PROBLEMATIKA NAFKAH SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI DESA KERTANEGARA KABUPATEN PURBALINGGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

PROBLEMATIKA NAFKAH SEBAGAI PENYEBAB

PERCERAIAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS

DI DESA KERTANEGARA KABUPATEN PURBALINGGA)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

  

A. Badrul Anwar

NIM : 21113011

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga Di Salatiga

   Assala mu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : A. Badrul Anwar NIM : 21113011 Judul : PROBLEMATIKA NAFKAH SEBAGAI PENYEBAB

  PERCERAIAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga)

  dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu ’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, 08 Mei 2018 Pembimbing, Drs. Badwan, M.Ag NIP. 19561202 198003 1 005

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS SYARI’AH

  Oleh:

  A. Badrul Anwar NIM : 21113011 telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah s kripsi Fakultas Syari’ah,

  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 14 Agustus 2018, dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam

  Dewan Sidang Munaqasyah Ketua Sidang : Muh. Hafidz, M.Ag.

  Sekretaris Sidang : Drs. Badwan, M.Ag. Penguji I : Dr. Ilyya Muhsin, M.Si. Penguji II : Luthfiana Zahriani, S.H.,M.H.

  Salatiga, 18 Agustus 2018 Dekan Fakultas Syari’ah Dr. Siti Zumrotun, M.Ag NIP. 19670115 199803 2 002

  Jl. Nakula Sadewa V No.9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722 Website E-mail : [email protected]

PENGESAHAN Skripsi Berjudul: PROBLEMATIKA NAFKAH SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga)

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : A. Badrul Anwar NIM : 21113011 Fakultas

  : Syari’ah Program Studi : Hukum Keluarga Islam Judul Skripsi : PROBLEMATIKA NAFKAH SEBAGAI PENYEBAB

  PERCERAIAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga)

  menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah dan tidak keberatan untuk dipubikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun. Demikian surat pernyataan ini saya buat dan jika pada kemudian hari terbukti karya saya ini bukan karya sendiri maka saya sanggup menanggung semua konsekuensinya.

  Salatiga, 08 Maret 2018 Yang menyatakan

  A. Badrul Anwar NIM: 21113011

MOTTO

  

“LAKUKAN APAPUN YANG SEKIRANYA KAMU DAPAT IKHLAS

UNTUK MELAKUKANNYA (EMHA AINUN NAJIB)”

“JIKA SAAT KAMU TERLAHIR MENANGIS DAN BANYAK ORANG

SENANG AKAN KELAHIRANMU, MAKA BUATLAH MEREKA

  

MENANGIS SAAT KAMU MENINGGAL SEDANGKAN KAMU

MERASA SENANG”

   x

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia- Nya, karya skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Toha Syafa’at dan Ibu Khafifah yang selalu memberi semangat, dukungan, doa, dan kasih sayang yang tak

  terbatas.

  2. Kepada kakek Tamami beserta istri yang selalu mendoakan saya, dan memberi dukungan untuk semangat menjalani proses pendidikan.

  3. Adik saya Robikhah Khoiriyah dan Naila Malikhatuz zahro, yang selalu mengingatkan untuk segera menyelesaikan karya ini.

  Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirobbil‟alamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

  SWT, yang selalu memberikan rahmat serta hidayah dan taufiq-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”PROBLEMATIKA NAFKAH SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga) ” tanpa halangan yang berarti.

  Shawalat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa setia dan menjadikannya suritauladan. Beliau merupakan sosok pencerah kehidupan di dunia maupun di akhirat nanti dan semoga kita semua senantiasa mendapatkan Syafaatnya min hadza ila yaumil qiyamah, Aamiin Yaa Robbal’alamin.

  Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah tulus ikhlas membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Dr Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga; 2.

  Dr. Siti Zumrotun, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah; 3.

Sukron Ma’mun, M.Si., selaku Ketua Jurusan Hukum Keluarga Islam;

  4. Drs. Badwan, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas dan sabar membimbing, mengarahkan, serta mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya sehingga skripsi ini terselesaikan; 5. Bapak Drs. Mubasirun, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  6. Seluruh dosen IAIN Salatiga, yang telah memberikan ilmunya yang sangat bermanfaat;

  7. Kepada orang tua dan adik serta keluarga besar yang telah memberikan dan mencurahkan segala kemampuan dan dukungannya secara material dan immaterial hingga saat ini. Tanpa mereka mungkin karya ini tidak akan pernah ada;

  8. Sahabat-sahabat dan teman-teman khususnya sahabat dan teman seperjuangan di Ahwal Al-Syakhshiyyah ( Hukum Keluarga Islam) angkatan 2013 atas segala bantuan, semangat, dan hiburannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini;

  9. Teman gamer saya, Zaid, Dika, Mujib, dan Apid yang selalu memberikan hiburan disela-sela waktu mengerjakan karya ini, tak lupa kepada teman- teman group rebana Ar-Raudhoh Salatiga yang selalu memberikan semangat serta motivasi agar cepat menyelesaikan kuliahnya, dan doaku kepada temanku semua semoga kita sukses di dunia dan akhirat, Aamiin.

  10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

  Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta kepada pembaca pada umumnya. Aamiin.

  Salatiga, 08 Mei 2018 Penulis

  A. Badrul Anwar NIM: 211-13-011

  

ABSTRAK

Anwar, A. Badrul.

  “Problematika Nafkah Sebagai Penyebab Perceraian

Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Kertanegara Kabupaten

Purbalingga)” . Skripsi. Fakultas Syari’ah. Program Studi Hukum Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Drs

  Badwan M.Ag. Kata Kunci: Problematika Nafkah, Perspektif Hukum Islam

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: problem mengenai penerapan konsep nafkah keluarga islam oleh keluaraga di Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga, upaya apa saja yang telah dilakukan oleh keluarga sebagai respon dalam menghadapi problem seputar nafkah keluarga, dan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pengadilan Agama dalam mempertahankan keutuhan keluarga yang mengajukan perceraian karena mengalami problem dalam pemenuhan nafkah.

  Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan yang bertempat di Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga dengan subjek penelitiannya adalah Keluarga di Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga. Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dan untuk menguji hasil temuan data tersebut maka peneliti menganalisa data dengan menggunakan deskriptif analitis.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa Pertama, yang menjadi problem penerapan konsep nafkah menurut islam oleh keluarga di Desa Kertanegara yaitu secara keseluruhan problem yang dihadapi sangat beragam. Beberapa diantaranya seputar pemenuhan nafkah oleh suami baik itu kadar nafkah yang diberikan maupun waktu pemberian nafkah oleh suami. Ada juga mengenai permintaan istri yang diluar kemampuan suami sehingga hal tersebut sangat memberatkan suami, dan problem mengenai permintaan kembali mahar perkawinan oleh suami kepada istrinya. Dari problem-problem tersebutlah yang menjadi sebab timbulnya perceraian keluarga di Desa Kertanegara. Kedua, mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak keluarga sebagai respon akan permasalahan yang sedang terjadi yaitu dengan cara bermusyawarah. Musywarah ini dilakukan oleh kedua pihak keluarga, yaitu keluarga istri dan keluarga suami yang pada intinya membahas permasalah yang sedang dialami oleh pasangan suami istri tersebut.

  

Ketiga , mengenai upaya-upaya Pengadilan Agama Kabupaten Purbalingga

  terhadap problem nafkah yang sampai pada proses permintaan perceraian yaitu pertama, pihak pengadilan Agama mengupayakan damai dengan cara memberikan saran damai pada pembukaan proses persidangan, selanjutnya pada tahap kedua memberikan saran kepada keluarga pihak yang berperkara untuk melakukan musyawarah keluarga dengan tujuan perdamaian pihak yang sedang berperkara,jika dengan upaya kedua belum berhasil maka pihak Pengadilan Agama mengupayakan dengan jalan mediasi, semua proses tersebut bertujuan supaya pihak yang ingin melakukan perceraian membatalkan niatnya untuk bercerai.

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i LEMBAR BERLOGO .................................................................................... . ii NOTA PEMBIMBING ......................................................................................iii PENGESAHAN .................................................................................................iv PERNYATAANKEASLIAN TULISAN ...........................................................v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................vi KATA PENGANTAR ........................................................................................vii ABSTRAK ..........................................................................................................x DAFTAR ISI .......................................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiv

  BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1 A. Latar Belakang ................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...........................................................................4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................5 D. Manfaat Penelitian ..........................................................................6 E. Tinjauan Pustaka .............................................................................7 F. Metode Penelitian ..........................................................................10 G. Sistematika Penulisan Penelitian ....................................................15 BAB II KAJIAN TEORI TENTANG NAFKAH KELUARGA .......................17 A. Hak dan Kewajiban Suami Menurut Hukum Islam .......................17

  1. Hak-hak Suami .........................................................................18

  2. Kewajiban-kewajiban Suami ...................................................21

  B. Hak dan Kewajiban Istri Menurut Hukum Islam ............................25

  1. Hak-hak Istri ............................................................................25

  2. Kewajiban-kewajiban Istri .......................................................29

  C. Hak dan Kewajiban Bersama Suami Istri .......................................30

  1. Hak Bersama Antara Suami dan Istri ........................................30

  D. Konsep Nafkah Keluarga Menurut Hukum Islam ..........................33

  1. Pengertian Nafkah ...............................................................33

  2. Sebab-sebab Diwajibkannya Nafkah ..................................34

  3. Bentuk-bentuk Nafkah ........................................................36

  4. Kadar Nafkah Yang Harus Diberikan Oleh Suami .............37

  5. Waktu Wajib Nafkah ..........................................................37

  E. Permasalahan Yang Sering Terjadi Seputar Nafkah .......................39

  BAB III HASIL PENELITIAN ..........................................................................42 A. Gambaran Umum Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga ........42

  1. Letak Geografis Desa Kertanegara ...........................................42

  2. Struktur Organisasi Desa Kertanegara .....................................44

  3. Jumlah Penduduk Desa Kertanegara ........................................44

  B. Gambaran Umum Subjek Penelitian ...............................................46

  1. Keluarga Bapak Teguh dan Ibu Sanginah ................................46

  2. Keluarga Bapak Tugiman dan Ibu Rubinah .............................47

  3. Keluarga Bapak Yusrin dan Ibu Nur Herlina ............................48

  4. Keluarga Bapak Sugeng dan Ibu Daryati ..................................49

  C. Hasil Wawancara ....................................................................................50

  1. Keluarga Bapak Teguh Wahyono dan Ibu Sanginah ..................50

  2. Keluarga Bapak Tugiman dan Ibu Rubinah ................................53

  3. Keluarga Bapak Yusrin dan Ibu Nur Herlina ..............................55

  4. Keluarga Bapak Sugeng dan Ibu Daryati ....................................57

  1. Analisis Problem Nafkah Keluarga Teguh Wahyono dan Sanginah, Serta Upaya Yang Dilakukan Oleh Pihak Keluarga dan Pengadilan Agama Kabupaten Purbalingga ..................................................61

  2. Analisis Problem Nafkah Keluarga Tugiman dan Rubinah, Serta Upaya Yang Dilakukan Oleh Pihak Keluarga dan Pengadilan Agama Kabupaten Purbalingga ..................................................65

  3. Analisis Problem Nafkah Keluarga Yusrin dan Nur Herlina, Serta Upaya Yang Dilakukan Oleh Pihak Keluarga dan Pengadilan Agama Kabupaten Purbalingga...................................................6

  4. Analisis Problem Nafkah Keluarga Sugeng dan Daryati, Serta Upaya Yang Dilakukan Oleh Pihak Keluarga dan Pengadilan Agama Kabupaten Purbalingga ..................................................72

  BAB V PENUTUP ..............................................................................................76 A. Kesimpulan .....................................................................................76 B. Saran ..............................................................................................77 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................79 LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Transliterasi arab-latin

  2. Daftar Nilai SKK

  3. Riwayat Hidup Penulis

  4. Lembar Konsultasi

  5. Foto-foto

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan amat penting bagi kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat sesuai kedudukan manusia sebagai makhluk yang berkehormatan. Pergaulan hidup berumah tangga dibina dalam suasana damai dan rasa kasih sayang antara suami istri. Anak keturunan yang dihasilkan dari perkawinan yang sah menghiasi kehidupan keluarga dan sekaligus merupakan kelangsungan hidup manusia secara bersih dan berkehormatan (Basyir,1995 :9). Sebagaimana Firman Allah :

                        

  “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”

  Menurut Hasan (2011 :9) perkawinan ialah akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan karena ikatan suami istri, dan membatasi hak dan kewajiban antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bukan mahram. Sebagaimana fiman Allah yang artinya :

  

“Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak)

perempuan yatim (bagaimana kamu menikahinya), maka nikahilah

perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Tetapi jika kamu

khawatir tidak akan berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba

sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar

kamu tidak berbuat zalim.”

  Menurut Undang-undang no 1 tahun 1974 tentang perkawinan, mendefinisikan perkawinan sebagai ikatan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha Esa. Jika penulis ambil kesimpulan bahwa pada dasarnya perkawinan merupakan ikatan yang dibuat antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai jalan yang sah dalam membentuk hubungan rumah tangga dengan tujuan mencapai kehidupan yang kekal dan bahagia.

  Setelah adanya akad perkawinan maka timbul suatu hak dan kewajiban, menurut Hasan (2011 :153) bahwa hak dan kewajiban suami istri adalah hak-hak istri yang merupakan kewajiban suami dan kewajiban suami yang menjadi hak istri. Para fuqaha dalam masalah ini berpendapat apabila akad nikah telah berlangsung secara sah, maka konskuensi yang harus dilaksanakan oleh pasangan suami istri adalah memenuhi hak dan kewajibannya (Kisyik,1996 :120). Beberapa kewajiban tersebut antara lain :

  1. Hak istri yang wajib dipenuhi oleh suaminya

  2. Hak suami yang wajib dipenuhi oleh istrinya

  3. Hak bersama yang harus dipenuhi kedua belah pihak

  Salah satu hak yang wajib dipenuhi oleh seorang suami terhadap istrinya adalah bertanggung jawab sepenuhnya untuk memberikan nafkahnya (Kisyik, 1996 :128). Nafkah merupakan semua kebutuhan dan keperluan yang berlaku menurut keadaan dan tempat, seperti makanan, pakaian, rumah dan sebagainya (Rasjid,2010 :421). Sebagaimana firman Allah :

  

             

             

  

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.

dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta

yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada

seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak

akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”

  Ketentuan nafkah dalam undang-undang no 1 tahun 1974 terdapat pada

  pasal 34 ayat (1) yang berbunyi suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan dalam kompilasi hukum islam ketentuan nafkah terdapat pada bagian ketiga pasal 80 ayat (2) yang berbunyi suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya. Jika kita lihat antara keduanya tidak ada perbedaan mengenai nafkah ini.

  Desa Kertanegara merupakan salah satu Desa bagian dari Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga. Terletak disebelah timur Kecamatan Karanganyar dan sebelah barat dari Kecamatan Karang Moncol. Desa dengan jumlah penduduk kurang lebih 7000 jiwa dimana masyarakatnya mayoritas bekerja sebagai pengrajin perkakas rumah tangga berbahan dasar temabaga dan aluminium. Namun untuk sekarang ini profesi tersebut sudah jarang sekali ditemui dikarenakan modal serta bahan yang kurang mencukupi.

  Sebagai alternatif lain masyarakat lebih memilih sebagai petani padi dan merantau menjadi pekerja di Kota-kota besar.

  Realita yang terjadi sekarang ini, mencari pekerjaan tidaklah mudah yang terbatas. Seringkali kurang dalam mencukupi kebutuhan keluarganya, akibatnya jika tidak bisa saling memahami dengan kondisi keluarganya maka akan terjadi pertengkaran diantara anggota keluarganya, dan tidak sedikit dari mereka yang lebih memilih perceraian.

  Dari latar belakang diatas maka penulis mempunyai ketertarikan untuk meneliti problem nafkah seperti apa yang menyebabkan perceraian di kalangan keluarga di Desa Kertanegara. Sebagai tindak lanjut dalam hal ini penulis akan melakukan penelitian kepada keluarga di Desa Kertanegara dengan judul “PROBLEMATIKA NAFKAH SEBAGAI PENYEBAB

PERCERAIAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Kertanegara Ka bupaten Purbalingga)”

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis menentukan rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apa problem yang dihadapi oleh keluarga di Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga dalam menerapkan konsep nafkah menurut hukum Islam?

  2. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh keluarga sebagai respon dalam menghadapi problem nafkah keluarga? mempertahankan keutuhan rumah tangga yang meghadapi problem nafkah keluarga ?

  C. Tujuan Penelitian Sebagaimana lazimnya sebuah karya tulis yang berorientasi terhadap pengembangan keilmuan maka penelitian ini mempunyai tujuan penelitian, adapaun penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui problem apa saja yang dialami dalam penerapan konsep nafkah keluarga islam oleh keluaraga di Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga.

  2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan oleh keluarga sebagai respon dalam menghadapi problem seputar nafkah keluarga.

  3. Untuk mengetahui apa saja upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pengadilan Agama dalam mempertahankan keutuhan keluarga yang menghadapi problem nafkah. D. Manfaat Penelitian

  a. Kegunaan Teoritis :

  a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khazanah keilmuan serta mampu memberikan pemahaman hal yang baru pada anggota keluarga mengenai konsep nafkah kelurga serta problem-

  b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan refrensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya khususnya tentang problematika nafkah keluarga menurut hukum Islam.

  b. Kegunaan Praktis :

  a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tersendiri khususnya bagi keluarga di Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga.

  b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kajian keilmuan bagi akademisi, khususnya bagi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. E. Tinjauan Pustaka Topik penelitian nafkah keluarga dalam suatu masyarakat sudah banyak baik dalam bentuk Tesis, Skripsi maupun yang telah dipublikasikan dalam bentuk jurnal ilmiah, diantaranya sebagai berikut :

  Pertama, terdapat di dalam Tesisnya Darmawati (2014) berjudul “Nafkah Dalam Rumah Tangga Persektif Hukum Islam (Studi Kasus di

Kelurahan Gunun g Sari Makasar)”. Fokus penelitian ini pada pemenuhan

  nafkah keluarga dengan hasil bahwa nafkah dalam rumah tangga perspektif hukum islam di kelurahan Gunung Sari Makasar sesuai dengan konsep hukum Islam, dimana suami sebagai kepala keluarga dan istri sebagai kepala rumah tangga yang memunyai tugas masing-masing. Tidak ada larangan bagi istri ikut mencari nafkah diluar selama izin dari suami dan tidak keluar dari koridor Islam. Namun terdapat dua dampak jika dilihat dari sisi positif dan negatif istri ikut mencari nafkah, pertama sisi negatifnya seorang istri akan lebih sedikit mempunyai waktu mengurus tugas rumah tangga, sisi positifnya seorang istri akan membantu perekonomian keluarga serta istri tidak terkekang dengan masalah bahwa tugas wanita hanyalah kasur, sumur, dan dapur.

  Kedua, terdapat di dalam Skripsinya Nasekhuddin (2014) berjudul “Keikutsertaan Istri Dalam Pemberian Nafkah Rumah Tangga Menurut Hukum Islam”. Penelitian ini terfokus pada pandangan hukum Islam terhadap keikutsertaan istri dalam memenuhi nafkah keluarga. Hasil dari penelitian tersebut ialah bahwa Kepemimpinan seorang laki-laki dalam rumah tangga merupakan hal yang istimewa, tetapi sekaligus tanggung jawab yang tidak kecil. Walaupun kewajiban mencari nafkah untuk anak dan istri dibebankan pada suami, tetapi hendaknya istri membantu memenuhi kebutuhan tersebut, kemudian nafkah yang diberikan istri kepada suami dihitung hutang suami kepada istri dan ketika suami telah mempunyai uang sebagai pengganti maka

  Ketiga, terdapat di dalam Skripsinya Hasan As’ari (2012) berjudul “Pelaksanaan Nafkah Keluarga Oleh Istri Ditinjau Menurut Hukum Islam”.

  Penelitian ini fokus pada pandangan hukum islam terhadap pemenuhan nafkah keluarga yang dilakukan oleh istri. Dari peneltian tersebut dihasilkan bahwa kewajiban menafkahi adalah suami. Dalam hal mencari nafkah istri hanyalah membantu meringankan kebutuhan rumah tangga. Adapun dampak yang terjadi dalam keluarga yaitu kurang dihargainya sebagai kepala rumah tangga .

  Keempat, terdapat di dalam Skripsinya Okta Vinna Abri Yanti (2017) berjudul “Hak Nafkah Istri Dan Anak Yang Dilalaikan Suami Dalam Perspektif Kompilasi Hukum Islam (Studi Kasus Desa Purwodadi 13A

Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah)”. Penelitian ini fokus pada faktor-faktor penyebab suami melalaikan nafkah istri dan anak serta

  bagaimana tinjauan dalam kompilasi hukum Islam. Dari penelitian tersebut dihasilkan bahwa penyebab suami tidak memberi nafkah karena faktor keluarga, istri tidak menghargai kerja keras suami, istri selalu mengeluh tidak bersyukur, dan istri sering main-main atau poya-poya hasil dari suami serta kurang dalam hal ibadah keagamaan. Selanjutnya tinjauan dalam kompilasi hukum Islam mengenai kelalaian suami dalam memberi nafkah dijelaskan dalam pasal 80.

  Selanjutnya yang terakhir terdapat di dalam Jurnah Ilmiahnya, Syamsul Bahri berjudul “Konsep Nafkah Dalam Hukum Islam”. Kesimpulan boleh dilanggar dan harus dipenuhi oleh suami bagi istrinya dan orang tua terhadap anaknya. Kewajiban nafkah ini diatur dalam surat al Baqarah ayat 233 dan juga al Hadits. Adapun pemenuhan nafkah yang menjadi belanja tersebut adalah berupa kebutuhan pokok, seperti makanan, tempat tinggal, pendidikan, dan lainnya. Menyangkut kadar ataupun ukuran pemberian nafkah tidak dibatasi, hal tersebut dilihat dari kemampuan si pemberi nafkah.

  Dilihat dari beberapa penelitian terdahulu terdapat kesamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Dar mawati, Nasekhuddin, Hasan As’ari, Okta

  Vinna Abri Yanti dan Syamsul Bahri yaitu fokus penelitian mengenai nafkah keluarga, dan mengenai perbedaan yang akan peneliti tindak lanjuti yaitu seputar Problematika Nafkah yang menjadi sebab perceraian Persepktif Hukum Islam dikalangan masyarakat Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga.

  Dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada problematika nafkah keluarga dikalangan masyarakat Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga. Pemfokusan ini meliputi peran suami sebagai kepala keluarga sekaligus yang berkewajiban mencari nafkah, bagaimana suami istri menyikapi permasalahan-permasalahan yang timbul akibat adanya nafkah keluarga menurut hukum Islam, dan bagaimana upaya yang dilakukan oleh Pengadilan Agama Kabupaten Purbalingga dalam mempertahankan keutuhan rumah tangga yang mengalami problem nafkah yang samai pada jenjang perceraian.

  F. Metode Penelitian

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini disusun mengunakan pendekatan yuridis normatif, yaitu penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah- kaidah atau norma-norma dalam hukum positif. Selanjutnya, Jenis penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif yang secara umum bersifat deskriptif. Dimaksudkan dari deskriptif ini untuk mendapatkan gambaran baik, jelas serta dapat memberikan data secara cermat tentang obyek yang diteliti. Dimaksudkan untuk memperoleh semua hal yang berkaitan dengan problem-problem nafkah keluarga masyarakat Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga.

  2. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penellitian ini adalah Desa Kertanegara Kabupaten

  Purbalingga dengan subjek penelitiannya yaitu keluarga yang mengalami problem mengenai pemenuhan nafkah keluarga, dan bertempat tingga di Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga. kemudian penulis dalam hal ini mengambil empat subjek dari sekitar sepuluh subjek yang ada.

  3. Sumber Data

  a. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber primer, yakni sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut

  (Amirin, 1990 :132). Macam-macam data primer antara lain: Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasinya tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.

  Jadi seorang informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar belakang penelitian. Seorang informan berkewajiban secara suka rela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan dengan kesukarelaannya ia dapat memberikan pandangan dari segi orang dalam, tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat (Moeloeng,2002 :90). Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah keluarga yang menghadapi problem nafkah yang menyebabkan perceraian, yaitu keluarga yang tinggal di Desa Ketanegara Kabupaten Purbalingga.

  2) Dokumen Dokumen adalah bahan tertulis ataupun film (Moeloeng,2002

  :161). Sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi

  (Moeloeng,2002 :113). Dalam penelitian ini setiap bahan tertulis berupa data-data yang ada dalam keluarga Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga.

  b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang

  4. Teknik Pengumpulan Data

  a. Observasi Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian dan tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006: 229).

  Observasi adalah jalan dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap subjek penelitiannya. Metode ini penulis gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi objek penelitian. Objek dari penelitian ini yaitu keluarga Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga dengan mengamati kegiatan para anggota keluarga di desa tersebut.

  Penulis melakukan observasi secara langsung di lapangan yaitu di Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga, teknisnya penulis secara langsung mendatangi pihak yang bersangkutan dan bertanya jawab membahas seputar problem nafkah yang dihadapi, upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak keluarga sebagai tanggapan terhadap problem yang ada, serta menanyakan bagaimana upaya yang dilakukan oleh Pengadilan Agama Kabupaten Purbalingga sebagai respon problem yang mereka hadapi ketika melakukan proses ersidangan perceraian.

  b. Wawancara pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1998: 145).

  Dalam hal ini penulis melakukan dialog dengan anggota keluarga Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sesuai dengan rumusan masalah.

  Adapun beberapa keluarga yang menjadi objek wawancara yaitu pertama keluarga Bapak Teguh Wahyono dan Ibu Sanginah, keduan adalah keluarga Bapak Yusrin dan Ibu Nur Herlina, selanjutnya pasangan Bapak Tugiman dan Ibu Rubinah, dan yang terakhir keluarga Bapak Sugeng dan Ibu Daryati.

  c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998: 236). Dalam penelitian ini dokumentasi yang dimaksud adalah pengambilan beberapa data tentang berbagai dokumen terkait dengan aktivitas keluarga Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga yang diperoleh dati web, vidio, koran, dan dokumentasi pribadi.

  Dokumentasi yang penulis gunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah salinan putusan perceraian oleh pihak Pengadilan Agama Kabupaten Purbalingga, foto kopi Akta cerai, dan foto Kartu Tanda

  5. Analisa Data Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat (Moeloeng, 2011: 288).

  Dalam penganalisaan data tersebut penulis menggunakan analisa kualitatif yaitu analisis untuk meneliti kasus setelah terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk uraian, yakni setelah penulis berhasil mengumpulkan data-data objek penelitian yang diperlukan, kemudian penulis menganalisis data-data tersebut yang selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian.

  6. Pengecekan Keabsahan Data Keabsahan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, karena dari data itulah nantinya akan muncul beberapa fakta. Fakta-fakta ini nanti digunakan penulis sebagai bahan pembahasan. Dalam hal ini penulis menggunakan metode triangulasi, yaitu pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran data tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang.

  Penerapan yang penulis lakukan dilapangan yaitu dengan cara menggali berita dari pihak keluarga yang bersangkutan, baik suami istri maupun bapak dan ibu dari suami istri tersebut, “dengan catatan masih ada”. Selain itu penulis juga mengambil sumber dari tetangga sekitar subjek penelitian dan selanjutnya kemudian penulis menanyakan langsung kepada Ketua RT sekitar, dimaksudkan untuk memperoleh kebenaran mengenai hal tersebut.

  G. Sistematika Penulisan Penelitian Untuk memberikan kejelasan dan penelitian yang sistematis skripsi ini dibagi menjadi bab dan sub bab. Sistematikanya dalah sebagai berikut:

  BAB pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

  Selanjutnya pada BAB kedua berisi Kajian Teori. Dalam bab ini diuraikan tentang penjelasan mengenai hak dan kewajiban suami istri, konsep nafkah keluarga serta gambaran permasalahan yang sering terjadi dalam keluarga seputar pemenuhan nafkah keluarga.

  Selanjutnya pada BAB ketiga diuraikan mengenai Hasil Penelitian. Dalam bab ini diuraikan mengenai deskripsi Desa Ketanegara Kabupaten Purbalingga, gambaran umum subjek penelitian, dan hasil wawancara dengan subjek penelitian.

  Selanjutnya pada BAB keempat membahas Analisis Hasil Penelitian. Dalam bab ini diuraikan analisis hasil penelitian ditinjau dari hukum Islam.

  Yang terakhir pada BAB kelima yaitu Penutup. Bab ini berisi untuk kemajuan obyek penelitian.

  BAB II KAJIAN TEORI TENTANG NAFKAH KELUARGA A. Hak dan Kewajiban Suami Menurut Hukum Islam Sebagai salah satu akad atau transaksi, perkawinan tentunya mempunyai konskuensi hak dan kewajiban yang mengikat para pihak yang bersangkutan, dalam hal ini adalah suami dan istri. Hak dan kewajiban harus dilandasi oleh beberapa prinsip antara lain kesamaan, keseimbangan, dan keadilan antara keduanya (Nasekhuddin.2004: 16). Sebagaimana Firman Allah:

  “Dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya, menurut cara yang ma‟ruf”. (Q.S.Al-Baqarah: 228)

  Keseimbangan ini juga diatur dalam Undang-undang Perkawinan pasal 31 ayat 1, hal yang sama juga terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 79 ayat 2 yaitu:

  “Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat”.

  Dari dua aturan diatas, mendahulukan menyebut hak atas kewajiban, hal ini merupakan penegasan terhadap hak sekaligus pentingnya memperhatikan atas hak tersebut. Hak dan kewajiban seorang suami adalah sebagai berikut:

  1. Hak-hak suami Muhammad Azzam (2009: 221) dalam bukunya Fikih Munakahat menjelaskan hak seorang suami yang harus didapatkan dari seorang istri adalah:

  a. Mematuhi suami mengarah pada perilaku maksiat (Azzam.2009: 221). Sebagaimana sabda Nabi:

  قلالخا ةيصعم فى قولخلم ةعاطلا

  “Tidak ada kepatuhan terhadap makhluk yang maksiat kepada

  pencipta ”. (HR. Al-Bukhari)

  Rasulullah SAW menganjurkan agar para istri patuh terhadap suami, karena hal tersebut dapat membawa maslahat dan kebaikan.

  Rasulullah menjadikan ridla suami sebagai penyebab masuk surga. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

  “wanita manapun yang wafat dan suaminya ridla atasnya maka ia masuk surga. (HR. Turmudzi)

  Hak suami merupakan kewajiban seorang istri dan hak suami yang dipatuhi termasuk dalam kebaktian istri kepadanya, hal ini juga dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 83 yang berbunyi:

  “Kewajiban utama bagi seorang istri ialah berbakti lahir dan batin

kepada suami di dalam yang dibenarkan oleh hukum Islam”.

  Kepatuhan ini juga termasuk seorang istri tidak mendurhakai suaminya, sebagaimana sabda Nabi:

  “Jika seorang laki-laki mengajak istrinya ketempat tidurnya, tetapi ia tidak mau datang, suami semalaman murka atasnya, maka malaikat melaknat kepadanya sampai pagi”. (HR. Muttafaq Alaih)

  Sesungguhnya Islam telah memberikan berbagai macam hak kepada seorang suami atas istrinya berupa kepatuhan seorang istri pada suaminya, bekerja keras untuk melaksanakan segala perintah seorang istri menjaga kehormatan suaminya atas jiwanya sendiri dan harta benda suaminya. Seorang istri juga tidak melakukan perbuatan dosa yang bisa membuat hati suaminya tidak enak (Hamid.2004: 303).

  b. Memelihara kehormatan dan harta suami Hak suami agar istri tidak menerima masuknya seseorang tanpa izinnya, dimaksudkan agar ketentraman hidup rumah tangga tetap terpelihara. Ketentuan tersebut berlaku apabila orang yang datang itu bukan mahram istri, apabila orang yang datang adalah mahramnya seperti ayah, saudara, paman, dan sebagainya dibenarkan menerima kedatangan mereka tanpa izin suami (Basyir.1996: 59).

  Rasulullah memuji seorang istri yang menjaga kehormatan dan harta suami dikala suami tidak dirumah, serta menjanjikan kebaikan yang banyak bagi istri, menjadikan perhiasan dunia yang paling baik dan sebagai sebab kebahagiaan dan ketenangan (Hamid.2010: 99).

  Selain menjaga kehormatan suami, seorang istri juga berkewajiban menjaga harta suaminya. Ia juga harus mengatur pengeluarannya selama masih dalam batas ketaatan kepada suaminya. Istri tidak diperkenankan membelanjakan sesuatu atau memberi seseorang dari harta suaminya kecuali dengan izin suaminya dan yakin bahwa ia rela untuk urusan itu (Al-Shabbagh.1994: 51). Sebagaimana sabda Nabi:

  “Wanita tidak boleh membelanjakan sesuatu dari rumah suaminya kecuali dengan izinnya”.

  c. Berhias untuk suami Hak lain yang didapat seorang suami dari istrinya adalah berdandan karena suami dengan berbagai perhiasan yang menarik.

  Seperti perhiasan yang terlihat semakin indah akan membuat suami senang dan merasa cukup, tidak perlu melakukan hal yang haram (Azzam.2009: 306).

  Mempercantik diri dengan cara berdandan dan memakai wangi-wangian merupakan bagian yang dapat membuat suami berlapang dada dan membahagiakan pandangan. Ketika istrinya dengan dandanan yang memukau, memakai pakaian yang indah dipandang mata, memakai wangi-wangian, merias wajah sehingga terlihat cantik maka suami akan merasa senang dan bahagia serta menyebabkan ketenangan ketika memandangnya.

  Selain itu, untuk mewujudkan kebahagiaan dalam kehidupan suami istri, Islam mengajarkan seorang istri muslimah agar berhias mempercantik diri untuk suaminya. Hal itu merupakan bagian dari sifat istri shalihah yang sebaik-baiknya perhiasaan (Hamid.2010: 17). d. Menjadi partner suami Allah telah mewajibkan seorang suami bertempat tinggal bersama istri secara

  syar‟i di tempat yang layak bagi sesamanya dan

  sesuai dengan kondisi ekonomi suami, dan istri wajib menyertainya di tempat tinggal tersebut. Istri tidak boleh keluar dari rumah kecuali menjenguk kedua orang tua yang sakit, atau keluarga lainnya ketika ia merasa aman dan tidak menimbulkan fitnah karena hal tersebut termasuk silaturahim dan menjaga hubungan silatirahim itu wajib, suami tidak boleh mencegah kewajiban tersebut. Tetapi alangkah baiknya jika hal tersebut dengan ridha suami (Azzam. 2009: 229). Sebagaimana Firman Allah yang artinya:

  “tempatkanlah mereka (para istri) dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka” (Q.S. Ath-Thalaq: 6)

  Pada intinya seorang istri harus menjadi pendamping (partner) seorang suami dengan baik, tidak memberatkan suami dan tidak menyusahkannya. Ridha seorang suami merupakan hal utama yang harus dituju oleh seorang istri, keridhaan suami terhadap tingkah laku seorang istri merupakan ladang pahala baginya.

  2. Kewajiban-kewajiban Suami Selanjutnya kewajiban suami yang harus diperoleh seorang istri dapat diuraikan sebagai berikut: a. Membimbing, melindungi dan memberikan pendidikan agama pada istri Hal ini dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 80

  Ayat 1-3 yang berbunyi:

  (1) Suami adalah pembimbing, terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetap mengenai hal-hal urusan rumah bersama.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL SAWAH TAHUNAN (STUDI KASUS DI DESA PURWOREJO KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 90

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

FENOMENA MITOS LARANGAN PERNIKAHAN DI DESA JETIS DAN DESA ROGOMULYO KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 2 100

PENGUPAHAN DI TOKO PINTAR 3 PASAR BANDARJO UNGARAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum

0 0 93

KEHARMONISAN KELUARGA PELAKU PERNIKAHAN USIA DINI (STUDI KASUS DESA GIRIREJO KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 170

LARANGAN PERNIKAHAN SESUKU PADA SUKU MELAYU DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 81

ANJELO SEBAGAI SUMBER UTAMA NAFKAH UTAMA KELUARGA (Studi Kasus di Bandungan Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 94

PERKAWINAN ENDOGAMI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS ANGGOTA KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 89

HASIL PERKEBUNAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI DUSUN GAGATAN DESA KEMIRI TIMUR KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 106