan bahwa umumnya harga saham akan terkoreksi dengan adanya right issue. Bagi investor atau pemegang
saham lama existing shareholder akan mempengaruhi return saham mereka. Dengan adanya right issue, maka jumlah saham yang beredar akan bertambah
yang tercermin dari volume perdagangan saham. Pengaruh hubungan right issue terhadap return saham dan volume perdagangan saham dapat dilihat 5 hari
sebelum, pada saat dan 5 hari sesudah penguman right issue. Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu maka
kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dari Gambar 2.1 dapat dilihat hubungan kausal antara right issue terhadap
return saham dan volume perdagangan saham.
Return Saham Right Issue
Volume Perdagangan Saham
Universitas Sumatera Utara
16
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis,tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah :
1. Right Issue berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Right Issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian