responden tidak mengetahui bahwa air sabun semakin merangsang bakteri yang menyebabkan infeksi.
5.2.5. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Manfaat Mencukur Bulu
Vagina
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.. Dari penelitian diatas diketahui responden
yang menjawab bahwa manfaat dari mencukur bulu vagina adalah mengurang kelembaban sebanyak 50,6, mereka belum mengetahui manfaat dari mencukur
bulu vagina, sementara hanya 32,9 bahwa tujuan dari mencukur bulu vagina adalah menghindari tumbuhnya bakteri yang dapat menimbulkan gatal. Ini
sejalan dengan penelitian widya 2011 gambaran pengetahuan mengenai organ genitalia eksterna Pengetahuan remaja putri tentang manfaat mencukur bulu
vagina berasal dari pengalaman atau melalui pengindraan. Membiasakan diri mencukur rambut sekitar daerah kemaluan untuk menghindari tumbuhnya bakteri
yang menyebabkan gatal pada daerah genetalia. Rambut yang tumbuh disekitar daerak kewanitaan pun perlu diperhatikan. Jangan mencabut rambut tersebut.
Lubang ini akan menjadi jalan masuk bakteri, kuman dan jamur, yang dikhawatir kan dapat menimbulkan iritasi dan keputihan. Rambut didaerah kewanitaan dapat
merangsang pertumbuhan bakteribanyak dari 39 responden terdapat 43,6 pengetahuan nya cukup.
Universitas Sumatera Utara
Dari hal ini dapat diketahui bahwa responden belum memahami tentang perawatan vagina. Mereka kurang informasi dari orang tua, mungkin mereka malu
untuk menanyakan bagian dari daerah sensitif, seperti vagina. Sehingga mereka tidak memahami manfaat dari mencukur bulu vagina, ini akan berpengaruh
terhadap tindakan mereka yang tidak mengerti merawat vagina agar tetap bersih.
5.2.6. Kategori Pengetahuan Responden Tentang Personal Hygiene
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau cognitive merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk
tindakan seseorang overt behavior Notoatmodjo, 2007.
Pengetahuan siswi adalah segala sesuatu yang diketahui siswi tentang personal hygiene dan memahaminya. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa
pengetahuan remaja tentang personal hygiene mayoritas sedang 78,5 , sedangkan minoritas ada pada kategorik baik 7,6. Hal ini sejalan dengan
peneliitian Julianti 2010 pada remaja putri SMUN 16 Medan, pengetahuan dan sikap remaja putri tentang keputihan bahwa ditemukan 46,7 tidak mengetahui
pengertian personal hygiene keputihan dan distriibusi frekuensi yang menjawab sikap positif 73,3. Permasalah tersebut akibat kurangnya pengetahuan remaja
jika tidak menjaga kebersihan vagina akan menimbulkan keputihan. Diperoleh
Universitas Sumatera Utara
informasi bahwa diperoleh data tahun 2005-2010 sebanyak 2 usia 11-15 tahun, 12 usia 16-20 tahun dari 223 remaja mengalami keputihan karena
tidak menjaga kebersihan alat genitalnya Gay dkk., 2010. Dari hal ini dapat diketahui bahwa sumber informasi yang didapat remaja
putri dari orang sekitar masih kurang. Sumber informasi yang diperoleh sangat berpengaruh kepada pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.
5.3. Sikap Tentang Personal Hygiene Remaja Putri
5.3.1. Sikap Remaja Putri Dalam Penggunaan Celana Dalam
Sikap adalah responpenilaian siswa yang masih tertutup terhadap penggunaan celana dalam. Dari hasil penelitian diatas diketahui bahwa remaja
putri 64,6 tidak setuju terhadap pernyataan celana dalam yang baik adalah berbahan katun dan dapat menyerap keringat dan bahkan 69,6 menyatakan
setuju terhadap pernyataan celana dalam yang nyaman digunakan adalah celana dalam yang berbahan ketat. Responden kurang memahami bahwa celana dalam
yang ketat dan berbahan nilon akan menyebabkan kondisi lembab disekitar vagina , keadaan yang lembab akan menyuburkan pertumbuhan jamur. Ini sejalan dengan
penelitin Annisa 2013 hubungan pengetahuan dan sikap perilaku vaginal Hygiene dengan pencegahan keputihan dari 130 sampel diketahui 53,8 memiliki
sikap negatif terhadap personal Hygiene. Sikap berfungsi menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, mengatur tingkah laku seseorang, mengatur
perlakuan dan pernyataan kepribadian seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari hasi l penelitian responden mengenai sikap responden tentang penggunaan celana dalam.Personal hygiene vagina adalah tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan pada daerah kewanitaan untuk mencegah keputihan Laksamana, 2003. Beberapa contoh dari personal hygiene dalam
menngunakan celana dalam adalah Menghindari penggunaan celana dalam yang ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringatseperti nilon, serta tidak
memakai celana yang berlalpis-lapis atau celana yang terlalu tebal karena akan menyebabkan kondisi lembab disekitar genitalia. Keadaan yang lembab akan
menyuburkan pertumbuhan jamur. Usahakan memakai celalna dalam dari bahan katun atau kaos. Usahakan tidak memakai celana dalam atau celana orang lain.
Karena hal ini memungkinkan terjadinya penularan infeksi jamur candida, trichomonas, atau virus yang cukup besar. Mengganti celana dalam dua kali
sehari, memakai pakaian dalam berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat Sibagaring, 2010
Dari hal ini dapat diketahui bahwa responden tidak mengetahui tentang personal hygiene dalam penggunaan celana dalam yang tidak menyerap keringat
akan berpengaruh pada terjadinya keputihan. Ini terjadi karena informasi yang mereka terima kurang dari pihak sekolah ataupun orang tua. Responden juga
kurang berpengalaman dalam hal memilih celana dalam.
5.3.2. Sikap Remaja Putri Dalam Pengunaan Pembalut Saat Menstruasi Dan Pantyliner