BAB IV ANALISA DATA
TPQ sebagai lembaga pendidikan non formal dalam prakteknya tidak jauh berbeda dengan pendidikan non formal lainnya. Hanya saja pendidikan di TPQ
materi pelajarannya lebih banyak ditekankan pada permainan dibandingkan dengan pendidikan Islam lainnya.
Perjalanan TPQ harus didukung oleh komponen-komponen yang ada di dalam lembaga tersebut baik dari pihak TPQ, sarana prasarana dan lingkungan,
yang kesemuanya tergabung dalam manajemen TPQ. Lembaga TPQ Al Karomah di Dusun Sejambu, Kesongo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang merupakan lembaga
pendidikan yang bernaung di bawah Yayasan Ikatan Pengajian Pesantren dan Masyarakat Dusun Sejambu IP2MS dan dibantu oleh Pondok Pesantren Kramat
As Salafi.
A. Manajemen TPQ Al Karomah
Manajemen TPQ Al Karomah di jalankan sesuai dengan teori manajemen TPQ yaitu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan pengontrolan. Keempat proses tersebut di jalankan oleh ketua TPQ di bantu oleh wakil ketua, para staf, dan sebagai pelaksananya
adalah para ustadz yang di dalamnya terdiri dari: 1.
Perencanaan, yaitu: a.
Menetapkan tentang apa yang akan di kerjakan, waktu, dan cara melaksanakannya.
b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja
untukmencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target. c.
Mengumpulkan dan menganalisa informasi yang berkaitan dengan TPQ.
d. Mengembangkan alternatif-alternatif
jawaban dalam
suatu permasalahan di dalam TPQ.
e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan
keputusan-keputusan dalam pengelolaan TPQ. 2.
Pengorganisasian, yaitu: a.
Menyediakan fasilitas-fasilitas, perlengkapan pembelajaran TPQ, dan para ustadz yang di perlukan untuk penyusunan rangka kerja.
b. Mengelompokkan komponen-komponen kerja ke dalam stuktur
organisasi secara teratur. c.
Membentuk struktur wewenang dan mekanisme organisasi. d.
Merumuskan dan menentukan metode dan prosedur. e.
Memilih dan mengadakan pelatihan bagi para ustadz serta mencari sumber-sumber lain yang di perlukan oleh TPQ.
3. Pengarahan, yaitu:
a. Penyusunan rangka kerja, waktu, dan biaya yang terperinci.
b. Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan
rencana-rencana dengan pengambilan keputusan. c.
Mengeluarkan intruksi-intruksi yang spesifik.
d. Membimbing, memotifasi, dan mensupervisi para ustadz dan staf
TPQ. 4.
Pengawasan pengontrolan, yaitu: a.
Mengevaluasi pekerjaan di bandingkan dengan rencana. b.
Melaporkan penyimpangan-penyimpangan di bandingkan dengan rencana.
c. Menentukan cara atau tindakan koreksi jika ada penyimpangan.
Pengelola TPQ Al Karomah dipercayakan kepada seorang alumni pesantren yang ditunjuk oleh Yayasan IP2MS sebagai ketua TPQ dan
dibantu oleh staf dan ustadz yang berasal dari santri pondok pesantren dan masyarakat Sejambu sendiri.
Kriteria ustadz yang mengajar di TPQ Al Karomah adalah ustadz yang telah memperoleh pendidikan agama Islam di pesantren, fasih membaca Al
Qur‟an sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid, bacaan ghorib, dan mampu menyampaikan materi pelajaran kepada para santri serta telah mengikuti
pelatihan mengajar. Akan tetapi pelatihan mengajar bagi ustadz masih kurang maksimal. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa ustadz yang kurang
terampil dalam menyampaikan materi pelajaran. Sumber keuangan pendanaan TPQ Al Karomah berasal dari santri dan
masyarakat. Sementara usaha untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah belum dilakukan. Mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki oleh TPQ Al
Karomah masih banyak kekurangan. Oleh karena itu dalam pengelolaannya masih mengandalkan bantuan dari masyarakat dan pondok pesantren.
B. Manajemen Pembelajaran TPQ Al Karomah