Interpretasi Tema Konsep Dasar

63 Menurut A Masiow dan Kurt Goldstein bahwa kebutuhan manusia dapay di uraikan sebagi berikut: 1. Kebutuhan fisiologis yaitu makan dan minum 2. Kebutuhan akan rasa aman 3. Kebutuhan akan kasih sayang 4. Kebutuhan akan penghargaan 5. Kebutuhan penyempurnaan diri yaitu keinginan untuk mencapai apa yang didinginkan dan dirasakan mampu untuk dicapai. Kebutuhan-kebutuhan manusia didorong oleh motivasi-motivasi yang dibagi atas: 1. Kebutuhan non sosial: lapar dan haus 2. Ketergantungan akan tempat bernaung 3. Afiliasi yaitu kebutuhan akan persahabatan 4. Sex yaitu kebutuhan biologis untuk memiliki keturunan 5. Agresi yaitu kebutuhan untuk menyakiti atau menyinggung orang lain secara fisik maupun verbal 6. Dominasi yaitu kebutuhan akan kekuasaan, pengakuan dan status 7. Pengakuan identitas diri, kebutuhan untuk mengukur diri dan pengakuan dari orang lain

3.2 Interpretasi Tema

Arsitektur perilaku adalah suatu proses desain yang tiap desain ditentukan oleh perilaku-perilaku pengguna desain tersebut. Tiap estetika dan besaran dibatasi oleh perilaku dan kegiatan yang terjadi didalam desain tersebut. Aktivitas manusia juga berperan besar dalam pertimbangan hasil desain yang akan ada. Hasil dari perilaku-perilaku manusia ini yang bisa dikembangkan oleh seorang arsitek agar menghasilkan suatu desain yang baik bagi pengguna dan memiliki sebuah estetika arsitektur yang menarik karena dihasilkan dari perilaku-perilaku pengguna didalamnya. Seperti yang pernah dikemukakan oleh Winston Churchill bahwa sebuah desain bangunan juga berperan dalam membentuk perilaku manusia itu sendiri, dengan kata lain desain dapat merubah dan membentuk perilaku-perilaku manusia. Universitas Sumatera Utara 64 3.3 Keterkaitan Tema Dengan Judul Pusat Terapi dan Rekreasi Anak Berkebutuhan Khusus adalah sebuah tempat untuk memberikan fasilitas dan layanan terapi bagi Anak Berkebutuhan Khusus ABK. Dengan sebuah perilaku-perilaku yang bermacam-macam dari ABK tema Arsitektur Perilaku sangat cocok untuk di terapkan di proyek ini. Tiap-tiap perilaku-perilaku yang unik dari tiap anak ABK dapat menentukan hasil desain yang di capai. Dari hasil-hasil perilaku ini di harapkan menciptakan sebuah tata ruang dan estetika yang baik. Perilaku ABK sendiri sangat beragam, oleh karena itu menyatukan perilaku-perilaku mereka menjadi sebuah desain adalah tujuan utama dari hasil tema yang dipilih. Universitas Sumatera Utara 65 3.4 Studi Banding Tema Sejenis 3.4.1 New Struan Centre for Autism Gambar 3.1 Bangunan New Struan Centre for Autism Sumber: Archdaily Bangunan New Struan Centre ini benar-benar menyesuaikan bangunan ini dengan perilaku penggunan bangunan tersebut yakni anak-anak penyandang autis. Mulai dar pencahayaan, tinggi jendela, level cahaya dari luar juga diperhitungkan untuk menjaga kenyamanan anak penyandang autis di dalam bangunan tersebut. Bangunan ini juga banyak memainkan peran cahaya alami dari luar sehingga banyak bukaan-bukaan yang dbuat dibangunan, ini di karenakan anak- anak penyandang autis sering merasa pusing bahkan membuat perilaku mereka menjadi tidak baik. Jika melihat ada cahaya-cahaya kelap-kelip seperti lampu, sehingga diputuskan untuk mengurangi penggunaan cahaya buatan maka diperlukan banyak cahaya alami yang masuk ke dalam bangunan tersebut. Universitas Sumatera Utara 66 Gambar 3.2 Bagian belakang New Struan Centre for Autism Sumber: Archdaily Selanjutnya membangun dengan pencahayaan alami, Fletcher Thompson mencatat, jendela dengan pemandangan eksterior dapat memberikan siswa autis dengan gangguan yang tidak diinginkan. Setelah logika ini para arsitek dari dua sekolah autisme, Langagerskölen di Århus, Denmark, dan River Street sekolah di Windsor, Connecticut, mengambil perhatian besar dalam menundukkan siang hari dan menurun atau menghilangkan pemandangan eksterior di lingkungan pengajaran. Sebagai contoh, di Langagerskölen, dirancang oleh 3XN pada tahun 1998, hanya ada beberapa tempat di mana anak-anak dapat melihat atau keluar jendela, ruang kelas tidak menjadi salah satu dari mereka. Dalam hal pencahayaan, adalah Bangunan dilengkapi dengan lentera kayu, berfungsi sebagai skylight dan sidelights. Solusi ini menawarkan ruang kelas yang cerah, tanpa mengganggu anak-anak yang sering akan memiliki kapasitas yang rendah untuk konsentrasi. Gambar 3.3 Interior bangunan Sumber: Archdaily Universitas Sumatera Utara 67 Penting untuk dicatat bahwa River Street Sekolah adalah lebih peduli tentang efek pencahayaan di ruang kelas kita, dan bukan sekolah pada umumnya, kata Tom Parvenski, direktur sekolah. Langkah-langkah untuk mencegah dilihat dari posisi duduk dan mengurangi siang hari umumnya terbatas pada lingkungan kelas. Parvenski menunjukkan bahwa daerah olahraga memang memiliki skylight untuk memungkinkan cahaya alami masuk Jadi, baik atau Langagerskölen River Street Sekolah masuk ke dalam kategoris yang membatasi semua siang hari dan pemandangan eksterior, seperti Fletcher Thompson tampaknya merekomendasikan, tetapi kedua sekolah berdiri dalam kontras dengan fasilitas lain seperti autisme Sekolah Netley dan Pusat Struan New for Autism. Gambar 3.4 Interior bangunan Sumber: Archdaily Universitas Sumatera Utara 68

3.4.2 Union County Juvenile Detention Centre

Gambar 3.5 Bangunan Union County Juvenile Detention Centre Sumber: Archdaily Tujuan dari desain bangunan ini juga ingin menjadi desain yang dapat merubah perilaku pengguna bangunan tersebut. Salah satunya membuka banyak bukaan namun tidak dengan bukaan jeruji besi namun bukaan kaca yang dapat dengan leluasa melihat keluar dan itu sangat baik dalam efek psikologis. Sebuah jarak antara anak muda, mentor dan sukarelawan di buat sedemikian rupa agar terjadi sebuah interaksi sosila yang baik.Selain itu warna-warna natural dipakai untuk membuat pengguna merasa nyaman. Universitas Sumatera Utara 69

3.4.3 McAuliffe Elementary School

Gambar 3.6 bangunan McAuliffe Elementary School Sumber: Archdaily Bangunan McAuliffe school ini membuat desain yang warna-warni dengan bukaan-bukaan yang beragam. Ini untuk membuat pengguna yang mayoritas anak- anak senang. Dengan banyaknya corak-corak warna dan bentuk yang tetap terkomposisi dengan baik membuat pengguna merasa nyaman dan ceria. Dengan desain ini arsitek berharap sosial-sosial yang terjadi akan baik karena di dukung oleh desain yang telah dibuat. Universitas Sumatera Utara 70 Gambar 3.7 Tampak depan bangunan Sumber: Archdaily Gerak para siswa tidak terbatas pada ruang kelas dengan beberapa jendela mengintip di atas rumput atau ke halaman sekolah. Sebaliknya, mereka memiliki seluruh sekolah mereka dalam pandangan seperti: poster papan proyek teman sekelas mereka, kelompok kelas lain yang bekerja pada tugas lainnya, dan peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi secara bersamaan di bagian lain dari sekolah. Hal ini mendorong partisipasi kerja dan kelompok - observasi dan rasa ingin tahu para murid. Gambar 3.8 Interior bangunan Sumber: Archdaily Universitas Sumatera Utara 71 Di daerah di mana privasi dan isolasi diperlukan - di kantor, ruang kelas tertentu atau perpustakaan misalnya - kaca cukup disediakan, baik di sepanjang bagian luar gedung serta ke lorong. Transparansi merupakan elemen keterbukaan yang memecah batas fisik ruang dan mendorong rasa memiliki bersama. Daerah- daerah pribadi tidak terlarang, tidak rahasia, dan dapat menjadi alat untuk mendorong perilaku positif di kalangan siswa mengamati. Hal ini mendorong kolaborasi yang baik dapat bekerja sama dengan satu sama lain atau melalui pengamatan, yang dapat mengembangkan kepercayaan diri ketika mendekati tugas-tugas baru. Gambar 3.9 Interior bangunan Sumber: Archdaily Kecerahan fasilitas mendorong pengalaman sensorik merangsang bagi siswa. Cahaya alami , warna-warna cerah, peluang untuk menciptakan penggunaan tersirat untuk subdivisi antara ruang, warna yang berbeda membangkitkan emosi yang berbeda dan dapat mempengaruhi perilaku dari menenangkan efek ke rangsangan. Para dosen dan mahasiswa juga memuji kualitas akustik ruang, mencatat bahwa langkah-langkah yang berbeda diambil oleh arsitek mengurangi echos dan menciptakan suara renyah, penting untuk lingkungan belajar. Alam ventilasi dan sirkulasi udara yang memadai juga mempromosikan lingkungan yang sehat untuk kewaspadaan dan perhatian di kalangan dosen dan mahasiswa. Universitas Sumatera Utara 72 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 72

BAB IV ANALISIS

4.1 Analisa Kondisi Tapak Dan Lingkungan 4.1.1 Analisa Lokasi Tapak Dalam Skala Kota Dan Region Gambar 4.1 Lokasi site Sumber: Hasil olah data primer Universitas Sumatera Utara 73 Kota Medan berada di provinsi Sumatera Utara pulau Sumatera dan secara geografis pada 2°27’-2°47’ LU dan 98°35’-98°44’BT dengan luas ±26.510 Hektar, atau 36 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Berada pada 2.5-37.5 meter di atas permukaan laut, dengan kondisi topografi yang relatif datar atau tidak berkontur. Kota Medan memili iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3°C- 24.4°C dan suhu maksimumnya antara 30.7°C-33.2°C. Lokasi lahan : Medan Tuntungan, Jl. B Lau 17 Kondisi lahan : Relatif datar Orientasi site : menghadap ke Utara Arah lalu lintas : 2 Arah Eksisting site : lahan kosong Luas site : 1.6 Ha KDB : 50-75 sesuai ketetapan RDTRK Medan Tuntungan Tinggi bangunan : 1-2 Lantai sesuai ketetapan RDTRK Medan Tuntungan Batas – batas a. Utara : Pemukiman Penduduk b. Selatan : Lahan Kosong c. Timur : Ruko-ruko d. Barat : Rumah Sakit Adam Malik Pusat Terapi dan Rekreasi Anak Berkebutuhan Khusus direncanakan berlokasi di jalan B Lau 17 kecamatan Medan Tuntungan. Kelebihan: - Terletak di dekat Rumah Sakit Adam Malik. - Lokasi site memiliki polusi udara dan kebisingan yang sedikit sehingga cocok menjadi fasilitas kesehatan. - Medan Tuntungan memiliki fungsi wilayah perencanaan sebagai pusat kesehatan dan rekreasi. - Luas site mendukung +- 1,6 H - Transportasi lancar dan baik Universitas Sumatera Utara 74 Gambar 4.2 Kondisi eksisiting lokasi site Sumber: Hasil olah data primer Gambar 4.3 Ilustrasi kondisi eksisting site Sumber: Hasil olah data primer Universitas Sumatera Utara 75 4.1.2 Analisa Tata Guna Lahan 4.1.2.a Kondisi Eksisting Lahan Sekitar Gambar 4.4 Kondisi sekitar site Sumber: Hasil olah data primer Keterangan Warna : Pusat Kesehatan Retail Komersil Daerah Pemukiman Bangunan Pemerintah Tempat Peribadatan Lahan Kosong Universitas Sumatera Utara 76 Keterangan Huruf: A. RS Adam Malik B. Daerah Pemukiman C. Pusat Penaggulangan Kesehatan D. Bangunan Departemen Kesehatan E. Retail Komersil F. Retail Komersil G. Ruko-Ruko Gambar 4.5 foto sekitar site Sumber: Hasil olah data primer Universitas Sumatera Utara 77 Gambar 4.6 Ilustrasi kondisi sekitar site Sumber: Hasil olah data primer Tanggapan Berdasarkan tata guna lahan, site berada di daerah dengan pemukiman sedang dan berada pada pusat kegiatan kesehatan yaitu RS Adam Malik. Adam malik juga berperan besar terbentuknya banyak retail-retail komersil di kawasan ini. Ini terbukti dengan dikelilingi adam malik dengan retail-retail komersil tersebut. Kawasan ini sangat cocok dijadikan pusat kesehatan karena masih minimnya polusi udara dan kebisingan di daerah ini. Selain itu dengan terdapatnya Adam Malik di kawasan ini, kawasan ini tidak akan pernah sepi pengunjung, Rumah Sakit Adam Malik Kantor Departemen Kesehatan Ruko-Ruko Sekolah Daerah Pemukiman Universitas Sumatera Utara 78 4.1.2.b Batas-Batas Sekitar Site. Gambar 4.7 Batas-batas sekitar site Sumber: Hasil olah data primer

A: Lahan Kosong B: Lahan Kosong

C: Pada sisi timur berbatasan dengan Jalan Adam Malik.

D: Pada sisi utara berbatasan dengan Jalan B Lau 17

Gambar 4.8 Foto batas-batas sekitar site Sumber: Hasil olah data primer A B C D Universitas Sumatera Utara 79 4.1.2.c Analisa Skyline Gambar 4.9 Ilustrasi potongan site Sumber: Hasil olah data primer Potongan Site A-A Potongan Site B-B Universitas Sumatera Utara 80 Potongan Site C-C Potongan Site D-D Gambar 4. 10 Ilustrasi potongan site Sumber: Hasil olah data primer Tanggapan Skyline pada kawasan ini berkisar 1-6 lantai, dengan bangunan tertinggi terdapat di cardiac center yang terdapat di RS adam malik dengan 6 lantai. Dengan ketinggian seperti ini, bangunan di usahakan agar tidak melebihi 2 lantai selain karena RUTRK yang menyebut lantai untuk pusat kesehatan tidak boleh lebih dari 2 lantai, juga agar bangunan terlalu menonjol dengan lingkungan sekitar. Universitas Sumatera Utara 81 4,1,3 Analisa Sirkulasi 4.1.3.a Sirkulasi Kendaraan Bermotor Gambar 4.11 Kondisi sirkulasi kendaraan Sumber: Hasil olah data primer Sebuah pos perbehentian angkutan umum terdapat di ujung jalan ini. Lebar jalan B Lau 17 sebesar 8 m dan merupakan jalan 2 arah Ini jalan masuk menuju ke site. Jalan masuk dipisah oleh pulau jalan sepanjang +_ 15m Jalan ini memiliki 2 arah dengan lebar 6 m, jalan ini juga menjadi sirkulasi keluar masuk utama RS adam malik. Tanggapan Agar tidak terjadi penumpukan, kendaraan maka dihindari penumpukan kendaraan pada sirkulasi adam malik. Universitas Sumatera Utara 82 4.1.3.b Sirkulasi Pejalan Kaki Gambar 4.12 Kondisi sirkulasi pejalan kaki Sumber: Hasil olah data primer Tanggapan Di kawasan inii tidak memiliki sirkulasi pejalan kaki yang jelas. Tidak ada pekerasan untuk pejalan kaki di samping jalan. Sudah seharusnya kawasan ini memiliki pemisah jalan antara jalankendaraan bermotor dan sirkulasi pejalan kakui. Untuk itu sudah seharusnya dibuat sebuah sirkulasi pejalan kaki dari simpang jalan ini, hingga RS. Adam Malik. Universitas Sumatera Utara 83

4.1.4 Analisa Pencapaian

Gambar 4.13 Analisa pencapaian Sumber: Hasil olah data primer Tanggapan Pencapaian menuju lokasi proyek dapat menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Terdapat sebuah pos angkutan umum di ujung jalan tersebut yang membuat angkutan umum mudah di dapat untuk menuju lokasi proyek. Dari pusat kota Dari pancur batu Jalan masuk utama menuju lokasi site. Universitas Sumatera Utara 84 Tabel 4.1 Analisa Pencapaian terhadap Inti-Inti Kota Sumber: Hasil olah data primer WPP Cakupan Kecamatan Inti Kota Pencapaian A 1. Kec. Medan Belawan 2. Kec. Medan Marelan 3. Kec. Medan Labuhan Belawan Pencapaian dapat diakses melalui Jalan arteri kota primer dan dapat ditempuh dari inti pengembangan kota menuju lokasi selama ± 1 ½ jam. B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia Dari pusat pengembangan kota menuju lokasi dapat ditempuh selama ± 30 menit. C 1. Kec. Medan Timur 2. Kec.Medan perjuangan 3. Kec. Medan Tembung 4. Kec. Medan Area 5. Kec. Medan Denai 6. Kec. Medan Amplas Aksara Pencapaian dapat diakses dari pusat pengembangan kota yaitu Aksara menuju lokasi dapat ditempuh selama ± 20 menit. Dari Kecamatan Medan Amplas dapat ditempuh selam 30 menit D 1. Kec. Medan Johor 2. Kec. Medan Kota 3. Kec. Medan Baru 4. Kec. Medan Maimoon 5. Kec. Medan Polonia Inti Kota Pencapaian dapat diakses dari inti kota yaitu kawasan setia budi dapat ditempuh ± 15 menit, sedangkan dari kawasan Kec. Medan Johor ditempuh selama 10 menit E 1. Kec. Medan Barat 2. Kec. Medan Petisah 3. Kec. Medan Sunggal 4. Kec. Medan Selayang 5. Kec. Medan Tuntungan Sei Sikambing Pencapaian dapat diakses melalui jalur ring road ditempuh selama ± 20 menit. sedangkan Kec. Medan Tuntungan ditempuh selama ± 30 menit melalu jalan ring road. Universitas Sumatera Utara 85

4.1.5 Analisa Matahari, Angin, dan Vegetasi

Kondisi Eksisting Vegetasi Pada Site Kondisi Eksisting Pada Area Jalan Site Gambar 4.14 Analisa site Sumber: Hasil olah data primer Universitas Sumatera Utara 86 TANGGAPAN  Matahari  Fasade bangunan pada sisi Barat sebaiknya memiliki sedikit bukaan. Fasade pada sisi Timur di pakai bukaan yang ada sebaiknya memiliki shading.  Tapak sebaiknya ditanami tanaman yang dapat mereduksi radiasi sinar matahari, khususnya disisi barat.  Angin  Memaksimalkan bukaan dengan memperbanyak kisi-kisi, dimana orientasi menghadap utara –selatan yang merupakan sirkulasi arah angin.  Vegetasi  Vegetasi pada jalan depan RS. Adam Malik cukup banyak namun peletakkannya tidakl merata.  Vegetasi sekitar Jl. B lau 17 cukup banyak namun tidak teratur dan pohon kurang terawat.Maka perlu menata kembali pohon yang sudah cukup banyak pada area tersebut.  Penambahan vegetasi dan elemen air dapat menghasilkan udara dengan kadar O2 yang cukup. Universitas Sumatera Utara 87

4.1.6 Analisa Kebisingan

Gambar 4.15 Analisa Kebisingan Sumber: Hasil olah data primer Titik A Intensitas Kendaraan tinggi karena disini tepat pertemuan sirkulasi RS Adam Malik Titik B Intensitas kendaraan tidak terlalu tinggi. Titik C Intensitas Kendaraan tidak terlallu tinggi Tabel 4.2 Analisa Kebisingan Sumber: Hasil olah data primer Tanggapan Site disini tidak memiliki tingkat kebisingan yang terlalu tinggi, ini di karenakan penggunaan tata guna lahan yang rata-rata kesehatan, jadi yang berkunjung benar-benar hanya orang yang ingin menuju kawasan pusat kesehatan, sehingga disini tidak akan terjadi penumpukan kendaraan. B A C Universitas Sumatera Utara 88 4.1.7 Analisa View 4.1.7.a Analisa View Keluar Gambar 4.16 Analisa view keluar Sumber: Hasil olah data primer + View pada cukup baik karena menghadap langsung ke RS adam malik - View hanya lahan kosong - View daei sini kurang baik karena hanya terdapat beberapa rumah penduduk dan ruko-ruko Universitas Sumatera Utara 89 4.1.7.b Analisa View Kedalam Gambar 4.17 Analisa view kedalam Sumber: Hasil olah data primer Tanggapan Pada 3 view dari luar akan dimaksimalkan menjadi view dari dalam yang baik. 3 view tersebut akan menjadi sasaran utama dalam mendesain proyek ini nanti. Bentuk bangunan L bisa menjadi acuan untuk mengembangkan potensi bangunan yang terdapat pada site ini. ++ View dari sini sangat baik karena di antara bangunan adam malik yang membuat suasana berbeda dan dilihat langsung oleh pengunjung RS Adam Malik ++ View dari sini sangat baik karena berhadapan langsung diantara 2 jalan utama di wilayah ini. ++ Baik karena view dari sini menghadap langsung ke jalan utama di wilayah ini. Universitas Sumatera Utara 90

4.1.8 Analisa RS Adam Malik

Lokasi site merupakan bagian dari komplek RS Adam Malik yang membuat potensi site untuk kesehatan menjadi tinggi. RS Adam Malik sendiri adalah salah satu RS besar di sumatera utara, saat ini rumah sakit ini memiliki fasilitas baru yaitu cardiac center. RS. Adam Malik Cardiac Center Gambar 4.18 Analisa RS Adam Malik Sumber: Hasil olah data primer Pola Sirkulasi RS Adam Malik Universitas Sumatera Utara 91 Sirkulasi A Sirkulasi B Gambar 4.19 Pola sirkulasi RS Adam Malik Sumber: Hasil olah data primer Sirkulasi di jalan A adalah pusat dari sirkulasi pengunjung untuk RS Adam Malik, Sedangkan pada sirkulasi B jarang digunakan sebagai sirkulasi RS Adam Malik. Batas Bangunan RS. Adam Malik Dengan Site Gambar 4.20 Batas bangunan RS Adam Malik dengan site Sumber: Hasil olah data primer 4 Lantai RS Adam Malik Musholla RS Adam Malik Site Universitas Sumatera Utara 92 4.4 Analisa Fungsional 4.4.1 Deskripsi Pengguna 1. Pelaku kegiatan : a. Pelaku kegiatan dalam Pusat Terapi dan Rekreasi Anak Berkebutuhan Khusus ini terdiri dari beberapa kelompok antara lain : ABK, Orang tua, Pengelola,Terapis, Psikolog, dan service. b. Pengunjung Pusat Terapi dan Rekreasi Anak Berkebutuhan Khusus tersebut dapat dibedakan berdasarkan motivasi atau tujuan dari kunjungannya, yaitu :  Pengunjung yang datang dengan motivasi untuk melakukan terapi dan rekreasi.  Pengunjung yang datang dengan motivasi untuk melakukan terapi.  Pengunjung yang datang dengan motivasi untuk melakukan rekreasi Kelompok pelaku kegiatan tersebut dapat dibedakan lagi yaitu :  Kelompok Anak Berkebutuhan Khusus ABK  Kelompok Orang tua Ditinjau dari segi kuantitas pengunjung yang datang terdiri dari :  Pengunjung yang datang secara individu dengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi  Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang keluarga, berkisar antara 2-5 orang dengan menggunakan kendaraan pribadi Aktivitas yang umum dilakukan oleh pengunjung antara lain :  Melakukan terapi  Melakukan terapi rekreasi  Melakukan olah raga khusus ABK  Periksa perkembangan ABK dengan psikolog  Bermainmencari hiburan dengan menggunakan fasilitas yang disediakan khusus ABK. Universitas Sumatera Utara 93 Selain itu bangunan ini beroperasi dari jam 08:00-18:00. Dengan aktivitas terbesar adalah terapi dan rekreasi. Berikut tabel berapa lama 1 orang anak melakukan terapi: Terapi Waktu Terapi Musik 40 mnthari Terapi Okupasi 1 jamhari Orthopegagog 30 mnthari Perilaku 30 mnthari Fisioterapi 30 mnt-1 jamhari ADL 1 jamhari O dan M 1 jamhari Visual Finctioning 1 jamhari Auditory Learning 1 jamhari Tabel 4.2 Waktu terapi Sumber: Hasil olah data primer Analisa Fasilitas Ruang Dalam Ruang Luar Fasilitas Terapi Taman Terapi Perpustakaan Lapangan Basket Ruang Seni Lapangan Tenis Gym Kantin Tabel 4.3 Analisa fasilitas Sumber: Hasil olah data primer Universitas Sumatera Utara 94 Analisa Jumlah Pengunjung Pengguna dari bangunan ini meliputi Anak Berkebutuhan Khusus, Orang Tua, Terapis, Psikolog, dan Pengelola. Analisis Jumlah Pengelola Pengguna Jumlah Direktur 1 org Wakil Direktur 1 org Humas 5 org Keuangan 4 org Pemasaran 3 org Teknis 2 org Keamanan 5 org Kebersihan 10 org Jumlah 30 org Tabel 4.4 Analisa jumlah pengelola Sumber: Hasil olah data primer Analisis Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus Analisis untuk jumlah Anak Berkebutuhan Khusus di kota medan tidak dapat dilakukan karena selain BPS tidak mesurvey secara berkala juga untuk mencari data para Anak Berkebutuhan Khusus cukup sulit karena kurang berpartisipasnyai pihak keluarga. Namun data di dapat dari perkiraan tiap kelahiran bayi anak cacat. Selain itu proyeksi jumlah anak cacat untuk anak medan tidak terlalu signifikan hanya sekitar 5. Kejadian Kelahiran Anak Tuna Daksa Angka kejadian kelahiran anak tuna daksa adalah 7 dari kelahiran anak. Data kelahiran anak tahun 2011 di Medan sebanyak 42.565 jiwa. Jadi, jumlah anak tuna daksa kasus Medan di Tahun 2011 adalah sebanyak 298 orang. Universitas Sumatera Utara 95 Kejadian Kelahiran Anak Tuna Netra Angka kejadian kelahiran anak tuna netra adalah 3 dari kelahiran anak. Data kelahiran anak tahun 2011 di Medan sebanyak 42.565 jiwa.Jadi, jumlah anak tuna netra kasus Medan di tahun 2011 adalah sebanyak 128 orang. Kejadian Kelahiran Anak Tuna Grahita Angka kejadian kelahiran anak tuna grahita adalah setiap kelahiran 1000 bayi ada 1 bayi menderita tuna grahita. Data kelahiran anak tahun 2011 di Medan sebanyak 42.565 jiwa. Jadi, jumlah anak tuna grahita kasus Medan di tahun 2011 adalah sebanyak 43 orang. Kejadian Kelahiran Anak Tuna Rungu Angka kejadian kelahiran anak tuna rungu wicara adalah setiap kelahiran 4000 bayi ada 8 bayi menderita tuna rungu wicara. Data kelahiran anak tahun 2011 di Medan sebanyak 42.565 jiwa. Jadi, jumlah anak tuna rungu wicara kasus Medan di tahun 2011 adalah sebanyak 85 orang. Anak Tuna Laras Anak Tuna Laras tidak dapat diketahui ketika baru lahir. Karena Anak Tuna Laras tidak menunjukkannya sejak dini. Jadi perhitungan untuk tuna laras diambil dari perhitungan ABK di sumatera utara 2011 yang memiliki 4 dari seluruh total ABK. Jadi jika jumlah dari kejadian kelahiran tiap ABK diambil 4 maka jumlah tuna laras adalah 22 anak di medan. Jadi di tahun 2011 ABK berjumlah sebagai berikut: ABK Jumlah Tuna Daksa 298 org Tuna Netra 128 org Tuna Grahita 43 org Tuna Rungu 85 org Tuna Laras 22 org Jumlah 576 Tabel 4.5 Analisa jumlah ABK Sumber: Hasil olah data primer Universitas Sumatera Utara 96 BPS, Medan Dalam Angka 2011 Departemen Pendidikan Medan Prof.dr.Sunartini, Sp.Ak, Ph.D. http:edukasi.kompasiana.com20120520perkembangan- pendidikan-anak-berkebutuhan-khusus-di-indonesia-463559.html Untuk proyek Terapi dan Rekreasi Anak Berkebutuhan Khusus ini mengambil asumsi 30 dari dari jumlah ABK di tahun 2011, sehingga jumlah perhari dari daya tamping Terapi dan Rekreasi Anak Berkebutuhan Khusus ini adalah 120-170 Anak Bekebutuhan Khusus Dengan tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 Analisa jumlah ABK 2011 Sumber: Hasil olah data primer Setelah itu dilakukan proyeksi hingga 2032 dengan peningkatan setiap tahunnya 5 ABK Jumlahhari Tuna Daksa 120 Tuna Netra 52 Tuna Grahita 17 Tuna Rungu 32 Tuna Laras 12 Jumlah 233 Tabel 4.7 Analisa jumlah ABK 2032 Sumber: Hasil olah data primer Sobbrie, 2008. www.tx-wicara.blogspot.com http:waspada.co.id diakses pada 23111010 ABK Jumlahhari Tuna Daksa 88 Tuna Netra 37 Tuna Grahita 12 Tuna Rungu 25 Tuna Laras 8 Jumlah 170 Universitas Sumatera Utara 97 Analisis Jumlah Terapis dan Psikolog Tiap terapis di asumsikan mendampingi 1-3 orang anak dan psikolog di asumsikan memeriksa 8-10 anak maka terapis yang ditampung adalah 70 orang dan psikolog 25 orang. Analisis Jumlah PengunjungOrang Tua Orang tua yang mendampingi anaknya di asumsikan 50 dari jumlah ABK, sehingga jumlah dari orang tua adalah 116 orang. Jadi total pengguna adalah = 474 Terapi dan Rekreasi Anak Berkebutuhan Khusus ini menerapkan sistem shift pada jam terapi yaitu dari jam 08:00-13:00 shift pertama dan pada jam 13:00-18:00 shift kedua. Jadi untuk anak-anak yang menggunakan terapi dan para terapis menjadi dibagi 2, anak ABK pengguna tarapi menjadi 116 dan para terapis menjadi 35. Analisa Kebutuhan Parkir Perkiraan kebutuhan parker: Mobil pribadi asumsi 60= 60 x 474 = 285 orang 1 mobil memuat 4 orang, maka 285:4 = 90 mobil Luas parkir mobil 2,5 m x 5 m= 12,5 m 2 , maka luas parkir = 887 m 2 Motor asumsi 40= 40 x 474 = 190 orang 1 Motor memuat 2 orang, maka 190:2 = 95 motor Kebutuhan parkir untuk 1 motor 2 m x 1 m = 2 m 2 , maka luas parkir =190 m 2 Sisa pengunjung di asumsikan naik angkutan umum sebesar 10 10 x 474 = 48 orang. Total: 1077 m 2 dengan sirkulasi sebesar 100 Jadi total keseluruhan dari parkir adalah 2154 m 2 Universitas Sumatera Utara 98

4.4.2 Analisa Kegiatan

Pada Pusat Terapi dan Rekreasi Anak Berkebutuhan Khusus penguna dibagi menjadi 6 yaitu: 1. Anak Berkebutuhan Khusus 2. Orang tua 3. Terapis 4. Psikolog 5. Pengelola 6. Servis Kegiatan ABK: . Kegiatan Orang Tua: Datang Entrance Resepsionis Hall Pulang Rekreasi Terapi Parkir Psikolog Hall Datang Entrance Resepsionis R.tunggu Pulang Kantin Parkir Universitas Sumatera Utara 99 Kegiatan Terapis: Kegiatan Psikolog: Kegiatan Pengelola: Datang Entrance R.Terapi Pulang Makan dan istirahat Parkir Datang Entrance R.Psikolog Pulang Makan dan istirahat Parkir Pengelolaa n Gedung Datang Entrance Kantor Pengelola Istirahat Pulang Perawatan Gedung Parkir Universitas Sumatera Utara 100 Servis: Datang Loading Dock Bangunan Istirahat dan makan Pulang Parkir Ruang ME Cleaning Servis Mengatur ME Universitas Sumatera Utara 101 Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Pengguna FUNGSI FASILITAS PENGGUNA KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG Fasilitas Terapi Terapi Okupasi Pengelola  Mengatur administrasi  Isoma  Ruang Terapi  Ruang Administrasi  KMToilet  R.kesehatan  R.psikolog  Gudang -Intellectual Dissability -Behavior Disorder  Terapi  Bermain  Bersosialisasi  Isoma Terapis  Mengobati  Mengawasi  Isoma Psikolog  Mengawasi  Melihat perkembangan ABK  Menganalisa ABK  Isoma Fasilitas Terapi Terapi Wicara Pengelola  Mengatur administrasi  Mengawasi  Isoma  Ruang Terapi  Ruang Administrasi  KMToilet  R.kesehatan  R.psikolog  Gudang -Tunarungu -Intellectual Dissability  Terapi  Bermain  Bersosialisasi  Isoma Terapis  Mengobati  Mengawasi ABK  Isoma Psikolog  Mengawasi  Melihat Universitas Sumatera Utara 102 perkembangan ABK  Menganalisa ABK  Isoma Fasilitas Terapi ADL Pengelola  Mengatur administrasi  Mengawasi  Isoma  Ruang Terapi  Ruang Administrasi  KMToilet  R.kesehatan  R.psikolog  Gudang -Tunarungu -Tunanetra -Tunadaksa -Intellectual Dissability  Terapi  Bermain  Bersosialisasi  Isoma Terapis  Mengobati  Mengawasi ABK  Isoma Psikolog  Mengawasi  Melihat perkembangan ABK  Menganalisa ABK  Isoma Fasilitas Terapi Terapi Perilaku Pengelola  Mengatur administrasi  Mengawasi  Isoma  Ruang Terapi  Ruang Administrasi  KMToilet  R.kesehatan  R.psikolog  Gudang Behavior Disorder  Terapi  Bermain  Bersosialisasi  Isoma Terapis  Mengobati  Mengawasi ABK  Isoma Universitas Sumatera Utara 103 Psikolog  Mengawasi  Melihat perkembangan ABK  Menganalisa ABK  Isoma Fasilitas Terapi Fisioterapi Pengelola  Mengatur administrasi  Mengawasi  Isoma  Ruang Terapi  Ruang Administrasi  KMToilet  R.kesehatan  R.psikolog  Gudang Tunadaksa  Terapi  Bersosialisasi  Isoma Terapis  Mengajari  Mengawasi ABK  Isoma Psikolog  Mengawasi  Melihat perkembangan ABK  Menganalisa ABK  Isoma Fasilitas Terapi Terapi Musik Pengelola  Mengatur administrasi  Mengawasi  Isoma  Ruang Terapi  Ruang Musik  Ruang Administrasi  KMToilet  R.kesehatan  R.psikolog  Gudang -Intellectual Dissability -Behavior Disorder  Terapi  Bersosialisasi  Isoma Terapis  Mengajari  Mengawasi ABK  Isoma Psikolog  Mengawasi  Melihat perkembangan ABK Universitas Sumatera Utara 104  Menganalisa ABK  Isoma Fasilitas Makanan Kantin Pengelola  Mengatur administrasi  Mengawasi  Isoma  Ruang pengelola  Retail kios-kios makanan cepat saji  Gudang penyimpanan makanan  Toilet  Area makan dan minum Karyawan  Melayani pengunjung  Servis  Isoma ABK  Makanminum  Duduk-duduk  Bersosialisasi Failitas Rekreasi Taman Terapi Pengelola  Mengelola area bermain  Mengatur administrasi  isoma  R.pengelola  R.operator  Area Taman Terapi  Kmtoilet  R. Kesehatan ABK  Berekreasi di taman terapi  Bersosialisasi  Isoma Terapis  Mengawasi area taman terapi  isoma Fasilitas Rekreasi Lapangan Basket Pengelola  Mengelola lapangan bola basket  Mengatur administrasi  Isoma  Lapangan Basket  Ruang pengelola  Kmtoilet  Gudang ABK  Bermain bola basket  Bersosialisasi  Isoma Terapis  Mengawasi ABK  Isoma Fasilitas Rekreasi Lapangan Tenis Pengelola  Mengelola lapangan Tenis  Mengatur administrasi  Isoma  Lapangan Tenis  Ruang pengelola  Kmtoilet  Gudang Universitas Sumatera Utara 105 ABK  Bermain bola basket  Bersosialisasi  Isoma Terapis  Mengawasi ABK  Isoma Fasilitas Rekreasi Ruang Seni Pengelola  Mengelola ruang seni  Mengatur Administrasi  Isoma  Ruang seni  Ruang pameran  Ruang pengelola  KMtoilet  Gudang ABK  Membuat hasil karya seni  Bersosialisasi  Isoma Terapis  Membimbing ABK  Isoma Fasilitas Rekreasi Perpustakaan Pengelola  Mengelola Perpustakaan  Mengatur Administrasi  Isoma  Ruang baca  Tempat penyimpanan buku  KMtoilet  Ruang pengelola  Gudang ABK  Membaca  Bersosialisasi  Isoma Fasilitas Kesehatan Fitness Center Pengelola  Mengelola area gym  Mengatur administrasi  Isoma  R.pengelola  R.operator  Area Fitness  Kmtoilet  Gudang ABK  Melakukan olah raga ringan  Bersosialisasi  Isoma Terapis  Mengawasi ABK  Isoma Fasilitas Ibadah Musholla Pengelola Guru Murid  Beribadah  ruang sholat  ruang wudhu Universitas Sumatera Utara 106 Fasilitas Service Pos satpam Satpam  Menjaga keamanan  isoma  Pos satpam  Gudang  KMWC  Ruang genset  Ruang utilitas Karyawan  Menyimpan barang  Membersihkan KMWC  Menghidupkan dan mematikan genset Fasilitas Parkir Pengelola  Memarkirkan kendaraan  Parkir roda 2  Parkir roda 4 Pengunjung Tabel 4.8 Kebutuhan ruang Sumber: Hasil olah data primer Program Ruang Dari hasil analisis jumlah pengguna maka dapat di analisa berapa jumlah ruang yang dapat mewadahi seluruh pengguna. Berikut:  Jumlah pengelola: 30 orang  Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus: 233 orang shift menjadi 116 orang  Jumlah Terapis: 70 orang shift menjadi 35 orang  Jumlah Psikolog: 25 orang  Jumlah Pengunjung Orang tua: 116 orang Untuk fasilitas terapi yang paling banyak digunakan oleh tipe-tipe ABK adalah: Terapi Tipe ABK Okupasi 3 ADL 3 Wicara 2 Musik 2 Speech Reading 1 Aditory Training 1 Oral Approach 1 Visual Functioning 1 O and M 1 Fisioterapi 1 Perilaku 1 Tabel 4.9 Fasilitas terapi untuk Abk Sumber: Hasil olah data primer Universitas Sumatera Utara 107 Untuk 1 terapi ABK yang masuk ke ruangan setiap +- 1 jam berjumlah: ABK Okupas i Fisioterap i AD L Wicar a S R A T O P V F O M P R Musi k Tuna Daksa 2 5 3-4 Tuna Netra 3 3 4 Tuna Rungu 2 5 5 5 Tuna Grahit a 1-2 1-2 2 Tuna Laras 1 6 2 Tabel 4.10 Jumlah ABK yang dapat masuk ke ruangan terapi Sumber: Hasil olah data primer

4.4.3 Program Ruang Fasilitas Terapi

Ruang Dasar Perhitungan Standard Luas Perhitungan Luas Luas M 2 Okupasi BPDS 42 m 2 unit 8 x 42 m 2 unit 336 m 2 ADL BPDS 36 m 2 unit 5 x 36 m 2 unit 180 m 2 Wicara BPDS 36 m 2 unit 3 x 36 m 2 unit 108 m 2 Musik BPDS 10 m 2 org 29 x 10 m 2 org 290 m 2 Speech Reading BPDS 36 m 2 unit 1 x 36 m 2 unit 36 m 2 Auditory Reading BPDS 36 m 2 unit 1 x 36 m 2 unit 36 m 2 Oral Approach BPDS 36 m 2 unit 1 x 36 m 2 unit 36 m 2 Visual Functioning BPDS 42 m 2 unit 1 x 42 m 2 unit 42 m 2 O and M BPDS 2 m 2 org 2 m 2 x 52 org 104 m 2 Ruang Staff BPDS 25m 2 unit 2 x 25m 2 unit 50 m 2 Ruang Terapis BPDS 36m 2 unit 2x36m 2 unit 72 m 2 Fisioterapi BPDS 25 m 2 unit 3 x 25 m 2 unit 125 m 2 Gudang Alat BPDS 50 m 2 unit 2 x 50 m 2 unit 50 m 2 Toilet BPDS 18 m 2 unit 5 x 18 m 2 unit 90 m 2 Jumlah 1519 m 2 Sirkulasi 20 426 m 2 Total 1945 m 2 Universitas Sumatera Utara 108 Fasilitas Kreativitas Ruang Dasar Perhitungan Standard Luas Perhitungan Luas Luas m 2 Lobby BPDS 1 m 2 org 100 org x 1 m 2 100 m 2 Loket BPDS Min 2 unit 5 m 2 unit 2 x 5 m 2 unit 10 m 2

R. Pamer

NMH 1,2 m 2 orang 350 org x 1,2 m 2 420 m 2 R.Kreativitas BAER 5,7 m 2 unit 10 unit x 5,7 m 2 57 m 2

R. Koleksi

PPMU 100 m 2 unit 1 unit x 72 m 2 72 m 2 Toilet BAER 1 m 2 org 10 x 1 m 2 x 3 unit 30 m 2 Jumlah 689 m 2 Sirkulasi 20 137,8 m 2 Total 826,8 m 2 Perpustakaan Ruang Dasar Perhitungan Standard Luas Perhitungan Luas Luas m 2

R. Baca

NAD 2,5 m 2 org 80 x 2,5 m 2 200 m 2 Lobby NAD 0,65 m 2 org 80 x 0,65 m 2 52 m 2

R. Buku

NAD 1,5 m 2 1000 vol 10.000 vol.buku x 1,5 m 2 150 m 2

R. Penitipan

NAD 12 m 2 unit 1 unit x 12 m 2 12 m 2

R. Audiovisual

NAD 2,5 m 2 org 30 org x 2,5 m 2 org 75 m 2 Staff Perpustakaan NAD 4,45 m 2 org 10 x 4,45 m 2 44,5 m 2 Gudang NAD 15 m 2 unit 1 x 15 m 2 15 m 2 Toilet BAER 1 m 2 org 30 org x 1 m 2 30 m 2 Jumlah 578,5 m 2 Sirkulasi 20 115,7 m 2 Total 694,2 m 2 Universitas Sumatera Utara 109 Fitness Center Ruang Dasar Perhitungan Standard Luas Perhitungan Luas Luas m 2 Lobby BPDS 1 m 2 orang 15 x 1 m 2 orang 15 m 2 Front Desk BPDS 10 m 2 unit 1 x 10 m 2 unit 10 m 2 Ruang Ganti TSS 1 m 2 unit 6 x 1 m 2 unit 6 m 2 Locker NAD 16 m 2 unit 2 x 16 m 2 unit 32 m 2 Ruang Senam BPDS 60 m 2 unit 1x 60 m 2 unit 60 m 2 Ruang Yoga BPDS 40 m 2 unit 1 x 40 m 2 unit 40 m 2 Ruang Fitness BPDS 180 m 2 unit 1 x 180 m 2 unit 180 m 2 Toilet BPDS 18 m 2 unit 2 x 18 m 2 36 m 2 Jumlah 379 m 2 Sirkulasi 20 76 m 2 Total 455 m 2 Ruang Kesehatan Ruang Dasar Perhitungan Standart Luas Perhitungan Luas Luas m 2 R. Tunggu Klinik NAD 2 m 2 org 10 x 2 m 2 20 m 2 R.Periksa BPDS 1,5 m 2 org 20 x 1,5 m 2 x 5 unit 150 m 2 R. Konsultasi BPDS 2 m 2 org 10 x 2 m 2 org x 3 unit 60 m 2 R.psikolog BPDS 1,5 m 2 org 8 org x 2,25 m 2 org 18 m 2 Toilet BAER 1 m 2 org 40 org x1 m 2 40 m 2 Jumlah 288 m 2 Sirkulasi 20 58 m 2 Total 346 m 2 Universitas Sumatera Utara 110 Fasilitas Pengelola Ruang Dasar Perhitungan Standard Luas Perhitungan Luas Luas m 2 Lobby NAD 0,65 m 2 org 200 org x 0,65 m 2 130 m 2 Sitting Lobby NAD 1,5 m 2 org 20 x 1,5 m 2 30 m 2 Reception info BPDS 10 m 2 unit 1 unit x 10 m 2 10 m 2 R. PABX + R. Kontrol 10 m 2 unit 1 unit x 10 m 2 10 m 2 R. Direktur TSS 5 m 2 org 1 org x 5 m 2 5 m 2 R. Wakil Direktur TSS 5 m 2 org 1 org x 5 m 2 5 m 2 R. Sekretaris NAD 5 m 2 org 1 org x 5 m 2 5 m 2 R. Humas NAD 9,3 m 2 org 5 org x 9,3 m 2 46,5 m 2 R. Bag. Keuangan NAD 9,3 m 2 org 3 org x 9,3 m 2 27,9 m 2 R. Bag. Pemasaran NAD 9,3 m 2 org 2 org x 9,3 m 2 18,6 m 2 R.Bag. Teknik NAD 9,3 m 2 org 2 org x 9,3 m 2 18,6 m 2 R. Tamu TSS 5 m 2 org 20 org x 5 m 2 100 m 2 R. Rapat NAD 8 m 2 org 103 org x 8 m 2 824 m 2 Keamanan NAD 9,3 m 2 org 5 org x 9,3 m 2 46,5 m 2 Kebersihan NAD 1,2 m 2 org 20 org x 1,2 m 2 24 m 2 Pantry NAD 2 m 2 org 10 org x 2 m 2 20 m 2 Loading dock NAD 1 mobil = 18 m 2 1 truk = 36 m 2 1 x 18 m 2 1 x 36 m 2 54 m 2 Jumlah 1375,1 m 2 Sirkulasi 20 275 m 2 Total 1650 m 2 Universitas Sumatera Utara 111 Musholla Ruang Dasar Perhitungan Standart Luas Perhitungan Luas Luas m 2

R. Sholat NAD

1,5 m 2 org 50 x 1,5 m 2 75 m 2

R. Wudhu

BPDS 1 m 2 org 50 x 1 m 2 org 50 m 2 Toilet BAER 1 m 2 org 5 org x1 m 2 5 m 2 Jumlah 130 m 2 Sirkulasi 20 26 m 2 Total 156 m 2 Ruang Luar Ruang Dasar Perhitungan Standart Luas Perhitungan Luas Luas m 2 Lapangan Basket NAD 365m 2 unit 1 x 365m 2 unit 365m 2 Children’s Vegetable Garden 775m 2 775m 2 775m 2 Lapangan Tenis NAD 264 m 2 unit 2 x 264 m 2 unit 528 m 2 Taman Terapi Studi Banding 4000 m 2 4000 m 2 4000m 2 Jumlah 5638 Sirkulasi 20 1127 Jumlah 6765 Tabel 4.11 Program ruang Jadi total keseluruhan bangunan ini adalah 14991 m 2 Sumber: TSS = Time Saver Standard for Living Building Types NAD = Neufert Architect’s Data BPDS = Building Planning and Design Standard PAL = Planning Academic and Research Library Building PPMU = Peraturan Pembakuan Museum Umum Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 112

BAB V KONSEP

5.1 Konsep Dasar

Konsep dasar menginterpresentasikan dari tema dari proyek, yaitu Arsitektur Perilaku. Untuk menciptakan hasil desain dengan konsep Arsitektur Perilaku maka diperlukan pengamatan dari pengguna-pengguna bangunan. Pengguna utama dari bangunan ini adalah Anak Berkebutuhan Khusus. Tuna Daksa Perilaku bagi para penyandang tuna daksa terhadap bangunan adalah masalah sirkulasi, tuna daksa lebih menuntut haknya kepada rintangan-rintangan yang terdapat pada sirkulasi. Semakin gampang mereka berpindah-pindah tempat dalam suatu bangunan maka, semakin berhasil bangunan tersebut untuk memberikan kenyamanan terhadap penyandang tuna daksa. Tuna Rungu Masalah utama dari penyandang tuna rungu adalah masalah kewaspadaan mereka terhadap lingkungan sekitar. Karena ketika mereka berada di dalam atau luar ruangan mereka harus melihat seluruh liungkungan dengan jeli karena mereka tidak dapat mendengar hanya dapat melihat. Mereka diibaratkan mendengar dengan mata. Sehingga jika jika pada ruangan mereka akan merasa lebih tenang jika ruangan tersebut mempunyai sedikit ruangan tertutup atau tersembunyi. Mereka juga lebih nyaman jika sebuah bangunan lebih transparan atau terbuka. Tuna Netra Pada para penyandang tuna netra mereka lebih kepada tanda-tanda dalam bersikulasi atau bagaimana lingkungan sekitar mereka. Ketika para penyandang tuna netra dapat menguasai lingkungan bangunan dan sekitarnya dengan baik maka tanda-tanda yang diberikan sudah berkerja dengan baik di dalam lingkungan tersebut. Universitas Sumatera Utara 113 Tuna Grahita Para penyandang tuna grahita kurang peka terhadap lingkungan baru, sehingga mereka membutuhkan sebuah bangunan yang gampang untuk dijelajahi atau diingat. Sehingga konsep berulang untuk sebuah bentuk pada bangunan sangat dianjurkan untuk para penyandang tuna grahita Tuna Laras Tuna laras tidak memiliki banyak masalah terhadap bangunan. Karena pada dasarnya mereka hany sedikit terganggu pada perilaku mereka. Yang patut dicermati dari tuna ini adalah tingkat keselamatan bagi mereka. Karena ketika terdapat suatu benda-benda atau ornament yang terlalu mencolok konsentrasi mereka dapat terpecah, lingkungan-lingkungan ceria dapat menekan tingkat kenakalan atau anti sosial mereka. KONSEP UMUM  Cahaya-cahaya alami atau permainan cahaya sengat baik untuk para ABK, karena membantu sensor-sensor mereka.  Material-material alami juga sangat baik, karena memiliki sifat tenang dan sejuk untuk para ABK.  Para ABK juga sangat nyaman jika mereka didalam bangunan yang tidak terlalu berlekuk-lekuk atau bangunan yang sulit dimengerti yang dapat membuat mereka bingung.  Desain juga harus memberikan efek agar mereka nyaman ketika keluar atau mengharuskan mereka bersikulasi bangunan, karena rata-rata ABK malu untuk keluar dari rumah karena malu dengan kondisi mereka.  Lingkungan yang tidak ribut dan asri juga membantu hasil dari proses terapi. Universitas Sumatera Utara 114

5.2 Konsep Rencana Tapak