Penghayatan spiritualitas Kongregasi Suster-Suster Amalkasih Darah Mulia dalam rangka meningkatkan semangat pendampingan petugas pastoral orang sakit di Rumah Sakit Palang Biru Gombong, Jawa Tengah - USD Repository

  

PENGHAYATAN SPIRITUALITAS

KONGREGASI SUSTER-SUSTER AMALKASIH DARAH MULIA

DALAM RANGKA MENINGKATKAN

SEMANGAT PENDAMPINGAN PETUGAS PASTORAL ORANG SAKIT

  

DI RUMAH SAKIT PALANG BIRU GOMBONG, JAWA TENGAH

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Maria Selina Ngango NIM: 081124044

  PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan untuk Kongregasi Suster-suster Amalkasih Darah Mulia dan Rumah Sakit Palang Biru Gombong, ayah, ibu serta seluruh keluarga, dan para dosen.

   MOTTO

  “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa”.

  

(

  Rm 12:12)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 15 Oktober 2012 Penulis

  Maria Selina Ngango

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Selina Ngango NIM : 081124044

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul

  

PENGHAYATAN SPIRITUALITAS KONGREGASI SUSTER-SUSTER

AMALKASIH DARAH MULIA DALAM RANGKA MENINGKATKAN

SEMANGAT PENDAMPINGAN PETUGAS PASTORAL ORANG SAKIT DI

  RUMAH SAKIT PALANG BIRU GOMBONG, JAWA TENGAH beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

  Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, menggalihkan dan membentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 15 Oktober 2012 Yang menyatakan (Maria Selina Ngango)

  ABSTRAK

  Judul skripsi ini adalah PENGHAYATAN SPIRITUALITAS

KONGREGASI SUSTER-SUSTER AMALKASIH DARAH MULIA DALAM

  

RANGKA MENINGKATKAN SEMANGAT PENDAMPINGAN PETUGAS

PASTORAL ORANG SAKIT DI RUMAH SAKIT PALANG BIRU

GOMBONG, JAWA TENGAH. Penulisan skripsi ini berawal dari keprihatinan

  penulis terhadap pendampingan petugas pastoral orang sakit terhadap pasien rawat inap di Rumah Sakit Palang Biru Gombong (RSPB). Dilihat dari realita yang ada bahwa pelaksanaan pendampingan petugas pastoral orang sakit terhadap pasien di Rumah Sakit Palang Biru Gombong belum sepenuhnya disemangati oleh spiritualitas kongregasi ADM. Pendampingan yang dilakukan oleh petugas pastoral orang sakit berjalan seadanya. Dan ada kecenderungan bahwa pendampingan terhadap pasien hanya kunjungan semata. Keprihatinan di atas menjadi latar belakang penulisan skripsi ini. Skripsi ini dimaksudkan untuk membantu petugas pastoral orang sakit di Rumah Sakit Palang Biru Gombong untuk mendapat pendampingan yang lebih baik. Oleh karena itu petugas akan dibantu meningkatkan semangat pendampingan terhadap pasien dengan menghayati spiritualitas kongregasi ADM, dengan mengunakan katekese model SCP (Shared Christian Praxis). Model katekese ini adalah katekese model dialog partisipatif. Petugas pastoral akan dituntun untuk sampai pada suatu refleksi yang mendalam. Sejauh mana petugas pastoral orang sakit di Rumah Sakit Palang Biru menyadari pentingnya penghayatan spiritualitas kongregasi ADM dalam pendampingan terhadap pasien. Usaha apa yang harus dibuat untuk membantu petugas pastoral dalam meningkatkan penghayatan terhadap spiritualitas kongregasi ADM? Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis. Penulis juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dan hasil wawancara dengan petugas pastoral orang sakit di Rumah Sakit Palang Biru Gombong. Penulis juga menggunakan studi pustaka agar memperoleh pemikiran-pemikiran maupun gagasan baru yang dapat mendukung untuk meningkatkan semangat pendampingan petugas pastoral orang sakit di RSPB, sesuai dengan spiritualitas kongregasi. Penulis berpendapat bahwa katekese model Shared Christian Praxis membantu petugas pastoral orang sakit di RSPB dalam meningkatkan semangat pendampingan terhadap pasien rawat inap dengan menghayati spiritualitas kongregasi ADM. Dengan model katekese ini mereka dapat merefleksikan pengalaman hidup dalam mendampingi pasien.

  

ABSTRACT

  The Embodying the Spirituality of THE PRECIOUS BLOOD CHARITY CONGREGATION (ADM) in order to Improve the Spirit of Ministerial services done by the pastoral workers for the Sick at the Palang Biru Gombong Hospital is the title of this thesis. This writing was first inspired with the concern about the ministerial services done by the Pastoral Workers for the sick, that is the patients treated at Palang Biru Gombong Hospital . The fact was that the ministerial services to those who were sick at the Palang Biru Hospital were not fully carried in the light of the spirituality of the ADM Congregation. The ministerial works were poorly done, and there was a tendency that it would only mean mere visitation.

  This thesis was written for the purpose of helping the pastoral workers in the Palang Biru Hospital to be able to do better ministerial services.Those who do the pastoral works for the sick will be helped to improve their spirit of service in the light of the spirituality of the ADM Congregation, by, using the model of Shared Christian

  

Praxis (SCP), that is, doing catechism in participatory dialog model. The pastoral

  workers will be guided to a deeper reflection on how far they realize the importance of embodying the spirituality of the ADM Congregation in doing the pastoral care for the sick. What should be done to help the pastoral workers in improving the embodiment of the spirituality of the ADM Congregation? The method used in this thesis is analitical description based on the writer’s experiences observations, and literary study. The writer also used secondary data gathered from serries of interviews with the pastoral workers of the Palang Biru Hospital. Literary research was also used to gather thoughts and new ideas which can support to improve the ministerial services of the pastoral workers at RSPB, in the light of the Spirituality of the Congregation. The result of the research shows that doing Catechism in the model of Shared

  

Christian Praxis was proved to be reliable in helping the pastoral workers for the

  sick in the RSPB, to improve the spirit of service to the inpatients through the effort of embodying the spirituality of the ADM Congregation. With this model of catethesis, having medical treatment at the hospital. they could reflect on the experiences of doing pastoral care for the patients.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur tak terhingga penulis haturkan dari hati yang paling dalam untuk Allah Sang Penyayang kehidupan sebab dalam penyelenggaraan-Nya yang ilahi telah memungkinkan penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGHAYATAN

SPIRITUALITAS KONGREGASI SUSTER-SUSTER AMALKASIH DARAH MULIA DALAM RANGKA MENINGKATKAN SEMANGAT PENDAMPINGAN PETUGAS PASTORAL ORANG SAKIT DI RUMAH SAKIT PALANG BIRU GOMBONG, JAWA TENGAH.

  Bantuan, bimbingan, dukungan, uluran tangan kasih, dan kemurahan hati sesama yang ada di sekitar merupakan kasih dan kebaikan Tuhan yang memberi semangat dan menumbuhkan keinginan dalam diri untuk meraih apa yang menjadi cita-cita dan impian. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sepantasnya menghaturkan puji syukur kepada Allah Bapa Sang Sumber Kebijksanaan, Allah Putra Sang Guru Sejati yang memberikan segala ilmu pengatahuan, dan Allah Roh Kudus yang senantiasa menyalakan api kehidupan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kemurahan hati dan uluran tangan kasih sesama telah membantu penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini. Maka dengan penuh rasa syukur penulis ingin menghaturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Para dosen dan karyawan Program Studi Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan

  Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik, menuntun, menndukung, memberi perhatian, cinta dan membimbing penulis selama belajar dan menyelesaikan skripsi ini.

  2. Dr. J. Darminta, S.J., selaku dosen pembimbing utama yang telah bersedia meluangkan waktu dengan penuh kesabaran, ketulusan, ketelitian dan kesetiaan mendampingi dan membimbing serta menemani dengan penuh kasih.

  3. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. selaku dosen akademik dan sekaligus dosen penguji kedua yang telah memberikan dukungan, perhatian, dan bimbingan.

  4. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., sebagai dosen penguji ketiga yang telah memberi motivasi, bimbingan, perhatian, dan dukungannya.

  5. Kongregasi Suster-suster ADM, terutama para pemimpin yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk belajar di Program Studi Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  6. Dr. Bambang Suryanto SpPD., selaku Direktur Palang Biru Gombong, Yayasan Swana Santa, yang telah memperkenankan penulis untuk mengadakan penelitian di Rumah Sakit Palang Biru Gombong.

  7. Sr. Wihelmine, ADM dan para suster ADM Komunitas Kotabaru terutama para suster Yunior untuk doa, pengertian baik, dukungan, kepercayaan, dan semangat yang diberikan kepada penulis selama belajar dan proses penyelesaian skripsi ini.

  8. Bapak Matias Ropa dan Ibu Paulina, kakak Eti Ropa, Tobias Ropa, Ignasius Ropa, Fabiola Ropa, yang selalu mendoakan, memberikan perhatian dan dukungan serta cinta yang sebesar-besarnya, yang mampu memberikan semangat dalam diri penulis.

  9. Teman-teman IPPAK angkatan 2008, untuk perhatian dan bantuan dalam bentuk apa saja selama belajar dan penulisan skripsi.

  10. Para sahabat, teman-teman dan siapa saja yang tak bisa disebutkan satu persatu, yang selama ini mau bersimpati dan berempati dengan penulis terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan koreksi, kritik, usul dan saran dari para pembaca, agar isi dari skripsi ini menjadi lebih baik dan semakin berguna bagi banyak orang.

  Yogyakarta, 15 Oktober 2012 Penulis

  Maria Selina Ngango

   DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .. ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv MOTTO . ................................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................... vii ABSTRAK .. .............................................................................................................. viii

  

ABSTRACT ................................................................................................................. ix

  KATA PENGANTAR . ............................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xiii DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xvii BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................................

  1

  1 A. Latar Belakang .............................................................................................

  8 B. Rumusan Masalah ........................................................................................

  9 C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................

  9 D. Manfaat Penulisan. .......................................................................................

  10 E. Metode Penulisan .........................................................................................

  10 F. Sistematika Penulisan ..................................................................................

  BAB II. SPIRITUALITAS KONGREGASI PARA SUSTER AMAL KASIH DARAH MULIA SEBAGAI LANDASAN JIWA DAN SEMANGAT PENDAMPINGAN PETUGAS PASTORAL ORANG SAKIT ...........................................................................................

  12 A. Sejarah Singkat Kongregasi Suster-suster Amalkasih Darah Darah Mulia ............................................................................................................

  14

  1 Cikal Bakal Kongregasi ADM........................................................ .. 1 4 a. Perutusan Awal dari Maastricht ke Sittard .........................................

  15 b Yesus Sang Penghibur dan Peneguh Sejati .......................................

  16

  c. Yayasan di Sittard akan ditutup......................................................

  18 d. Pengakuan Mgr. J.A. Paredis .........................................................

  20 e. Berdirinya Kongregasi baru disetujui Mgr. J.A. Paredis ................

  21 f. Anggaran Suci ................................................................................

  22

  24 1. Riwayat singkat Pendiri Kongregasi ADM ..........................................

  25 2. Misi Kongregasi ADM di Indonesia .....................................................

  26 B. Kharisma dan Spiritualitas ..........................................................................

  26 1. Kharisma ...............................................................................................

  27 a. Arti Kharisma .................................................................................

  28 b. Kharisma Tarekat Religius ..............................................................

  30 c. Kharisma Kongregasi ADM ...........................................................

  33 2. Spiritualitas dalam Lingkup Gereja ......................................................

  33 a. Arti Spiritualitas ..............................................................................

  34 b. Unsur-Unsur Spiritualitas ...............................................................

  35 3. Spiritualitas ADM .................................................................................

  35 a. Pandangan Spiritualitas ADM mengikuti Kristus Tersalib .............

  35 b. Kekhusussan Spiritualitas ADM .....................................................

  36 c. Proses Penerusan Devosi dan Spiritualitas Darah Mulia ..............

  38 d. Cara Hidup Suster ADM berdasarkan Spiritualitas ........................ 1) Spiritualitas mempunyai landasan Injil Yesus Kristus ..............

  38 2) Spiritualitas Mempunyai Ungkapan Konkret .............................

  39 3) Spiritualitas berakar dalam Tradisi Kristiani .............................

  39

  40 e. Kesatuan dan ketegangan Solidaritas dan Pengharapan .................

  42 f. Spiritualitas Darah dalam Kitab Suci ..............................................

  44 g. Kekayaan yang berlimpah dari Darah Mulia ..................................

  46 h. Sakramen-sakramen sebagai sarana Darah Mulia ...........................

  47 C. Pengalaman Sr. Seraphine dalam Mengikuti Kristus Tersalib ....................

  59 D. Perutusan Kongregasi ADM ........................................................................

  59 1. Tugas Perutusan Gereja ........................................................................

  64 2. Perutusan Kongregasi ADM Indonesia ................................................

  64 a. Karya Perutusan ADM ....................................................................

  64 b. Karya-karya Kongregasi ADM .......................................................

  BAB III. PENDAMPINGAN PASTORAL DI RUMAH SAKIT PALANG BIRU GOMBONG ...................................................................

  68

  68 A. Situasi Hidup Orang Sakit Pada Umumnya ...............................................

  77 B. Pendampingan Pastoral Orang Sakit Dalam Gereja ....................................

  99 C. Sri Paus Menetapkan Hari Untuk Orang-Orang Sakit .............................

  D. Arti Kristiani dari Penderitaan Manusia ...................................................... 101

  E. Piagam bagi Para Pelayan Kesehatan .......................................................... 102

  F. Penyerahan Diri Pada Allah ......................................................................... 106

  G. Pelaksanaan Pendampingan Pastoral bagi Pasien di Rumah Sakit Palang Biru Gombong ........................................................... 106

  1. Karya Pastoral di Rumah Sakit Palang Biru Gombong ........................ 106

  a. Gambaran Lokasi Rumah Sakit Palang Biru Gombong ................. 107 1) Logo Rumah Sakit Palang Biru Gombong ............................... 107

  2) Arti Logo Rumah Sakit Palang Biru Gombong ........................ 107

  b. Visi Rumah Sakit Palang Biru Gombong ...................................... 108 1) Arahan ....................................................................................... 108

  ............................................................. 108 2) Nilai-nilai Hidup 3) Pedoman Pokok Pelayan .......................................................... 108

  c. Tujuan Rumah Sakit Palang Biru Gombong .................................. 109

  d. Tim Rumah Sakit Palang Biru Gombong ...................................... 110

  e. Keberadaan Pendamping Pastoral Orang Sakit Rumah Sakit Palang Biru Gombong .................................................................... 110 f . Proses Pelaksanaan Pendampingan Pastoral Orang Sakit ............. 112

  2. Penggunaan Sarana Dalam Pelaksanaan Pendampingan ..................... 125

  BAB IV. KATEKESE MODEL SCP (SHARED CHRISTIAN PRAXIS) SEBAGAI USAHA UNTUK PENGHAYATAN SPIRITUALITAS KONGREGASI DALAM PENDAMPINGAN ORANG SAKIT DI RUMAH SAKIT PALANG BIRU GOMBONG ................................ 131 A. Paham Katekese ........................................................................................... 131 B. Shared Christian Praxis (SCP): Model Katekese yang dipilih

   untuk Usaha Pendampingan Pendamping Pastoral Rumah Sakit .............. 139

  C. Usulan Program Katekese dan Contoh Persiapan Katekese untuk Pendamping Pastoral Orang Sakit .................................................. 146

  BAB V. PENUTUP ................................................................................................... 169 A. Kesimpulan .................................................................................................. 169 B. Saran ............................................................................................................ 173 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 174 LAMPIRAN ............................................................................................................... 177 Lampiran 1 : Pedoman Pertanyaan Wawancara ............................................... (1) Lampiran 2 : Hasil Wawancara ........................................................................ (2) Lampiran 3 : Kisah Dokter Terbaik dan Termurah ........................................ (9) Lampiran 4 : Lagu : “Panggilan Tuhan” .......................................................... (10) Lampiran 5 : Matius 10:1-5 .............................................................................. (11) Lampiran 6 : Lagu : “Akulah Utusan Bapa-Ku” ........................................... (12)

DAFTAR SINGKATAN

  A. Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian

  

Lama dan Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat Dipersembahkan

  kepada Umat Katolik oleh Dirjen Bimas KatolikDepartemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, h. 8.

  B. Daftar Singkatan Dokumen Gereja

  AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan ke II tentang kerasulan Awam, 18 November 1965.

  CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus ke II tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

  EN : Evangelii Nuntiandi, Ajakan Apostolik Paus Paulus VI tentang pewartaan Injil dalam dunia Moderen, 8 Desember 1975.

  GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di dunia dewasa ini, 7 Desember, 1965.

  KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 25 Januari 1983.

  PBPK : Piagam Bagi Pelayan Kesehatan, Piagam Panitiya Kepausan untuk Reksa Pastoral tentang masalah-masalah BIO-ETIKA, Ekita Kesehatan dan Pendampingan Orang Sakit dikeluarkan, tahun 1995.

  LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja,

  21 November 1964. SD : Salvifici Doloris, Surat Apostolik dari Yohanes Paulus II tentang Arti

  Kristiani dari Penderitaan Manusia, 11 Februari 1984

C. Daftar Singkatan Lain

  ADM : Amalkasih Darah Mulia Art : Artikel Dep. Dokpen : Depertemen Dokumentasi dan Penerangan

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Kan : Kanon KKP : Keputusan Kapitel Provinsi Konst : Konstitusi Suster Amalkasih Darah Mulia KWI : Konferensi Waligereja Indonesia MAWI : Majelis Waligereja Indonesia PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan Se-Indonesia Prodi : Program Studi RSPB : Rumah Sakit Palang Biru SCP : Shared Christian Praxis Sr : Suster St : Santo atau Santa USD : Universitas Sanata Dharma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengalaman sakit merupakan suatu realitas dalam kehidupan manusia yang

  tidak dapat disangkal sekaligus merupakan tanda kebakaan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Pengalaman sakit bukanlah suatu pengalaman yang mudah diterima apalagi penyakit yang diderita bukan penyakit ringan tetapi merupakan penyakit yang amat serius. Dalam menghadapi situasi sakit, manusia mempunyai reaksi yang berbeda-beda sesuai dengan pengaruh pengalaman itu pada kehidupannya dan bagaimana seseorang bersikap terhadap pengalaman sakit itu.

  Menurut Kieser (1996: 325 ) “mereka yang menderita sakit beranekaragam, ada yang tampa harapan, putus asa, tak berdaya, sengsara, hancur, hilang bentuk, sedih, sepi, aib dan malu.” Penderitaan karena sakit merupakan beban dalam hidup, bila kita tidak mampu memaknai penderitaan itu.

  Tidak ada manusia yang mengharapkan penderitaan atau penyakit. Setiap orang tentu mengharapkan keluarganya agar selalu gembira, bahagia dan sehat.

  Tentu hal itu tidak mungkin. Selama manusia masih hidup di dunia ini, manusia selalu dihadapkan pada kenyataan inilah manusia ditantang untuk melihat realitas dirinya yang membutuhkan orang lain untuk menemani dengan setia. Dua sisi kehidupan ini sungguh lengkap ketika melihat realitas di sebuah rumah sakit, yang menampilkan gambaran kehidupan manusia di dunia ini. Di dalamnya mencerminkan pengalaman manusia yang mengalami suatu kegembiraan.

  Pengalaman yang sungguh menyedihkan. Suatu kegembiraan dapat kita lihat ketika sebuah keluarga menyambut seorang anak yang dirindukan lahir dengan selamat atau melihat anggota keluarganya sembuh dari penyakit. Bahkan banyak pengalaman yang sungguh menyedihkan ketika harus melepas anggota keluarga karena meninggal dunia. Sadar atau tidak, pengalaman-pengalaman seperti ini senantiasa mewarnai kehidupan setiap orang selama ada di dunia ini. Pengalaman sakit ternyata bukanlah suatu hal yang mudah diterima ketika mengalami suatu kegembiraan. Menurut Kieser (1996: 326) pada umumnya orang yang menderita sakit akan berontak walaupun mereka merasa tidak berdaya sedikitpun.

  Ketika tertimpa penyakit setiap orang akan berusaha untuk sembuh dengan berbagai macam usaha dan cara mencari bantuan perawatan medis di rumah sakit dengan harapan akan mendapat pelayanan lebih baik dan memuaskan dalam proses penyembuhan. Dalam hal ini, kehadiran karya kesehatan atau rumah sakit yang siap melayani sangat dibutuhkan atau sangat penting. Pelayanan sepenuh hati sungguh dibutuhkan oleh penderita karena sepenuhnya mereka tergantung kepada bantuan orang lain yang mencintai dan menemani mereka dalam situasi yang rapuh itu. Gereja senantiasa berpihak kepada orang-orang menderita seperti yang diteladankan oleh Yesus semasa hidup-Nya. Yesus memberikan perhatian yang istimewa pada orang-orang yang menderita dan menyembuhkan mereka yang sakit. Keberpihakan gereja itu secara jelas dapat dilihat dapat dokumen Konsili Vatikan II teristimewa dalam Gaudium et Spes, duka dalam kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga (GS, art. I).

  Karya kesehatan merupakan suatu tugas perutusan Gereja yang khusus membantu orang-orang yang menderita sakit. Gereja senantiasa memperhatikan

  Perutusan Gereja ini menjadi tugas perutusan setiap anggota Kristen demi suatu karya keselamatan. Setiap orang berhak mendapat perlakuan yang manusiawi dari sesamanya dan penghargaan martabat sebagai makhluk ciptaan yang mulia sekalipun dalam keadaan yang kurang menguntungkan serta manusiawi. Tugas perutusan Gereja ini menjadi tugas perutusan lembaga-lembaga dalam Gereja yang senantiasa memperhatikan keprihatinan yang ada ditengah-tengah umat manusia.

  Sebagai pengikut Yesus semua harus terlibat dalam karya keselamatan sesuai dengan kemampuan dan bidang masing-masing.

  Kongregasi Suster-suster Amalkasih Darah Mulia yang mengikuti Kristus tersalib yang mencurahkan Darah lewat teladan Ibu Seraphine Pendiri Kongregasi Suster-suster Amalkasih Darah Mulia juga ikut ambil bagian dalam tugas perutusan Gereja ini diberbagai bidang kehidupan. Diantaranya karya kesehatan (rumah sakit) yang menjadi pilihan kongregasi untuk menolong mereka yang menderita sakit sesuai dengan keprihatinan Gereja saat itu. Seluruh gerak hidup Kongregasi disemangati dan dijiwai oleh spiritualitas Kongregasi yang ada dalam rumusan ciri khas spiritualitas Kongregasi Amalkasih Darah Mulia adalah kebaktian kepada Darah Mulia. Dengan spiritualitas ini Suster-suster Amalkasih Darah Mulia ingin memberikan sumbangan bagi perkembangan tubuh Kristus yang mistik, karena untuk itulah ia mencurahkan Darah-Nya. Kongregasi Amalkasih Darah Mulia ingin meneruskan karya penebusan-Nya dengan memberi bantuan guna meringankan penderitaan rohani dan jasmani dimanapun itu ada (Konst, no. 72). Warisan ini terinspirasi dari Yoh 19:31-37. Untuk menunjang karya ini Kongregasi ADM mendirikan Rumah Sakit Palang Biru Gombong yang terbuka bagi masyarakat luas dan siapa saja yang membutuhkan pelayanan terutama bagi mereka yang miskin dan yang menderita.

  Pelayanan di rumah sakit Palang Biru Gombong pada umumnya diwarnai oleh semangat kasih dan persaudaraan, bekerja sama memberikan semangat pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan sentuhan kasih profesional dan holistik dalam semangat menyebar, membela dan memberdayakan hidup kepada mereka yang dilayani dengan mengandalkan kekuatan dan bimbingan Tuhan. Sesuai yang diwariskan oleh Ibu Seraphine pendiri Kongregasi Amalkasih Darah Mulia.

  Kita telah menerima keselamatan dari Tuhan maka kita ikut ambil bagian dalam karya penyelamatan manusia dengan memberikan pelayanan dibidang kesehatan dengan semangat untuk melayani. Pelayanan di rumah sakit Palang Biru Gombong memadukan pelayanan secara medis dan pendampingan secara rohani. Hal ini sebagai penghormatan terhadap pribadi pasien yang bermartabat mulia, sekalipun situasi mereka kurang menguntungkan. Pendampingan ini dikenal dengan pastoral orang sakit yang biasa disebut dengan istilah Pastoral Care yang menjadi nilai tersendiri dalam pelayanan di Rumah Sakit Palang Biru Gombong.

  Pendampingan terhadap pasien selama perawatan menjadi kebutuhan yang sangat penting baik oleh dokter, perawat, pegawai, maupun pastoral orang sakit.

  Mengingat situasi dan keadaan orang sakit yang sangat membutuhkan perhatian dan pendampingan dalam hal rohani, maka penting pendampingan yang khusus untuk menemani, berempati dan mendengarkan mereka. Untuk itu bentuk suatu tim untuk mendampingi dan memperhatikan kebutuhan rohani orang sakit, yaitu tim pastoral orang sakit, karena diyakini penyembuhan tidak cukup dengan usaha medis saja pastoral orang sakit terhadap pasien merupakan usaha pelayanan yang seimbang antara pelayanan medis dan aspek lain yang ada dalam diri pasien, misalnya: hubungan sosial, spiritualitas pasien. Penyembuhan diusahakan tidak cukup hanya pengobatan medis (fisik) namun harus memperhatikan kebutuhan yang lebih dalam yaitu kebutuhan rohani dan kebutuhan spiritual walaupun terkadang segi ini diabaikan. Karena dengan penderitaan fisik, biasanya psikis, relasi dan keberimanan seseorang juga ikut terganggu. Penyembuhan yang diharapkan adalah penyembuhan yang utuh sebagai suatu penghormatan bagi martabat manusia. Tim pastoral orang sakit hadir sebagai teman dalam pergulatan, penderitaan, maupun dalam proses penyembuhan. Ini merupakan medan pastoral yang meliputi seluruh pribadi pasien.

  Hal ini merupakan pesan-pesan KWI kepada karya-karya kesehatan di Indonesia (Hadisumarta, 1987: 5).

  Rumah Sakit Palang Biru Gombong mempunyai Visi dan Misi. Visi berbunyi sebagai berikut terwujudnya pelayanan pembelaan hidup sampai tuntas dengan semangat komunio, professional, holistik, hospitality bagi seluruh masyarakat terutama bagi yang miskin sedangkan misinya mewujudkan pelayanan pembelaan hidup sampai tuntas, membangun semangat komunio dan hospitality, membangun profesionalitas serta mengembangkan pelayanan holistik. Rumah Sakit Palang Biru Gombong berusaha untuk melaksanakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil dengan mengutamakan penyembuhan yang dilaksanakan secara terpadu, pelayanan tuntas dan memenangkan orang miskin dalam setiap kebijakan sesuai dengan spiritualitas kongregasi ADM. Dalam hal ini memperhatikan penyembuhan yang menyeluruh bagi para pasien yang merindukan pengembangan pelayanan di bidang medis lebih mendapat perhatian dari pada bidang pendampingan pastoral orang sakit.

  Petugas pastoral orang sakit bergerak dalam pelayanan pendampingan orang sakit senantiasa berusaha mendampingi dengan penuh perhatian dan pengabdian, supaya pasien tetap berpengharapan. Petugas pastoral orang sakit sering dihadapkan pada situasi yang sulit, Misalnya pasien yang dalam penolakan terhadap penyakitnya, tawar-menawar dan berbagai reaksi yang lain. Berbagai situasi pasien membutuhkan seorang pendamping yang penuh kesabaran, empati dan kesetiaan.

  Berhadapan dengan situasi-situasi pasien yang sulit dan berat, mendorong petugas pendamping pastoral untuk tetap setia dalam tugas panggilan perutusan mereka. Tetapi disisi lain keadan demikian sering kali mempengaruhi kehidupan dan penerimanan tim pastoral orang sakit. Tidak jarang di antara mereka ada yang jatuh, sakit, mungkin karena kelelahan atau stres saat melakukan pendampingan pada pasien atau keluarga pasien. Masalah-masalah yang dihadapi semakin kompleks. Kekurang-seimbangan tenaga pastoral orang sakit dengan jumlah pasien yang harus didampingi adalah salah satu penyebabnya. Selain itu petugas pastoral kurang dipersiapkan untuk tugas pendampingan orang sakit, dituntut kedewasaan dan kematangan pribadi dari seorang pendamping orang sakit, sehingga mampu menjadi pendamping yang setia untuk mendengarkan, sabar dan berempati. Petugas pastoral orang sakit perlu dipersiapkan, baik dari segi pengetahuan, dan ketrampilan maupun hal-hal yang mendukung untuk tugas pendampingan mereka terhadap orang sakit (pasien). Lebih penting lagi bahwa petugas pastoral orang sakit perlu meningkatkan penghayatan terhadap spiritualitas kongregasi yaitu “kebaktian

  Darah Mulia ingin memberikan sumbangan bagi perkembangan tubuh Kristus yang mistik, karena untuk itulah Ia mencurahkan Darah-Nya, kita ingin meneruskan karya penebusan-Nya dengan memberi bantuan guna meringankan penderitaan rohani dan jasmani sesuai dengan teladan Ibu Seraphine pendiri kongregasi ADM (Konst, no.

  7). Situasi semacam ini menuntut petugas pastoral orang sakit di rumah sakit Palang Biru Gombong untuk senantiasa tekun menggali penghayatan spiritualitas kongregasi dalam tugas pelayanan dan pendampingan mereka terhadap orang sakit (pasien). Semangat hidup dan pendampingan mereka dijiwai oleh semangat Yesus tersalib yang mencurahkan Darah-Nya untuk memberi keselamatan bagi banyak orang. Keselamatan hanya berasal dari Yesus, kesembuhan sejati ada dan hadir dalam Dia yang memberikan daya-Nya kepada setiap orang. Mengandalkan Tuhan dalam tugas pendampingan akan memampukan mereka senantiasa kuat dan setia dalam tugas pelayanan dan pendampingan meskipun penuh pengorbanan dan tantangan. Darah Kristus yang memberikan kehidupan, dan keselamatan dan daya kasih Kristus pula yang menyembuhkan, pertama-tama harus dialami dalam dirinya sendiri, sehingga mereka mampu menghayati dalam kehidupan dan pendampingan kepada pasien. Yesus Kristus memberikan kasih-Nya dalam setiap pengalaman hidup-Nya. Maka petugas pastoral orang sakit didorong untuk mencintai orang- orang yang menderita. Dalam hal ini mereka yang menderita sakit dan yang dirawat di rumah sakit. Menyadari bahwa tugas sebagai pendamping orang sakit adalah suatu panggilan khusus maka dibutuhkan suatau relasi yang mendalam dengan Tuhan penderitaan-Nya dan memberi arti positif terhadap penderitaan mereka (Melania, 1989: 229). Petugas pastoral orang sakit di rumah sakit Palang Biru Gombong harus berjuang menggali lebih dalam makna spiritualitas kongregasi untuk meningkatkan penghayatan mereka terhadap spiritualitas Kongregasi sehingga mereka sungguh menghayati dan menghidupi dalam pelayanan terhadap orang sakit.

  Petugas pastoral orang sakit kiranya membutuhkan hal-hal yang dapat membantu mereka untuk meningkatkan penghayatan tentang spiritualitas Kongregasi untuk pendampingan yang penuh persaudaraan dan cinta yang tulus pada pasien serta hidup beriman mereka kepada Yesus yang mencurahkan Darah demi memberi kehidupan dan keselamatan kepada manusia. Maka dengan melihat kebutuhan dan keprihatinan ini penulis merasa terpanggil untuk membantu petugas pastoral orang sakit di Rumah Sakit Palang Biru Gombong dalam penghayatan spiritualitas Kongregasi ADM dengan mengusulkan sebuah katekese Model SCP (Shared Christian Praxis). Untuk tujuan ini penulis memberi judul: PENGHAYATAN SPIRITUALITAS KONGREGASI SUSTER-SUSTER AMALKASIH DARAH MULIA DALAM RANGKA MENINGKATKAN SEMANGAT PENDAMPINGAN PETUGAS PASTORAL ORANG SAKIT DI RUMAH SAKIT PALANG BIRU GOMBONG, JAWA TENGAH.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah-masalah yang akan dibahas dalam seminar pendidikan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Tantangan dan perlunya penghayatan spiritualitas kongregasi ADM bagi tim pa

  2. Sejauh mana petugas pastoral orang sakit menyadari dan melaksanakan pentingnya penghayatan spiritualitas kongregasi ADM dalam pendampingan kepada pasien di Rumah Sakit Palang Biru Gombong?

  3. Upaya apa yang harus dibuat untuk membantu petugas pastoral orang sakit meningkatkan penghayatan spiritualitas kongregasi ADM sehingga dapat mendampingi lebih baik?

C. Tujuan Penulisan

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:

  

1. Menemukan penghayatan spiritualitas kongregasi ADM dalam pendampingan

orang sakit yang menyembuhkan.

  

2. Menemukan gambaran pelayanan pendampingan petugas pastoral orang sakit

dalam menghayati tugas mereka sesuai dengan spiritualitas kongregasi ADM.

  

3. Menemukan usaha yang dapat membantu petugas pastoral orang sakit dalam

mendampingi pasien yang lebih baik.

D. Maanfaat Penulisan

  

1. Bagi penulis sendiri merasa: diperkaya, dalam pengetahuan dan pengalaman

pendampingan orang sakit sesuai dengan spiritualitas kongregasi ADM.

  

2. Bagi pelayanan petugas pastoral orang sakit di Rumah Sakit Palang Biru

Gombong.

  3. Bagi para suster ADM yang berkarya dalam bidang kesehatan lebih menyadari tugas perutusan mereka.

  

4. Bagi yayasan, direktur dan semua yang terkait dalam kepengurusan yayasan

  Swana Santa Rumah Sakit Palang Biru lebih menyadari pentingnya pastoral orang sakit.

  

5. Bagi karyawan dan karyawati Rumah Sakit Palang Biru Gombong, ambil

bagian dalam pendampingan melaui tugas yang dipercayakan kepada mereka.

  E. Metode Penulisan

  Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Penulisan akan mengambarkan realitas lapangan melalui pengalaman penulis dalam keterlibatan terhadap pendampingan orang sakit dan wawancara yang diadakan terhadap pendamping orang sakit. Keadaan aktual penghayatan spiritualitas kongregasi dalam pastoral orang sakit di Rumah Sakit Palang Biru Gombong, kemudian dianalisis berdasarkan pemaparan isi kajian pustaka yang dapat mendukung.

  F. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini mengambil judul “Penghayatan Spiritualitas Kongregasi ADM

  

dalam rangka meningkatkan semangat pendampingan petugas pastoral orang

sakit di Rumah Sakit Palang Biru Gombong” yang diuraikan dalam lima bab.

  Bab I merupakan pendahuluan, yang meliputi latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

  Bab II memaparkan keterlibatan kongregasi ADM dalam pelayanan kepada diawali dengan sejarah kongregasi hingga aplikasi pastoralnya dalam pendampingan orang sakit, teristimewa di Rumah Sakit Palang Biru Gombong yang merupakan salah satu karya perutusan kongregasi ADM di Indonesia.

  Bab III akan diuraikan situasi hidup orang sakit dengan segala permasalahannya serta tugas hidup orang sakit. Dilanjutkan dengan suatu konsep pendampingan orang sakit dalam gereja dan pendampingan petugas pastoral orang sakit terhadap pasien di Rumah Sakit Palang Biru. Diuraikan juga fakta pelaksanaan pendampingan petugas pastoral orang sakit bagi pasien di Rumah Sakit Palang Biru. Bagian terakhir bab ini akan diangkat pentingnya suatu pendampingan terhadap petugas pastoral orang sakit dalam penghayatan spiritualitas kongregasi ADM sehingga dapat mendampingi pasien dengan baik.

  Bab IV Menguraikan katekese Model SCP (Shared Christian Praxis): Sebagai usaha untuk penghayatan spiritualitas kongregasi suster-suster Amalkasih Darah Mulia dalam rangka meningkatkan semangat pendampingan petugas pastoral orang sakit di Rumah Sakit Palang Biru Gombong. Bab ini merupakan suatu usulan program dalam usaha pendampingan terhadap petugas pastoral orang sakit RSPB Gombong untuk penghayatan spiritualitas kongregasi ADM, yang dipandang sungguh efektif yaitu dengan model Katekese SCP (Shared Charistian Praxis).

  Bab V penulis menegaskan kembali intisari dari skripsi ini dan memberikan kesimpulan dan saran.

BAB II SPIRITUALITAS KONGREGASI PARA SUSTER AMALKASIH DARAH MULIA SEBAGAI LANDASAN JIWA DAN SEMANGAT PENDAMPINGAN PETUGAS PASTORAL ORANG SAKIT Setiap kongregasi religius lahir dalam suatu konflik yang menimbulkan

  keprihatinan dalam setiap zamannya. Melihat situasi demikian setiap pendiri tarekat religius di bawah bimbingan Roh Kudus, dikaruniai rahmat istimewa yang disebut kharisma untuk ambil bagian dalam karya keselamatan Allah. Setiap pendiri tarekat religius diundang untuk terlibat dalam tugas perutusan Gereja untuk karya keselamatan sesuai dengan karunia khusus yang dianugerahkan kepada mereka dan diwariskan kepada anggotanya.

  Keprihatinan yang ada dalam setiap zaman mendorong pendiri untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan semangat yang dihidupi oleh Yesus sendiri.

  Hal ini diwujudkan dalam keterlibatan semua tarekat religius dalam tugas perutusan Gereja, sesuai dengan kekhasan masing-masing tarekat. Kharisma yang dianugerahkan mengundang mereka untuk melayani kerajaan Allah serta pengabdian mereka pada kerajaan Allah (Darminta, 1983b: 209). Mereka dianugerahi kharisma khusus dalam rangka membangun jemaat dalam tugas pelayanan gereja kepada umat yang membutuhkan. Demikian halnya kongregasi suster-suster Amalkasih Darah Mulia yang merupakan salah satu tarekat religius ikut ambil bagian dalam tugas perutusan Gereja sesuai dengan semangat dan konstitusi kongregasi suster-suster ADM. Kelahiran kongregasi ADM berawal dari menderita yang sangat membutuhkan pertolongan dan pelayanan para suster. Deken Roesch juga berusaha keras mempertahankan para suster untuk parokinya. Beliau berdoa dengan tekun dan menganjurkan para suster berbuat demikian juga, agar Tuhan yang maha baik menerangi pikiran mereka dan memberi pertolongan.

  Beliau juga mengambil tindakan-tindakan untuk memperjuangkan kepentingan- kepentingan mereka kepada pembesar gereja, ialah Uskup Paredis dari Roermond.

  Beliau membentangkan masalah itu sampai pada yang sekecil-kecilnya dan menguraikan pekerjaan para suster yang subur itu. Beliau menjelaskan bahwa lembaga pemeliharaan orang-orang miskin di Sittard tidak mungkin dapat memenuhi syarat-syarat yang diminta oleh Maastricht, walaupun semuanya layak.

  Beliau mohon kepada uskup Paredis dari Roermond agar diperbolehkan menganjurkan para suster untuk melanjutkan pekerjaan mengurus orang-orang sakit dan miskin di Sittard dengan penuh kepercayaan dan penyerahan kepada Tuhan. Pelayanan yang diaplikasikan dalam karya-karya kongregasi ADM didasari pada semangat pendiri dengan kharisma serta spiritualitas yang telah diwariskan kepada para suster ADM. Kharisma kongregasi menjadi dasar dan pedoman yang penting untuk dihayati dan dikembangkan dalam tugas perutusan kongregasi ADM (Aquinata, 1974: 6).

  Rumah Sakit Palang Biru Gombong menjadi salah satu karya kongregasi ADM yang bergerak dalam pelayanan kesehatan masyarakat umum. Pelayanan kepada orang sakit dan yang menderita menjadi perhatian yang besar dalam pelayanan kongregasi ADM mengingat semangat awal berdirinya kongregasi ADM perhatian kepada orang sakit, miskin dan yang menderita. Orang sakit juga mendapatkan perhatian dan cinta. Mereka merupakan bagian Tubuh Gereja yang menderita dan layak mendapat perhatian khusus.

A. Sejarah Singkat Kongregasi Suster-suster Amalkasih Darah Mulia (ADM)

  Untuk mengenal lebih jauh kongregasi ADM, maka pada bagian ini akan dipaparkan sejarah singkat kongregasi ADM yang diawali oleh cikal bakal kongregasi, riwayat singkat pendiri, dan akhirnya melihat misi serta karya-karya kongregasi ADM di Indonesia.

1. Cikal Bakal Kongregasi ADM

  Kongregasi Suster-suster Amaklasih Darah Mulia didirikan pada tahun 1862 oleh Mgr. Paredis, Uskup Roermond dan Ibu Seraphine, dengan nama: “Suster- suster Cintakasih Kristiani” di Sittard. Pada pengesahan gerejani secara defenitif pada tahun 1890, Paus Leo XIII memberi tugas kepada kongregasi ADM adalah kebaktian kepada Darah Mulia Tuhan Yesus Kristus. Hal ini menjadi sangat istimewa. Sejak itu bernama “Kongregasi Suster-suster Amalkasih Darah Mulia”.

  Semangat yang menjadi inspirasi hidup suster-suster adalah semangat pujian dan sembah sujud, syukur dan kegembiraan karena sengsara dan kemenangan Kristus.

  Dari semangat ini mereka mengabdi sesama dalam karya mereka sebagai saudara dan saudari untuk siapa Kristus wafat dan bangkit. Mereka membuat hidupnya sebagai suatu pengorbanan seperti Kristus yang mau berkorban, menyerahkan hidup-Nya bagi dunia. Induk biara menetap di Koningsbosch (Belanda). Kota praja dan pengurus lembaga pemeliharaan orang miskin di Sittard dengan dipelopori oleh suster-suster pengasihan dari St. Vincentius a Paulo di Maastricht, untuk mendapatkan beberapa suster bagi Sittard. Baru setelah mengajukan permohonan berulangkali, dan mengalami banyak kekecewaan, maka ibu Overste Elisabeth Gruyters dengan dewannya meluluskan permohonan itu setelah meminta pertimbangan itu dari Mgr. Van Baer.

a. Perutusan Awal dari Maastricht ke Sittard

  Pada 6 Oktober 1857 berangkatlah 7 orang suster dari Maastricht ke Sittard, yaitu: Sr. Seraphine, Sr. Dorothea, Sr. Aloysia, Sr. Magdalena, Sr. Philomena, Sr.

Dokumen yang terkait

Penilaian kinerja rumah sakit menggunakan balance scorecard (studi kasus pada Rumah Sakit Palang Biru Gombong).

0 1 118

Kongregasi Puteri Reinha Rosari menerjemahkan spiritualitas pendiri, Monseigneur Gabriel Manek, SVD dalam pelayanan orang sakit kusta di rumah sakit kusta Santa Maria Pembantu Abadi Naob Nusa Tenggara Timur.

6 87 172

Katekese ekologi sebagai upaya meningkatkan penghayatan spiritualitas ekologis bagi para Fransiskan di Yogyakarta dalam rangka gerakan pelestarian lingkungan hidup - USD Repository

0 2 252

Representasi sosial tentang konsep sehat dan sakit pada orang Jawa yang tinggal di Yogyakarta - USD Repository

0 0 182

Analisis sediaan farmasi berdasarkan metode ABC indeks kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo periode tahun 2006-2008 - USD Repository

0 5 256

Makna pendampingan personal bagi kecakapan emosional penderita autis di Arogya Mitra Klaten dalam perspektif pastoral - USD Repository

0 0 198

Pengampunan dan kerjasama sebagai kekuatan dalam upaya membangun hidup berkomunitas suster-suster Amalkasih Darah Mulia melalui katekese - USD Repository

0 2 176

Relevansi semangat hidup dan pelayanan Santo Damian De Veuster bagi pendampingan pastoral penderita HIV/AIDS - USD Repository

1 1 150

Penghayatan spiritualitas hati para Suster Putri Bunda Hati Kudus berdasarkan pengalaman akan Allah di daerah Jawa - USD Repository

0 0 212

Penghayatan spiritualitas pelayanan Santo Fransiskus Assisi untuk kesaksian hidup injili masa sekarang, para suster Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL) Pematangsiantar - USD Repository

0 1 140