STUDI PERKEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN MELALUI PROGRAM KULIAH KERJA NYATA (KKN) PADA MAHASISWA CALON GURU PAI UIN WALISONGO SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2016//2017 - Test Repository

STUDI PERKEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL
DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN MELALUI
PROGRAM KULIAH KERJA NYATA (KKN) PADA
MAHASISWA CALON GURU PAI UIN WALISONGO
SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2016//2017

Oleh
DINA KHUSNIAH
NIM.12010150025

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017

ABSTRAK

Judul : Studi Perkembangan Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian
Melalui Progam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pada Mahasiswa Calon Guru

PAI UIN Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kompetensi
sosial dan kompetensi kepribadian melalui progam Kuliah Kerja Nyata (KKN)
pada mahasiswa calon guru PAI UIN Walisongo Semarang tahun akademik
2016/2017. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara,
pengamatan (observasi), dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
model Miles dan Huberman.yaitu melalui tahap data reduction, data display, dan
conclusion drawing/ verification.
Hasil penelitian memaparkan bahwa kompetensi sosial selama Kuliah
Kerja Nyata (KKN) secara keseluruhan menunjukkan perkembangan. Terutama
pada indikator (1) dapat berkomunikasi secara lisan, tulisan, maupun isyarat, (2)
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, dan (3)
Bergaul secara efektif dengan masyarakat. Pada indikator (4) Bergaul secara
santun dengan masyarakat, terdapat mahasiswa yang belum menunjukkan
perkembangannya, hal ini disebabkan karena belum memiliki kesadaran dalam
bermasyarakat.
Pada Kompetensi kepribadian mahasiswa PAI selama Kuliah Kerja Nyata
(KKN) sebagian besar menunjukkan perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan
kesesuaian antara data lapangan dengan indikator kompetensi kepribadian,

diantaranya (1) Kepribadian yang mantap dan stabil, (2) Kepribadian orang
dewasa, (3) Kepribadian bijaksana, (4) Kepribadian berwibawa, dan (5)
Kepribadian mencerminkan akhlak mulia. Berdasarkan temuan peneliti, terdapat
mahasiswa yang belum menunjukkan perkembangan pada keempat indikator
tersebut. Adapun faktor yang memengaruhi perkembangan kepribadian
mahasiswa PAI, diantaranya faktor internal berupa motivasi dalam kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan faktor eksternal berupa lingkungan. Terlepas dari
faktor internal dan eksternal tersebut, untuk menyempurnakan kepribadian guru
diperlukan kebiasaan dalam menerima segala masukan sehingga kepribadian guru
menjadi lebih dewasa dan matang.

Kata kunci : Kuliah Kerja Nyata (KKN), Kompetensi Sosial, Kompetensi
Kepribadian.

v

ABSTRACT

Title: Study on the Development of Social Competence and Personality
Competence Through Community Service Program (KKN) in PAI Teacher

Candidate of UIN Walisongo Semarang in the Academic Year of
2016/2017
This study aims to determine the development of social competence and
personality competence through Community Service Program (KKN) based on
the perspective of PAI teacher’s candidate of UIN Walisongo Semarang in the
academic year of 2016/2017. The approach used in this research is qualitative
approach. The methods used in data collection are was interview, observation, and
documentation. Data analysis techniques used Miles and Huberman model
through data reduction, display data, and conclusion drawing / verification.
The results of the study explained that social competence during the
Community Service Program (KKN) as a whole shows the development.
Especially on indicators competence as follow: (1) They can communicate orally,
as well as written, and cues, (2) They use communication and information
technology functionally, and (3) They associate effectively with the community.
In the indicator (4) They associate with the community politely, there are student
who have not shown its development, this is because not yet have awareness for
the community.
On the personal competence of PAI students during the Community
Service Program (KKN) shows most of the progress. This is evidenced by the
suitability of field data with indicators of personality competence, including (1)

Steady and stable personality, (2) Adult personality, (3) Wise personality, (4)
Authoritative Personality, and (5) Personality that reflects noble character. Based
on the findings of researchers, there are student who have not shown progress on
these four indicators. As for factors that affect the development of students
personalities PAI, including internal factors in the form of motivation in the
activities of the Community Service Program (KKN), and external factors such as
environment. Regardless of internal and external factors, to improve the teacher's
personality, it is necessary to accept the habit so that the teacher's personality can
be mature.

Keywords: Community Service Program (KKN), Social Competence, Personality
Competence

vi

PRAKATA

   
Puji syukur kepada Allah SWT. atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Sholawat serta salam

semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga,
serta pengikutnya. Penulis menyadari dalam proses penulisan tesis ini tidak lepas
dari berbagai hambatan, namun berkat ridha dari Allah SWT, serta bimbingan dan
bantuan berbagai pihak, penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik.
Tanpa bermaksud mengurangi arti penghargaan kepada yang lainnya, penulis
secara khusus ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Direktur Progam Pascasarjana IAIN Salatiga
3. Hammam, Ph. D. selaku Ketua Progdi PAI Pascasarjana IAIN Salatiga
4. Dr. Mukti Ali, M. Hum selaku pembimbing yang telah memberikan arahan
dalam menyelesaikan tesis ini.
5. Guru besar dan Dosen beserta staf Pascasarjana IAIN Salatiga.
6. Dr. H. Sholihan, M.Ag, selaku ketua LP2M UIN Walisongo Semarang.
7. Mahasiswa KKN Angkatan 68 UIN Walisongo Semarang.
8. Masyarakat Desa Candi Bandungan Kabupaten Semarang.
9. Masyarakat Desa Mlilir Bandungan Kabupaten Semarang.
10. Masyarakat Desa Kopeng Kabupaten Semarang.

vi


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN TESIS ................................................................

ii

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS ...................................................................

iii

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................

iv

ABSTRAK ........................................................................................................

v


PRAKATA ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................

xi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………... 5
C. Signifikansi Penelitian………………………………………….... 5
D. Kajian Pustaka……………………………………………………. 6
E. KerangkaTeori………………………………………………….... 9
F. Metode Penelitian………………………………………………... 14
G. Sistematika Penulisan……………………………………………. 15


BAB II

PROFIL PROGAM KKN UIN WALISONGO SEMARANG
A. Pengelolaan KKN ........................................................................... 17
B. Progam KKN ................................................................................. 20

BAB III ANALISIS

PERKEMBANGAN

KOMPETENSI

SOSIAL

MAHASISWA CALON GURU PAI
A.Dapat Berkomunikasi secara Lisan, Tulisan, maupun Isyarat…… 23
B.Menggunakan

Teknologi


Komunikasi

dan

Informasi

secara

Fungsional ....................................................................................... 26
C. Bergaul secara Efektif dengan Masyarakat ..................................... 27
D. Bergaul secara santun dengan masyarakat ..................................... 28
ix

BAB IV

ANALISIS PERKEMBANGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN
MAHASISWA CALON GURU PAI
A. Kepribadian yang Mantap dan Stabil ........................................... 31
B. Kepribadian Dewasa ..................................................................... 34

C. KepribadianBijaksana .................................................................. 37
D. KepribadianBerwibawa ............................................................... 38
E. Kepribadian yang Menampilkan Akhlak Mulia........................... 39

BAB V

PENUTUP
A. Simpulan...................................................................................... 42
B. Saran ............................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS

x

DAFTAR LAMPIRAN
1.

Pedoman Wawancara Masyarakat


2.

Pedoman Wawancara Mahasiswa

3.

Surat Ijin Penelitian

4.

Transkip Wawancara Masyarakat

5.

Transkip Wawancara Mahasiswa

6.

Dokumentasi

xi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pendewasaan dan
kemandirian manusia secara sistematis, sehingga

dapat menjadi penerus

bangsa yang memiliki kemampuan serta siap menjalani kehidupan secara
bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan zaman. Menjalani kehidupan
secara bertanggung jawab berarti berani mengambil keputusan yang bijaksana
sekaligus berani menanggung segala konsekuensi yang ditimbulkannya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada pasal 20 ayat 2 menyatakan bahwa: “Perguruan
tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat”.1
Kuliah Kerja Nyata atau yang disingkat dengan istilah KKN adalah
mata kuliah yang ada di Perguruan Tinggi yang diberikan kepada mahasiswa
yang mengarah pada pengabdian mahasiswa pada masyarakat dan merupakan
implementasi salah satu Tridharma Perguruan Tinggi. Kuliah Kerja Nyata
bertujuan untuk mengembangkan keilmuan mahasiswa pada masyarakat.
Dalam ranah masyarakat, mahasiswa dapat mengamalkan ilmu yang telah
diperolehnya pada Perguruan

Tinggi, dan membantu masyarakat agar

terhindar dari keterbelakangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional , Jakarta : PT. Kloang Klede Putra Timur bekerjasama dengan Koperasi
Primer Praja Mukti I Departemen Dalam Negeri, 2003, 12.

2

Kegiatan KKN merupakan kegiatan interaksi sosial yang melibatkan
berbagai pihak. Dalam kegiatan KKN, kita akan menjumpai berbagai bentuk
interaksi sosial, yang secara garis besarnya dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga pola atau bentuk interaksi sosial, yaitu : (1) interaksi antar orangperorangan; (2) interaksi antara orang dan kelompoknya, dan sebaliknya; dan
(3) Interaksi antar kelompok.2 Perintah untuk saling berinteraksi tertera pada
firman Allah SWT yang terdapat dalam surat al Hujuraat ayat 13 :

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal.Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu.Sungguh, Allah Maha
mengetahui lagi Maha teliti “.3
Ayat tersebut menegaskan bahwa perbedaan itu merupakan fitrah,
dengan perbedaan itu manusia diperintahkan untuk saling mengenal.Implikasi
terhadap kegiatan KKN adalah kemampuan mahasiswa dalam bersosialisasi
sangat dibutuhkan, supaya program-program KKN dapat berjalan dengan
efektif. Dengan budaya masyarakat dan karakter yang berbeda-beda,
mahasiswa dituntut untuk dapat berbaur dengan masyarakat dan menampilkan
kepribadian yang baik dan santun.

2

Ary H Gunawan,Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, 32.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta:
Pustaka Amani, 2005, 745.
3

3

Perintah dalam berinteraksi dengan masyarakat juga terdapat dalam
hadits Tirmidzi:

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Musa Muhammad bin
Al Mutsanna telah bercerita kepada kami Ibnu Abi 'Adi dari Syu'bah
dari Sulaiman Al A'masy dari Yahya bin Watsab dari seorang syeikh
salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam dari
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Jika seorang
muslim bergaul (berinteraksi sosial) dengan orang lain dan bersabar
atas gangguan mereka, adalah lebih baik daripada seorang muslim
yang tidak bergaul (tidak berinteraksi sosial) dengan orang lain dan
tidak bersabar atas gangguan mereka." Berkata Abu Musa bahwa Ibnu
Abi Adi berkata: Syu'bah berpendapat syeikh itu adalah Ibnu Umar
(HR. Tirmidzi).4
Dalam hidup bermasyarakat, setiap orang akan menghadapi manusia
dengan berbagai corak dan watak yang berbeda-beda. Sebagaimana hadits di
atas menjelaskan bahwa seorang muslim diperintahkan untuk bergaul dengan
masyarakat dengan segala macam situasi. Ketika ingin menjadi anggota
masyarakat yang baik, seorang muslim hendaknya berusaha berperilaku baik
dan memberikan yang terbaik bagi masyarakatnya, terlebih sebagai guru PAI.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik

4

Abu Isa Muhammad Bin Isa Bin Saurah At-Tirmidzi, al-Jami’al-Shahih Sunan
Tirmidzi,Beirut : Dar al-Kutub al- ‘Ilmiah, juz IV, t.t,572.

4

Dalam menjalankan profesinya, guru dituntut memiliki kompetensi,

baik

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan
kompetensi sosial.5
Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat dikatakan sebagai miniatur sebuah
realitas

sosial.

Dalam

pelaksanaannya,

KKN

dapat

melatih

dan

mengembangkan kemampuan praktis mahasiswa dalam menyelesaikan
masalah-masalah sosial masyarakat. Dengan demikian, melalui kegiatan
KKN, mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kepekaan sosial dan
kedewasaan dalam mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang lebih
baik.
Berikut penjelasan George Herbert Mead mengenai proses sosial6:
…Mead starts with an objective social process and works inwards
through the importation of the social process of communication into
the individual by the medium of the vocal gesture. The individual has
then taken the social act into himself. Mind remains social even in the
inner forum so developed thought goes on by one's assuming the roles
of others and controlling one's behavior in term of such role taking.
Mead menjelaskan bahwa proses sosialisasi yang dilakukan oleh
manusia adalah melalui peran-peran yang harus dijalankan oleh individu
sehingga pemikirannya terkenal dengan role taking (teori mengenai peranan).7
Melalui penguasaan peranan yang ada dalam masyarakat maka seorang

5

Undang-undang Guru dan Dosen (UU Nomor 14 tahun 2005), Jakarta: Redaksi
Sinar Grafika, 2006, 6.
6
George Herbert Mead, Mind, Self, and Society, diedit oleh Charles Wiliam, London
: The University of the Chicago Press, 2015, xxx. (Artinya Mead memulai proses sosial yang
obyektif dan mulai berkecimpungpada proses komunikasi sosialterhadap individu dengan
media isyarat verbal.Dia memulai mengkaji aksi sosial dalam dirinya. Pikiran memberikan
dampak sosialyang berkarakter bahkan pada bagian yang mendalam, maka dari itu pemikiran
dikembangkan oleh asumsi orang lain dan mengontrol sikap mereka dalam pengambilan
peran).
7
Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006: 248.

5

individu dapat berinteraksi dengan orang lain. Tanpa berinteraksi dengan
orang lain, maka seorang individu tidak mampu untuk tumbuh dan
berkembang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengambil
judul “Studi Perkembangan Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian
Melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pada Mahasiswa Calon Guru
PAI UIN Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017 “.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah yang telah peneliti paparkan,
maka dapat diambil rumusan sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan kompetensi sosial melalui program Kuliah

Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon guru PAI UIN Walisongo
Semarang Tahun Akademik 2016/2017?
2. Bagaimana perkembangan kompetensi kepribadian melalui program

Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon guru PAI UIN
Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui perkembangan kompetensi sosial melalui progam
Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon guru PAI UIN
Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017.

6

b. Untuk mengetahui perkembangan kompetensi kepribadian melalui
program Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon guru PAI
UIN Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritik pada penelitian ini yaitu sebagai sumbangan
terhadap

perkembangan

keilmuan

dalam

bidang

pengembangan

kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian guru PAI melalui KKN.
Sedangkan manfaat praktik bagi mahasiswa, mengembangkan kompetensi
sosial dan kepribadian melalui terjun ke masyarakat, dan mendewasakan
cara berpikir mahasiswa untuk melaksanakan penelaahan dan pemecahan
masalah dalam masyarakat secara praktis dan ilmiah. Sedangkan bagi
lembaga memberikan masukan yang progresif bagi lembaga mengenai
pelaksanaan KKN, dengan demikian ada perbaikan pada KKN selanjutnya
dan memperoleh umpan balik untuk memantapkan kurikulum dan
pengkajian masalah-masalah mutakhir yang timbul dalam masyarakat
sesuai dengan kebutuhan secara komprehensif.
D. Kajian Pustaka
Imam
Diponegoro

Setyawan8,
Semarang

mahasiswa
memaparkan

Fakultas

Psikologi

penelitiannya

Universitas

mengenai

peran

kemampuan empati pada efikasi diri mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata
PPM Posdaya yang memiliki hubungan yang signifikan. Artinya, semakin

Imam Setyawan, “Peran Kemampuan Empati Pada Efikasi Diri Mahasiswa Peserta
Kuliah Kerja Nyata PPM Posdaya, Proceeding Konferensi Nasional II Ikatan Psikologi Klinis
– Himpsi, Universitas Diponegoro, 2010.
8

7

tinggi kemampuan empati mahasiswa peserta KKN, semakin tinggi pula
keyakinan dirinya.
Penelitian jurnal Zulchaidir9 mengenai pelaksanaan Kuliah Kerja
Nyata angkatan XXXIX Tahun 2013 Oleh Lembaga Pengabdian Pada
Masyarakat Universitas Mulawarman Samarindayangmasih belum maksimal
terutama kepada proses anggaran, partisipasi masyarakat, respon Pemerintah
Kabupaten/Kota, dan waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata yang menjadi
kendala di dalam menjalankan program Kuliah Kerja Nyata Khususnya
Angkatan XXXIX Tahun 2013.
Selanjutnya, jurnal penelitian yang ditulis oleh Lidija Zlatića dkk 10
mengenai pengembangan kompetensi komunikasi guru dengan pelatihan
komunikasi selama 5 tahun (2006 - 2011).Adapun sampel dalam penelitian ini
adalah calon guru dan guru aktif di Serbia. Dalam proses pendidikan
komunikasi kompetensi komunikasi guru meningkat, kompetensi spesifik
ditekankan (kepekaan sosial, komunikasi verbal non-kekerasan, gaya integratif
manajemen konflik, dan keterlibatan interaksi).
Muhammad Irfan Arif dkk11 dalam jurnal penelitiannya menyimpulkan
bahwa terdapat perbedaan signifikan antara calon guru laki-laki dan calon
guru perempuan dalam hal kepribadian pada Lembaga Pendidikan Guru di

Zulchaidir, “Studi Tentang Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Angkatan Xxxix Tahun
2013 Oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Mulawarman Samarinda”, e
Journal llmu Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2 (Juni 2014), 938 - 951.
10
Lidija Zlatića dkk, “Development of Teacher Communication Competence”,
Procedia (Social and Behavioral Sciences), Number 116 (2014), 606-610.
11
Muhammad Irfan Arif dkk,”Personality and Teaching: An Investigation into
Prospective Teachers’ Personality”, International Journal of Humanities and Social Science,
Volume 2, Number 17 (September 2012), 161-171.
9

8

Punjab, Pakistan. Calon guru perempuan mendapat skor yang lebih besar pada
instrumen

sifat

lima

kepribadian

(Extraversion,

Agreeableness,

Conscientiousness, Neuroticism dan Openness) dibandingkan dengan calon
guru laki-laki.
Jurnal yang ditulis oleh Adnan Hakim12 mengenai kontribusi
kompetensi guru (pedagogik, pribadi, profesional dan sosial)pada kinerja
pembelajaran.Kontribusi semua kompetensi mengajar secara bersamaan atau
secara

bersama-sama

menyatakan

signifikan

berpengaruh

dalam

meningkatkan kualitas kinerja dalam proses pembelajaran.
Dari beberapa hasil penelitian yang telah diungkap diatas, pada
penelitian pertama menguraikan peran kemampuan empati pada efikasi diri
mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata, penelitian kedua mengenai evaluasi
pelaksanaan KKN, dan penelitian ketiga tentang pengembangan kompetensi
komunikasi (sosial) guru dengan pelatihan, dan penelitian yang keempat
tentang analisis kepribadian antara calon guru laki-laki dan perempuan, dalam
penelitian ini belum dibahas mengenai pengembangan kompetensinya.
Sedangkan penelitian kelima kontribusi kompetensi guru yang berpengaruh
terhadap kinerja pembelajaran. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis
memfokuskan

pengembangan kompetensi sosial dan kepribadian melalui

KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Adnan Hakim,“Contribution of Competence Teacher (Pedagogical, Personality,
Professional Competence and Social)”,The International Journal of Engineering and Science,
Volume 4, Number 2 (2015), 1-12.
12

9

E. Kerangka Teori
1. Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi

dapat

didefinisikan

sebagai

spesifikasi

dari

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta
penerapannya dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang
dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia kerja.13
Definisi tersebut sesuai dengan penjelasan Weinert mengenai
kompetensi:14
Competence as the combination of an individual’s knowledge,
ability, and willingness to cope successfully with situational
demands. Competence is therefore a multimensional construct that
cognitive and non-cognitive aspect and this must be viewed from a
holistic perspective.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, sosial mempunyai arti segala
sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat.15Dengan kata lain, sosial
berhubungan dengan interaksi timbal balik antara individu satu dengan
individu lainnya , individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan
kelompok.16

13

Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, 111.
Eveline Wuttke and Jurgen Seifried, Professional Error Competence Of
Preservice Teachers: Evaluation and Support, Springer International Publishing : Germany,
2017, 2-3. (Artinya kompetensi adalah kesatuan antara pengetahuan, kemampuan, dan
kemauan individu untuk mencapai kesuksesan dengan tuntutan situasi tertentu, oleh karena
itu, kompetensi merupakan konstruksi multidimensional baik dari aspek pengetahuan
maupun selain pengetahuan, dan ini harus dilihat secara menyeluruh).
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2007:1085.
16
Bimo Walgito, Psikologi Sosial,Yogyakarta: Andi Offset, 1994:65.
14

10

Syaiful Sagala mendefinisikan kompetensi sosial sebagai berikut: 17
“Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
menarik dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga
kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat sekitar
sekolah dan sekitar dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihakpihak yang berkepentingan dengan sekolah”.
Sedangkan definisi menurut penjelasan pasal 10 UU Nomor 14 tahun
2015, kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.18
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kompetensi sosial adalah kompetensi guru yang menyangkut kecakapan dan
keluwesan seorang guru dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya
mencakup hubungannya dengan sesama rekan guru, para peserta didik,
orang tua/wali murid, dan masyarakat.Berikut penjabaran indikator
kompetensi sosial guru dalam penelitian ini :19
a. Dapat berkomunikasi secara lisan, tulisan, maupun isyarat.
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan masyarakat.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat.

17

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,
Bandung: Alfabeta, 2011, 38.
18
Undang-undang Guru dan Dosen (UU Nomor 14 tahun 2015), Jakarta: Redaksi
Sinar Grafika, 2006, 9.
19
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008, 179.

11

2. Kompetensi Kepribadian Guru
Dalam kehidupan sehari-hari, kata kepribadian digunakan untuk
menggambarkan : (1) identitas diri, jati diri seseorang dan, (2) kesan umum
seseorang tentang diri anda atau orang lain. 20 Lebih lengkapnya, Allport
memberikan definisi, “ personality is the dynamic organization within the
individual of those psychophysical system, that determines his unique
adjustment to his environment.21
Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi
teladan peserta didik.22
Pengukuran kompetensi kepribadian yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi23:
a.

Kepribadian yang mantap dan stabil, yang diukur dengan indikator
bertindak sesuai dengan norma-norma (hukum), norma-norma sosial,
senang bekerja sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak;

b.

Kepribadian dewasa, yang diukur dengan indikator menunjukkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai pendidik;

20

Syamsu Yusuf LN dan A. Juntika nurihsan, Teori kepribadian, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007, 3.
21
Syamsu Yusuf LN dan A. Juntika nurihsan, Teori kepribadian……….,4.(Artinya
kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari system psikofisis dalam individu yang
menentukan keunikan penyesuaian diri terhadap lingkungan).
22
Undang-undang Guru dan Dosen (UU Nomor 14 tahun 2015), Jakarta: Redaksi Sinar
Grafika, 2006, 10.
23
Agus Wibowo dan Hamrin, Menjadi Guru Berkarakter: Strategi Membangun
Kompetensi & Karakter Guru, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, 113-116.

12

c.

Kepribadian bijaksana yang diukur dengan indikator menampilkan tindakan
yang bermanfaat bagi siswa, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak;

d.

Kepribadian berwibawa yang diukur dengan indikator menampilkan sikap
positif terhadap siswa, dan perilaku yang dihormati;

e.

Kepribadian yang menampilkan akhlak mulia, yang diukur dengan
indikator, yang bertindak sesuai dengan norma-norma agama dan perilaku
yang dapat diikuti oleh peserta didik.

3.

Progam Kuliah Kerja Nyata (KKN)
KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu bentuk kegiatan
pengabdian kepada masyarakat oleh Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh
mahasiswanya di bawah bimbingan dosen dan pimpinan pemerintah daerah.
Adapun yang dimaksud pengabdian masyarakat ialah pengamalan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi secara
ilmiah dan melembaga langsung kepada masyarakat untuk mensukseskan
pembangunan dan pengembangan manusia menuju tercapainya manusia yang
maju, adil, dan sejahtera berdasarkan Pancasila, serta meningkatkan
pelaksanaan misi dan fungsi Perguruan Tinggi. 24
Secara umum tujuan dari progam Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah
menghasilkan lulusan Sarjana yang mampu menghayati dan menanggulangi
masalah-masalah sosial yang kompleks.25Sesuai dengan implementasi Tri
Dharma Perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat, dimana mahasiswa
Ahmad Fida’ dkk, Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Jakarta:
Rineka Cipta, 1997, 1.
25
Ahmad Fida’, Pedoman Pelaksanaan,……..2.
24

13

memanfaatkan sebagian waktu belajarnya dengan bekerja di lapangan bersama
masyarakat.
Kegiatan KKN mulai dirintis tahun 1971/1972 di Universitas Gajah
Mada, Universitas Hasanudin, dan Universitas Andalas. Kemudian pada Dies
Natalis UGM tahun 1972, Presiden Soeharto pada waktu itu didalam pidatonya
menyampaikan agar setiap mahasiswa bekerja di desa dalam jangka waktu
tertentu untuk membantu masyarakat pedesaan memecahkan persoalan
pembangunan sebagai bagian kurikulumnya. Tahun 1973, Ditjen Dikti
menetapkan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa di Perguruan Tinggi
dinamakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang merupakan suatu kegiatan
kurikuler bagi mahasiswa Progam Sarjana pada jenjang tertentu.26Berikut,
Penulis membuat kerangka berpikir dalam penelitian ini.
Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Penelitian Tesis
UU Sisdiknas (UU Nomor 20 tahun 2003)

Strategi

pasal 20 ayat 2, salah satu pengamalan Tri

kompetensi

Dharma

kompetensi kepribadian (UU

Perguruan

Tinggi

(Pengabdian

masyarakat).

Mahasiswa (peran, tugas,

(Society)

tanggung jawab )

Konsep Mengenai Diri
(Self)

26

sosial

dan

Nomor 14 tahun 2005 pasal

KULIAH KERJA NYATA (KKN)

Masyarakat

pengembangan

Ahmad Fida’, Pedoman Pelaksanaan……..,12.

10 ayat 1)

14
Bagan tersebut

menggambarkan mengenai konsep mengenai

‘diri’/self yang tumbuh berdasarkan ‘negosiasi makna’ dengan orang lain,
Dalam konteks penelitian ini, penulis mengambil asumsi dasar bahwa makna
sesuatu muncul apabila hal tersebut berada pada lingkungan interaksi
manusia.27Artinya, konsep diri mahasiswa terbentuk melalui interaksi dengan
masyarakat. Adapun bentuk interaksi sosial mahasiswa ditampilkan adalah
melalui peran mahasiswa yang dijalankan di lapangan.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian
Menurut jenisnya, penelitian ini menggunakan penelitian lapangan
(field research).Penelitian tersebut termasuk ke dalam penelitian deskriptif
kualitatif.28
2.

Subyek Penelitian
Data primer pada penelitian ini adalahmahasiswa peserta KKN
jurusan PAI dan masyarakat setempat. Adapun mahasiswa PAI yang diteliti
berjumlah lima orang pada tiga posko yang berbeda-beda. Sedangkan pada
data sekunder berupa dokumentasi, catatan pribadi, dan referensi yang
berkaitan dengan penelitian.

3.

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terdapat di Desa Candi dan Desa Milir pada
kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, serta Desa Kopeng pada

27

Mukti Ali, Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa, Pustaka Ilmu:
Yogyakarta, 2017, 27-28.
28
Lexy L Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2011, 26.

15

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.Penelitian dilaksanakan pada
bulan April s/d Mei 2017.
4.

Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi, dan dokumentasi.Metode wawancara ini bertujuan untuk
menggali informasi mengenai keterampilan sosial dan kepribadian pada
mahasiswa selama KKN berlangsung.Adapun yang diwawancarai yaitu
masyarakat setempat dan mahasiswa PAI yang diteliti.
Observasi adalah pengamat yang meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indera.29Obyek penelitian yang diobservasi adalah mahasiswa KKN UIN
Walisongo Semarang.Sedangkan metode dokumentasi digunakan sebagai
metode pendukung kegiatan penelitian, seperti data peserta KKN, lokasi
KKN, kegiatan KKN dan sebagainya.

5. Teknik Analisis Data
Penelitian kualitatif ini menggunakan analisis data model Miles dan
Huberman. Miles dan Huberman mengemukakan terdapat tiga aktivitas
dalam penelitian kualitatif yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/ verification.30
G. Sistematika Penulisan
Tesis ini disusun dalam lima bab. Pada Bab I pendahuluan, terdiri atas
latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian
Lexy L Moelong, Metode Penelitian…….,174.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D, Bandung: Alfabeta, 2012, 338-339.
29
30

16

pustaka, kajian teori, metodologi penelitian: jenis penelitian dan pendekatan
penelitian, subyek penelitian, lokasi penelitian, metode pengumpulan data,
serta analisis data, dan sistematika penulisan. Bab II berisi profil progam KKN
UIN Walisongo Semarang : pengelolaan KKN dan program kerja KKN, Bab
III membahas tentang analisis perkembangan kompetensi sosial KKN UIN
Walisongo Semarang, Bab IV membahas mengenai analisis perkembangan
kompetensi kepribadian KKN UIN Walisongo Semarang, dan Bab V
merupakan bagian akhir penulisan tesis, akan diuraikan mengenai kesimpulan
dan saran.

BAB II
PROFIL PROGAM KKN UIN WALISONGO SEMARANG
Kuliah Kerja Nyata

(KKN)

merupakan salah satu mata kuliah

pengabdian kepada masyarakat yang diprogramkan bagi mahasiswa S-1.
Setiap Perguruan Tinggi mempunyai ketentuan masing-masing dalam
pelaksanaan KKN tersebut. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh visi dan
misi oleh lembaga tersebut. Seperti halnya Perguruan Tinggi Islam yang
mempunyai visi dan misi yang mengarah pada kegiatan keagamaan, maka
ketentuan-ketentuan dan pelaksanaannya akan merujuk pada visi dan misi
lembaga tersebut.
Dalam bab II ini, penulis menganalisis berbagai buku pedoman KKN
Perguruan Tinggi baik di Universitas Gadjah Mada, UIN Walisongo
Semarang, dan IAIN Salatiga. Tujuan analisis ini adalah agar diketemukan
karakteristik maupun ciri khas progam KKN setiap Perguruan Tinggi tersebut,
khususnya progam UIN Walisongo Semarang.
A. Pengelolaan KKN
Pengelolaan progam KKN ketiga Perguruan Tinggi tersebut
dikelola oleh Ketua LP2M, dengan dibantu oleh kepala pusat dan stafnya.
Kegiatan operasional lapangan dibantu oleh para Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL). Pada UIN Walisongo Semarang terdapat DPL Korcam
(koordinator kecamatan), tugasnya adalah mengkoordinasikan pelaksanaan
KKN di wilayah kecamatan tertentu.Sedangkan pada UGM terdapat DPL
tingkat wilayah (kota, kabupaten, atau wilayah kerja tertentu).

18

Dalam pelaksanaan KKN, mahasiswa juga dilibatkan menjadi
koordinator.Pada ketiga Perguruan Tinggi terdapat koodinator kecamatan
(korcam),pada UGM disebut dengan koordinato rmahasiswa tingkat unit
(kormasit) dan coordinator desa (kordes), pada UGM diberi nama koordinasi
mahasiswa tingkat sub unit (kormasit). Perbedaannya, pada UGM terdapat
koordinasi mahasiswa kluster (kormater) yang mengkoordinasikan hasil
kegiatan di tingkat unit berdasarkan kluster.
Secara khusus, pada Perguruan Tinggi UIN Walisongo Semarang
terdapat KKN Mandiri. KKN Mandiri ini menempatkan mahasiswa calon
peserta KKN sebagai pihak yang aktif dalam menyusun proposal perencanaan
kegiatan KKN. KKN Mandiri juga dapat diusulkan oleh institusi internal UIN
Walisongo (fakultas, lembaga, pusat, unit, atau institusi internal lainnya).
LP2M bertugas mengelola dan atau memfasilitasi pelaksanaan KKN
Mandiri.31
Secara rinci KKN Mandiri dapat dibagi menjadi 3 bentuk yaitu:
1. KKN Mandiri Inisiatif Terprogram (KKN-MIT)
KKN Mandiri Inisiatif Terprogram atau disingkat dengan KKNMIT merupakan KKN mandiri yang program kegiatan, waktu, dan volume
pelaksanaannya didasarkan pada proposal yang disusun oleh calon
mahasiswa peserta KKN.Perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan

31

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Mayarakat, Buku Pedoman
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri UIN Walisongo Semarang, 2017, 1-2.

19

dilakukan oleh mahasiswa peserta KKN dengan bimbingan Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL) dan atas persetujuan LP2M.32
2.

KKN Mandiri Misi Khusus (KKN-MMK)
KKN Mandiri Misi Khusus atau disingkat dengan KKN-MMK
merupakan KKN mandiri yang program, kegiatan, waktu, dan volume
pelaksanaannya didasarkan pada proposal yang disusun atau diusulkan oleh
institusi internal UIN Walisongo (fakultas, lembaga, pusat, unit atau
lembaga internal kampus lainnya) sebagai implementasi dari kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dengan melibatkan mahasiswa sesuai
dengan visi misi UIN Walisongo.33

3.

KKN Mandiri Pengakuan (KKN-MP)
KKN Mandiri Pengakuan atau disingkat dengan KKN-MP
merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan
oleh mahasiswa yang berdasarkan pertimbangan dan kebijakan Ketua
LP2M UIN Walisongo dapat diakui dan disamakan dengan kegiatan KKN.
Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan mahasiswa memberikan manfaat
riil bagi masyarakat atau bagi bangsa Indonesia dalam situasi dan kondisi
tertentu yang bersifat monumental dan insidental baik di tingkat regional,
nasional, dan internasional. Kegiatan tersebut seperti keterlibatan
mahasiswadalam

penanganan

bencana

alam,

misi

kemanusiaan

internasional, kegiatan bela Negara, dan sebagainya. Kriteria kegiatan

32

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Mayarakat, Buku Pedoman
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri UIN Walisongo Semarang”, 2017, 3.
33
Lembaga Penelitian dan………………………………, 4.

20

pengabdian yang dapat diakui sebagai KKN ini sepenuhnya menjadi
wewenang LP2M UIN Walisongo berdasarkan rekomendasidari Tim
penilai ad hoc yang ditunjuk oleh LP2M.34
B. Progam Kerja KKN
Progam KKN di IAIN Salatigadan UIN Walisongo Semarang pada
tahun ajaran 2016/2017 berbasis posdaya masjid. Posdaya (pos pemberdayaan
keluarga) merupakan forum silaturahmi, komunikasi, dan advokasi antar
keluarga yang berfungsi untuk membangun keluarga dan masyarakat agar
mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin serta mengoptimalisasi fungsifungsi keluarga tersebut.

Fungsi- fungsi keluarga diantaranya fungsi

keagamaan dan peningkatan iman dan taqwa, fungsi budaya, fungsi cinta
kasih, fungsi perndidikan dan lain-lain.35
Cakupan Posdaya berbasis masjid adalah jama’ah masjid. Masjid
merupakan tempat yang strategis bagi masyarakat. Masjid diharapkan mampu
memberikan kesejahteraan kepada warga masyarakat. Peran fungsi masjid
tidak hanya terbatas dalam pelayanan peribadatan saja, akan tetapi
dikembangkan pula kearah pemenuhan kebutuhan masyarakat lainnya, seperti
bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan juga lingkungan.
Pendampingan

posdaya

meliputi

bidang

sektoral

dan

lintas

sektoral.Bidang sektoral terdiri dari sektoral fisik (Contohnya, Pembenahan

34

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Mayarakat, Buku Pedoman: Buku
Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri UIN Walisongo Semarang”,
2017,, 6.
35
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Buku Pedoman Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Tematik Posdaya Berbasis Masjid Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo
Angkatan ke-68 Tahun 2017, 2017,22.

21

tempat ibadah, pembenahan sarana penunjang seperti al qur’an, buku-buku,
alat shalatdll). Sedangkan sektoral non fisik (Contohnya, membantu
meningkatkan pelaksanaan program TPQ, pemberdayaan remaja masjid dll ).
Adapun bidang lintas sektoral yang meliputi sarana sosial yang diperlukan
masyarakat secara umum.Pada bidang lintas sektoral fisik contohnya
pemasangan papan nama jalan, sarana air bersih dan lain-lain. Sedangkan
bidang lintas sektoral non fisik, contohnya pelibatan dalam kegiatan PKK,
pelibatan progam bina keluargadll.36
Sedangkan pada Perguruan Tinggi UGM, tema kegiatan KKN
berdasarkan pada prioritas dan riset-riset UGM, misalnya pengembangan
kehidupan

sosial-budaya

berbasis

kearifan

lokal

dan

nasionalisme,

pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, pemberdayaan perempuan dan
kelompok rentan dan lain-lain. Untuk menyelesaikan masalah atau melakukan
pengembangan masyarakat yang diperlukan, maka kegiatan KKN tersebut
dikelompokkan ke dalam 4 kluster kegiatanya itu Sains-Teknologi (ST),
Sosial-Humaniora (S-H), Kesehatan – Kedokteran (KK), dan Agro (A).
Berdasarkan sifatnya, kegiatan mahasiswa dalam progam KKN UGM
dibedakan menjadi dua yaitu monodispliner dan interdispliner. Monodispliner
yaitu kegiatan KKN yang dilaksanakan berdasarkan 1 kluster kegiatan,
contohnya seorang mahasiswa fakultas biologi (kluster ST). Sedangkan
Interdispliner yaitu kegiatan KKN yang dilaksanakan berdasarkan minimal 2
kluster
36

kegiatan.Contoh :pengembangan

usaha

berbasis

kelapa

oleh

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Buku Pedoman: Pelaksanaan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya Mahasiswa S-1 Reguler dan Non Reguler IAIN
Salatiga Tahun 2017, 2017, 5-6.

22

mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis (kluster SH). Progam ini bersifat
interdispliner karena memerlukan adanya progam kluster lain seperti progam
pelatihan produksi VCO (Virgin Coconut Oil) oleh mahasiswa MIPA jurusan
kimia (kluster ST).37
Beberapa uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa progam KKN
UGM fokus pada kebutuhan masyarakat.sedangkan progam IAIN Salatigadan
UIN Walisongo Semarang, selain progam keagamaan juga mengembangkan
potensi masyarakat berdasarkan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, perbedaan itu bisa dilihat pada progam unggulan yang
terdapat pada UIN Walisongo Semarang. Progam unggulan KKN merupakan
progam kegiatan di suatu lokasi KKN yang dikerjakan secara bersama-sama
antara mahasiswa dengan masyarakat setempat yang dipandang memiliki
keunikan, nilai lebih (manfaat strategis), dan kemungkinan sustainability
(berkelanjutan) sehingga layak dijadikan tempat kunjungan oleh rektor UIN
dan Bupati setempat.38Setiap Kordes berhak mengajukan proposal progam
unggulan kepada Badan Pelaksana KKN sesuai dengan prosedur dan
persyaratan yang telah ditentukan.Program unggulan ini menjadi

program

yang menjadi ciri khas dari UIN Semarang.

37

Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat, Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata
Pembelajaran Pemberdayaan Mayarakat (KKN-PPM), Universitas Gadjah Mada, 2017, 22
– 23.
38
Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat…………., 19.

BAB III
ANALISIS PERKEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL
MAHASISWA CALON GURU PAI
Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu dari bulan April s/d bulan
Mei. Penulis memulai penelitian dari Desa Candi, Kecamatan Bandungan,
Kabupaten Semarang yang terdapat dua mahasiswa PAI.Kemudian dilanjutkan
penelitian di Desa Mlilir Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang yang
terdapat dua mahasiswa PAI.Penelitian selanjutnya di Desa Kopeng yang terdapat
satu mahasiswa PAI.
A. Dapat Berkomunikasi secara Lisan, Tulisan, maupun Isyarat
Tujuan berkomunikasi tidak hanya menyampaikan pesan dari
komunikator kepada komunikan, akan tetapi lebih kepada feedback seperti
terbukanya cara berpikir dan perilaku seseorang ke arah yang lebih baik. 39
Dalam

hal ini, peserta KKN dituntut untuk mahir dalam berkomunikasi

dengan warga masyarakat untuk mencapai tujuan program-program yang
direncanakan oleh peserta KKN. Dari komunikasi itu diharapkan ada bentuk
feedback baik dari cara berpikir maupun perilaku masyarakat.
Dari hasil wawancara dengan masyarakat setempat dan observasi
peneliti, selama KKN mahasiswa jurusan PAI yang berjumlah dua orang dapat
berkomunikasi baik dengan warga setempat. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh salah satu warga yang menjelaskan progam-progam KKN di desa Candi.
Seperti kegiatan belajar mengaji di TPA, program penanaman tanaman obat,

39

Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011, 113.

24

dan progam pengolahan sampah. Keberhasilan ini juga dapat dilihat dari hasil
wawancara dengan masyarakat, sehingga diketahui pemikiran masyarakat
Desa Candi mulai terbuka mengenai pengolahan sampah untuk menjaga
lingkungan setempat.
Sedangkan, mahasiswa jurusan PAI yang tinggal di posko Desa Mlilir
berjumlah dua orang.Salah satu mahasiswa berasal dari Thailand. Dalam
berkomunikasi, mahasiswa PAI kesulitan berbicara dalam bahasa jawa.
Seperti penuturannya berikut:
“Bahasa yang digunakan di sini bahasa jawa, kalau saya dari Thailand
pakai bahasa Melayu. Terkadang saya ndak paham dengan apa yang
mereka diskusikan…..(NR)”
“………Sedikit demi sedikit saya paham maksud mereka, tetapi saya
ndak bisa jawabnya (NR)40
Untuk menyesuaikan lingkungan posko dan menjalankan perannya
sebagai peserta KKN, terdapat tuntutan untuk memahami bahasa masyarakat
setempat. Kesulitan yang dialami mahasiswa tidak menghambat hubungannya
dengan masyarakat. Mahasiswa mengatasi kesulitan itu dengan banyak
bergaul dengan masyarakat. Dari intensitas pergaulan tersebut, mahasiswa
belajar beberapa kosakata bahasa jawa dan belajar memahami maksud
pembicaraan masyarakat.Hal ini sesuai dengan pendapat Mead41:
There is no mind without language, and language itself is a product of
social interactions. Here, according to symbolic interactionism is the
essential connection between the individual and the social.

40

Wawancara dengan NR (mahasiswa PAI di Desa Mlilir) pada tanggal 1 Mei 2017.
Kerry Ferris and Jill Stein, The Real World : An Introduction to Sosiology, New
York :WW Northon and Company, 2008, 49. (Artinya: Tidak ada pikiran tanpa bahasa dan
bahasa itu sendiri adalah produk interaksi sosial. Disini berdasarkan simbol interaksionisme,
bahasa merupakan penghubung penting antara individu dengan sosial (masyarakat) )
41

25

Pendapat di atas memaparkan pentingnya bahasa/symbol sebagai media
interaksi sosial. Simbol merupakan benda atau gerakan yang mempunyai arti
khusus bagi orang yang terhimpun dalam kelompok, komunitas, atau
masyarakat. Simbol disosialisasikan dan diwariskan melalui strategi tertentu,
dan menjadi referensi ketika orang bersikap dan berperilaku.42 Dengan
perbedaan budaya dan bahasa yang berbeda, mahasiswa dari Thailand tersebut
belajar budaya dan bahasa yang baru. Sebagai dampak positif beradaptasi
dan mengapresiasi kebudayaan, maka individu dapat hidup berdampingan
dengan

individu/masyarakat lainnya yang berbeda baik kepercayaan,

perilaku, kebiasaan, dan lain-lainnya.43 Realitas di lapangan, kemampuan
dalam berkomunikasi mahasiswa di posko Desa Mlilir sudah dinilai baik oleh
masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan sikap masyarakat menerima usulan
mahasiswa

PAI

untuk

menjalankan

program

PKK

(Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga).
Selanjutnya, hasil wawancara masyarakat desa Kopeng mengatakan
bahwa cara berkomunikasi mahasiswa PAI yang tinggal di Desa Kopeng
dinilai baik. Akan tetapi cara berkomunikasi tersebut belum diimbangi dengan
strategi menggerakkan masyarakat. Mahasiswa dinilai masyarakat belum
menunjukkan sikap kerjasama dalam kegiatan yang sudah aktif dalam
masyarakat.

42

Mukti Ali, Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa, Pustaka Ilmu:
Yogyakarta, 2017, 42.
43
Zakiyuddin Baidawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta:
Erlangga, 2005, 5.

26

B. Mengunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi secara Fungsional
Mahasiswa PAI yang berada di Desa Candi menggunakan teknologi
komunikasi secara fungsional. Hal ini berdasarkan pengamatan peneliti,
mereka memanfaatkan kemampuan mereka dalam membantu menyelesaikan
tugas administrasi kelurahan setempat dan membuat MMT (Metromedia
Technologies) untuk menyampaikan sosialisasi.
Sedangkan Mahasiswa PAI yang berada di Desa Mlilir juga
menggunakan teknologi komunikasi secara fungsional. Hal ini berdasarkan
observasi peneliti, mahasiswa PAI mensosialisasikan progam bahaya
merokok untuk anak Sekolah Dasar dengan menggunakan media LCD
(Liquid Crystal Digital), sehingga materi dikemas sedemikian rupa dengan
tujuan menarik perhatian anak-anak. Untuk mahasiswa PAI yang berada di
Desa Kopeng memanfaatkan teknologi komunikasi secara fungsional. dengan
mensosialisasikan progam-progam KKN dengan menggunakan media MMT
(Metromedia Technologies).
Pada indikator kompetensi sosial yang kedua, semua mahasiswa
peserta KKN jurusan PAI menggunakan teknologi dan informasi secara
fungsional. Mereka memanfaatkan teknologi dan informasi untuk membantu
tugas administrasi kelurahan danmensosialisasikan kegiatan-kegiatan KKN
dengan media LCD dan MMT.

27

C. Bergaul Secara Efektif dengan Masyarakat
Dalam berbaur dengan masyarakat harus memperhatikan kondisi yang
ada. Dengan kata lain mahasiswa membaca situasi bagaimana bergaul dengan
masyarakat. Hasil wawancara dengan masyarakat Desa Candi diperoleh
informasi bahwa mahasiswa jurusan PAI yang berada di posko Desa Candi
ikut berpartisipasi kegiatan masyarakat. Seperti penuturan salah satu warga
masyarakat,
“Partisipasinya bagus mba, kalau ada kegiatan pengajian, PKK,
Posyandu, ikut semua (DG).44
Ketika bergaul dengan masyarakat sekitar, peserta KKN khususnya
mahasiswa jurusan PAI memanfaatkan kegiatan pertemuan warga, seperti
Pengajian, PKK, dan Posyandu untuk berinteraksi dengan warga masyarakat
untuk menyampaikan ide maupun pemikiran mahasiswa melalui progamprogam yang telah direncanakan oleh peserta KKN.Seperti penuturan oleh
salah satu mahasiswa jurusan PAI,
“Caranya, kita berpartisipasi dengan kegiatan yang ada di masyarakat
, ketika kita dimintai usul, kita utarakan ide dan berdiskusi dengan
masyarakat..(HM)”45
Bergaul secara efektif juga ditunjukkan melalui perlombaan yang
diadakan oleh peserta KKN di Desa Candi dan Desa Mlilir.Berdasarkan
pengamatan peneliti, melalui perlombaan yang diadakan mahasiswa,
mahasiswa lebih dekat dengan masyarakat dan hubungan semakin terjalin
akrab dan baik.
44
45

2017.

Wawancara dengan DG (masyarakat Desa Candi) pada tanggal 14 April 2017.
Wawancara dengan HM(mahasiswa PAI di posko Desa Candi) pada tanggal 1 Mei

28

Kemudian hasil wawancara dengan masyarakat Desa Kopeng,
partisipasi mahasiswa jurusan PAI yang berada di posko Desa tersebut dinilai
kurang oleh masyarakat. Seperti penuturan salah satu warga masyarakat,
“Partisipasinya kurang mba, kalau tidak disuruh dulu, mereka tidak
inisiatif untuk ikut kegiatan. Padahal sudah saya kasih tau kegiatankegiatannya...(AK)”46
Menurut pengamatan peneliti, warga masyarakat Desa Kopeng
mempunyai kepedulian terhadap cara bergaul peserta KKN dengan masyarakat
yang kurang berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Hal ini dibuktikan
teguran secara halus oleh warga setempat agar secara inisiatif mengikuti
kegiatan masyarakat.
Dari beberapa data lapangan yang telah dipaparkan diketemukan bahwa
sebagian besar mahasiswa dapat

Dokumen yang terkait

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN P IPS FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG TERHADAP PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK DAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI LAMPUNG TAHUN AKADEMIK 2011

5 38 69

PENGARUH PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI PPKN UNIVERSITA LAMPUNG TAHUN 2013

1 22 40

PERAN MGMP DAN SUPERVISOR BAGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI SMA/SMK KOTA SALATIGA - Test Repository

0 0 122

PERANAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SD - Test Repository

1 1 111

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI (Studi Kasus di SD se-Kecamatan Sregen Tahun 2016) - Test Repository

0 0 175

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MUSLIM INTEGRAL (P3KMI) DAN BILINGUAL FACULTY DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) IAIN SURAKARTA TAHUN 2016 - Test Repository

0 0 102

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI - Test Repository

2 6 95

PENGARUH PERSEPSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP DI KOTA SALA TIGA TAHUN 2017 - Test Repository

0 2 142

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU RAUDHATUL ATHFAL SEKECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 - Test Repository

1 1 135

KONTRIBUSI PENDEKATAN HUMANISTIK DALAM PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DAN KLINIS TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI (Studi Empiris Kepala SMA di Kabupaten Sanggau Tahun 2017) - Test Repository

0 1 149