HASIL PERKEBUNAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI DUSUN GAGATAN DESA KEMIRI TIMUR KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

MABDA’ AR -RIDHA’IYYAH DALAM TRANSAKSI JUAL BELI

HASIL PERKEBUNAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

(STUDI KASUS DI DUSUN GAGATAN DESA KEMIRI TIMUR

  

KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

DWI MAYAWATI

NIM: 21413005

  JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI ’AH FAKULTAS SYARI ’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  

MOTTO

“Orang yang berjiwa besar memiliki dua hati. Yakni, satu hati menangis

dan satu lagi bersabar”

  

“ Sesungguhnya hanya orang-orang yang takut kepada Allah, merekalah

orang yang punya ilmu”

  

PERSEMBAHAN

  Skipsi ini penulis persembahkan kepada : 1.

  Kedua orang tua ku tercinta Bapak Mashuri dan Ibu Kunariyah yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan dan doa yang tak pernah putus bagi putra putrinya.

  2. Pengasuh PPTI Al-Falah Salatiga K.H Zuemri RWS (Alm) serta Hj. Lathifah Zoemri beserta keluarga.

  3. Kakak dan adikku tercinta Mas Ali Muhyidin, Mbak Wiwik Nur Aeni, Dek Zidan Arsyil Maulana dan Dek Zidny Ghufron Al-Fatih terimakasih atas motivasinya.

  4. Sahabat-sahabatku tercinta ( Yuliana Indah, Umi Nur Baiti, Rohana Pujiastuti, Vani Listianti, Istiyani, Masruroh, Zuni Ma‟rifah, Siti Nur Fandhilah, Hanifatul Masruroh, Naryanti,Fathimah) yang selalu memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi.

  5. Keluarga besar Fakultas syari‟ah IAIN Salatiga 6.

  Teman-teman tercinta S1 Hukum Ekonomi Syari‟ah 2013 7. Keluarga besar Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah , Segala puji bagi Allah SWT, tempat memohon pertolongan

  dan ampunan, tempat berlindung dari segala kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan. Barang siapa diberi petunjuk oleh-Nya, maka tidak aka nada yang mampu menyesatkan dan barang siapa disesatkan-Nya, maka tidak ada yang mampu memberi petunjuk.

  Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah tulus untuk membawa risalah dan membebaskan umat Islam dari belenggu kebodohan.

  Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah berjasa dan senantiasa memberikan dukungan, bimbingan, arahan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dihaturkan rasa terima kasih, terutama kepada:

  1. Rektor Institut Agama Islan Negeri (IAIN) Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Dr.

  Siti Zumrotun,. M.Ag 3. Kepala Program Studi Hukum Ekonomi Syari‟ah, Ibu Evi Ariyani, S.H, MH.

  4. Pembimbing skripsi Ibu Heni Satar N, SH.,M.Si. atas bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan.

  5. Bapak Ibu dosen Fakultas Syariah yang telah memberikan ilmunya selama menempuh pendidikan SI Hukum Ekonomi Syari‟ah

  6. Ibu Hj. Latifah selaku pengasuh PPTI AL-Falah yang telah membina, mendidik, dan mencurahkan ilmunya kepada penulis selama studi di ponpes.

  7. Bapak Winulyo selaku Kepala Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang yang telah memberi ijin penelitian bagi penulis.

  8. Bapak Mashuri dan Ibu Kunariyah tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

  9. Kakak tercinta Ali Muhyidin dan Wiwik Nur Aeni yang telah memberikan bantuan dan motifasi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

  10. Adik tercinta Zidan Arsyil Maulana dan Zidny Ghufron Al-fatih yang telah memberi hiburan disaat dirumah

  11. Segenap keluarga besar angkatan 2013 santri Al-Falah.

  12. Segenap Keluarga besar SI Hukum Ekonomi Syari‟ah angkatan 2013 13.

  Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan skipsi ini.

  Akhirnya penulis hanya bisa berdoa, semoga semua amal dan kebaikan semua pihak dapat diterima dan cicatat disisi Allah sebagai amal yang Sholeh dan mendapatkan balasan sebaik-baiknya.

  Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini melainkan Dia yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan pada semua pihak untuk memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini. Dan penulis berharap semoga tulisan ini guna dan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 21 Agustus 2017 Penulis

  

ABSTRAK

Mayawati, Dwi. 2017.

  Mabda‟ ar- ridha‟iyyah dalam Transaksi Jual Beli Hasil

Perkebunan Ditinjau dari Hukum Islam (Studi Kasus di Dusun Gagatan Desa

Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang).

  Skipsi. Fakultas Syari‟ah Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah. Isntitut Agama Islam Negeri Salatiga (IAIN). Pembimbing Heni Satar. N. S.H., M.Si.

  

Kata Kunci : Mabda’ ar-ridha’iyyah, Transaksi Jual beli, Hasil Perkebunan,

Hukum Islam.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktik Azas konsensualisme dalam transaksi jual beli hasil perkebunan di Dusun Gagatan Desa Kemiri Timur Kecamatan subah Kabupaten Batang dan untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam.

  Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode pengumpulan data, observasi, wawancara dan studi pustaka. Sifat penelitian yakni deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan normative yuridis untuk memperoleh kesimpulan dan analisis menurut hukum Islam.

  Mabda‟ ar-ridha‟iyyah atau azas kerelaan menyatakan bahwa semua

  perikatan yang dilakukan oleh para pihak harus didasarkan kepada kerelaan semua pihak yang terlibat didalamnya. Kerelaan para pihak yang melakukan perikatan merupakan entitas yang menjiwai setiap perikatan dalam Islam sekaligus melandasi semua transaksi yang terjadi. Klausul ijab qabul merupakan representasi dari kesepakatan para pihak dalam melakukan suatu perikatan.

  Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyimpulkan bahwa dalam praktik Mabda‟ ar- ridha‟iyyah atau azas kerelaan dalam transaksi jual beli hasil perkebunan yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Gagatan Desa Kemiri timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang masih adanya unsur paksaan. Dari segi akad masih mengandung kesamaran karena terdapat paksaan atau harus menerima begitu saja yang sebelumnya tidak adanya unsur perjanjian.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... I NOTA PEMBIMBING .................................................................................. Ii

PENGESAHAN .............................................................................................. Iii

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... Iv

MOTTO ........................................................................................................... V

PERSEMBAHAN ........................................................................................... Vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... Viii

ABSTRAK ....................................................................................................... X

DAFTAR ISI ................................................................................................... Xi

BAB I : PENDAHULUAN

  1 A. Latar Belakang Masalah.....................................................................

  B.

  Rumusan Masalah................................................................................

  6

  6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................

  D.

  6 Manfaat Penelitian ..............................................................................

  E.

  Penegasan Istilah ................................................................................

  7 F. Tinjauan Pustaka .................................................................................

  10 G. Metodologi Penelitian ........................................................................

  12 H.

  17 Sistematika Penelitian .........................................................................

  BAB II : KERANGKA TEORETIK A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian ......................................................................

  37

  46

  45

  Pelaksanaan Mabda‟ ar-ridha‟iyyah dalam Transaksi Jual Beli Hasil Perkebunan di Dusun Gagatan Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang

  B.

  3. Sarana Prasarana ............................................................................

  2. Potensi Wilayah ..............................................................................

  Letak Geografis Desa Kemiri Timur ..............................................

  Gambaran Umum Desa Kemiri Timur 1.

  40 BAB III : HASIL PENELITIAN A.

  38

  31

  2. Syarat-syarat Sahnya Perjanjian .....................................................

  29

  24

  19

  2. Syarat dan Rukun Jual Beli ............................................................

  Pengertian Jual Beli ........................................................................

  C. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli 1.

  2. Akibat Hukum Mabda‟ ar-ridha‟iyyah ..........................................

  Pengertian Mabda‟ ar- ridha‟iyyah.................................................

   Mabda‟ ar-ridha‟iyyah 1.

  B.

  3. Batalnya Perjanjian ........................................................................

  51

  1.

  54 Bentuk Jual Beli ..........................................................................

  56 BAB IV : ANALISIS DATA A.

  2. Transaksi Pembayaran .................................................................

  Analisis Terhadap Pelaksanaan Mabda‟ ar-ridha‟iyyah dalam Transaksi Jual Beli Hasil Perkebunan di Dusun Gagatan Desa Kemiri

  58 Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang .......................................

  B.

  Analisis Mabda‟ ar-ridha‟iyyah dalam Transaksi Jual Beli Hasil Pertanian di Dusun Gagatan Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang .............................................................................

  63 BAB V : PENUTUP

  70 A. Kesimpulan .....................................................................................

  B.

  Saran ...............................................................................................

  71 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai mahluk sosial, manusia mempunyai hasrat untuk hidup

  bersama, lebih-lebih dalam zaman modern ini tidak mungkin bagi seseorang untuk secara layak dan sempurna tanpa bantuan dari kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk,diantaranya dalam bentuk perjanjian (Kamus Inggris Indonesia, 1995: 144).

  Dalam kamus besar bahasa Indonesia , kontrak diartikan pertama perjanjian (secara tertulis) antara dua pihak diperdagangan, sewa menyewa dan sebagainya, yang kedua persetujuan yang bertransaksi hukum antara dua belah pikak atau lebih untuk melakukan atau tidak melakukan.

  Secara etimologi perjanjiandalam bahasa arab diistilahkan dengan akad atau kontrak. Menurut Sudikno Martokusumo (1996:103-104), perjanjian adalah hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Menurut perjanjian yang klasik, perjanjian adalah perbuatan hukum, bukan hubungan hukum, sesuai bunyi pasalnya (pasal 1313 KUH Perdata) yang menyatakan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang mengikatkan dirinya dengan satu orang lain nya atau lebih. Dua pihak itu sepakat untuk menentukan peraturan atau kaedah atau hak dan kewajiban, yang mengikat mereka untuk ditaati dan dijalankan. Kesepakatan itu dalah untuk menimbulkan akibat hukum, menimbulkan hak dan kewajiban dan kalau kesepakatan itu dilanggar maka ada akibat hukumnya, sipelanggar dapat dikenakan akibat hukum atau sanksi. Menurut definisi yang konvensional perjanjian bukan hubungan hukum melainkan perbuatan hukum.

  Dalam hukum Eropa Kontinental, syarat sahnya perjanjian telah diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata atau pasal 1365 Buku IV NBW (BW baru) Belanda, Pasal 1320 menentukan empat syarat perjanjian adalah sebagai berikut: 1.Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat perjanjian (sepakat). 2.Ada kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian. 3.Ada sesuatu objek tertentu. 4. Ada sesuatu sebab yang halal.

  Jual beli menurut B.W adalah suatu perjanjian timbal balik dalam mana pihak yang satu (si penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedang pihak yang lainnya (si pembeli) berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut.

  Jual beli (al-

  bay‟) secara bahasa adalah memindahkan hak milik

  terhadap benda dengan akad saling mengganti (Aziz, 2010: 23).Menurut pengertian syari‟at jual beli adalah pertukaran harga atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dibenarkan (Sabiq, 1987: 45).

  Adapun landasan hukum tentang jual beli, yaitu firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi: Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat

  berdiri melainkan seperti berdirinya orang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah talah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan): dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka: mereka kekal di dalamnya.”

  Adapun rukun dan syarat jual beli yaitu: Penjual dan pembeli, Uang dan benda yang dibeli dan lafal ijab kabul (Dewi dkk, 2006: 100- 102). Hal tersebut harus dipenuhi semua, jika salah satu rukun dan syarat sah tidak terpenuhi, maka hal tersebut dikatakan jual beli tidak sah menurut hukum islam.

  Dalam hukum kontrak syari‟ah disebut dengan mabda‟ ar-

  

ridho‟iyyah atau asas kerelaan yang menyatakan bahwa semua kontrak

  yang dilakukan oleh para pihak harus didasarkan kepada kerelaan semua pihak yang terlibat didalamnya (Abdullah, 2015:295).

  Ulama fiqh menetapkan bahwa akad yang telah memenuhi rukun dan syaratnya mempunyai kekuatan mengikat terhadap pihak-pihak terkait yang melakukan akad. Akan tetapi untuk mencapainya ketentuan tersebut perlu diperhatikan lebih jauh terkait dengan sahnya suatu akad. Kaidah terpenting dalam akad adalah terwujudnya kerelaan kedua belah pihak dari pengungkapan dari kerelaan ijab dan kabul sebagai ekspresi verbal dari keduanya harus diungkapkan dengan jelas. Dengan adanya prinsip antaradin (prinsip saling menguntungkan), diharapkan manusia mengekspresikan kehendaknya masing-masing tanpa adanya unsur keterpaksaan dalam memenuhi kebutuhannya dengan tanpa mengekspioitasi pihak lain. Ada beberapa hal yang bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan pelaku tersebut adalah ikrah (pakasaan pihak lain),

  

galat (kesalahan pada obyek transaksi), tadlis (penipuan) dan gabn (tidak

ada kesesuaian harga dengan obyek transaksi).

  Hal tersebut sangat berbeda dengan praktek

  mabda‟ ar-ridha‟iyyah

  dalam transaksi jual beli hasil perkebunan di Desa Gagatan Kecamatan Subah Kabupaten Batang.

  Praktek jual beli disini dengan dua cara, yang pertama pemilik ladang memetik sendiri buahnya di ladang, kemudian dibawa ketempat pembeli, menyerahkan hasil apa saja yang akan dijual. Cara jual beli yang kedua yaitu pembeli memetik sendiri buahnya di ladang, kemudian datang kerumah pemilik ladang, memberi tahu apa saja yang sudah ia panen. Biasanya pemilik ladang tidak tahu mengenai hal tersebut, dan sebelumnya tidak adanya unsur perjanjian. Secara tiba-tiba pembeli memberikan uang atas apa yang sudah ia petik. Dalam melaporkannya kepada pemilik ladang, pembeli tidak secara langsung lapor kepada pemilik ladang, biasanya dalam kurun waktu satu minggu dan terkadang sampai satu bulan.

  Mengenai kesepakatan harga jual beli tersebut adalah pihak pemilik ladang menerima atas patokan harga yang sudah ditentukan pihak pembeli, pihak pemilik ladang menerima saja atas patokan harga tersebut.

  Dari keterangan diatas menurut penulis hal tersebut sangat merugikan bagi penjual, walaupun praktek tersebut sangat merugikan namun,kenyataannya praktek jual beli hasil perkebunan tersebut tetap masih berlangsung dilakukan.

  Pelaksanaan transaksi hasil perkebunan antara penjual dan pembeli dilakukan secara lisan hanya berdasarkan saling percaya satu dengan yang lainnya.

  Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan membahas tentang pelaksanaan

  mabda‟ ar-ridha‟iyyah

  atau azas kerelaan dalam transaksi jual beli hasil perkebunan untuk diketahui secara jelas dan kepastiannya dalam hukum islam.

  Untuk membahas permasalahan ini peneliti mengangkatnya dalam bentuk skipsi dengan judul :

  MABDA‟ AR-RIDHA‟IYYAH DALAM

  TRANSAKSI JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM STUDI KASUS DI DUSUN GAGATAN DESA KEMIRI TIMUR KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG.

B. RUMUSAN MASALAH

  Setelah menguraikan latar belakang,maka ada beberapa masalah yang harus peneliti identifikasi sebagai masalah yang terkait dengan penelitian ini, yaitu: 1.

  Bagaimana pelaksanaan mabda‟ ar-ridha‟iyyah dalam transaksi jual beli hasil perkebunan di Dusun Gagatan Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang? 2. Bagaimana tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan mabda‟ ar-

  ridha‟iyyah dalam transaksi jual beli hasil perkebunan di Dusun

  Gagatan Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang? C.

TUJUAN PENELITIAN

  Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui pelaksanaan mabda‟ ar-ridha‟iyyah dalam transaksi jual beli hasil perkebunan di Dusun Gagatan Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang 2. Untuk mengetahui tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan mabda‟

  ar- ridha‟iyyah dalam transaksi jual beli hasil perkebunan di Dusun

  Gagatan Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang D.

MANFAAT PENELITIAN

  Berdasarkan tujuan yang diinginkan dari penulis ini,maka hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dari segi teoritis (Akademis) mampu praktis berupa :

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadiakan kajian yang lebih lanjut bagi akademisi dan bagi masyarakat umum dan memberikan khasanah ilmu tentang hukum islam mengenai pelaksanaan

  mabda‟ ar-ridha‟iyyah

  dalam transaksi jual beli hasil perkebunan di Dusun Gagatan Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang.

  2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pembuka pengetahuan bagi masyarakat,dalam pelaksanaan

  mabda‟ ar-ridha‟iyyah dalam transaksi

  jual beli hasil perkebunan di Dusun Gagatan Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang, serta menjadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak terkait dalam mengambil langkah-langkah pelaksanaan mabda‟ ar-ridha‟iyyah.

E. PENEGASAN PENELITIAN

  Agar tidak terjadi salah pengertian dalam pemahaman penelitian yang akan peneliti teliti ini, maka dipandang perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini yaitu: 1.

   Mabda‟ ar-ridha‟iyyah Mabda‟ ar-ridha‟iyyah atau juga bisa disebut dengan asas kerelaan.

  Asas ini menyatakan bahwa semua kontrak yang dilakukan oleh para pihak harus didasarkan kepada kerelaan semua pihak yang terlibat didalamnya (Abdullah, 2015: 295).

  Dalam hukum positif disebut dengan azas Konsensualisme berasal dari perkataan “ konsensus” yang berari kesepakatan. Dengan kesepakatan dimaksudkan bahwa diantara para pihak-pihak yang bersangkutan tercapai suatu persesuaian kehendak, artinya: apa yang dikehendaki oleh yang satu adalah pula yang dikehendaki yang lain (R. Subekti, 1995 : 3). Azas konsensualisme bahwa pada dasarnya perjanjian itu timbul karena sepekatan dan sudah ada sejak tercapainya kata sepakat (Sulwan, 1953:77).

2. Transaksi

  Pengertian transaksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adala h sebagai berikut: ”persetujuan jual beli dalam perdagangan antara pihak pembeli dan penjual”.Secara umum transaksi dapat diartikan sebagai kejadirn ekomomi atau keuangan yang melibatkatkan paling tidak dua pihak (seseorang dengan seseorang atau beberapa orang lainnya) yang saling melakukan pertukaran, melibatkan diri dalam perserikatan usaha, pinjam meminjam atas dasar suka sama suka ataupun atas dasar suatu ketetapan hukum atau syariah yang berlaku. Dalam sistem ekonomi yang berbanding islami, transaksi harus dilandasi oleh aturan-aturan hukum islam (syariah) Karena transaksi adalah manifestasi amal manusia yang bernilai ibadah dihadapan Allah, yang dapat dikategorikan menjadi dua yaitu transaksi halal dan haram ( Yulkifli (2003: 10).

  3. Jual beli hasil perkebunan Jual beli (al-

  bay‟) secara bahasa adalah memindahkan hak milik terhadap benda dengan akad saling mengganti (Aziz, 2010:23).

  Menurut pengertian Syari‟at jual beli adalah pertukaran harga atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dibenarkan (Sabiq,1987: 45). Secara terminologi ada beberapa definisi jual beli yang dikemukakan oleh ulama fiqh, sekalipun subtansinya dan tujuan masing-masing definisi adalah sama, yaitu tukar menukar barang dengan cara tertentu atau tukar menukar sesuatu dengan sepadan menurut caranya yang benar. Hasil perkebunan yang di jual belikan disini adalah kelapa, pisang, nangka, jagung dan singkong.

  4. Hukum Islam Hukum islam yaitu rangkaian dari kata “hukum” dan kata “Islam” untuk mengetahui arti hukum islam perlu diketahui lebih dulu arti kata hukum. Hukum yaitu sepakat peraturan tentang tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat itu berlaku dan mengikat untuk seluruh anggotanya. Hukum islam artinya seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Rasul tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini serta mengikat untuk semua yang beragama islam. (Syarifudin, 1997: 4-5) Menurut Amir Syarifudin yang dikutip oleh Hirsanudin (2008:7) bahwa hukum islam berarti seperangkat aturan berdasarkan wahyu Allah dan Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua umat yang beragama islam.

F. TINJAUAN PUSTAKA

  Penelitian ini tidak mengulang atau duplikasi dari penelitian yang ada.Karena penelitian yang penulis teliti ini mendiskripsikan implementasi tentang azas konsensualisme dalam transaksi jual beli hasil perkebunan di tinjau dari hukum islam.

  Beberapa peneliti terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan bagi peneliti ini antara lain yaitu terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang mabda‟ ar-ridha‟iyyah atau azas kerelaan.

  Pertama

  , skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Asas Konsensualitas dalam Akad Jual Beli (Studi Analisis Terhadap Pasal 1458 KUH Perdata)” disusun oleh Muhammad Heli Rofiqun. Pada intinya skripsi ini mengupas tentang azas konsensualisme jual beli dalam hukum islam dan KUH Perdata. Penelitian ini pada dasarnya berkaitan dengan azas kebebasan berkontrak. Namun demikian ada perbedaan yaitu kalau azas konsensualisme menyangkut detik terjadinya jual beli. Sedangkan azas kebebasan berkontrak menyangkut bentuk bentu-bentuk perjanjian.

  Kedua

  , skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Azas Kebebasan Berkontrak dalam Kaitannya dengan Perjanjian Baku Menurut KUH Perdata

  ” disusun oleh Taufik Hidayat. Dalam skripsi tersebut menjelakan bahwa perjanjian baku ternyata bertentangan dengan azas kebebasan berkontrak, sehingga azas kebebasan berkontrak dalam kaitannya dalam perjanjian baku berpotensi menimbulkan ketidakadilan jika dalam perjanjian baku tersebut tidak ada keseimbangan posisi tawar para pihak dan tidak memenuhi ketentuan-ketentuan KUH Perdata.

  Ketiga

  , skripsi yang berjudul “Azas Kebebasan Berkontrak Menurut KUH Perdata dalam Persepektif Hukum Islam

  ” disusun oleh Sulistiyon. Dilihat dari isinya, mengemukakan kebebasan dalam melakukan jual beli baik produsen dan konsumen menurut hukum islam dan menurut KUH Perdata.

  Keempat,

  jurnal yang berjudul “ Analisis Asas Konsensualisme Di Lembaga Keuangan Syariah” disusun oleh Junaidi Abdullah. Dilihat dari isinya, mengemukakan tentang azas konsensualisme atau dalam islam dinamakan asas kerelaan (Al Ridha) dalam perjanjian di Lembaga Keuangan Syariah.

  Kelima,

  jurnal yang berjudul “Asas-Asas Perjanjian (akad) dalam Hukum Kontrak

  Syari‟ah” disusun oleh rahmani Timorita Yulianti. Dilihat dari isinya, mengemukakan asas-asas perjanjian (akad) dalam hukum kontrak syari‟ah yang meliputi beberapa pembahasan yaitu, hukum kontrak syari‟ah, asas-asas perjanjian (akad) dan asas kebebasan berkontrak.

  Keenam,

  jurnal yang berjudul “ Asas dan Jenis Akad dalam Hukum Ekonomi Syariah: Implementasinya pada Usaha Bank Syariah” disusun oleh Neni Sri Imaniyati. Dilihat dari isinya, mengemukakan prinsip-prinsip, jenis-jenis dan pelaksanaan akad dari perspektif hukum.

  Ketujuh,

  jurnal yang berjudul “ Asas Konsensualisme dan Asas Formalisme dalam Akad Di Bank Syariah” disusun oleh Ahmad Dahlan.

  Dilihat dari isinya, mengemukakan dalam melihat identitas bank syariah adalah pada aspek asas-asas akad yang dikembangkan yang bermuara pada dua asas yaitu asas konsensualisme (kerelaan yang berlandaskan pada ketentuan fiqh) dan asas formalisme yang berbasis hukum positif.

  Kedelapan,

  skripsi yang berjudul “ Pelaksanaan Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli hasil Industi Logam Melalui faxemile Kaitannya dengan Asas Konsensualisme” disusun oleh Sunarno. Dilihat dari isinya, mengemukakan dalam jual beli yang didasari atas kerelaan atas kedua belah pihak dalam jual beli hasil logam.

  Dari uraian penelitian terdahulu tampak berbeda dengan penelitian ini, karenanya jauh dari kemungkinan pengulangan atau penjiplakan baik langsung atau tidak langsung. Namun demikian, terhadap sejumlah karya yang telah beredar nampak perbeda dengan apa yang telah penulis teliti saat ini.

G. METODOLOGI PENELITIAN 1.

  Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Yaitu apa yang dinyatakan oleh informan secara tertulis maupun secara lisan dan perilaku yang nyata. Dalam penelitian kualitatif, data yang penulis peroleh dari lapangan baik data lisan tersebut berupa wawancara maupun data tertulis (dokumen) (Moleong, 2005:6).

  Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif.Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang menemukan apakah perbuatan itu sesuai dengan hukum yang berlaku atau tidak (Moleong, 2002:8). Dengan pendekatan tersebut penulis diketahui tentang pelaksanaan

  mabda‟ ar-ridha‟iyyah dalam transaksi

  jual beli hasil perkebunan di Dusun Gagatan Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang sudah sesuai dengan hukum islam dan hukum perdata apa belum.

  2. Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana lokasi itu akan dilakukan. Dalam penelitian ini, lokasi penelitian di Dusun Gagatan

  Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang.

  3. Kehadiran penelitian Dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai pengumpul data di lapangan dengan menggunakan alat penelitian yang aktif dalam mengumpulkan data-data di lapangan. Peneliti yang dijadikan alat pengumpulan data adalah dokumen-dokumen yang menunjang keabsahan hasil penelitian serta alat bantu lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan alat perekam.

  Oleh karena itu kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangat menunjang keberhasilan suatu penelitian, alat bantu memahami masalah yang ada, serta hubungan dengan informan menjadi lebih dekat sehingga informasi yang dapat menjadi lebih jelas. Maka kehadiran peneliti menjadi sumber data yang mutlak.

4. Sumber data

  Dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang digunakan oleh peneliti yang terdiri dari: a.

  Sumber data primer Adalah sumber yang dapat memberikan informasi secara langsung serta sumber data tersebut memiliki hubungan dengan masalah pokok penelitian sebagai bahan informasi yang dicari (Syarifudin, 1998: ).

  Data tersebut dapat diperoleh dari wawancara masyarakat yang melakukan praktek azas konsensualisme dalam transaksasi jual beli hasilperkebunan di Desa Batang Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Data tersebut diperoleh dari penjual dan pembeli.

  b.

  Sumber data sekunder Sumber data yang bersifat untuk melengkapi sumber daya primer meliputi buku-buku, arsip dan hasil penelitian lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

5. Prosedur pengumpulan data

  Yaitu proses yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut: a.

  Wawancara Adalah suatu proses tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih dengan berhadapan fisit dan yang satu dapat melihat dan yang satu dapat mendengarkan (Hadi, 1998: 136).

  Penulis melakukan tanya jawab kepada pihak pembeli dan penjual yang mempraktekkan

  mabda‟ ar-ridha‟iyyah dalam

  transaksi jualbeli hasil perkebunan di Dusun Gagatan Desa Kemiri Timur kecamatan Subah Kabupaten Batang dalam rangka memperjelas teknik pengamatan baik tempat, proses dan dalam hal yang terkait dengan penelitian ini.

  b.

  Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada. Dengan metode ini dapat diperoleh catatan atau arsip yang berhubungan dengan penelitian (Rumidi, 2004: 131).

  Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data mengenai informasi Dusun Gagatan Desa Kemiri Timur meliputi, keadaan wilayah, jumlah penduduk, pekerjaan dan sebagainya.

  6. Analisis data Dalam menganalisis data,penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif analitis yaitu suatu metode yang menjadi sebagai suatu prosedur, pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan suatu keadaan subyek atau obyek dari dalam sebuah penelitian berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana adanya. Jadi dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan dengan keadaan yang sebenarnya bagaimana perjanjian tersebut apakah sudah sesuai dengan hukum islam dan hukum perdata belum.

  7. Pengecekan keabsahan data Untuk mengetahui data yang dikumpulkan dalam penelitian memiliki tingkat penelitian kebenaran atau tidak, maka akan dilakukan pengecekan penelitian kebenaran atau tidak, maka akan dilakukan pengecekan data yang disebut dengan validitas data. Untuk menjamin suatu validitas data yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pendamping terhadap data tersebut (Moleong, 2006: 330). Maka validitas data tersebut akan membuktikan apakah data tersebut sudah sesuai dengan data yang dilapangan atau belum.

  8. Tahap-tahap penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif, jadi tahap-tahapnya sebagai berikut: a.

  Tahap sebelum penelitian, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian seperti pembuatan proposal penelitian, mengajukan surat ijin penelitian, menetapkan fokus penelitian dan sebagainya yang harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.

  b.

  Tahap penelitian, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan interview dengan para narasumber.

  c.

  Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan dirasa cukup, maka salanjutnya adalah analisis data-data tersebut dan menggambarkan hasil penelitian, sehingga bisa memberi arti pada objek yang diteliti.

  d.

  Tahap penulisan laporan, yaitu apabila semua data telah terkumpul dan telah di analisis serta dikonsultasikan kepada pembimbing, maka yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan.

  H. SISTEMATIKA PENELITIAN Dalam penulisan skipsi ini, adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

  BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah metode penelitian dan sistematika penulisan penelitian.

  BAB II : Membahas mengenai tinjauan umum tentang perjajnian yang meliputi pengertian perjanjian, Syarat-syarat perjanjian,batalnya perjanjian, pengertian dari

  mabda‟ ar- ridha ‟iyyah, akibat hukum dari mabda‟ar-ridha‟iyyah dan tinjauan umum jual beli.

  BAB III : Paparan gambaran umum yang meliputi letak geografis, keadaan sosial dan ekonomi, dan pelaksanaan

  mabda‟ ar- ridha‟iyyah dalam transaksi jual beli hasil perkebunan di

  Dusun Gagatan Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang.

  BAB IV : Merupakan analisis terhadap

  mabda‟ ar-ridha‟iyyah

  dalam transaksi jual beli hasil perkebunan yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Gagatan Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang dan analisis hukum islm terhadap

  mabda‟ ar-ridha‟iyyah dalam transaksi jual

  beli hasil perkebunan di Dusun Gagatan Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang.

  BAB V : Merupakan penutup dari pembahasan skipsi ini yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

BAB II KERANGKA TEORETIK A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian perjanjian Perjanjian dirumuskan dalam pasal 1313 KUH Perdata, yaitu

  suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih lainnya.

  Sedangkan WJS. Poerwadarmita dalam bukunya Kamus Umum Bahasa Indonesia memberikan definisi perjanjian tersebut adalah persetujuan tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih yang mana berjanji akan menaati apa yang tersebut di persetujuan itu.

  Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa, perjanjian adalah suatu perbuatan kesepakatan antara seseorang atau beberapa orang dengan seseorang atau beberapa orang lainnya untuk melakukan suatu perbuatan tertentu. Didalam hukum kalau perbuatan itu mempunyai akibat hukum maka perbuatan tersebut diistilahkan dengan perbuatan hukum. Sedangkan yang dimaksud dengan perbuatan hukum adalah segala perbuatan yang dilakukan oleh manusia secara sengaja untuk menimbulkan hak dan kewajiban.

  Perjanjian dalam Bahasa Arab diistilahkan dengan

  Mu‟ahadah Ittifaq , atau Akad. Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan kontrak, perjanjian atau persetujuan yang artinya adalah suatu perbuatan dimana seseorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap seseorang atau lebih (Pasaribuknya. Dkk, 2004: 1)

  Menurut Mariam Darus Badrulzaman, dalam Al- Qur‟an sendiri setidaknya ada 2 istilah yang berkaitan dengan perjanjian, yaitu kata akad (al-

  „aqadu), dan kata „ahd (al- „ahdu), Al-Qur‟an memakai kata

  pertama dalam arti perikatan atau perjanjian, sedangkan kata yang kedua dalam Al- Qur‟an berarti masa, pesan, penyempurnaan dan janji atau perjanjian.

  Dengan demikian istilah akad dapat disamakan dengan istilah perikatan atau verbintensis, sedangkan kata Al- „ahdu dapat dikatakan sama dengan istilah perjanjian atau overeenkomst, yang dapat diartikan sebagai suatu pernyataan dari seseorang untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu, dan tidak ada sangkut-pautnya dengan kemauan pihak lain. Janji hanya mengikat bagi orang yang bersangkutan, sebagaimana yang telah disyariatkan dalam Al-

  Qur‟an surat Ali Imran ayat 76.

  Artinya :

  “(Bukankah demikian ), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang bertakwa.”

  Rumusan akad diatas mengindikasikan bahwa perjanjian harus merupakan perjanjian kedua belah pihak yang bertujuan untuk saling mengikatkan diri tentang perbuatan yang akan dilakukan dalam suatu hal yang khusus setelah akad secara efektif mulai dilakukan. Dengan demikian akad diwujudkan dalam ijab dan qabul yang menunjukan adanya kesukarelaan secara timbal balik terhadap perikatan yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih baru dianggap sah apabila secara keseluruan tidakbertentangan dengan syariat Islam.

  Akad adalah pertalian antara ijab dan kabul dibenarkan oleh

  

syara‟ yang menimbulkan akibat hukum objeknya. Tiga unsur yang

terkandung dalam akad, yaitu sebagai berikut: (Mas‟adi : 248).

  1. Pertalian ijab dan kabul

  Ijab adalah pernyataan kehendak oleh satu pihak (mujib) untuk melakukan sesuatu atau didak melakukan sesuatu. Kabul adalah pernyataan menerima atau menyetujui kehendak mujib tersebut oleh pihak lainnya (qaabil). Ijab dan kabul ini harus ada dalam melaksanakan suatu perikatan. Bentuk dari ijab dan kabul ini beraneka ragam dan diuraikan pada bagian rukun akad.

  2. Dibenarkan oleh syara‟

  Akad yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan syariah atau hal-hal yang diatur oleh Allah SWT dalam Al- Qur‟an dan Nabi Muhammad SAW dalam Hadits. Pelaksanaan akad, tujuan akad, maupun objek akad tidak boleh bertentangan dengan syariah. Jika bertentangan, akan mengakibatkan akad itu tidak sah.

  Segai contoh, suatu perikatan yang mengandung riba atau objek perikatan yang tidak halal (seperti minuman keras), mengakibatkan tidak sahnya suatu perikatan menurut Hukum Islam.

3. Mempunyai akibat hukum terhadap objeknya

  Akad merupakan salah satu dari tindakan hukum (tasharruf). Adanya akad menimbulkan akibat hukum terhadap objek hukum yang diperjanjikan oleh para pihak dan juga memberikan konsenkuensi hak dan kewajiban yang mengikat para pihak.

  Akad juga disebut sebagai salah satu bentuk perbuatan hukum atau disebut dengan tasharruf. Musthafa Az-Zarqa, mendefinisikan tasharruf adalah “ segala sesuatu (perbuatan) yang bersumber dari kehendak seseorang dan

  syara‟ menetapkan

  atasnya sejumlah akibat hukum (hak dan kewajiban). Menurut Musthafa Az-Zarqa, tasharruf memiliki dua bentuk, yaitu sebagai berikut: (Ash Shiddieqy : 27).

  a.

  Tasharruf fi‟ili (perbuatan).

  Adalah suatu usaha yang dilakukan manusia dari tenaga dan badannya, seperti mengelola tanah yang tandus atau mengelola tanah yang dibiarkan kosong oleh pemiliknya.

  b.

  Tasharruf qauli (perkataan) Adalah suatu usaha yang keluar dari lidah manusia. Tidak semua perkataan manusia digolongkan pada suatu akad. Ada juga perkataan yang bukan akad, tetapi mefrupakan suatu perbuatan hukum. Tasharruf qauli terbagi dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut:

  1) Tasharruf qauli aqli

  Adalah sesuatu yang dibentuk dari dua ucapan dua pihak yang saling bertalian, yaitu dengan mengucapkan ijab dan kabul. Pada bentuk ini, ijab dan kabul yang dilakukan para pihak ini disebut dengan akad yang kemudian akan melahirkan suatu perikatan di antara mereka.

  2) Tasharruf qauli ghairu aqli

  Merupakan perkataan yang tidak bersifat akad atau tidak ada ijab dan kabul. Perkataan ini ada yang berupa pernyataan dan ada yang berupa perwujudan, Penjelasannya yaitu:

  a) Perkataan yang berupa pernyataan, yaitu pengadaan suatu hak atau mencabut suatu hak (ijab saja), seperti ikrar wakaf, ikrar talak, pemberian hibah. Namun, ada juga yang tidak sependapat mengenai hal ini, bahwa ikrar wakaf dan pemberian hibah bukanlah suatu akad. Meskipun pemberian wakaf dan hibah hanya ada penyataan ijab saja tanpa adanya penyataan kabul, kedua tasharruf ini tetap termasuk dalam tasharruaf yang bersifat akad. b) Perkataan yang berupa perwujudan, yaitu dengan melakukan penuntutan hak atau dengan perkataan yang menyebabkan adanya akibat hukum. Sebagai contoh, gugatan, pengakuan di depan hakim, sumpah. Tindakan tersebut tidak bersifat mengikat, sehingga tidak dapat dikatakan akad, tetapi termasuk dalam perbuatan hukum.

2. Syarat-syarat sahnya perjanjian

  Dalam pasal 1320 KUH Perdata atau pasal 1365 buku IV NBW (BW Baru) Belanda menyatakan untu k “sahnya” suatu persetujuan diperlukan 4 syarat : a.

  Adanya kesepakatan kedua belah Kesepakatan disini adalah persesuaian pernyataan kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak lainnya. Yang sesuai itu adalah pernyataannya, karena kehendak itu tidak dapat dilihat atau diketahui orang lain. Ada lima cara terjadinya persesuaian pernyataan kehendak, yaitu bahasa yang sempurna dan tertulis, bahasa yang sempurna secara lisan, bahasa yang tidak sempurna asal dapat diterima oleh pihak lawan, bahasa isyarat asal dapat diterima oleh pihak lawan dan diam atau membisu tetapi deterima pihak lawan (Sudikno Mertokusumo, 1987: 7).

  Dalam pasal 1321 KUH Perdata yang berbunyi :Tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena kekhilafan, atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan.

  b.

Dokumen yang terkait

ANALISIS SOSIOLOGI HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TEBASAN DI DESA SUROJOYO KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 89

SISTEM PENGELOLAAN DANA TANGGUNG RENTENG KELOMPOK SEJAHTERA BUMI JAYA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI KARANGSALAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Eko

0 0 102

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS MASYARAKAT MUSLIM DI DESA KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 88

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL SAWAH TAHUNAN (STUDI KASUS DI DESA PURWOREJO KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 90

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

POLA PEMBAGIAN HARTA WARIS DI DUSUN JENGGLONG, KELURAHAN KADIPATEN, KECAMATAN ANDONG, KABUPATEN BOYOLALI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenui Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 82

KEHARMONISAN KELUARGA PELAKU PERNIKAHAN USIA DINI (STUDI KASUS DESA GIRIREJO KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 170

LARANGAN PERNIKAHAN SESUKU PADA SUKU MELAYU DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 81

PERKAWINAN ENDOGAMI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS ANGGOTA KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 89