Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dengan kata lain pengertian pajak dapat dikatakan sebagai balas jasa yang dapat diberikan oleh masyarakatkepada pemerintah atas fasilitas-fasilitas yang kita
nikmati untuk dapat hidup layak disuatu Negara. Sedangkan penghasilan adalah jumlah uang yang diterima atas usaha yang dilakukan orang perorang, badan atau
bentuk usaha lainnya yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti mengkonsumsikan atau menimbun kekayaan.
1. Pengertian Pajak Menurut pendapat Rochmat Soemintro Waluyo, 2008. Pajak adalah iuran
rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapatkan jasa timbal kontra prestasi yang langsung dapat
dtunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum 1990:5. Sementara itu jika mengacu pada undang-undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 Ayat 1 disebutkan arti pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Pajak Penghasilan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan PPh berlaku sejak 1 Januari 1984. Undang-Undang ini telah beberapa kali mengalami
perubahan dan terakhir kali diubah dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan
Universitas Sumatera Utara
mengatur subjek pajak, serta cara menghitung dan cara melunasi pajak terutang. Undang-Undang Pajak Penghasilan menganut asas materil, artinya penentuan
mengenai pajak yang terutang tidak tergantung kepada surat ketetapan pajak.
3. Jenis Pajak
Jenis pajak menurut sumber hokum pajak dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
1 Berdasarkan Golongan
a. Pajak Langsung adalah pajak yang dipikul sendiri oleh wajib pajak,
dimana tidak dibebankan kepada pihak lain. Misalnya : Pajak Penghasilan PPh.
b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pelimpahannya dilimpahkan oleh
membayar pajak kepada orang lain konsumen. Misalnya : Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan Atas Barang Mewah.
2 Berdasarkan Sifatnya
a. Pajak subjektif adalah pajak yang patokannya kepada subjeknya, yaitu
kepada wajib pajak itu sendiri. Misalnya: Pajak Penghasilan. b.
Pajak Objektif adalah pajak yang patokannya kepada objek yang dikenai pajaknya yaitu ditemukan dulu objeknya apa, misalnya: Pajak Penghasilan
Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan Atas Barang Mewah.
3 Berdasarkan Kewenangan Pemungutannya
a. Pajak pusat adalah pajak yang kewenangannya dipungut oleh pemerintah
pusat, yang digunakan untuk pembangunan dan pengeluaran Negara. Misalnya : Pajak Penghasilan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
Universitas Sumatera Utara
dan Penjualan Atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Materai.
b. Pajak daerah adalah pajak yang kewenangannya dipungut oleh pemerintah
daerah, untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga daerah tersebut. Misalnya: Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di atas Air, Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan
Air Dibawah Tanah dan Air Permukaan, Pajak Hotel, Pajak Restoran , Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak
Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir. Berdasarkan uraian diatas Pajak Penghasilan Pasal 25 termasuk golongan
pajak langsung, yang memiliki sifat pajak subjektif dan kewenangan pemungutnya dilakukan oleh pajak pusat.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri