tidak memahami manfaat dari mencukur bulu vagina, ini akan berpengaruh terhadap tindakan mereka yang tidak mengerti merawat vagina agar tetap bersih.
5.3.5. Kategori Sikap Responden Tentang Personal Hygiene
Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa siswi yang memiliki sikap yang mayoritas adalah sedang 75,9 dan yang minorotas 1,3. Dari hal ini
dapat diketahui bahwa responden belum banyak pengalaman mengenai informasi personal hygiene terhadap pencegahan keputihan sehingga sikap responden
cenderung masih sedang. Sikap responden yang kategori masih sedang masih perlu ditingkatkan untuk menjamin mereka terhindar dari keputihan yang
patologis. Sikap adalah responpenilaian tertutup siswi terhadap segala sesuatu
mengenai perilaku pencegahan keputihan. Sikap berfungsi menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, mengatur tingkah laku seseorang, mengatur
pernyataan dan kepribadian seseorang. Sikap berasal dari pengalaman atau orang terdekat dengan remaja itu sendiri.
5.4. Tindakan Pencegahan Keputihan Remaja Putri
5.4.1. Tindakan Remaja Putri Cara Membasuh Vagina
Dari penelitian diatas diketahui tindakan remaja putri yang tidak melakukan cara membasuh vagina dari depan vagina kearah belakang anus
sebanyak 78,5, ini merupakan sebuah masalah karena jika cara membasuh vagina salah bakteri akan masuk kedalam vagina melalui saluran kencing. Ini
sejalan dengan penelitian Ardiani 2012 tentang hubungan perilaku cara
Universitas Sumatera Utara
membasuh vagina dan penggunaan cairan pemberssih vagina dengan kejadian keputihan di SMA Cahaya Medan, dari 135 sampel 82 responden 56,7
berprilaku cukup. Tindakan adalah suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu
tindakan overt behavior. Cara cebok atau membilas vagina yang benar adalah dari depan vagina kebelakanganus. Jika terbalik, ada kemungkinan masuknya
bakteri atau jasad renik dari dubur kealat genitalia dan saluran kencing. Pada saat membersihkan alat kelamin, gunakan air kran langsung, jangan menggunakan air
tergenang diember sebab air yang ada didalam ember sudah terkontaminasi dengan bakteri Army, 2007.
Dari hal ini dapat diketahui bahwa ramaja putri kurang memahami cara membasuh vagina yang baik sehingga berpengaruh terhadap tindakan membasuh
vagina. Ini kemungkinan kurang informasi yang didapatkan remaja putri dari pihak sekolah terhadap mata pelajaran biologi tentang kesehatan alat reproduksi.
5.4.2. Tindakan Remaja Putri Dalam Mengganti Pembalut
Dari penelitian diatas diketahui bahwa 91,1 responden tidak mengganti pembalut satu kali 4 jam, ini dapat memicu timbulnya bakteri dan jamur.
Penelitian ini sejalan dengan Risna 2013 hubungan prilaku pemakaian pembalut dengan kejadian keputihan pada remaja putri di SMAN 4 Medan dari 84
responden diketahui 56,7 belum mengganti pembalut satu kali 4 jam. Tindakan adalah suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu
tindakan overt behavior. Untuk mewujudkan sikap, menjadi suatu perbuatan
Universitas Sumatera Utara
nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Pada saat mentruasi biasakan mengganti pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab miinimal satu kali 4 jam, Haid merupakan mekanisme tubuh
untuk membuang darah kotor. Sewaktu haid sering mengganti pembalut karena pembalut juga menyimpan bakteri kalo lama tidak diganti. Bila permukaan
pembalut sudah ada segumpal darah haid meskipun sedikit, sebaiknya segera diganti. Gumpalan haid yang ada dipermukaan pembalut tempat sangat baik untuk
perkembangan bakteri dan jamur. Army, 2007. Dari hal ini dapat diketahui bahwa bahwa responden belum mengetahui
waktu yang digunakan dalam pemakaian pembalut atau kurangnya kesadaran responden dalam menjaga kebersihan vagina pada saat menstruasi. Pembalut yang
terlalu lama dipakai akan menimbulkan bakteri dan jamur yang dapat memicu terjadinya keputihan.
5.4.3. Tindakan Remaja Putri Dalam Menggunakan Cairan Pembersih