PERKAWINAN ENDOGAMI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS ANGGOTA KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

PERKAWINAN ENDOGAMI DITINJAU

DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS ANGGOTA KADER

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA SALATIGA)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Muhamad Khafidzul Muhsin

  

NIM : 21113022

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga Di Salatiga

   Assala mu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : M. Khafidzul Muhsin NIM : 21113022 Judul :PERKAWINAN ENDOGAMI DITINJAU DARI

  HUKUM ISLAM (STUDI KASUS ANGGOTA KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA SALATIGA)

  dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagimana mestinya.

  Wassalamu

’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, 21 Maret 2018 Pembimbing, Dr. Ilyya Muhsin. S.H.I., M.Si NIP. 197909302003121001

KEMENTERIAN AGAMA

  PENGESAHAN Skripsi Berjudul: PERKAWINAN ENDOGAMI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS ANGGOTA KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA SALATIGA)

  Oleh: M. Khafidzul Muhsin

  NIM : 21113022 telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah s kripsi Fakultas Syari‟ah,

  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2018 dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam

  Dewan Sidang Munaqasyah Ketua Sidang :

  ……………………… .......................................... Sekretaris Sidang : ……………………….

  .......................................... Penguji I : ……………………….

  .......................................... Penguji II : ……………………….

  .......................................... Salatiga, 21 Maret 2018 Dekan Fakultas Syari‟ah Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.

  NIP.19670115 199803 2 00

   INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS SYARI’AH Jl. Nakula Sadewa V No.9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722

  Website E-mail : [email protected]

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : M. Khafidzul Muhsin NIM : 21113022 Judul :PERKAWINAN ENDOGAMI DITINJAU DARI HUKUM

  ISLAM (STUDI KASUS ANGGOTA KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA SALATIGA)

  menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 21 Maret 2018 Yang menyatakan M. Khafidzul Muhsin NIM: 21113022

  

MOTTO

ِمْلِعلا ِبَلَط يِف َجَرَخ ْنَم ِّالل ِلْيِبَس يِف َوُهَف

  

“Barang siapa keluar untuk mencari Ilmu maka dia

berada di jalan Allah” (H.R Turmudzi)

  PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karunian-Nya, shalawat salam semoga tetap tercurah kepada rasulullah SAW, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

   Kedua orang tua saya tercinta, KH. Khomasi dan Ibu Siti Malikah yang selalu memberi semangat, dukungan, doa dan kasih sayang tak terbatas.

   Kakak dan Adik saya, Syoffan, Mayda, Ika yang selalu memberi semangat dan dukungan serta tak henti mengingatkan agar saya menyelesaikan karya ini secepatnya untuk meraih cita-cita.  Dosen pembimbing saya, Bapak Dr. Ilyya Muhsin, S.HI.,M.Si., yang dengan ikhlas dan sabar membimbing, mengarahkan, serta mencurahkan waktu dan tenaganya sehingga skripsi ini terselesaikan.  Orang spesial bagi saya, Bening Permata Damarsari yang senantiasa memberikan motivasi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan pantang menyerah serta selalu ada bagi saya saat sedang dalam kesulitan.  Sahabat terbaik saya, Anak-anak GGS : Rudy Darussalam, Diky Kurnia,

  Ayis Rakasiwi, Machmut Fitriardi, Hajir Hikmawan, Susanto, Syamsul Arifin dan Syaecu Abdul Basith yang selalu memberi semangat untuk terus maju dan pantang menyerah.

   Seluruh sahabat lainnya dan teman-teman jurusan Ahwal Al Syakhshiyyah angkatan 2013 atas segala semangat dan hiburannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

  

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

  Alhamdulillahhirobbil ‟alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

  SWT, yang selalu memberikan rahmat serta hidayah dan taufiq-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PERKAWINAN ENDOGAMI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS ANGGOTA KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA SALATIGA) ” tanpa halangan yang berarti.

  Shalawat serta salam penulis ucapkan kepada nabi Akhiruzaman, Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta pengikutnya yang senantiasa setia dan menjadikannya suritauladan. Beliaulah visioner yang telah memberikan spirit perjuangan kepada penulis dan semoga kita semua sebagai umatnya mendapatkan Syafaatnya min hadza ila yaumil qiyamah, Aamiin Yaa Robbal ‟alamin.

  Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah tulus ikhlas membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan bayak terima kasih kepada: 1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Dr. Siti Zumrotun, M.Ag., Selaku Dekan Fakultas Syariah.

  3. Dr. Ilyya Muhsin, S.HI.,M.Si., Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syari‟ah yang juga selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas membimbing, mengarahkan, serta mencurahkan waktu dan tenaganya sehingga skripsi ini terselesaikan.

4. Sukron Ma‟mun, M.Si., selaku Ketua Program Studi Hukum Keluarga Islam.

  5. Seluruh dosen IAIN Salatiga, yang telah memberikan ilmunya yang sangat bermanfaat.

  6. Orang tua dan kakak-adik penulis yang telah memberikan dan mencurahkan segala kemampuannya untuk mendukung memenuhi keinginan penulis hingga saat ini. Tanpa mereka mungkin karya ini tidak akan pernah ada.

  7. Sahabat terbaik dan orang spesial yang selalu ada untuk memberi dukungan, semangat serta doa kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

  8. Seluruh teman-teman seperjuangan di Hukum Keluarga Islam angkatan 2013 atas segala semangat dan hiburannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

  9. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

  Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta pembaca pada umumnya. Aamiin.

  Salatiga, 18 Maret 2018 Muhamad Khafidzul Muhsin

  NIM : 211 13 020 ABSTRAK Khafidzul Muhsin, Muhamad

  . “Perkawina Endogami Ditinjau dari Hukum Islam

  (Studi Kasus Anggota Kader Partai Keadilan Sejahtera Salatiga) ”.

  Skripsi. Fakultas Syari‟ah. Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Dr. Ilyya Muhsin, S.HI., M. Si.

  Kata Kunci: Perkawinan, Perkawinan Endogami, Tinjauan Hukum Islam.

  Penelitian ini berusaha mengungkap problematika yang biasa terjadi dan bahkan menjadi suatu kebiasaan yaitu perkawinan endogami. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mengungkap bagaimana mengenai keluarga pelaku perkawinan endogami Pertayaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah bagaimana proses perkawinan endogami kader PKS Salatiga? Apakah faktor- faktor yang melatarbelakangi terjadinya perkawinan sesama kader PKS Salatiga? Bagaimanakah dampak positif dan dampak negatif perkawinan endogami kader PKS Salatiga? Bagaimanakah tinjauan hukum islam mengenai perkawinan endogamy anggota kader PKS Salatiga?

  Melalui penelitian kualitatif, peneliti berusaha untuk mengungkap fokus permasalahan diatas. Dengan metode tersebut dilakukan wawancara kepada beberapa narasumber sesuai dengan data yang dibutuhkan. Untuk mendukung penelitian ini, peneliti juga mencari sumber-sumber yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Peneliti juga akan menggunakan data serta dokumentasi yang ada. Dan untuk menguji hasil temuan data tersebut maka peneliti menganalisis data dengan menggunakan kerangka teoritik yang peneliti susun.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Pelaku Perkawinan Endogami dalam PKS Salatiga memiliki proses perkawinan yang berbeda-beda. Diantara proses tersebut adalah dengan melalui pengajuan proposal perkawinan kepada murabbi/murabbiah dan tanpa melalui pengajuan proposal perkawinan kepada murabbi/murabbiah. Pelaksanaan Perkawinan Endogami dalam PKS Salatiga sebenarnya banyak terjadi karena berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain ialah karena faktor kebijakan partai, faktor dorongan murabbi/murabbi‟ah, faktor ketaatan anggota terhadap partai, serta faktor ajaran konsep kafaah. Selain itu, perkawinan endogami dalam PKS juga memiliki beberapa dampak positif dan dan dampak negatif di dalamnya. Apabila ditinjau dari hukum islam, perkawinan endogami kader PKS Salatiga tidak relevan dengan beberapa ayat Al Quran dan Hadits yang ada seperti menjadikan tujuan utama perkawinan ialah sebagai ajang melebarkan sayap partai dan melahirkan generasi PKS yang lebih militant, lebih mempercayakan jodoh mereka kepada murabbi/murabbi‟ah dan partai, serta menjadikan kesetaraan dalam partai dan pendidikan sebagai kesetaraan utama.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii PENGESAHAN ............................................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv MOTTO ............................................................................................................ v PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6 D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 6 E. Telaah Pustaka .......................................................................... 7 F. Metode Penelitian ................................................................... 14

  1. Jenis Penelitian ................................................................ 14

  2. Pendekatan........................................................................ 15

  3. Kehadiran Peneliti ........................................................... 15

  4. Lokasi dan Subjek Penelitian .......................................... 16

  5. Sumber Data ..................................................................... 16

  6. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 19

  7. Analisa Data ..................................................................... 20

  8. Pengecekan Keabsahan Data ............................................ 21

  G. Sistematika Penulisan Penelitian ............................................. 22

  BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN ENDOGAMI, DAMPAK PERKAWINAN ENDOGAMI, DAN TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PERKAWINAN ENDOGAMI.....................................................................................23 A. Tinjauan Umum tentang Perkawinan Endogami ..................... 23

  1. Pengertian Perkawinan ....................................................... 23

  2. Pengertian Perkawinan Endogami ..................................... 27

  B. Dampak Perkawinan Endogami .............................................. 28

  1. Dampak Positif ................................................................... 28

  2. Dampak Negatif .................................................................. 28

  C. Tinjauan Hukum Islam Mengenai Perkawinan Endogami ...... 29

  1. Perkawinan Endogami Menurut Fiqh Islam ..................... 29

  2. Perkawinan Endogami Menurut KHI ............................... 34

  BAB III PERKAWINAN ENDOGAMI PADA KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA SALATIGA........................................ 36 A. Gambaran Umum Organisasi PKS ............................................ 36

  1. Profil Organisasi ............................................................... 36

  2. Visi Misi Organisasi ......................................................... 39

  3. Perangkat Organisasi ........................................................ 40

  4. Hak dan Kewajiban Anggota ........................................... 42

  5. Program Kerja .................................................................. 43

  B. Proses Perkawinan Endogami Anggota Kader PKS Salatiga .. 44

  1. Perkawinan Melalui Pengajuan Proposal Kepada Murabbi/Murabbiah .......................................................... 44

  2. Perjodohan Melalui Murabbi/Murabbiah Tanpa Proposal 49

  C. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perkawinan Endogami Anggota Kader PKS Salatiga ................................................... 50

  1. Faktor Kebijakan Partai ...................................................... 50

  2. Faktor Dorongan Murabbi/Murabbiah................................ 51

  3. Faktor Ketaatan Anggota Terhadap Partai.......................... 52

  4. Faktor Ajaran Konsep Kafaah ............................................ 52

  D. Dampak Perkawinan Endogami bagi Anggota Kader PKS Salatiga ..................................................................................... 53

  1. Dampak Positif ................................................................... 53

  2. Dampak Negatif .................................................................. 54

  BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM MENGENAI PERKAWINAN ENDOGAMI KADER PKS .......................................................... 57 A. Tujuan Perkawinan .................................................................... 57 B. Perjodohan Sesama Kader dalam Perkawinan ........................ 59 C. Kesetaraan Personal ................................................................. 61

  BAB V PENUTUP ....................................................................................... 63 A. Kesimpulan ............................................................................. 63 B. Saran ....................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 68

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kartu Keluarga Pasangan EWR dan NK.................................... 44Gambar 3.2 Proposal Perkawinan Kader PKS ............................................... 46Gambar 3.3 Blangko Proposal Perkawinan Kader PKS ................................. 48

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I Daftar Riwayat Hidup Lampiran II Penunjukan Pembimbing Skripsi Lampiran III Permohonan Izin Penelitian Lampiran IV Daftar Nilai SKK Lampiran V Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran VI Daftar Pertanyaan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan langkah awal pembentukan sebuah keluarga

  dan memiliki keterpaduan dalam merangkai hubungan diantara mereka serta segenap keluarga mereka. Jika kedua calon mempelai berasal dari kelas atau golongan yang tidak setara, maka dikhawatirkan akan terjadi kesulitan dalam mewujudkan hubungan yang harmonis yang pada akhirnya berujung pada bubarnya Perkawinan.

  Secara Sosiologi, keluarga merupakan hubungan antar individu yang sangat kuat dan mendalam bahkan dapat disebut juga dengan hubungan lahir batin yang disatukan melalui ikatan darah yang menunjukan kuatnya hubungan tersebut. Sebagaimana pendapat Suhendi (2001 : 43) yang mengatakan bahwa keluarga adalah hubungan antar individu tersebut yang bersatu dan tidak hanya berlangsung selama mereka masih hidup akan tetapi setelah mereka meninggal dunia pun masing-masing individu masih memiliki keterkaitan satu sama lainnya.

  Setiap keluarga yang dibentuk tentu akan diawali dengan perkawinan, karena hubungan antara laki-laki dan perempuan telah diatur dalam suatu norma yang disebut sebagai norma perkawinan. Dalam perundang-undangan di Indonesia, perkawinan diatur dalam pasal 1 Undang-Undang Pokok Perkawinan tahun 1974 yang menyebutkan bahwa Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No 1 Tahun 1974).

  Jika kedua calon mempelai berasal dari kelas atau golongan yang tidak setara, dikhawatirkan akan terjadi kesenjangan dan mengakibatkan perpecahan dalam rumah tangga ke depannya. Maka dari itu banyak terjadi perkawinan endogami, yaitu suatu perkawinan yang dilakukan oleh calon mempelai yang memiliki etnis, klan, suku, kekerabatan, serta lingkungan yang sama. Perkawinan yang dilakukan dalam lingkungan yang sama disebut juga setara atau sekufu atau dalam istilah islam dikenal dengan kafaah. Menurut Ghazali (2006 : 97) sekufu merupakan salah satu pertimbangan yang dianjurkan agama Islam ketika hendak melangsungkan perkawinan. Sekufu sendiri dalam perkawinan merupakan faktor lain yang tidak digolongkan sebagai rukun nikah, yang turut menunjang terciptanya kebahagiaan pasangan suami istri dan menjamin perempuan dari kegagalan dalam berumah tangga.

  Kesetaraan yang dikandung dalam beberapa literatur diasumsikan sebagai pertimbangan ideal dalam kelangsungan perkawinan. Ketimpangan yang terjadi dalam perkawinan akan menimbulkan masalah yang berkelanjutan dan besar kemungkinan menjadi sebuah awal sebuah perceraian.

  Pada praktiknya, dalam suatu komunitas tertentu, sekufu sering kali diidentikkan dengan penggolongan atau pengelompokan atas suatu komunitas eksklusif. Dalam penulisan ini, peneliti mendapati sebuah fenomena bahwa kader inti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memberikan perhatian secara penuh terhadap kader-kader mereka dalam memilih jodoh dengan sesama kader partai mereka, sehingga bagi kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagian besar dari mereka melakukan perkawinan endogami, dimana mereka tidak melakukan perkawinan dengan laki-laki maupun perempuan di luar anggotanya. Bahkan dalam mencari pasangan bagi kader-kadernya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempunyai biro jodoh yang terstruktur dengan rapi, dimana biro ini berfungsi menjodohkan antara ikhwan dan akhwat PKS.

  Lembaga ini bernama BKKBS atau Biro Kordinasi Keluarga Bahagia Sejahtera.

  Terdapat fakta bahwa kader inti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memberikan perhatian secara penuh terhadap kader-kader mereka dalam memilih jodoh dengan sesama kader partai mereka, sehingga bagi kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hampir sebagian besar tidak melakukan Perkawinan kecuali diantara mereka ada kesatuan fikrah (ideologi). Allah SWT. Berfirman :

  ُطاَّْىٱ اٌََُّٖأَٰٓ ٌَ َُِّإ ْۚ آَُٰ٘فَساَعَرِى َوِئَٰٓاَثَقَٗ اٗتُ٘عُش ٌُۡن َْۡيَعَجَٗ ىَصُّأَٗ ٖشَمَر ٍِِّ ٌُن َْۡقَيَخ اَِّّإ ٣١

  ََّللّٱ َِّللّٱ ٞشٍِثَخ ٌٌٍِيَع َُِّإ ٌُْۚۡن ىَقۡذَأ َذِْع ٌُۡنٍََش ۡمَأ

“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang

paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Mengenal.” (QS. Al Hujurat : 13)

  Peran murabbi/murabbi ‟ah (pembina) dalam proses mencarikan pasangan bagi kader PKS sangat besar, para murabbi/m urabbi‟ah akan merekomendasikan atau ikut campur seperti halnya orang tua dari kader PKS yang akan menikah. Jika kemudian seorang kader memilih menikah dengan orang non kader PKS, kader tersebut tetap dapat menikah namun dengan syarat-syarat tertentu.

  Perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal guna memperoleh keturunan yang sah seperti diatur dalam ayat-ayat Al Quran maupun As Sunnah, membentuk rumah tangga yang berbasis pada kasih sayang dan cinta sehingga mampu memberikan spirit dalam menumbuhkan semangat untuk meningkatkan pendapatan berupa rezeki yang halal dan memperbesar rasa tanggung jawab. Dalam mencapai tujuan tersebut, suami istri perlu saling membantu dan melengkapi agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadian dalam mencapai kesejahteraan spiritual dan material.

  Ikatan perkawinan merupakan unsur pokok dalam pembentukan keluarga yang harmonis dan penuh rasa cinta kasih, maka dalam pelaksanaannya diperlukan norma hukum yang mengaturnya. Penerapan norma hukum dalam pelaksanaan perkawinan terutama diperlukan dalam mengatur hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga guna membenuk rumah tangga yang bahagia dan sejahtera.

  Dalam ketentuan hukum, menurut Idris Ramulyo (2006 : 201) perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai. Seorang calon mempelai yang akan melangsungkan perkawinan setidaknya harus mengenal dulu bagaimana bibit, bebet, bobot, dan sifat pasangannya agar tercapai keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah dan harmonis. Perkawinan endogami sendiri sebenarnya tidak diatur secara khusus dalam hukum islam. Islam membebaskan seseorang untuk menikah baik secara endogami maupun eksogami. Dalam islam hanya dibatasi seseorang yang menikah hendaknya seiman dan seagama.

  Dari latar belakang yang telah ditulis diatas, penulis tertarik untuk mencoba meneliti dan menganalisis lebih dalam mengenai perspektif hukum islam mengenai perkawinan endogami yang terjadi dalam perkawinan kader PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Oleh karena itu, maka peneliti mencoba melakukan penelitian pada kader PKS dengan judul

  “PERKAWINAN ENDOGAMI DALAM PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS ANGGOTA KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA SALATIGA) ”.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana proses perkawinan endogami kader PKS Salatiga?

  2. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya perkawinan sesama kader PKS Salatiga?

  3. Bagaimana dampak positif dan negatif perkawinan endogami kader PKS Salatiga?

  4. Bagaimana tinjauan hukum islam mengenai perkawinan endogami anggota kader PKS Salatiga?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui bagaimana proses perkawinan endogami kader PKS Salatiga.

  2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya perkawinan endogami kader PKS Salatiga.

  3. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif perkawinan endogami kader PKS Salatiga.

  4. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum islam mengenai perkawinan endogami anggota kader PKS Salatiga.

  D. Kegunaan Penelitian

  Untuk memberikan hasil penelitian yang berguna serta diharapkan mampu menjadi dasar secara keseluruhan untuk dijadikan pedoman bagi pelaksanaan secara teoritis maupun praktis, maka penelitian ini sekiranya dapat bermanfaat, diantaranya:

  1. Kegunaan Teoritis

  a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap fiqh munakahat dan penerapan hukum islam dalam praktek perkawinan endogami.

  b. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan pengembangan pola pikir yang kritis sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ilmu fiqh. c. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

  d. Guna menjadi tambahan informasi dan referensi dalam ilmu hukum islam, khususnya mengenai perkawinan endogami dan keharmonisan keluarga.

  2. Kegunaan Praktis

  a. Menambah pengetahuan dan wacana pembaca mengenai perkawinan endogami serta memberi pemahaman mengenai tinjauan hukum islam mengenai perkawinan endogami.

  b. Dapat memberikan manfaat tersendiri khususnya pada kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan simpatisan PKS.

E. Telaah Pustaka

  Skripsi karya Nuril Farida Maratus (2013) berjudul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Kafaah dalam Perkawinan pada Masyarakat Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar”. Skripsi ini memiliki dua rumusan masalah, yaitu pertama, bagaimana praktik dan pemahaman kafaah dalam perkawinan pada masyarakat Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar; dan kedua, bagaimana tinjauan hukum islam terhadap praktik kafaah dalam perkawinan pada masyarakat Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Dalam penelitian tersebut, Peneliti menyimpulkan bahwa masyarakat Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar tidak seluruhnya mengetahui tentang kafaah dalam perkawinan, hal tersebut dikarenakan perbedaan latar belakang pendidikan, organisasi, pekerjaan, dll. Namun ada beberapa masyarakat yang mengetahui kafaah dengan baik. Menurut mereka kafaah adalah adanya keseimbangan dan kesepadanan antara suami istri. Dalam tradisi adat jawa, masyarakat lebih akrab dengan adanya istilah bibit, bebet, dan bobot. Bibit yang berarti berasal dari keluarga, seperti apa calon pasangan. Bebet berarti kesiapan seseorang dalam memberi nafkah keluarga daan dititik beratkan pada aspek ekonomi.

  Bobot berarti kualitas seseorang, biasanya meliputi aspek pendidikan, akhlak, dan agama. Penulis juga menimpulkan bahwa tinjauan hukum islam terhadap praktik kafaah dalam perkawinan pada masyarakat Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar yakni adanya konsep bibit, bebet, dan bobot seperti yang dikenal ditengah masyarakat haruslah didasarkan pada ajaran islam, bukan pada tradisi masyarakat.

  Skripsi karya Ye si Yuliana (2010) berjudul “Proses Ta‟aruf Dalam Membentuk Keluarga (Studi Kasus Pada Keluarga Kader Partai Keadilan Sejahtera (Pks)

  Di Kelurahan Gedung Meneng)”. Skiripsi ini memiliki dua rumusan masalah, yaitu pertama, bagaimanakah proses ta‟aruf dalam membentuk keluarga; dan kedua, apakah kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam proses ta‟aruf. Dalam penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa proses ta‟aruf adalah proses menukar biodata yang dilakukan oleh pihak laki-laki dan perempuan yang belum menikah yang diperantarai oleh seorang murobbi dengan tujuan untuk melangsungkan perkawinan

  . Proses ta‟aruf diawali dengan perkenalan via kertas (biodata) dan dilanjutkan dengan via lisan (pertemuan). Proses ta‟aruf dilakukan dengan penuh pertimbangan.

  Banyak hal yang dipertimbangkan dalam proses ta‟aruf mulai dari kondisi keimanan, psikologi pasangan, pekerjaan, penghasilan, aktivitas keseharian, keterampilan, pemahaman bahasa yang dikuasai, kesehatan, keluarga besar dan lain-lainnya. Keterkaitan prose s ta‟aruf dengan teori AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, Latency) bahwa proses ta‟aruf terdapat adaptasi (adaptation) yaitu menyesuaikan dan belajar mengenali kharakter pasangan seperti yang tertulis dalam biodata dan dibuktikan dalam perkenalan secara langsung. Adaptasi ini tidak hanya berlangsung pada waktu pra nikah akan tetapi setelah menikah pun masih harus dilakukan. Berkaitan dengan tujuan (goal attainment) yaitu dari segi eksternal bahwa perkawinan melalui proses ta‟aruf yang diprogramkan oleh

  Partai Keadilan Sejahtera ini bertujuan untuk menyelesaikan dan meminimalisir masalah yang terjadi dalam keluarga kader dan dari segi internalnya bahwa perkawinan bertujuan untuk menyempurnakan ibadah kader sebagai faktor yang utama dan yang kedua, menciptakan keluarga yang sakinah, mawadah, wa rahmah. Berkaitan dengan integrasi (integration) yaitu cara meminimalisir hambatan yang terdapat dalam proses ta‟aruf berasal dari faktor eksternal (keluarga) dan faktor internal (pihak yang berta‟aruf) dan yait cara-cara yang ditempuh kader untuk memberikan pengarahan kepada keluarga mengenai mekanisme Ta‟aruf dan yang dilakukan oleh Biro Samarada yang selalu memberikan pengawasan dan memantau secara tidak langsung melalui berbagai program kegiatan keluarga samarada yang ditujukan untuk keluarga yang menikah melalui proses ta‟aruf. Kaitannya dengan fungsi laten (latency) dari proses ta‟aruf yaitu proses ta‟aruf mempunyai tujuan untuk menjaga kesatuan dan keutuhan keluarga kader dan sebagai basis rekruitmen kader Partai Keadilan Sejahtera. Dalam penelitian ini juga dikatakan bahwa Kelebihan dari proses ta‟aruf dalam PKS adalah prose s ta‟aruf sangat menjaga privacy masing-masing pihak yang berta‟aruf sehingga jika terjadi kegagalan dalam proses ta‟aruf, tidak banyak diketahui banyak orang sehingga pihak- pihak yang berta‟aruf tidak malu; Kriteria calon suami/istri yang diinginkan bisa tercapai melalui proses ta‟aruf secara umum, serta proses ta‟aruf merupakan proses yang istimewa dan tidak membosankan karena pacar an dilakukan setelah menikah. Kekurangan dari proses ta‟aruf ini adalah berkaitan dengan waktu yang digunakan kader akhwat untuk menunggu biodata ikhwan lebih lama; Proses perkenalan yang dilakukan secara malu dan kurang terbuka menyebabkan kesulitan mengenali watak dan karakter pasangan; dan Kesulitan dalam proses adaptasi dan komunikasi dengan pasangan setelah melangsungkan perkawinan.

  Skripsi karya Ahmad Nuh (2014) berjudul “Implementasi kafaah di kalangan kader inti di DPW PKS Sulawesi Selatan”. Skripsi ini memiliki dua rumusan masalah, yaitu pertama, apa makna kafā`ah bagi kader Inti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Selatan; dan kedua, bagaimana penerapan kafā`ah bagi kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Selatan. Dalam penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pandangan sekufu tidaknya seseorang selain dilihat dari aspek agamanya juga mengacu pada latar belakang keluarga dan pemahamannya terhadap tarbiyah. Penulis juga menjelaskan bahwa perkawinan sesama kader membawa dampak positif berupa kesolidan khususnya di level kekuatan mesin politik PKS sehingga membantu pemenangan-pemenangan dalam pilkada, sedangkan dengan non kader membuat binaannya menjelaskan kepada pasangannya informasi- informasi yang tidak benar yang menyangkut PKS.

  Skripsi karya Sukma Fenilia (2012) berjudul “Proses Ta‟aruf Pasca Menikah Pada Pasangan Kader Partai Keadilan Sejahtera (Studi Kasus Pada Keluarga Kader Partai Keadilan Sejahtera Di Kelurahan Gedong Air, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung)

  ”. Penelitian ini memiliki satu rumusan masalah yaitu bagaimanakah proses ta‟aruf pasca menikah pada pasangan kader. Dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa proses ta‟aruf pasca menikah adalah proses untuk saling mengenali diri masing-masing pasangan, keluarga besar kedua belah pihak dan juga lingkungan sekitar. Proses ta‟aruf pasca menikah pada pasangan kader Partai Keadilan Sejahtera lebih berorientasi untuk memberikan perawatan terhadap kasih sayang antara suami dan istri yang melalui serangkaian usaha dalam menyatukan keduanya menjadi satu kepaduan yang saling melengkapi dan menerima serta menghargai satu sama lainnya. Dalam hal ini, ditentukan oleh adanya proses ta‟aruf antara suami dan istri dimana terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui yaitu kemampuan menyesuaikan karakter pasangan, kualitas interaksi yang baik, dan menciptakan kunci keharmonisan dalam menjaga keutuhan keluarga. Dalam penelitian ini juga dijelaskan tentang hambatan dan strategi dalam proses ta‟aruf pasca menikah yang meliputi hambatan dalam menyesuaikan karakter masing-masing pasangan yang berbeda, dimana sebagian informan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan karakter pasangan, Mengenai pola interaksi/komunikasi dengan pasangan yang berbeda, dan Kesulitan dalam membangun hubungan dengan keluarga besar kedua belah pihak, dimana tingkat keleluasaan bersosialisasi informan berbeda-beda. Ada informan yang mudah masuk kelingkungan yang lebih besar, namun ada juga yang tidak bisa dengan cepat untuk masuk kelingkungan tersebut. Strategi dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam proses ta‟aruf pasca menikah yaitu dengan menyesuaikan dan menyatukan perbedaan karakter dengan pasangan, saling mengenal serta memahami pola komunikasi masing-masing pasangan dan memberikan pemahaman serta pengertian dalam membangun hubungan dengan keluarga besar kedua belah pihak.

  Skripsi karya Rahma Hayati Harahap (2017) berjudul “Praktek Sosial Seleksi Jodoh Menggunakan Ta‟aruf” skripsi ini memiliki satu rumusan masalah yaitu, Bagaimana praktik sosial seleksi jodoh (mate selection) menggunakan metode ta‟aruf pada perkawinan kader partai keadilan sejahtera (PKS) di kota padang. Penelitian ini memberikan kesimpulan persepsi kader PKS tentang proses ta‟aruf adalah sebagai cara yang diajarkan Islam, ta‟aruf sebagai cara untuk mengenal pasangan dan ta‟aruf sebagai cara untuk mendapatkan pasangan se-fikrah. Secara umum, dapat dikatakan bahwa kader PKS menggunakan metode ta‟aruf untuk membentuk keluarga Islami yang menerapkan aturan-aturan Islam salah satunya aturan Islam dalam memilih jodoh menggunakan metode ta‟aruf. Aturan-aturan yang diberlakukan dalam ta‟aruf untuk kader PKS yang akan menikah adalah ta‟aruf harus diperantai oleh murabbi‟ah kader, adanya batasan berinteraksi yang diawasi oleh mura bbi‟ah masing-masing kader, dan mengutamakan perkawinan dengan kader se-fikrah dalam hal ini yaitu kader yang juga tarbiyah dilihat dari kegiatan pengajian rutinnya atau yang disebut dengan liqa‟. Aturan ini seperti yang dijelaskan oleh teori Giddens merupakan struktur yang mengekang (constraining) pelaku. Struktur ini berasal dari norma agama yang diberlakukan oleh PKS kepada kadernya.

  Penelitian Ilyya Muhsin (2017) berjudul “Endogamous Marriage Of

  Jamaah Tarbiyah A Sociological Study Of The Jamaah Tarbiya h Salatiga”. Pada dasarnya penelitian ini berupaya untuk meneliti pernikahan endogami dalam perspektif sosiologis dan objeknya adalah Jamaah Tarbiyah di Salatiga.

  Peneliti melakukan investigasi secara mendalam terhadap para pelaku baik itu secara formal maupun informal. Penelitian ini menggunakan analisis sosiologis dan teori yang digunakan yaitu teori modal dan habitusnya Pierre Bourdieu. Kesimpulannya, Jamaah Tarbiyah adalah satu kelompok eksklusif yang memiliki anggota yang dibina secara berstruktur, bersistem, dan berjenjang, sehingga memunculkan militansi dari para kadernya. Dengan adanya militansi tersebut, Jamaah Tarbiyah memiliki kuasa untuk bisa bertindak koersif dalam mengeluarkan kebijakan, termasuk dalam hal ini adalah pernikahan endogamis, pernikahan diantara sesama anggota Jamaah

  Tarbiyah. Hal ini dilakukan untuk menjaga manhaj, martabat dan perjuangan Tarbiyah.

  Dari beberapa penelitian yang telah penulis pelajari, pada hakikatnya pembahasan tentang perkawinan endogami sudah ada, pembahasan yang membahas mengenai perkawinan kader PKS juga telah banyak. Tetapi sejauh yang penulis ketahui belum ada sebuah penelitian yang membahas secara detail tentang tinjauan hukum islam mengenai perkawinan endogami, dimana perkawinan itu dilakukan oleh anggota kader PKS Salatiga. Oleh karena itu, menurut penulis akan sangat menarik jika perkawinan endogami yang ada didalam organisasi PKS Salatiga diteliti, ditelaah, dan diangkat untuk dijadikan sebuah karya ilmiah. Dalam penelitian ini penulis akan lebih menekankan pada tinjauan hukum islam mengenai perkawinan sesama kader organisasi PKS atau perkawinan endogami pada anggota kader PKS.

F. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial. Oleh karena itu, peneliti memilih jenis penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan wawancara mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang jelas.

  Menurut soerjono soekanto (1986 : 43) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan temuan-temuan yang tidak diperoleh oleh alat-alat prosedur statistik atau alat-alat kuantifikasi lainnya. Hal ini dapat mengarah pada penelitian tentang kehidupan, sejarah, perilaku seseorang atau hubungan-hubungan interaksional.

  2. Pendekatan Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologis-normatif. Pendekatan sosiologis yaitu dengan menggambarkan keadaan organisasi secara utuh, lengkap dengan struktur lapisan serta gejala sosial lainnya yang saling berkaitan satu sama lain. Sedangkan pendekatan normatif yaitu menggambarkan peraturan dan tinjauan hukum yang mengikat mengenai perkawinan endogami. Sehingga secara sosiologis akan dapat diketahui bagaimana praktik dan alasan terjadinya perkawinan endogami serta dampak dari perkawinan endogami, dan secara normatif akan dapat diketahui bagaimana tinjauan hukum islam mengenai perkawinan endogami.

  3. Kehadiran Peneliti Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan sangat penting dan diperlukan secara optimal. Peneliti merupakan salah satu instrument kunci yang secara langsung mengamati, mewawancarai dan mengobservasi subyek yang diteliti.

  Dalam penelitian ini, peneliti merupakan pengamat penuh, yaitu mengamati praktik dan alasan terjadinya perkawinan endogami anggota kader PKS Salatiga. Selain itu, kehadiran peneliti juga diketahui subyek penelitian.

  4. Lokasi dan Subjek penelitian Lokasi penelitian ini adalah pada organisasi PKS Salatiga dengan fokus penelitian anggota kader PKS Salatiga, khususnya yang melakukan perkawinan endogami.

  Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi pada organisasi PKS karena pada organisasi ini sebagian besar pasangan suami istri telah melakukan perkawinan sesama anggota kader PKS. Dalam hal ini, peneliti memiliki 3 narasumber yang melakukan perkawinan endogami sesama kader PKS Salatiga, yaitu pasangan EWR dan NK , pasangan IW dan TLN, serta pasangan HG dan DW.

  5. Sumber Data

  a. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber primer, yakni sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut

  (Amirin, 2002: 132) macam-macam data primer sebagai berikut: 1) Hasil Observasi

  Hasil observasi adalah hasil yang menjelaskan suatu informasi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang akan diobservasi berdasarkan dengan fakta yang ada secara sistematik dan objektif (Moeloeng, 2002 : 172). Dari observasi ditemukan pasangan suami istri anggota organisasi PKS telah melakukan perkawinan endogami.

  Dari hasil observasi yang diperoleh, sebagian besar kader PKS melangsungkan perkawinan endogami karena menjunjung tinggi kesetiaan pada organisasi. Bagi mereka, organisasi ialah di atas segalanya, sehingga mereka bersedia menikah dengan sesama anggota kader meskipun dengan jalan dijodohkan atau kedua pihak belum mengenal lebih dekat satu sama lain. 2) Informan

  Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasinya tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Jadi seorang informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar belakang penelitian. Seorang informan berkewajiban secara suka rela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan dengan kesuka relaannya ia dapat memberi pandangan dari segi orang dalam, tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat (Moeloeng, 2002: 90). Informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah anggota kader PKS yang terdiri dari: para pelaku perkawinan endogami, para murabbiah, juga para tokoh yang dianggap paham dan mengetahui permasalahan tersebut. Selain sumber tersebut, ada juga sumber berupa keterangan dari perangkat organisasi PKS.

  3) Dokumen Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film

  (Moeloeng, 2002:161). Sumber tertulis dapat terbagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi (Moeloeng, 2002:113). Dalam penelitian ini ialah berupa setiap bahan tertulis berupa data-data mengenai perkawinan endogami anggota kader PKS.

  Dalam penelitian ini, bentuk dokumen yang akan dikumpulkan peneliti adalah berupa Kartu Keluarga (KK), Kartu Anggota dan Foto Keluarga.

  b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli yang memuat informasi atau data tersebut (Amirin, 2002:

  132). Dalam penelitian ini dapat berupa keterangan dari berbagai sumber, seperti buku, artikel, dan lain sebagainya.

  6. Teknik Pengumpulan data

  a. Observasi Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian dan tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006: 229).

  Observasi adalah sebuah pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara langsung mengenai obyek penelitian. Dalam metode ini penulis gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi subyek penelitian.

  Dalam penelitian ini, Penulis melakukan pengamatan baik dengan melihat, memperhatikan, mendengar atau sebagainya tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam observasi ini peneliti menggunakan metode observasi terkendali dimana peneliti tidak perlu berbaur dengan obyek penelitian dan mengikuti aktifitas yang mereka lakukan, peneliti cukup menempatkan objek yang akan diteliti dalam satu lingkup.

  b. Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara

  (Arikunto, 2006: 145).

Dokumen yang terkait

SISTEM PENGELOLAAN DANA TANGGUNG RENTENG KELOMPOK SEJAHTERA BUMI JAYA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI KARANGSALAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Eko

0 0 102

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

POLA PEMBAGIAN HARTA WARIS DI DUSUN JENGGLONG, KELURAHAN KADIPATEN, KECAMATAN ANDONG, KABUPATEN BOYOLALI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenui Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 82

ZAKAT UNTUK BEASISWA PENDIDIKAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (STUDI DI LEMBAGA AMIL ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 104

PENGUPAHAN DI TOKO PINTAR 3 PASAR BANDARJO UNGARAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum

0 0 93

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 121

PENENTUAN WAKTU PERNIKAHAN DI DESA TAJUK DALAM BINGKAI HUKUM PERKAWINAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 106

PENGARUH PEMBINAAN KEROHANIAN ISLAM TERHADAP KESADARAN BERAGAMA BAGI NARAPIDANA (STUDI KASUS DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 126

Susukan Tahun 2010 ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 84