Sistem Pemuatan Dalam Terminal Sistem Peron Fasilitas Termial

Anisa Ammar 090406030 25 d. Pelayanan dan jenis angkutan  Terminal penumang Sebagai tempat pergantian moda angkutan penumpang serta barang bawaan atau tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.  Terminal barang Memberikan fasilitas untuk pergantian moda angkutan barang atau tempat memuat dan membongkar barang.

3. Sistem Pemuatan Dalam Terminal

a. Pemuatan paralel  Membutuhkan banyak ruang.  Bila akan berangkat harus menunggu yang berada di depannya berangkat.  Dibutuhkan ruang sirkulasi tersendiri untuk menghubungkan.  Cocok untuk angkutan dengan frekuensi yang tinggi. b. Pemuatan tegak lurus  Manuver angkutan mudah.  Penumpang dapat langsung menuju koridor penghubung.  Penumpang dapat langsung melihat angkutan yang dituju dari koridor. c. Pemuatan gergaji lurus  Manuver angkutan mudah.  Penumpang dapat langsung menuju koridor penghubung.  Penumpang melihat angkutan yang dituju dari koridor. d. Pemuatan gergaji melingkar  Lebih efisien, angkutan bergerak sepanjang bola melingkar.  Ruang yang dibutuhkan sedikit pada muka, ruang belakang mempermudah pergerakan.  Penumpang dapat langsung kekoridor dan melihat angkutan yang dituju. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 26

4. Sistem Peron

a. Sistem peron keliling  Sirkulasi manusia dan kendaraan sudah terpisah dan gerak angkutan terbatas di tengah.  Pada jam sibuk mudah terjadi kekacauan sirkulasi angkutan.  Pengembangan parkir angkutan sulit dilakukan. b. Sistem peron tengah  Sirkulasi manusia dan kendaraan terpisah.  Jarak pencapaian lebih pendek.  Angkutan dapat bergerak leluasa di sekitar peron.  Pengembangan areal terminal kearah dalam. c. Sistem peron paralel  Membutuhkan ruang tersendiri untuk sirkulasi antar peron di atasdi bawah emplasment.  Pencapaian ke peron lebih pendek.  Gerakan angkutan terbatas pada jalurnya.  Pengembangan lebih sulit dilakukan.  Banyak terjadi perpotongan sirkulasi antara penumpang dengan angkutan.

5. Fasilitas Termial

Fasilitas terminal dapat dikelompokkan atas fasilitas utaama dan fasilitas pendukung, semakin besar suatu terminal semakin banyak fasilitas yang bisa disediakan. a. Fasilitas utamaa  Jalur pemberangkatan kendaraan umum.  Jalur kedatangan kendaraan umum.  Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk di dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum.  Bangunan kantor terminal. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 27  Tempat tunggu penumpang danatau pengantar.  Menara pengawas.  Loket penjualan karcis.  Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif, dan jadwal perjalanan.  Pelataran arkir kendaraan pengantar danatau taksi. b. Fasilitas penunjang  Kamar keciltoilet.  Musholla.  Kioskantin  Ruang engobatan.  Ruang informasi dan pengaduan.  Wartel  Tempat penitipan barang.  Taman. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 28

II.3. Lokasi Proyek

Kecamatan Medan Belawan adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Belawan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang di timur, Medan Marelan dan Medan Labuhan di selatan, dan Selat Malaka di utara. Gambar 2.11. Lokasi Proyek 1. Judul Proyek : Pusat Transportasi Belawan 2. Tema Proyek : Arsitektur HighTech 3. Lokasi Proyek : Jln. Sumatera, Belawan 4. Batas Site  Utara : Daerah Pelabuhan  Selatan : Gedung Polisi Perairan dan Rumah penduduk  Timur : Rumah penduduk  Barat : Sungai Belawan 5. Luas Site : ± 2.9 hektar 6. Status Proyek : Fiktif 7. Pemilik Proyek : PT. Kereta Api Medan, Dinas Perhubungan, PELINDO I Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 29 Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota RTRK Medan, kecamatan Medan Belawan merupakan daerah yang diperuntukan sebagai pusat kegiatan jasa dan perdagangan regional, pusat pelayanan transportasi, pusat kegiatan sosial-budaya, pusat kegiatan industri, dan pusat kegiatan perikanan. Tabel 2.1. Rencana Pusat Pelayanan Kota Medan 2030 NO PUSAT PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN A Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota  Pusat kegiatan perdaganganbisnis;  Pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;  Pusat pelayanan ekonomi  Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota;  Provinsi Sumatera Utara  Internasional B Pusat Pelayanan Kota dibagian Utara  Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional  Pusat pelayanan transportasi;  Pusat kegiatan sosial-budaya  Pusat kegiatan industri  Kota Medan Bagian Utara;  Provinsi Sumatera Utara  Regional 1 Subpusat pelayanan kota Medan Belawan  pusat pelayanan transportasi laut,  pusat kegiatan bongkar muat dan impor – ekspor,  pusat kegiatan industri, dan  pusat kegiatan perikanan  Kec. Medan Belawan 2 Subpusat pelayanan kota Medan Labuhan  Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan  Pusat pelayanan transportasi  Pusat pelayanan kesehatan  Kec. Medan Labuhan 3 Subpusat Pelayanan kota Medan Maimun  Pusat kegiatan Jasa dan perdagangan  Pusat pemerintahan  Pusat perekonomian  Pusat pendidikan  Pusat kesehatan  Kec. Medan Maimun 4 Subpusat pelayanan kota Medan Marelan  Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok pasar induk;  Pusat kegiatan rekreasi dan wisata  Kec, Medan Marelan;  Kabupaten Deli Serdang Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 30 5 Subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan  Pusat kegiatan perdaganganbisnis  Pusat pelayanan olahraga  Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan Tembung 6 Subpusat pelayanan kota Medan Area  Pusat pelayanan ekonomi  Pusat pelayanan transportasi  Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas 7 Subpusat pelayanan kota Medan Helvetia  Pusat pelayanan ekonomi  Pusat pelayanan transportasi wilayah bagian Barat  Pusat kegiatan sosial-budaya  Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal 8 Subpusat pelayanan kota Medan Selayang  Pusat kegiatan perdaganganbisnis  Pusat Pendidikan  Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor 9 Subpusat pelayanan kotaMedan Timur  Pusat kegiatan perdaganganbisnis  Pusat pelayanan transportasi TOD;  Pusat kegiatan sosial-budaya  Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat Sumber : Rencana Tata Ruang Kota Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 31 Gambar 2.12. Peta Kota Medan Belawan berperan sebagai pusat industri Kota Medan. Untuk mendukung itu, pemerintah kota berencana untuk menggiatkan pengembangan kota ke arah utara Belawan dengan merencanakan pembangunan Belawan sebagai Harbour City yang moderen dan pusat industri Medan. Hal ini dikarenakan posisi Belawan yang strategis, yang berada di pinggiran jalur Selat Malaka, yang merupakan jalur kapal-kapal industri. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 32

II.4. Studi Banding Fungsi Sejenis

Berikut beberapa studi banding bangunan dengan fungsi sejenis. Proyek-proyek sejenis ini dapat diambil sebagai bahan pembelajaran, baik dari segi tipologi maupun penerapan konsep-konsep arsitekturnya.

1. Yokohama International Passenger Terminal, Yokohama, Jepang

Yokohama International Passenger Terminal terletak di sebelah ujung Barat Laut dari Tokyo Bay. Dahulu, terminal ini bernama Osanbashi Pier, kemudian pada tahun 1994 diselenggarakan satu kompetisi internasional untuk mendesain ulang terminal ini. Akhirnya kompetisi dimenangkan oleh tim arsitek muda dari London, yaitu Foreign Offoce Architects. Pembangunan terminal ini mendapat cukup banyak hambatan seiring dengan krisis ekonomi yang melanda dunia pada akhir tahun 1990-an, namun terpilihnya Jepang bersama Korea untuk menyelenggarakan pentas Piala Dunia 2001 yang babak finalnya diselenggarakan di Kota Yokohama memotivasi pemerintah Jepang untuk mempercepat penyelesaian pembangunan terminal ini. Akhirnya pada tahun 2002 terminal ini selesai dibangun dan hingga saat ini Yokohama International Passenger Terminal dikenal sebagai pintu gerbang Jepang melalui jalur laut. Posisi terminal terletak pada dermaga yang menjorok ke laut, dermaga seperti ini biasanya diterapkan pada dermaga yang kedalaman kolamnya dangkal. Gambar 2.13. Site Plan Terminal Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 33 Gambar 2.14. Yokohama International Terminal Gambar 2.15. Tampak Atas Terminal Gambar 2.16. Tampak Atas Terminal Ruang luar terminal yang menyediakan akses yang sangat bebas kepada pejalan kaki, juga tersedia akses langsung ke atap terminal yang berfungsi sebagai Roof Plaza dan Dek Pengantar. Gambar 2.17. Ruang Luar Terminal Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 34 Langit-langit interior Lobby Utama Terminal menerapkan konsep kertas origami yang merupakan seni kerajinan tangan yang berasal dari Jepang. Koridor yang merupakan jalur sirkulasi pejalan kaki dari ruang luar ke dalam terminal dan sebaliknya di buat senada dengan jalur pejalan kaki ruang luar terminal. Gambar 2.18. Langit-langit Pelabuhan Gambar 2.19. Jalur Pejalan Kaki Kesimpulan: Penggabungan unsur air dan tanah menghasilkan desain pelabuhan yang unik. Pada dasarnya pelabuhan terletak di pinggir laut namun didesain menyerupai daratan. Penggunaan warna kayu juga menciptakan suasana darat. Adanya aksen origami pada langit-langit menambah keunikan dari pelabuhan ini.

2. Spandau Railway Station, Berlin, Jerman

Stasiun Kereta Api Spandau di Berlin, Jerman, adalah salah satu stasiun kereta api yang paling modern. Berlin berjarak ± 236 km dari tengah Kota Rostock. Stasiun kereta ini bermaterialkan baja dan kaca, garis-garis yang jelas dan memiliki sentuhan bangunan berteknologi tinggi HighTech. Stasiun baru, dengan lapangannya 440-meter panjang 1.440 ft meliputi tiga platform, didirikan pada tahun 1998 di lokasi stasiun Spandau-Barat S-Bahn lama yang dibuka pada tahun 1910. Stasiun Kereta Api Spandau menggantikan Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 35 Spandau railway station yang bersejarah yang terletak di sebelah timur dari sungai Havel, yang sekarang disebut Stresow dan hanya dilayani oleh S-Bahn kereta metro. Gambar 2.20. Spandu Railway Station Kesimpulan: Penggabungan bentuk lengkung dan kotak dengan struktur rangka baja membuat bangunan lebih kokoh. Material kaca sebagai pelindung bangunan sehingga pencahayaannya alami dan lebih maksimal. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 36

3. Terminal AKAP Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau

Terminal AKAP Payung Sekaki atau Terminal Bandar Raya Payung Sekaki disingkat TBRPS adalah terminal besar yang terletak di Pekanbaru, Riau. Terminal ini dubangun untuk menggantikan Terminal Mayang Terurai yang terletak di Jalan Nangka Tuanku Tambusai tepat di pusat kota. Terminal Bandar Raya Payung Sekaki melayani trayek dari Riau menuju Sumatera Utara, Sumatera Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Pulau Jawa, dan daerah lain di Pulau Sumatera. Gambar 2.21. Atap Terminal Bandar Raya Payung Sekaki Terminal Bandar Raya Payung Sekaki BRPS Pekanbaru memiliki bentuk yang khas arsitektur dan ornamen melayu cukup khas di bangunan ini. Terminal cukup bersih dan nyaman serta dilengkapi fasilitas pendukung lainnya, toilet, mushala, kios dan kantin, ruang informasi dan pengaduan, warung telepon, tempat penitipan barang, serta kantor organisasi angkutan darat dan juga penginapan. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 37 Gambar 2.22. Interior Dalam Terminal Sistem pencatatan kendaraan yang masuk dan keluar di Terminal ini menggunakan sistem komputerisasi. Disediakan penginapan bagi penumpang yang kemalaman. Kapasitasnya sekitar 50 orang, terdiri atas kamar VIP dan kelas ekonomi. Gambar 2.23. Area Terminal Kesimpulan: Penggabungan unsur melayu yang merupakan budaya ciri khas Riau dengan sistem komputerisasi dalam pencatatan kendaraan membuat terminal ini terkesan megah. Pemilihan warna merah dan kuning ciri khas melayu membuat terminal terkesan unik sekaligus mahal. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 38

BAB III ELABORASI TEMA

III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema Perencanaan dan perancangan bangunan dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada dalam upaya mewujudkan wadah kegiatan transportasi memerlukan suatu pendekatan arsitektural yang baik dan tepat. Salah satu prinsip teori dan bentuk bangunan yang mendukung penerapan arsitektur high-tech, menurut Coin Davis, bangunan high-tech umumnya memiliki pelapis yang tipis dan lebar atau besar untuk menunjukkan kepada dunia luar aktivitas yang berlangsung di dalamnya. Pada umumnya penampilan bangunan secara keseluruhan adalah ringan, biasanya dengan sebuah kombinasi kurva yang dramatis dan garis-garis lurus. Prinsip ini menjadi bahan pemikiran dalam menciptakan dan mengembangkan penampilan bentuk bangunan. Bagaimana keinginan menampilkan suatu bangunan yang dapat mewakili fungsinya.dimana nantinya diharapkan mempunyai suasana tersendiri bagi pengguna terutama pengunjung dan dapat memberikan suatu kesan yang berhubungan dengan karakter teknologi. III.2. Pengertian Tema Arsitektur HighTech berasal dari kata arsitektur dan hightech, yang memiliki pengertian sebagai berikut:  Arsitektur  Lingkungan Binaan Suatu ruangan yang diwujudkan, dibina, dan ditata menurut norma, kaidah, dan aturan tertentu yang berkembang menurut waktu dan tempatnya. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 39  Ilmu dalam merancang bangunan Suatu yang sengaja dirancang guna memenuhi kebutuhan para pemakai sebagai suatu pemecahan dari masalah yang ada dan harus memenuhi persyaratan fungsional.  Seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan Perwujudan fisik sebagai wadah kegiatan manusia yang kemudian diwujudkan dalam bentuk yang menarik, baik secara visual maupun sirkulasi yang teratur dan nyaman.  Suatu hal yang membahas tentang fungsi, struktur, dan estetika Pengolahan unsur-unsur bentuk dan ruang yang merupakan sarana pemecahan masalah sebagai tanggapan atas kondisi-kondisi dari fungsi, tujuan, dan ruang lingkupnya. Jadi Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab. Menurut Le Corbusier, Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisen. Massa-massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, piramid, yang merupakan bentuk-bentuk primer yang kegunaannya jelas. Sedangkan menurut Louis I Khan, Arsitektur adalah pemikiran-pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang.  HighTech Istilah Arsitektur HighTech pertama kali muncul pada awal tahun 70-an yang digunakan para arsitek untuk menyatakan “teknologi alternatif”, sejalan dengan waktu, istilah tersebut semakin umum digunakan. Namun arsitek-arsitek HighTech mempunyai makna yang berbeda dari industri HighTech. Dalam industri HighTech bermakna alat elektronik, komputer, silicon chip, robot, dan sejenisnya. Sedangkan dalam arsitektur bermakna sebagai lagam bangunan. High dalam bahasa Indonesia berarti tinggi. Tinggi disini maksudnya adalah sesuatu yang mengacu pada modernisasi dan hal yang baru. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 40 Tech merupakan kata lain dari technology. Dalam bahasa Indonesia berubah dan diserap menjadi teknologi yang artinya adalah suatu metode yang dipakai dalam suatu pemecahan dalam perancangan. Masalah perancangan dapat berupa masalah struktur, serta pemakaian bahan material yang mendukung. Dari penjabaran diatas, maka diperoleh pengertian bahwa Arsitektur HighTech adalah gaya perancangan suatu bangunan atau ligkungan binaan dengan beberapa standar tertentu yang kemudian ditata dan diatur agar pemecahan masalah yang ada berhasil dicapai dengan pemakaian suatu metode yang tidak biasa, baik itu dari sistem struktur, serta pemakaian bahan bangunan yang fungsional dan estetis. Bangunan HighTech lebih menyimbolkan dan mempresentasikan teknologi dari pada sekedar menggunakan teknologi yang sefisien mungkin. Untuk memberi efek imajinasi pada bangunannya, struktur bangunan harus jujur dan mempunyai pembenaran yang fungsional. Struktur dan utilitas yang diekspose merupakan karakter yang menonjol dari Arsitektur HighTech. Menurut Charles Jenks dalam tulisannya “The Battle of High-tech; Great Buildings with Great Faults ”, terdapat beberapa hal dasar mengenai HighTech yang didalamnya terdapat enam hal penting:  Inside-out, area servis dan struktur dari suatu bangunan selalu lebih ditonjolkan pada eksteriornya baik sebagai ornamen ataupun sebagai sculpture.  Celebration of process, dengan penekanan ada pemahaman konstruksinya “bagaimana, mengapa, dan apa” dari suatu bangunan, diantaranya hubungan dari struktur, paku, flanges, dan pipa-pipa saluran, sehingga timbul suatu pemahaman dari seorang yang awam ataupun seorang ilmuwan.  Transparan, pelapis, dan pergerakan, ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditampilkan secara dramatis. Kegunaan yang lebih luas dari kata yang transparan dan tembus cahaya, pelapis dari pipa-pipa saluran, tangga, dan struktur, serta penekanan pada eskalator lift sebagai suatu unsur yang bergerak merupakan karakteristik dari bangunan HighTech  Pewarnaan cerah yang merata.  A lightweight filigree of tensile members, baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari HighTech Building. Sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 41 membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.  Optimistic confidence in a scientific culture, bangunan HighTech adalah janji masa depan dari dunia depan yang menanti untuk ditemukan. Hasilnya lebih mendalam pada suatu metode kerja, perlakuan pada material, warna-warna dan pendapatan, dibandingkan dengan prinsip-prinsip komposisi. III.3. Interpetasi Tema Eksponen HighTech seperti pionir-pionir modernisme. Arsitektur HighTech melihat arsitektur sebagai sebuah cabang teknologi industri. Berharap bangunan menjadi penentu terhadap penampilan dengan kriteria yang sama seperti alat-alat kehidupan sehari-hari, fungsional, dan efisien, tidak bersifat artistik atau simbolik. Berikut merupakan beberapa ciri Arsitektur HighTech:  Penggunaan material kaca dan metal  Harus merupakan kejujuran ekspresi bangunan  Mengandung ide-ide yang didapat dari produksi industri  Mengunakan industri, kecuali industri bangunan sebagai sumber teknologi dan informasi. III.4. Keterkaitan Tema dengan Judul Tema yang diangkat pada proyek ini adalah Arsitektur HighTech, karena perencanaan dan perancangan bangunan dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada dalam upaya mewujudkan wadah kegiatan transportasi memerlukan suatu pendekatan arsitektural yang baik dan tepat. Menurut Colin Davis, salah satu prinsip teori dan bentuk bangunan HighTech umumnya memiliki pelapis yang tipis dan lebar atau besar untuk menunjukkan kepada dunia luar aktivitas yang berlangsung didalamnya. Pada umumnya penampilan bangunan secara keseluruhan adalah ringan, biasanya dengan sebuah kombinasi kurva yang dramatis dan garis-garis lurus. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 42 Prinsip ini nantinya menjadi bahan pemikiran dalam menciptakan dan mengembangkan penampilan bentuk bangunan. Bagaimana keinginan menampilkan suatu bangunan yang dapat mewakili fungsi stasiun. Dimana nantinya diharapkan mempunyai suasana tersendiri bagi pengguna terutama pengunjung dan dapat memberikan suatu kesan yang berhubungan dengan karakter teknologi. III.5. Studi Banding Tema Sejenis

1. Faculty of Law, University of Cambridge

Gambar 3.1. Tampak Gedung Fakultas Hukum Berlokasi di Sidqwick Avenue Camous tepat disebelah James Stirling’s, 1967, perpustakaan fakultas sejarah. Bangunan rancangan Norman Foster ini merupakan paduan rancangan modern yang mahir dan menghargai lingkungan yang ada. Bangunan terdiri dari perpustakaan hukum, lima auditorium, ruang seminar, kantor administrasi. Bangunan berbentuk lekukan kaca, dirancang meminimalkan penggunaan energi listrik dengan hanya pada bagian bawah ruangan kuliag yang diberi AC. Perhitungan yang hati-hati terhadap sudut matahari sehingga pada musim panas pun keadaan ruangan tetap nyaman. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 43 Gambar 3.2. Potongan Bangunan Bengunan menyerupai potongan suatu bentuk dengan pintu masuk dan ruang resepsionis pada sisi yang terpotong tersebut. Timbunan buku yang menumpuk dipadukan dengan ruang yang fleksibel dan area-area belajar yang memasukkan cahaya alami. Gambar 3.3. Interior Bangunan Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 44 Gambar 3.4. Fasad Bangunan Gambar 3.5. Tangga Bangunan Atap dilapisi oleh lapisan bening menutupi bangunan yang melengung ke bawah hingga lantai dasar di sisi taman, memberikan view yang mengagumkan dari padang rumput dan pepohonan alami. Penganalisaan dari struktur bangunan, rangka pipa dapat menjadi netting untuk penglihatan ke arah view utama. Desain bangunan menjadi landmark kawasan kampus karena merupakan desain yang paling unik. Perancangan tapak sangat menguntungkan untuk mendapat view yang paling baik. Konstruksi bangunan berupa rangka pipa besi berpilin merupakan struktur utama dinding dan atap, desain kolom penyangga kantilever dibuat miring sesuai dengan kantilever yang berundak-undak. Interior memperlihatkan jalinan rangka pipa besi pada dinding , deretan tempat duduk untuk ruang bersosialisasi diletakkan pada dasar bangunan. Kesimpulan: High Tech pada bangunan ditunjukkan pada penggunaan material dan elemen penyusunnya. Material kaca dengan perhitungan yang hati-hati terhadap sudut matahari. Struktur utama neggunakan rangka pipa dan diekspose. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 45

2. The Reichstag Gedung Parlemen, Jerman.

The Reichstag berfungsi sebagai Gedung Parlemen di Jerman. Gedung ini pada awalnya dibangun dengan biaya yang berasal dari Kerajaan Jerman pada tahun 1872, namun dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan dimensi Gedung Parlemen yang lebih besar di Berlin maka dilakukan renovasi. Arsitek yang mengerjakan proyek ini adalah Norman Foster. Ia mendesain The Reichstag yang baru dengan tampilan arsitektur high-tech. Gambar 3.6. Tampak Bangunan Gambar 3.7. Ruang Luar Bangunan Selain sebagai Gedung Parlemen, kini The Reichstag juga merupakan ujung dari sirkulasi ramp yang membentuk spiral tersebut, para pengunjung bisa menimati keindahan pemandangan kota Berlin. Gambar 3.8. Interior Gedung Parlemen Gambar 3.9. Interior Gedung Parlemen Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 46 Gambar 3.10. Langit-langit Gedung Gambar 3.11. Interior Gedung Kesimpulan: High Tech pada bangunan ditunjukkan pada penggunaan material dan elemen penyusunnya. Penggunaan material kaca dan baja menambah kesan transparan pada bangunan. Penggabungan bentuk bulat, spiral, dan material yang kaku seperti kaca dan baja menghasilkan efek yang megah dan unik.

3. Lycee Albert Campus

Berdiri di daerah pebukitan dan menghadap ke arah laut, dengan kapasitas bangunan dapat menampung 90 pelajar. Foster menekankan penggunaan dari beberapa inspirasi lokal untuk bangunan ini, seperti pada areal masuk “menyerupai lingkungan desa Mediterania”, dan sebuah “rongga yang terbentuk dari lapisan atap dan vult yang menggunakan teknik ventilasi udara seperti yang digunakan pada arsitektur tradisional arab”.cerobong hawa bangunan ini memneri efek disalurkannya hawa panas ke atas melalui aluran yang dapat dioperasikan. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 47 Gambar 3.12. Tampak Bangunan Gambar 3.13. Lorong Dalam Gedung Salah satu elemen yang sangat mencolok dari bangunan seluas 12.420 m 2 ini adalah tritisan besar yang membentang pada sisi selatannya. Desain yang diajukan pada bangunan ini adalah penanganan terhadap pendinginan hawa secara alami yang merupakan antisipasi dari penggunaan AC. Bangunan ini dibangun dengan dana 2,8 juta Franc dan dalam jangka waktu satu tahun. Ini membuktikan kemampuan Foster dalam mengatasi masalah jadwal yang ketat dengan biaya yang efektif. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 48 Gambar 3.14. Potongan Bangunan Desain tritisan ini menggunakan teknologi tinggi, akan tetapi tritisan tidak akan berfungsi apabila hujan karena lubang-lubang kecil pada tritisan. Penyelesaian tritisan dengan bentang lebar tanpa kolom yang lainnya dijepit pada pangkalnya saja mampu menghasilkan ruang yang luas dibawahnya sebagai ruang untuk bersosialisasi. Tampak interior pada potongan di sirkulasi, ruang kelas, menampilkan tangkapan angin dan sinar matahari yang bergantung di sebelah kanan dan diagram alur gerak udara alami melalui struktur. Pemilihan bahan untuk tritisan yang berfungsi sebagai tangkap angin maupun penahan sengatan matahari mampu memperlihatkan kesan teknologi tinggi karena eksos pengerjaan struktur dan detail-detailnya. Kesimpulan: Konsep desain pada bangunan sangat memperhatikan lingkungan sekitarnya. Arsitek menggabungkan beberapa style arsitektur dengan konsep arsitektur high-tech. Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 49

4. Garden by The Bay, Singapore

Gambar 3.15. Tampak Bangunan Gambar 3.16. 3D Bangunan Gardens by the Bay adalah sebuah taman mencakup 250 hektar lahan reklamasi di pusat Singapura, berdekatan dengan Waduk Marina. Taman ini terdiri dari tiga tepi kebun: Bay South Garden, Bay East Garden dan Bay Central Garden. Gardens by the Bay merupakan bagian integral dari strategi oleh pemerintah Singapura untuk mengubah Singapura dari Garden City ke kota di Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 50 surga. Menyatakan tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dengan meningkatkan penghijauan dan fauna di kota. Dimaksud untuk menjadi ruang rekreasi luar ruangan utama di Singapura, dan ikon nasional. Bay Central Garden bertindak sebagai penghubung antara South Bay dan East Bay Gardens. Berdiri pada 37 hektar dengan 3-kilometer waterfront promenade yang memungkinkan untuk jalan-jalan, membentang dari pusat kota ke timur Singapura. Bay Central Garden masih dalam proses perkembangan. Gambar 3.17. East Bay Garden East Bay Garden berukuran 79 hektar dan memiliki 2 kilometer promenade depan yang menyulam Waduk Marina. Sebuah taman sementara dikembangkan di Bay East Garden dalam mendukung Youth Olimpiade Musim Panas 2010. Tahap pertama dari taman ini dibuka untuk umum pada bulan Oktober 2011, yang memungkinkan akses alternatif ke Marina Barrage. Dirancang sebagai kebun tropis berbentuk daun besar, masing-masing dengan spesifik lansekap desain, karakter dan tema. Lima lubang air sejajar dengan arah angin memaksimalkan dan memperluas garis pantai sementara memungkinkan angin dan air untuk menembus situs untuk membuat sejuk daerah Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 51 di sekitar mereka. Bay East Garden menyediakan pandangan yang terhalang cakrawala kota. Perkembangan Mendatang Bay East Garden akan didasarkan pada tema air. Gambar 3.18. Bagian Dalam South Bay Garden Gambar 3.19. Taman Luar Lokasi Supertrees South Bay Garden adalah yang terbesar dari tiga kebun di 130 hektar dan bertujuan untuk menampilkan yang terbaik dari hortikultura tropis dan kesenian taman. Keseluruhan konsep master plan yang menarik terinspirasi dari anggrek yang merupakan ikon dari daerah tropis dan Singapura, bunga nasional negara, Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 52 itu, Vanda Miss Joaquim . Anggrek berakar di tepi laut konservatori, sedangkan daun bentang alam, tunas jalan, jalan dan linkways dan akar sekunder air, energi dan komunikasi garis kemudian membentuk suatu jaringan terpadu dengan bunga kebun theme dan supertrees di persimpangan kunci. Gambar 3.20. Proses Pembangunan Gambar 3.21. Struktur Bangunan Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 53 Gambar 3.22. Struktur Dalam Bangunan Kesimpulan: Konsep desain pada bangunan sangat memperhatikan lingkungan sekitarnya. Menggunakan ikon bunga anggrek sebagai konsep yang sekaligus merupakan bunga nasional Singapura. Sistem struktur yang digunakan menggunakan rangka ekspose yang menjadikan bagian dalam bangunan tidak memerlukan struktur yang banyak guna menciptakan kondisi taman yang lapang. Arsitek menggabungkan beberapa style arsitektur dengan konsep arsitektur high- tech. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Universitas Sumatera Utara Anisa Ammar 090406030 54

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

Dalam merancang, bangunan yang dirancang harus memperhatikan tapak, lingkungan, dan manusia. Dalam hal apak khususnya, analisis yang baik akan memberikan konsep dasar sebuah perancangan arsitektur.

IV.1. Analisa Fisik

IV.1.1. Lokasi