PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM MATA PELAJARAN PKn TERHADAP KESADARAN SISWA AKAN NILAI GLOBALISASI DI SD KANISIUS SENGKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA
PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM MATA PELAJARAN
PKn TERHADAP KESADARAN SISWA AKAN NILAI
GLOBALISASI DI SD KANISIUS SENGKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Anissa Dwi Saputri
NIM: 101134011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini dipersembahkan kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan ridlo atas segala niat dan
usahaku serta mendengarkan dan mengabulkan doaku
2. Kedua orangtua dan keluarga yang dengan penuh kasih dan
kesabaran selalu mendukung dan memberikan semangat
3. Almamaterku Universitas Sanata Dharma
4. Dosen-dosen pengajarku di PGSD
5. Para sahabat yang selalu mendukung dan memberikan semangat
Mempersembahkan karya ini untuk almamaterku
Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Real success is determined by two factors.
First is faith, and second is action.
Jangan menganggap kendala sebagai halangan
Lihatlah kendala sebagai peluang yang menantang.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Pengaruh Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Dalam
Mata Pelayaran PKn Terhadap Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi Di
SD Kanisius Sengkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Anissa Dwi Saputri
Universitas Sanata Dharma
2014
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
melatarbelakangi pendidikan nilai yang diterapkan di sekolah dasar. Melalui
model PPR, diharapkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi menjadi
meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
Pembelajaran PPR terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa
kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe nonequivalent
control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius
Sengkan yang terdiri dari kelas IV A sebanyak 27 siswa sebagai kelas eksperimen
dan kelas IV B sebanyak 27 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian
berupa kuesioner yang terdiri dari 35 butir item. Instrument tersebut telah
memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis statistik. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan pretest dan posttest
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis data dengan
menggunakan uji normalitas, uji perbedaan skor pretest, perbandingan skor
pretest ke posttest, perbandingan posttest dan uji besar pengaruh model
pembelajaran PPR.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan model
pembelajaran PPR terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi yang
ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,023 (atau < 0,05). Kesadaran
siswa yang menggunakan model pembelajaran PPR lebih besar dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional yang
ditunjukkan dengan selisih rata-rata sebesar 0,53.
Kata kunci: model Paradigma Pedagogi Reflektif, kesadaran akan nilai
globalisasi, mata pelajaran PKn.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The Impact of Reflective Pedagogic Paradigm (PPR) Learning Model for the
Subject of Civics towards the Student Awareness of Globalization Value at
SD Kanisius Sengkan. Yogyakarta: University of Sanata Darma.
Anissa Dwi Saputri
Universitas Sanata Dharma
2014
Civic education was a subject that became a background of the value of
education which was employed in the elementary school. Through the PPR
model, the student’s awareness of globalization value was expected to increase.
This research aimed to find out the impact of Reflective Pedagogic Paradigm
learning model towards the student awareness of globalization value at the grade
IV of SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
This research design is quasi-experimental design of nonequivalent
control group design. The subject of this research were the four graders of SD
Kanisius Sengkan which consisted of 27 students of class IV A as the
experimental class and 27 students of class IV B as the controlled class. The
research instrument is in a form of questionnaire which consists of 35 items. The
instrument had qualified for the validity and reliability which was based on the
statistical analysis. Technique of collecting data on this research is by using
pretest and posttest for control group and experiment group. Data analysis is using
test of normality, test of pretest score difference, comparison of pretest to posttest
score, posttest comparison and test for level of impact of PPR learning model.
The result of this research shows that there was a effects of the use of
Reflective Pedagogic Paradigm learning model towards the student awareness of
globalization value which was shown in the sig value (2-tailed) of 0,023 (or <
0,05). 2). Students employing PPR study method awareness is higher compared to
students employing conventional study method’s, which is showcased by the 0,53
average among them.
Keywords: model of Reflective Pedagogic Paradigm, awareness of
globalization value, subject of Civic.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) Dalam Mata Pelajaran PKn Terhadap Kesadaran Siswa
Akan Nilai Globalisasi Di SD Kanisius Sengkan” ditulis sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Rohandi Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia memberikan bimbingan, masukan serta motivasi dalam penulisan
skripsi ini.
4. Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing II
yang telah bersedia memberikan bimbingan, masukan serta motivasi dalam
penulisan skripsi ini.
5. M. Sri Wartini, selaku kepala sekolah SD Kanisius Sengkan yang telah
mengijinkan peneliti mengadakan penelitian.
6. Maria Karma S.Pd. selaku guru mitra yang banyak membantu proses
penelitian di SD Kanisius Sengkan.
7. Siswa siswi kelas IV SD Kanisius Sengkan yang membantu menjadi
subjek penelitian ini.
8. Kedua orangtua yang kukasihi, Sapto Margono dan Titin Agustiningsih
yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah dan selalu memberikan doa
serta memotivasi dalam pembuatan skripsi ini.
9. Putri Anggraeni atas doa serta dukungannya.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Muhammad Taufik Al-Kindi atas perhatian, semangat, motivasi dan
doanya.
11. Teman-teman satu kelompok payung yang banyak memberikan masukan
dan bantuan kepada peneliti dalam melakukan penelitian dan memberikan
dukungan dalam mengerjakan skripsi ini.
12. Teman-teman PGSD tercinta kelas C angkatan 2010 terimakasih atas
kebersamaan dan keceriannya.
13. Teman-teman PPL SD Kanisius Sengkan untuk bantuan dan semangat
menyelesaikan skripsi ini.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Besar harapan
penulisan karya ilmiah ini berguna bagi pembaca.
Penulis.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................... 8
1.3
Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
1.4
Manfaat Penelitian .................................................................... 9
1.4.1 Bagi Peneliti ................................................................. 9
1.4.2 Bagi Guru ..................................................................... 9
1.4.3 Bagi Siswa .................................................................... 10
1.4.4 Bagi Sekolah ................................................................. 10
1.5
Definisi Operasional ................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Kajian Pustaka................................................................................... 12
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung.................................................. 12
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.1
PKn Sebagai Pendidikan Nilai ................................. 12
2.1.1.2
Kesadaran................................................................ 17
2.1.1.3
Nilai ........................................................................ 18
2.1.1.4
Globalisasi .............................................................. 21
2.1.1.5
Kesadaran Akan Nilai Globalisasi ........................... 26
2.1.1.6
Indikator Kesadaran ................................................ 27
2.1.1.7
Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif ................ 27
2.1.1.8 Langkah-langkah dalam Pembelajaran PPR ............. 28
2.1.1.9
Kelebihan dan Keuntungan PPR .............................. 29
2.1.1.10 Tantangan dalam Penerapan PPR ............................ 30
2.1.1.11 Tujuan PPR ............................................................. 31
2.1.1.12 Pembelajaran Berpola PPR ...................................... 32
2.1.2
Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 33
2.1.2.1
Penelitian Tentang PPR ........................................... 33
2.1.2.2
Penelitian Tentang Globalisasi ................................ 35
2.2
Kerangka Berpikir .......................................................................... 36
2.3
Hipotesis ........................................................................................ 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian ............................................................................... 39
3.2
Waktu dan tempat penelitian .......................................................... 40
3.2.1
Waktu Penelitian .............................................................. 40
3.2.2
Tempat Penelitian ............................................................ 41
3.3
Populasi dan Sampel....................................................................... 41
3.4
Variabel Penelitian ......................................................................... 42
3.5
Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 42
3.6
Instrumen Penelitian ....................................................................... 46
3.7
Teknik Pengujian Instrumen ........................................................... 48
3.8
3.7.1
Penentuan Validitas.......................................................... 48
3.7.2
Reliabilitas ....................................................................... 50
Teknik Analisis Data ...................................................................... 51
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.1
Uji Normalitas ................................................................. 51
3.8.2
Uji Statistik ...................................................................... 52
3.8.2.1
Uji Homogenitas................................................ 52
3.8.2.2
Uji Perbedaan Pretest ........................................ 52
3.8.2.3
Uji Pengaruh Perlakuan ..................................... 53
3.8.2.4
Uji Perbedaan Dari Pretest ke Posttest ............... 54
3.8.2.5
Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest .................... 54
3.8.2.6
Uji Besar Pengaruh Model PPR ......................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian .............................................................................. 57
4.1.1
Uji Prasyarat atau Uji Asumsi .......................................... 57
4.1.1.1 Uji Normalitas ................................................... 58
4.1.1.2 Uji Homogenitas ................................................ 59
4.1.2
Uji Statistik ...................................................................... 60
4.1.2.1 Perbandingan Skor Pretest .................................... 60
4.1.2.2 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ................. 61
4.1.2.3 Perbandingan Skor Posttest .................................. 66
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Model Pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif .............................. 67
4.2
Pembahasan.................................................................................... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan .................................................................................... 71
5.2
Keterbatasan Penelitian .................................................................. 72
5.3
Saran .............................................................................................. 72
DAFTAR REFERENSI ................................................................................ 73
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
JUDUL TABEL
HALAMAN
Tabel 1
Jadwal Penelitian ......................................................................... 41
Tabel 2
Kisi-kisi Kuesioner Kesadaran Siswa Terhadap Nilai Globalisasi
Sebelum Validitas ........................................................................ 44
Tabel 3
Kuesioner Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi..................... 47
Tabel 4
Hasil Perhitungan Validitas ......................................................... 49
Tabel 5
Kriteria Koefisien Reliabilitas ...................................................... 50
Tabel 6
Perhitungan Reliabilitas ............................................................... 50
Tabel 7
Hasil Uji Normalitas Kesadaran Siswa......................................... 58
Tabel 8
Hasil Uji Homogenitas ................................................................ 60
Tabel 9
Perbandingan Skor Pretest Kesadaran Siswa ............................... 61
Tabel 10
Perbandingan Rata-rata Selisih Pretest Kontrol dan Eksperimen .. 63
Tabel 11
Perbandingan Rata-rata Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
Dan Eksperimen ......................................................................... 64
Tabel 12
Selisih Hasil Selisih Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
dan Eksperimen ........................................................................... 64
Tabel 13
Harga Sig (2-tailed) Selisih hasil selisih Pretest dan Posttest ....... 65
Tabel 14
Perbandingan Skor Posttest Kesadaran Siswa .............................. 66
Tabel 15
Uji Besar Pengaruh Terhadap Kesadaran Siswa Akan Nilai
Globalisasi................................................................................... 67
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Hubungan Nilai, Sikap dan Perilaku ......................................... 20
Gambar 2
Peta Konsep Pelaksanaan PPR .................................................. 29
Gambar 3
Literatur Map Penelitian Sebelumnya ....................................... 36
Gambar 4
Desain Penelitian ...................................................................... 39
Gambar 5
Pemetaan Variabel .................................................................... 42
Gambar 6
Grafik Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
dan eksperimen ......................................................................... 67
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Silabus Pembelajaran ......................................................... 77
Lampiran 2
RPP Kelompok Eksperimen Pertemuan Pertama ................ 81
Lampiran 3
RPP Kelompok Eksperimen Pertemuan Kedua .................. 92
Lampiran 4
RPP Kelompok Eksperimen Pertemuan Ketiga .................. 102
Lampiran 5
RPP Kelompok Eksperimen Pertemuan Keempat .............. 110
Lampiran 6
RPP Kelompok Kontrol ..................................................... 123
Lampiran 7
Validasi Instrumen Penelitian ............................................ 126
Lampiran 8
Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 127
Lampiran 9
Skor Pretest Kelompok Kontrol ......................................... 132
Lampiran 10
Skor Posttest Kelompok Kontrol ........................................ 133
Lampiran 11
Skor Pretest Kelompok Eksperimen ................................... 134
Lampiran 12
Skor Posttest Kelompok Eksperimen ................................. 135
Lampiran 13
Hasil Analisis SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen .......................................................................... 136
Lampiran 14
Hasil Uji Normalitas .......................................................... 138
Lampiran 15
Hasil Uji Homogenitas....................................................... 140
Lampiran 16
Perbandingan Skor Pretest ................................................. 141
Lampiran 16
Hasil Uji Kenaikan Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen ...................................................... 142
Lampiran 17
Hasil Posttest ..................................................................... 144
Lampiran 18
Perhitungan Hasil Uji Pengaruh PPR ................................. 145
Lampiran 19
Lembar Kuesioner Validitas Siswa .................................... 146
Lampiran 20
Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol 148
Lampiran 21
Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok
Eksperimen........................................................................ 149
Lampiran 22
Lembar Refleksi Siswa ...................................................... 152
Lampiran 23
Foto-foto Penelitian ........................................................... 153
Lampiran 24
Surat Ijin Penelitian ........................................................... 154
Lampiran 25
Surat Keterangan Penelitian ............................................... 155
Lampiran 26
Daftar Riwayat hidup ......................................................... 156
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab I ini peneliti membahas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan seseorang dimulai dari hal kecil di lingkungan tidak formal
yaitu di dalam keluarga dan dilanjutkan di lingkungan formal yaitu sekolah.
Pengetahuan dan keterampilan baru diperoleh anak pada masa sekolah dasar
melalui kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang
berlangsung tentu saja melibatkan banyak komponen, yaitu siswa, guru atau
pendidik dan materi pendidikan (hasil wawancara dengan guru, 17 Januari 2014).
Materi pendidikan dikemas sedemikian hingga yang bertujuan memberikan
pengetahuan secara luas bagi siswa. Pada dasarnya materi dan kegiatan
pembelajaran yang berlangsung tidak hanya memberikan materi semata. Salah
satunya yaitu materi Pendidikan Kewarganegaraan yang ada di Sekolah Dasar.
Menurut Undang Undang (UU) No 20/2003 Pasal 1 Ayat 1, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.
Salah satu tantangan yang dialami oleh guru yaitu bagaimana untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan pendidikan yang dijelaskan di atas. Untuk
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mencapai tujuan dari pendidikan sendiri, perlu adanya upaya-upaya dalam
kegiatan pembelajaran. Guru perlu memperhatikan empat aspek, yaitu aspek nilainilai, nilai-nilai masukan, nilai proses, dan yang terakhir yaitu nilai keluaran
(Kusuma, 2010).
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran pokok
selain Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Matematika. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sendiri selalu
ada mulai dari kelas bawah (kelas satu) sampai kelas tertinggi (kelas enam) di
Sekolah Dasar. Pendidikan Kewarganegaaran (PKn) diajarkan pada siswa supaya
siswa memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan siswa
mempunyai pola pikir, sikap dan perilaku berdasarkan Pancasila (Kusuma, 2010).
Ada banyak sekali nilai yang terkandung dalam Pendidikan Kewargaranegaraan,
salah satunya yaitu nilai globalisasi. Nilai merupakan sesuatu yang berharga,
maka dari itu perlu ditanamkan supaya siswa mempunyai kesadaran akan nilai
yang berguna dalam kehidupan mereka (Kusuma, 2010).
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai latar belakang pendidikan nilai
memberikan pengajaran guna menyiapkan siswa menjadi warga negara yang baik
berdasarkan nilai dan kaidah dalam masyarakat (Kusuma, 2010). Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) diharapkan dapat menyadarkan siswa akan pentingnya
nilai yang terkandung di dalamnya. Tidak hanya menyadari akan nilai tersebut,
tetapi siswa juga dapat mewujudkan atau mengaplikasikan nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya nilai yang terkandung dalam Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kewarganegaraan (PKn) merupakan nilai yang selalu ada dalam kehidupan
(Chamim, 2004).
Materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pembelajaran
dengan model pendidikan berbasis nilai. Pendidikan berbasis nilai merupakan
sebuah upaya alternatif yang diperlukan siswa dalam menghadapi globalisasi yang
berlangsung saat ini maupun dimasa yang akan datang (Bestari, 2008). Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) merupakan pusat dari pendidikan nilai yang ada di
Sekolah Dasar (SD). Pendidikan nilai bukan hanya sebuah pembelajaran dimana
hanya terjadi transfer ilmu atau isi dari sebuah niai pada siswa. Pendidikan nilai
dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) haruslah dimaknai sebagai upaya
mengembangkan nilai yang ada dalam diri siswa (Kusuma, 2010).
Globalisasi merupakan salah satu materi pembelajaran yang ada dalam
mata pelajaran PKn untuk siswa kelas empat. Pendidikan globalisasi diajarkan
pada siswa dengan tujuan siswa mempunyai cara untuk bersikap menghadapi
globalisasi. Pendidikan globalisasi diharapkan mampu menyaring sikap dan
tindakan siswa supaya tidak melenceng dari budaya Indonesia. Globalisasi
mempunyai banyak pengaruh terhadap sikap bagi siswa, karena siswa belum
mampu menyaring berbagai macam informasi dengan tepat dari informasi yang
didapat. Maka dari itu, diadakannya pendidikan nilai bagi siswa, khususnya nilai
globalisasi.
Materi globalisasi yang ada dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mengajarkan siswa untuk menumbuhkan kesadaran dalam dirinya terhadap
globalisasi yang ada dan akan dihadapinya. Pendidikan ini membuka kesadaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
siswa akan adanya pengaruh positif dan pengaruh negatif dari globalisasi. Siswa
diharapkan mampu menyaring informasi dari perkembangan yang ada dalam
globalisasi untuk kehidupannya kelak. Kesadaran akan globalisasi juga membuat
siswa menjadi menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila serta melestarikan jati diri
dan harga diri bangsa Indonesia.
Peneliti sudah melakukan kegiatan observasi tidak tertulis dan wawancara
tidak terstruktur pada siswa untuk melihat bagaimana kesadaran siswa terhadap
nilai globalisasi. Hasil observasi menunjukkan bahwa 15 dari 35 siswa kelas
empat asyik mengobrol dengan temannya saat pelajaran PKn berlangsung. Selain
itu diperkirakan bahwa siswa kelas V yang sudah mendapat materi tentang
globalisasi belum bisa mengaplikasikan nilai globalisasi ke dalam kehidupan
mereka. Hal ini terlihat dari gaya mereka berbicara dan berpakaian (menggunakan
aksesoris, khususnya anak perempuan). Banyak sebagian dari siswa bergaya dan
berbicara dengan gaya K-pop yang sekarang sedang marak dibicarakan. Selain itu
baju yang dikenakan siswa terkesan seksi (terutama untuk anak perempuan), rok
yang mereka kenakan di atas lutut. Siswa laki-laki juga banyak yang
mengeluarkan pakaiannya (tidak dimasukan dan menggunakan sabuk).
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan pada siswa kelas V,
mereka tidak mau memasukan bajunya dan menganggap jika mereka berpakaian
seperti itu dianggap gaul dan seperti sinetron yang ada di televisi. Kegiatan
pembelajaran yang berlangsung juga belum menerapkan model PPR secara
keseluruhan. Guru masih cenderung menggunakan model pembelajaran
konvensional dan ceramah. Guru melewatkan aspek aksi dan refleksi selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kegiatan pembelajaran berlangsung. Sehingga PPR belum benar-benar diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Salah satu kendala yang dialami guru yaitu guru harus berfikir bagaimana
supaya pendidikan nilai yang diberikan pada siswa bisa tepat sasaran.
Pembelajaran konvensional atau tradisional sampai saat ini masih digunakan oleh
beberapa guru. Terlebih lagi guru yang ada di pedalaman dan sudah lanjut usia
yang tidak mau dipusingkan oleh cara mengajarnya. Pembelajaran konvensional
lebih dikenal dengan pembelajaran transfer ilmu dari guru pada siswa.
Pembelajaran konvensional hampir tidak memberikan kesempatan pada siswa
untuk mendapat pengalaman langsung karena siswa hanya duduk mendengarkan
apa yang dijelaskan guru. Akibatnya, kesadaran siswa akan nilai yang terkandung
dalam PKn tidak akan terlihat, atau bahkan sama sekali tidak ada.
Paradigma
Pedagogi
Reflektif
merupakan
pola
pikir
untuk
mengembangkan manusia menjadi manusia yang bernilai (Subagya, 2008). Model
pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) bisa menjadi salah satu
alternatif dalam pembelajaran PKn untuk menyampaikan pendidikan nilai pada
siswa. Keunggulan Paradigma Pedagogi Reflektif yaitu siswa dan guru menjadi
belajar untuk mengembangkan kepribadiannya secara utuh serta mengasah
kepekaan hati nurani dan penuh bela rasa bagi sesama (Subagya, 2008). Untuk
merealisasikan keunggulan tersebut, para ahli biasa menyebutnya dengan 3C,
yaitu Competence, Conscience dan Compassion.
Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif menawarkan sebuah
inovasi pembelajaran dimana di dalam pembelajaran tersebut terdapat konteks,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi (Subagya, 2008). Ini merupakan salah satu
keunggulan
Paradigma
Pedagogi
Reflektif
yang
tidak
dimiliki
dalam
pembelajaran konvensional. Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif
sangat memperhatikan bagaimana konteks siswa dalam pelaksanaannya.
Pengalaman bagi siswa selama pembelajaran juga ditekankan supaya siswa dapat
terlibat langsung. Pengalaman ini diberikan dengan maksud siswa dapat
menemukan sendiri nilai-nilai yang sedang mereka pelajari. Kemudian guru
memberikan refleksi atas pengalaman dimana refleksi tersebut dilakukan supaya
siswa dapat memahami akan nilai yang sudah dipelajarinya. Pemahaman akan
nilai tersebut selanjutnya menjadi rumusan bagi tindakan siswa selanjutnya dalam
kegiatan aksi, barulah guru dapat mengevaluasinya. Kegiatan evaluasi yang
dilakukan guru tidak hanya dalam ranah kognitif saja, tetapi juga melihat pribadi
siswa, apakah siswa mengalami perkembangan setelah mengikuti pembelajaran
atau tidak (Subagya, 2008).
Pendidikan nilai diharapkan ditanamkan sedini mungkin pada siswa.
Selain itu pendidikan nilai diharapkan dapat tepat sasaran, sehingga hasil dari
pendidikan nilai dapat dilihat secepat atau sedini mungkin. Bukan tidak mungkin
siswa kelas satu sudah mampu memaknai dan mengaplikasikan sebuah nilai jika
guru menyampaikannya secara tepat atau menggunakan model pembelajaran yang
tepat. Model pembelajaran konvensional belum dapat dikatakan tepat jika
diimplementasikan dalam pembelajaran guna menanamkan nilai pada siswa. Guru
baru bisa melihat apakah siswa sudah mampu memaknai pendidikan nilai ketika
siswa tersebut sudah berada di SMP atau bahkan SMA. Menggunakan model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
konvensional susah sekali untuk melihat hasil dari pendidikan nilai atau bahkan
hasil dari pendidikan nilai tersebut sama sekali tidak ada (Kusuma, 2010).
Seperti yang sudah jelaskan di atas bahwa pembelajaran konvensional
sifatnya hanya memaparkan apa yang dipikirkan oleh guru atau sering kita sebut
sebagai metode ceramah. Menurut saya, ketika guru menggunakan metode
ceramah itu hanya akan memberikan informasi kognitif saja. Guru kurang
memperhatikan perkembangan siswa dalam aspek bela rasa bagi sesama dan hati
nurani. Guru yang pembelajarannya menggunakan Pedagogi Reflektif maka guru
tersebut juga akan mengajarkan pada siswanya tentang bela rasa bagi sesama dan
hati nurani. Pembelajaran yang seperti ini merupakan pembelajaran yang dapat
dikatakan bahwa pendidikan nilai yang ditanamkan pada siswa berhasil (Subagya,
2010).
Dari paparan di atas solusi yang dapat digunakan yaitu peneliti ingin
menerapkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang
diduga dan diharapkan dapat membangkitkan atau meningkatkan kesadaran siswa.
Selain itu model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) juga
diharapkan mampu menanamkan nilai globalisasi dalam diri siswa. Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) akan membantu siswa untuk menemukan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Nilai globalisasi
merupakan sikap atau tingkah laku siwa terhadap pengaruh global yang saat ini
sedang berlangsung. Paradigma Pedagogi Reflektif membantu siswa menemukan
sendiri melalui pengalaman yang dibantu refleksi bersama guru dan melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
aksinya dalam kehidupan sehari-hari. PPR juga diharapkan mampu membantu
siswa menemukan dan mengembangkan nilai-nilai yang ada dalam PKn.
Penelitian ini hanya akan dibatasi pada pengaruh penggunaan model
pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap kesadaran akan nilai
globalisasi dan mengetahui perbandingan penggunaan PPR dengan metode
konvensional dalam meningkatkan kesadaran akan nilai globalisasi pada mata
pelajaran PKn materi pengaruh globalisasi siswa kelas IV SDK Sengkan pada
semester genap Tahun Pelajaran 2012-2013.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Apakah model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesadaran akan nilai
globalisasi siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan pada semester genap
tahun ajaran 2012-2013?
1.2.2 Apakah peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi melalui
pembelajaran
Paradigma
Pedagogi
Reflektif
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional?
(PPR)
lebih
besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini yaitu:
1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Paradigma Pedagogi
Reflektif terhadap peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada
siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan pada semester genap tahun ajaran
2012-2013.
1.3.2 Untuk mengetahui peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi
melalui model pembelajaran PPR lebih besar dibandingan dengan
pembelajaran konvensional.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti:
1.4.1.1 Peneliti dapat membuktikan pengaruh model pembelajaran Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi
yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) .
1.4.1.2 Peneliti mendapatkan pengalaman baru dalam merancang pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menggunakan model pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
1.4.1.3 Menjadi inspirasi bagi peneliti dalam melakukan pembelajaran di kelas.
1.4.2 Bagi Guru:
1.4.2.1 Guru
mendapatkan pengalaman
dalam
menerapkan
pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan PKn menggunakan model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), sehingga dapat dikembangkan lebih
lanjut untuk pembelajaran lainnya.
1.4.2.2 Guru mendapatkan tambahan wawasan mengenai model pembelajaran di
kelas.
1.4.3 Bagi Siswa:
1.4.3.1 Siswa mendapatkan pengalaman belajar dengan Paradigma Pedagogi
Reflektif (PPR).
1.4.3.2 Siswa memperoleh kegiatan belajar yang menyenangkan.
1.4.4 Bagi sekolah:
Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan yang
meningkatkan wawasan para warga sekolah.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Siswa SD adalah anak kelas IV yang sekolah di SD Kanisius Sengkan.
1.5.2 Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan sebuah pola pikir dalam
menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang
mempunyai nilai kemanusiaan (hati nurani serta bela rasa terhadap
sesama).
1.5.3 Kesadaran akan nilai yaitu kesadaran berbagai hal yang berkaitan dengan
nilai serta menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya
nilai yang menjadi tujuannya.
1.5.4 Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan sebuah mata pelajaran
yang ada di SD Kelas IV yang mempelajari kesadaran bela negara dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
memiliki pola pikir, sikap dan perilaku sebagai pola tindakan cinta tanah
air berdasarkan pancasila.
1.5.5 Globalisasi yaitu proses menyatunya seluruh warga dunia secara umum
dan menyeluruh menjadi sebuah kelompok masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II landasan teori ini, berisi mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) sebagai nilai dan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR),
serta teori-teori yang relevan dan hasil penelitian sebelumnya yang dirumuskan
dalam kerangka berpikir dan hipotesis berupa dugaan sementara dari rumusan
masalah penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung
2.1.1.1 PKn Sebagai Pendidikan Nilai
Amerika Serikat merupakan Negara asal dikembangkannya civics dan
civic Education. Civics dan Civic Education kemudian dikaitkan juga dengan
istilah lain tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang menjadi salah satu
isu penting dunia yaitu Citizenship Education. Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan
perluasan
dari
mata
pelajaran
civics
dimana
Pendidikan
Kewarganegaraan lebih berorientasi pada praktik warga negara. Maka dari itu
Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan supaya siswa memiliki wawasan dan
kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, sikap dan perilaku
sebagai tindakan cinta tanah air berdasarkan pancasila (Aziz & Sapriya, 2011).
Kewarganegaraan dalam bahasa Inggris disebut juga Civic jika ilmu
kewarganegaraan disebut Civic Education. Menurut Undang-Undang Nomor
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional tentang dasar fungsi dan tujuan
pendidikan pasal 2 dikatakan (Darmadi, 2010) : “Pendidikan Nasional
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945”. Selanjutnya pasal 3 dikatakan : “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan sebuah
mata pelajaran yang tidak akan terlepas dari siswa. Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) selalu ada sejak siswa duduk di bangku Sekolah Dasar, bahkan hingga di
perguruan tinggi pun akan selalu kita temukan. Menurut Amin (2008) Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar masa datang
menjadi patriot pembela bangsa dan negara. Patriot pembela bangsa dan negara
ialah pemimpin yang mempunyai kecintaan, kesetiaan, serta keberanian untuk
membela bangsa dan tanah air melalui bidang profesinya masing-masing.
Sementara menurut Chamim (2004), Pendidikan Kewarganegaraan bagi bangsa
Indonesia berarti pendidikan pengetahuan, sikap mental, nilai-nilai dan perilaku
yang menjunjung tinggi demokrasi sehingga terwujud masyarakat yang
demokratis dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna
mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, serta demokratis.
Menurut Winarno (2013) misi dari Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
dimasa sekarang ini memiliki beberapa misi, diantaranya yaitu: (1) PKn sebagai
pendidikan politik, (2) PKn sebagai pendidikan nilai, (3) PKn sebagai pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
nasionalisme, (4) PKn sebagai pendidikan hukum, (5) PKn sebagai pendidikan
multukultural, (6) PKn sebagai pendidikan resolusi konflik. PKn sebagai
pendidikan politik disini berarti bahwa program pendidikan PKn memberikan
pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup
sebagai warga negara yang memiki pengetahuan polotik dan kesadaran politik.
PKn sebagai pendidikan nilai dimaksudkan bahwa melalui pembelajaran
PKn diharapkan dapat menanamkan nilai, moral dan norma yang dianggap baik
oleh bangsa dan negara pada siswa (Kusuma, 2010). Melalui PKn pula diharapkan
dapat menumbuhkan dan meningkatkan nilai kebangsaan atau nasionalisme siswa,
sehingga siswa lebih mencintai dan rela berkorban untuk bangsa dan negaranya.
Pendidikan nilai perlu ditanamkan dengan baik pada siswa sehingga harapan dari
pendidikan nilai tersebut dapat benar-benar terlaksana atau diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan nilai sangat perlu diterapkan karena nilai
sendiri yang akan menjadi dasar seseorang untuk bertindak.
PKn sebagai pendidikan hukum berarti bahwa PKn memberikan
pengarahan bagi siswa supaya siswa mempunyai kesadaran hukum yang tinggi.
PKn sebagai pendidikan multikultural berarti bahwa PKn diharapkan mampu
meningkatkan wawasan dan sikap toleran terhadap sesama karena siswa hidup di
lingkungan multikultural. Terakhir yaitu PKn sebagai pendidikan resolusi dimana
PKn membina siswa untuk mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang tepat.
Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan
siswa yang demokratis, dimana siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang
cerdas dan memanfaatkan kecerdasannya sebagai warga negara untuk kemajuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bagi dirinya dan lingkungannya. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, siswa
juga diharapkan mampu untuk memahami, menganalisis, dan menjawab masalah
yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan cita-cita dan
tujuan nasional seperti yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945 (Kusuma &
Susatim: 2010).
Pendidikan Kewargaraan yang berhasil diterapkan akan membuahkan
sikap mental yang cerdas, penuh tanggung jawab dalam diri siswa. Sikap tersebut
diharapkan disertai dengan perilaku-perilaku yang sesuai yaitu: (a) beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai falsafah
bangsa, (b) berbudi pekerti luhur, disiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, (c) rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara, (d) bersifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran bela negara, (e) aktif
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara (Kusuma & Susatim: 2010).
Menurut Mulyana (2004) pendidikan nilai dimaknai sebagai: (a)
penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada seseorang, (b) bantuan terhadap
siswa, agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta penempatanya secara
integral dalam keseluruhan hidupnya, (c) pengajaran atau bimbingan kepada siswa
agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan melalui proses
pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan bertindak yang konsisten.
Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai dimaknai sebagai model
pendidikan yang berlandaskan pada nilai (nilai agama, sosial, budaya, pendidikan,
dan nilai kebangsaan atau nasionalisme). Pendidikan Kewarganegaraan berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
nilai ditujukan kepada pembinaan kepribadian utuh, matang dan produktif dalam
diri siswa. Selain itu Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai juga diharapkan
menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan atau yang
tercermin dalam diri siswa dengan cara membimbing perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai tersebut (Kusuma & Susatim: 2010).
Nilai yang dimaksud dalam Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai
yaitu meyakinkan siswa bertindak atas dasar pilihannya sendiri (tanpa pengaruh
orang lain). Nilai juga dijadikan patokan normatif yang dapat mempengaruhi
siswa dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif.
Terakhir, nilai diharapkan dapat meningkatkan nilai kebangsaan dan cinta tanah
air.
Pendidikan nilai merupakan sebuah proses dalam upaya membantu siswa
mengekspresikan nilai-nilai yang ada melalui pengujian kritis, sehingga siswa
dimungkinkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas berpikir serta
perasaannya. Menurut Somantri (2001) mengemukakan bahwa tujuan PKn di
Indonesia akan tercapai lewat the great ought-nya, yaitu dengan menanamkan
konsep dan sistem nilai yang sudah di anggap baik sebagai titik tolak untuk
menumbuhkan warga negara yang baik.
Pendidikan berbasis nilai mencakup keseluruhan aspek sebagai alternatif
pengajaran pada siswa. Tujuannya yaitu supaya siswa menyadari nilai kebenaran,
kebaikan dan keindahan melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan
pembiasaan bertindak yang konsisten. Materi PKn yang ada di Sekolah Dasar
merupakan upaya yang diperlukan siswa dalam menghadapi tantangan globalisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang sedang terjadi saat ini maupun yang akan datang. Melalui pendidikan nilai,
diharapkan siswa mampu meningkatkan kesadaran akan nilai yang dapat
digunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran berbasis nilai memiliki tujuan untuk menjadi acuan
atau petunjuk yang terpola bagi guru dalam membina siswanya (Kusuma &
Susatim: 2010). Siswa diharapkan dapat memiliki tatanan nilai melalui
pendekatan klarifikasi nilai dan nilai-nilai yang berkaitan dengan kegiatan seharihari. Siswa juga diharapkan mampu memaknai nilai yang ada sehingga siswa
dapat beraktivitas menggunakan proses nilai dan membantu siswa menerapkan
proses nilai.
Berdasarkan penjelasan di atas, tentang Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) sebagai pendidikan nilai, dapat saya simpulkan bahwa pendidikan nilai
dapat mengimplikasikan perubahan-perubahan melalui informasi, keterampilan
baru, perubahan dari segi afektif yang sangat berhubungan dengan perasaan, sikap
dan emosi. Pendidikan nilai diadakan dengan tujuan untuk membantu siswa dalam
berubah atau merubah tindakan dan tingkah laku siswa sesuai dengan nilai-nilai
yang diharapkan. Selain itu pendidikan nilai diberikan pada siswa dengan
membantu siswa untuk meningkatkan kesadaran akan nilai yang ada.
2.1.1.2 Kesadaran
Menurut Widjaja (1984) kesadaran merupakan sikap atau perilaku
mengetahui atau mengerti taat dan patuh pada peraturan dan ketentuan
perundangan yang ada serta mengetahui atau mengerti, taat dan patuh pada adat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
istiadat dan kebiasaan yang hidup dalam masyarakat. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1983: 1820) kesadaran mempunyai arti: (1)
keinsafan: keadaan mengerti: akan harga dirinya timbul karena ia diperlakukan
secara tidak adil, (2) hal yang dirasakan atau dipahami oleh seseorang.
Menurut Suhatman (2009) dalam skripsi Esthi (2013) kesadaran
merupakan unsur yang ada dalam diri manusia untuk memahami kenyataan atau
realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Menurut
Zubair (1987) kesadaran moral merupakan faktor penting untuk memungkinkan
tindakan setiap individu selalu bermoral, berperilaku susila dan tindakannya akan
sesuai dengan norma yang berlaku.
Dapat saya simpulkan bahwa kesadaran merupakan sikap seseorang
karena mengetahui atau mengerti dan menimbulkan rasa sadar dalam diri orang
tersebut sehingga dia mampu memahami suatu hal dengan baik.
2.1.1.3 Nilai
Syahrial (2011) mengatakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang
berharga, berguna, indah, memperkarya batin dan menyadarkan manusia akan
harkat dan martabatnya. Sedangkan Wahana (2004) berpendapat bahwa nilai yaitu
kualitas dimana nilai tersebut memiliki daya tarik serta dasar bagi tindakan
manusia serta untuk mendorong manusia untuk mewujudkannya, karena nilai
memiliki kesesuaian dengan kecenderungan kodrat manusia. Berdasarkan dua
pendapat di atas, saya menyimpulkan bahwa nilai merupakan sesuatu yang
berharga dan mempunyai kualitas tinggi yang menjadi dasar tindakan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Nilai mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia
sebagai dasar pembentukan diri manusia berdasarkan tindakannya (Wahana,
2004). Setiap orang memiliki caranya masing-masing yang berbeda-beda dalam
memahami nilai yang ada. Dalam perwujudannya nilai tidak berada pada dirinya
sendiri, nilai selalu tampak pada kita berada pada pembawa nilai atau objek yang
bernilai. Pembawa nilai disini merupakan sebuah objek yang nyata. Nilai tidak
dapat dirasakan hanya dengan pikiran, karena pada dasarnya pikiran itu buta
terhadap nilai. Nilai dapat kita rasakan melalui intuisi emosional (penangkapan
dan pemahaman secara langsung dengan perasaan emosi) (Wahana: 2004).
Menangkap dan memahami nilai, kita dapat merasakan hal yang sebenarnya
secara terang dan jelas. Menangkap nilai dapat diketahui hanya melalui tindakan
kita, karena pada dasarnya pengetahuan manusia tumbuh dan matang dalam
proses tindakan.
Satu-satunya sarana manusia dalam memahami nilai adalah melalui hati
(Wahana: 2004). Hati manusia merupakan kesejajaran yang tepat antara
keteraturan hati yang sifatnya apriori dengan nilai yang sifatnya hierarkis objektif.
Melalui hati, manusia mempunyai analog yang tepat dengan pikiran meskipun
tidak dipinjam dari logika pikiran. Dalam hati terdapat hukum yang tertulis yang
berhubungan dengan rencana yang sesuai dengan dunia yang dibangun, yaitu
dunia nilai (Wahana: 2004). Manusia harus mempunyai sikap yang sebaikbaiknya terhadap nilai. Nilai haruslah dicintai dan diwujudkan dalam diri sesuai
dengan tingkatan tinggi rendahnya. Nilai yang memiliki tingkatan tertinggi
haruslah didahulukan daripada nilai yang tingkatannya lebih rendah.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai memiliki peranan sebagai dasar dalam setiap tindakan manusia. Nilai
juga menjadi dasar untuk mendorong manusia mewujudkan nilai yang
ditemukannya dalam setiap tindakannya. Adanya nilai positif membuat orang
untuk terdorong melakukan atau bertindak sesuai nilai untuk mewujudkannya
dalam realitas. Nilai-nilai yang diwujudkan dalam tindakan manusia menjadi
dasar dan arah bagi pembentukan dirinya. Manusia tidak hanya mampu untuk
memilih dan berfikir, sehingga manusia bisa mewujudkan nilai positif dan
menghapuskan nilai negatif dalam dirinya melalui tindakan-tindakannya. Menurut
Wahana (2004) ada lima tipe person bernilai sebagai pembentukkan manusia serta
memiliki hubungan dengan hierarki nilai yaitu: (1) nilai kesenangan artis, (2) nilai
kegunaan pemimpin, (3) nilai kehidupan pahlawan, (4) nilai spiritual jenius, (5)
nilai kekudusan santo.
Nilai merupakan acuan atau patokan dalam menentukan sikap seseorang,
sedangkan sikap menjadi acuan dalam bertingkah laku (Adisusilo: 2012), seperti
dijelaskan dalam gambar di bawah ini:
Gambar 1. Hubungan nilai, sikap dan perilaku
Pola sikap
Kepribadian
seseorang/
kelompok
Nilai
Pola tingkah laku
Jadi
nilai
merupakan sesuatu
yang
berharga
dan patut
untuk
diperjuangkan. Alasan mengapa nilai patut untuk diperjuangkan karena nilai
merupakan dasar dari sikap seseorang untuk membentuk tingkah laku yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
nantinya menjadi pribadi
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA
PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM MATA PELAJARAN
PKn TERHADAP KESADARAN SISWA AKAN NILAI
GLOBALISASI DI SD KANISIUS SENGKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Anissa Dwi Saputri
NIM: 101134011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini dipersembahkan kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan ridlo atas segala niat dan
usahaku serta mendengarkan dan mengabulkan doaku
2. Kedua orangtua dan keluarga yang dengan penuh kasih dan
kesabaran selalu mendukung dan memberikan semangat
3. Almamaterku Universitas Sanata Dharma
4. Dosen-dosen pengajarku di PGSD
5. Para sahabat yang selalu mendukung dan memberikan semangat
Mempersembahkan karya ini untuk almamaterku
Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Real success is determined by two factors.
First is faith, and second is action.
Jangan menganggap kendala sebagai halangan
Lihatlah kendala sebagai peluang yang menantang.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Pengaruh Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Dalam
Mata Pelayaran PKn Terhadap Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi Di
SD Kanisius Sengkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Anissa Dwi Saputri
Universitas Sanata Dharma
2014
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
melatarbelakangi pendidikan nilai yang diterapkan di sekolah dasar. Melalui
model PPR, diharapkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi menjadi
meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
Pembelajaran PPR terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa
kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe nonequivalent
control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius
Sengkan yang terdiri dari kelas IV A sebanyak 27 siswa sebagai kelas eksperimen
dan kelas IV B sebanyak 27 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian
berupa kuesioner yang terdiri dari 35 butir item. Instrument tersebut telah
memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis statistik. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan pretest dan posttest
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis data dengan
menggunakan uji normalitas, uji perbedaan skor pretest, perbandingan skor
pretest ke posttest, perbandingan posttest dan uji besar pengaruh model
pembelajaran PPR.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan model
pembelajaran PPR terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi yang
ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,023 (atau < 0,05). Kesadaran
siswa yang menggunakan model pembelajaran PPR lebih besar dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional yang
ditunjukkan dengan selisih rata-rata sebesar 0,53.
Kata kunci: model Paradigma Pedagogi Reflektif, kesadaran akan nilai
globalisasi, mata pelajaran PKn.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The Impact of Reflective Pedagogic Paradigm (PPR) Learning Model for the
Subject of Civics towards the Student Awareness of Globalization Value at
SD Kanisius Sengkan. Yogyakarta: University of Sanata Darma.
Anissa Dwi Saputri
Universitas Sanata Dharma
2014
Civic education was a subject that became a background of the value of
education which was employed in the elementary school. Through the PPR
model, the student’s awareness of globalization value was expected to increase.
This research aimed to find out the impact of Reflective Pedagogic Paradigm
learning model towards the student awareness of globalization value at the grade
IV of SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
This research design is quasi-experimental design of nonequivalent
control group design. The subject of this research were the four graders of SD
Kanisius Sengkan which consisted of 27 students of class IV A as the
experimental class and 27 students of class IV B as the controlled class. The
research instrument is in a form of questionnaire which consists of 35 items. The
instrument had qualified for the validity and reliability which was based on the
statistical analysis. Technique of collecting data on this research is by using
pretest and posttest for control group and experiment group. Data analysis is using
test of normality, test of pretest score difference, comparison of pretest to posttest
score, posttest comparison and test for level of impact of PPR learning model.
The result of this research shows that there was a effects of the use of
Reflective Pedagogic Paradigm learning model towards the student awareness of
globalization value which was shown in the sig value (2-tailed) of 0,023 (or <
0,05). 2). Students employing PPR study method awareness is higher compared to
students employing conventional study method’s, which is showcased by the 0,53
average among them.
Keywords: model of Reflective Pedagogic Paradigm, awareness of
globalization value, subject of Civic.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) Dalam Mata Pelajaran PKn Terhadap Kesadaran Siswa
Akan Nilai Globalisasi Di SD Kanisius Sengkan” ditulis sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Rohandi Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia memberikan bimbingan, masukan serta motivasi dalam penulisan
skripsi ini.
4. Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing II
yang telah bersedia memberikan bimbingan, masukan serta motivasi dalam
penulisan skripsi ini.
5. M. Sri Wartini, selaku kepala sekolah SD Kanisius Sengkan yang telah
mengijinkan peneliti mengadakan penelitian.
6. Maria Karma S.Pd. selaku guru mitra yang banyak membantu proses
penelitian di SD Kanisius Sengkan.
7. Siswa siswi kelas IV SD Kanisius Sengkan yang membantu menjadi
subjek penelitian ini.
8. Kedua orangtua yang kukasihi, Sapto Margono dan Titin Agustiningsih
yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah dan selalu memberikan doa
serta memotivasi dalam pembuatan skripsi ini.
9. Putri Anggraeni atas doa serta dukungannya.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Muhammad Taufik Al-Kindi atas perhatian, semangat, motivasi dan
doanya.
11. Teman-teman satu kelompok payung yang banyak memberikan masukan
dan bantuan kepada peneliti dalam melakukan penelitian dan memberikan
dukungan dalam mengerjakan skripsi ini.
12. Teman-teman PGSD tercinta kelas C angkatan 2010 terimakasih atas
kebersamaan dan keceriannya.
13. Teman-teman PPL SD Kanisius Sengkan untuk bantuan dan semangat
menyelesaikan skripsi ini.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Besar harapan
penulisan karya ilmiah ini berguna bagi pembaca.
Penulis.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................... 8
1.3
Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
1.4
Manfaat Penelitian .................................................................... 9
1.4.1 Bagi Peneliti ................................................................. 9
1.4.2 Bagi Guru ..................................................................... 9
1.4.3 Bagi Siswa .................................................................... 10
1.4.4 Bagi Sekolah ................................................................. 10
1.5
Definisi Operasional ................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Kajian Pustaka................................................................................... 12
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung.................................................. 12
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.1
PKn Sebagai Pendidikan Nilai ................................. 12
2.1.1.2
Kesadaran................................................................ 17
2.1.1.3
Nilai ........................................................................ 18
2.1.1.4
Globalisasi .............................................................. 21
2.1.1.5
Kesadaran Akan Nilai Globalisasi ........................... 26
2.1.1.6
Indikator Kesadaran ................................................ 27
2.1.1.7
Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif ................ 27
2.1.1.8 Langkah-langkah dalam Pembelajaran PPR ............. 28
2.1.1.9
Kelebihan dan Keuntungan PPR .............................. 29
2.1.1.10 Tantangan dalam Penerapan PPR ............................ 30
2.1.1.11 Tujuan PPR ............................................................. 31
2.1.1.12 Pembelajaran Berpola PPR ...................................... 32
2.1.2
Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 33
2.1.2.1
Penelitian Tentang PPR ........................................... 33
2.1.2.2
Penelitian Tentang Globalisasi ................................ 35
2.2
Kerangka Berpikir .......................................................................... 36
2.3
Hipotesis ........................................................................................ 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian ............................................................................... 39
3.2
Waktu dan tempat penelitian .......................................................... 40
3.2.1
Waktu Penelitian .............................................................. 40
3.2.2
Tempat Penelitian ............................................................ 41
3.3
Populasi dan Sampel....................................................................... 41
3.4
Variabel Penelitian ......................................................................... 42
3.5
Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 42
3.6
Instrumen Penelitian ....................................................................... 46
3.7
Teknik Pengujian Instrumen ........................................................... 48
3.8
3.7.1
Penentuan Validitas.......................................................... 48
3.7.2
Reliabilitas ....................................................................... 50
Teknik Analisis Data ...................................................................... 51
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.1
Uji Normalitas ................................................................. 51
3.8.2
Uji Statistik ...................................................................... 52
3.8.2.1
Uji Homogenitas................................................ 52
3.8.2.2
Uji Perbedaan Pretest ........................................ 52
3.8.2.3
Uji Pengaruh Perlakuan ..................................... 53
3.8.2.4
Uji Perbedaan Dari Pretest ke Posttest ............... 54
3.8.2.5
Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest .................... 54
3.8.2.6
Uji Besar Pengaruh Model PPR ......................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian .............................................................................. 57
4.1.1
Uji Prasyarat atau Uji Asumsi .......................................... 57
4.1.1.1 Uji Normalitas ................................................... 58
4.1.1.2 Uji Homogenitas ................................................ 59
4.1.2
Uji Statistik ...................................................................... 60
4.1.2.1 Perbandingan Skor Pretest .................................... 60
4.1.2.2 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ................. 61
4.1.2.3 Perbandingan Skor Posttest .................................. 66
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Model Pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif .............................. 67
4.2
Pembahasan.................................................................................... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan .................................................................................... 71
5.2
Keterbatasan Penelitian .................................................................. 72
5.3
Saran .............................................................................................. 72
DAFTAR REFERENSI ................................................................................ 73
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
JUDUL TABEL
HALAMAN
Tabel 1
Jadwal Penelitian ......................................................................... 41
Tabel 2
Kisi-kisi Kuesioner Kesadaran Siswa Terhadap Nilai Globalisasi
Sebelum Validitas ........................................................................ 44
Tabel 3
Kuesioner Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi..................... 47
Tabel 4
Hasil Perhitungan Validitas ......................................................... 49
Tabel 5
Kriteria Koefisien Reliabilitas ...................................................... 50
Tabel 6
Perhitungan Reliabilitas ............................................................... 50
Tabel 7
Hasil Uji Normalitas Kesadaran Siswa......................................... 58
Tabel 8
Hasil Uji Homogenitas ................................................................ 60
Tabel 9
Perbandingan Skor Pretest Kesadaran Siswa ............................... 61
Tabel 10
Perbandingan Rata-rata Selisih Pretest Kontrol dan Eksperimen .. 63
Tabel 11
Perbandingan Rata-rata Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
Dan Eksperimen ......................................................................... 64
Tabel 12
Selisih Hasil Selisih Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
dan Eksperimen ........................................................................... 64
Tabel 13
Harga Sig (2-tailed) Selisih hasil selisih Pretest dan Posttest ....... 65
Tabel 14
Perbandingan Skor Posttest Kesadaran Siswa .............................. 66
Tabel 15
Uji Besar Pengaruh Terhadap Kesadaran Siswa Akan Nilai
Globalisasi................................................................................... 67
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Hubungan Nilai, Sikap dan Perilaku ......................................... 20
Gambar 2
Peta Konsep Pelaksanaan PPR .................................................. 29
Gambar 3
Literatur Map Penelitian Sebelumnya ....................................... 36
Gambar 4
Desain Penelitian ...................................................................... 39
Gambar 5
Pemetaan Variabel .................................................................... 42
Gambar 6
Grafik Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
dan eksperimen ......................................................................... 67
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Silabus Pembelajaran ......................................................... 77
Lampiran 2
RPP Kelompok Eksperimen Pertemuan Pertama ................ 81
Lampiran 3
RPP Kelompok Eksperimen Pertemuan Kedua .................. 92
Lampiran 4
RPP Kelompok Eksperimen Pertemuan Ketiga .................. 102
Lampiran 5
RPP Kelompok Eksperimen Pertemuan Keempat .............. 110
Lampiran 6
RPP Kelompok Kontrol ..................................................... 123
Lampiran 7
Validasi Instrumen Penelitian ............................................ 126
Lampiran 8
Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 127
Lampiran 9
Skor Pretest Kelompok Kontrol ......................................... 132
Lampiran 10
Skor Posttest Kelompok Kontrol ........................................ 133
Lampiran 11
Skor Pretest Kelompok Eksperimen ................................... 134
Lampiran 12
Skor Posttest Kelompok Eksperimen ................................. 135
Lampiran 13
Hasil Analisis SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen .......................................................................... 136
Lampiran 14
Hasil Uji Normalitas .......................................................... 138
Lampiran 15
Hasil Uji Homogenitas....................................................... 140
Lampiran 16
Perbandingan Skor Pretest ................................................. 141
Lampiran 16
Hasil Uji Kenaikan Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen ...................................................... 142
Lampiran 17
Hasil Posttest ..................................................................... 144
Lampiran 18
Perhitungan Hasil Uji Pengaruh PPR ................................. 145
Lampiran 19
Lembar Kuesioner Validitas Siswa .................................... 146
Lampiran 20
Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol 148
Lampiran 21
Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok
Eksperimen........................................................................ 149
Lampiran 22
Lembar Refleksi Siswa ...................................................... 152
Lampiran 23
Foto-foto Penelitian ........................................................... 153
Lampiran 24
Surat Ijin Penelitian ........................................................... 154
Lampiran 25
Surat Keterangan Penelitian ............................................... 155
Lampiran 26
Daftar Riwayat hidup ......................................................... 156
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab I ini peneliti membahas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan seseorang dimulai dari hal kecil di lingkungan tidak formal
yaitu di dalam keluarga dan dilanjutkan di lingkungan formal yaitu sekolah.
Pengetahuan dan keterampilan baru diperoleh anak pada masa sekolah dasar
melalui kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang
berlangsung tentu saja melibatkan banyak komponen, yaitu siswa, guru atau
pendidik dan materi pendidikan (hasil wawancara dengan guru, 17 Januari 2014).
Materi pendidikan dikemas sedemikian hingga yang bertujuan memberikan
pengetahuan secara luas bagi siswa. Pada dasarnya materi dan kegiatan
pembelajaran yang berlangsung tidak hanya memberikan materi semata. Salah
satunya yaitu materi Pendidikan Kewarganegaraan yang ada di Sekolah Dasar.
Menurut Undang Undang (UU) No 20/2003 Pasal 1 Ayat 1, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.
Salah satu tantangan yang dialami oleh guru yaitu bagaimana untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan pendidikan yang dijelaskan di atas. Untuk
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mencapai tujuan dari pendidikan sendiri, perlu adanya upaya-upaya dalam
kegiatan pembelajaran. Guru perlu memperhatikan empat aspek, yaitu aspek nilainilai, nilai-nilai masukan, nilai proses, dan yang terakhir yaitu nilai keluaran
(Kusuma, 2010).
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran pokok
selain Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Matematika. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sendiri selalu
ada mulai dari kelas bawah (kelas satu) sampai kelas tertinggi (kelas enam) di
Sekolah Dasar. Pendidikan Kewarganegaaran (PKn) diajarkan pada siswa supaya
siswa memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan siswa
mempunyai pola pikir, sikap dan perilaku berdasarkan Pancasila (Kusuma, 2010).
Ada banyak sekali nilai yang terkandung dalam Pendidikan Kewargaranegaraan,
salah satunya yaitu nilai globalisasi. Nilai merupakan sesuatu yang berharga,
maka dari itu perlu ditanamkan supaya siswa mempunyai kesadaran akan nilai
yang berguna dalam kehidupan mereka (Kusuma, 2010).
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai latar belakang pendidikan nilai
memberikan pengajaran guna menyiapkan siswa menjadi warga negara yang baik
berdasarkan nilai dan kaidah dalam masyarakat (Kusuma, 2010). Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) diharapkan dapat menyadarkan siswa akan pentingnya
nilai yang terkandung di dalamnya. Tidak hanya menyadari akan nilai tersebut,
tetapi siswa juga dapat mewujudkan atau mengaplikasikan nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya nilai yang terkandung dalam Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kewarganegaraan (PKn) merupakan nilai yang selalu ada dalam kehidupan
(Chamim, 2004).
Materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pembelajaran
dengan model pendidikan berbasis nilai. Pendidikan berbasis nilai merupakan
sebuah upaya alternatif yang diperlukan siswa dalam menghadapi globalisasi yang
berlangsung saat ini maupun dimasa yang akan datang (Bestari, 2008). Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) merupakan pusat dari pendidikan nilai yang ada di
Sekolah Dasar (SD). Pendidikan nilai bukan hanya sebuah pembelajaran dimana
hanya terjadi transfer ilmu atau isi dari sebuah niai pada siswa. Pendidikan nilai
dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) haruslah dimaknai sebagai upaya
mengembangkan nilai yang ada dalam diri siswa (Kusuma, 2010).
Globalisasi merupakan salah satu materi pembelajaran yang ada dalam
mata pelajaran PKn untuk siswa kelas empat. Pendidikan globalisasi diajarkan
pada siswa dengan tujuan siswa mempunyai cara untuk bersikap menghadapi
globalisasi. Pendidikan globalisasi diharapkan mampu menyaring sikap dan
tindakan siswa supaya tidak melenceng dari budaya Indonesia. Globalisasi
mempunyai banyak pengaruh terhadap sikap bagi siswa, karena siswa belum
mampu menyaring berbagai macam informasi dengan tepat dari informasi yang
didapat. Maka dari itu, diadakannya pendidikan nilai bagi siswa, khususnya nilai
globalisasi.
Materi globalisasi yang ada dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mengajarkan siswa untuk menumbuhkan kesadaran dalam dirinya terhadap
globalisasi yang ada dan akan dihadapinya. Pendidikan ini membuka kesadaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
siswa akan adanya pengaruh positif dan pengaruh negatif dari globalisasi. Siswa
diharapkan mampu menyaring informasi dari perkembangan yang ada dalam
globalisasi untuk kehidupannya kelak. Kesadaran akan globalisasi juga membuat
siswa menjadi menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila serta melestarikan jati diri
dan harga diri bangsa Indonesia.
Peneliti sudah melakukan kegiatan observasi tidak tertulis dan wawancara
tidak terstruktur pada siswa untuk melihat bagaimana kesadaran siswa terhadap
nilai globalisasi. Hasil observasi menunjukkan bahwa 15 dari 35 siswa kelas
empat asyik mengobrol dengan temannya saat pelajaran PKn berlangsung. Selain
itu diperkirakan bahwa siswa kelas V yang sudah mendapat materi tentang
globalisasi belum bisa mengaplikasikan nilai globalisasi ke dalam kehidupan
mereka. Hal ini terlihat dari gaya mereka berbicara dan berpakaian (menggunakan
aksesoris, khususnya anak perempuan). Banyak sebagian dari siswa bergaya dan
berbicara dengan gaya K-pop yang sekarang sedang marak dibicarakan. Selain itu
baju yang dikenakan siswa terkesan seksi (terutama untuk anak perempuan), rok
yang mereka kenakan di atas lutut. Siswa laki-laki juga banyak yang
mengeluarkan pakaiannya (tidak dimasukan dan menggunakan sabuk).
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan pada siswa kelas V,
mereka tidak mau memasukan bajunya dan menganggap jika mereka berpakaian
seperti itu dianggap gaul dan seperti sinetron yang ada di televisi. Kegiatan
pembelajaran yang berlangsung juga belum menerapkan model PPR secara
keseluruhan. Guru masih cenderung menggunakan model pembelajaran
konvensional dan ceramah. Guru melewatkan aspek aksi dan refleksi selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kegiatan pembelajaran berlangsung. Sehingga PPR belum benar-benar diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Salah satu kendala yang dialami guru yaitu guru harus berfikir bagaimana
supaya pendidikan nilai yang diberikan pada siswa bisa tepat sasaran.
Pembelajaran konvensional atau tradisional sampai saat ini masih digunakan oleh
beberapa guru. Terlebih lagi guru yang ada di pedalaman dan sudah lanjut usia
yang tidak mau dipusingkan oleh cara mengajarnya. Pembelajaran konvensional
lebih dikenal dengan pembelajaran transfer ilmu dari guru pada siswa.
Pembelajaran konvensional hampir tidak memberikan kesempatan pada siswa
untuk mendapat pengalaman langsung karena siswa hanya duduk mendengarkan
apa yang dijelaskan guru. Akibatnya, kesadaran siswa akan nilai yang terkandung
dalam PKn tidak akan terlihat, atau bahkan sama sekali tidak ada.
Paradigma
Pedagogi
Reflektif
merupakan
pola
pikir
untuk
mengembangkan manusia menjadi manusia yang bernilai (Subagya, 2008). Model
pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) bisa menjadi salah satu
alternatif dalam pembelajaran PKn untuk menyampaikan pendidikan nilai pada
siswa. Keunggulan Paradigma Pedagogi Reflektif yaitu siswa dan guru menjadi
belajar untuk mengembangkan kepribadiannya secara utuh serta mengasah
kepekaan hati nurani dan penuh bela rasa bagi sesama (Subagya, 2008). Untuk
merealisasikan keunggulan tersebut, para ahli biasa menyebutnya dengan 3C,
yaitu Competence, Conscience dan Compassion.
Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif menawarkan sebuah
inovasi pembelajaran dimana di dalam pembelajaran tersebut terdapat konteks,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi (Subagya, 2008). Ini merupakan salah satu
keunggulan
Paradigma
Pedagogi
Reflektif
yang
tidak
dimiliki
dalam
pembelajaran konvensional. Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif
sangat memperhatikan bagaimana konteks siswa dalam pelaksanaannya.
Pengalaman bagi siswa selama pembelajaran juga ditekankan supaya siswa dapat
terlibat langsung. Pengalaman ini diberikan dengan maksud siswa dapat
menemukan sendiri nilai-nilai yang sedang mereka pelajari. Kemudian guru
memberikan refleksi atas pengalaman dimana refleksi tersebut dilakukan supaya
siswa dapat memahami akan nilai yang sudah dipelajarinya. Pemahaman akan
nilai tersebut selanjutnya menjadi rumusan bagi tindakan siswa selanjutnya dalam
kegiatan aksi, barulah guru dapat mengevaluasinya. Kegiatan evaluasi yang
dilakukan guru tidak hanya dalam ranah kognitif saja, tetapi juga melihat pribadi
siswa, apakah siswa mengalami perkembangan setelah mengikuti pembelajaran
atau tidak (Subagya, 2008).
Pendidikan nilai diharapkan ditanamkan sedini mungkin pada siswa.
Selain itu pendidikan nilai diharapkan dapat tepat sasaran, sehingga hasil dari
pendidikan nilai dapat dilihat secepat atau sedini mungkin. Bukan tidak mungkin
siswa kelas satu sudah mampu memaknai dan mengaplikasikan sebuah nilai jika
guru menyampaikannya secara tepat atau menggunakan model pembelajaran yang
tepat. Model pembelajaran konvensional belum dapat dikatakan tepat jika
diimplementasikan dalam pembelajaran guna menanamkan nilai pada siswa. Guru
baru bisa melihat apakah siswa sudah mampu memaknai pendidikan nilai ketika
siswa tersebut sudah berada di SMP atau bahkan SMA. Menggunakan model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
konvensional susah sekali untuk melihat hasil dari pendidikan nilai atau bahkan
hasil dari pendidikan nilai tersebut sama sekali tidak ada (Kusuma, 2010).
Seperti yang sudah jelaskan di atas bahwa pembelajaran konvensional
sifatnya hanya memaparkan apa yang dipikirkan oleh guru atau sering kita sebut
sebagai metode ceramah. Menurut saya, ketika guru menggunakan metode
ceramah itu hanya akan memberikan informasi kognitif saja. Guru kurang
memperhatikan perkembangan siswa dalam aspek bela rasa bagi sesama dan hati
nurani. Guru yang pembelajarannya menggunakan Pedagogi Reflektif maka guru
tersebut juga akan mengajarkan pada siswanya tentang bela rasa bagi sesama dan
hati nurani. Pembelajaran yang seperti ini merupakan pembelajaran yang dapat
dikatakan bahwa pendidikan nilai yang ditanamkan pada siswa berhasil (Subagya,
2010).
Dari paparan di atas solusi yang dapat digunakan yaitu peneliti ingin
menerapkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang
diduga dan diharapkan dapat membangkitkan atau meningkatkan kesadaran siswa.
Selain itu model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) juga
diharapkan mampu menanamkan nilai globalisasi dalam diri siswa. Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) akan membantu siswa untuk menemukan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Nilai globalisasi
merupakan sikap atau tingkah laku siwa terhadap pengaruh global yang saat ini
sedang berlangsung. Paradigma Pedagogi Reflektif membantu siswa menemukan
sendiri melalui pengalaman yang dibantu refleksi bersama guru dan melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
aksinya dalam kehidupan sehari-hari. PPR juga diharapkan mampu membantu
siswa menemukan dan mengembangkan nilai-nilai yang ada dalam PKn.
Penelitian ini hanya akan dibatasi pada pengaruh penggunaan model
pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap kesadaran akan nilai
globalisasi dan mengetahui perbandingan penggunaan PPR dengan metode
konvensional dalam meningkatkan kesadaran akan nilai globalisasi pada mata
pelajaran PKn materi pengaruh globalisasi siswa kelas IV SDK Sengkan pada
semester genap Tahun Pelajaran 2012-2013.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Apakah model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesadaran akan nilai
globalisasi siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan pada semester genap
tahun ajaran 2012-2013?
1.2.2 Apakah peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi melalui
pembelajaran
Paradigma
Pedagogi
Reflektif
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional?
(PPR)
lebih
besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini yaitu:
1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Paradigma Pedagogi
Reflektif terhadap peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada
siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan pada semester genap tahun ajaran
2012-2013.
1.3.2 Untuk mengetahui peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi
melalui model pembelajaran PPR lebih besar dibandingan dengan
pembelajaran konvensional.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti:
1.4.1.1 Peneliti dapat membuktikan pengaruh model pembelajaran Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi
yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) .
1.4.1.2 Peneliti mendapatkan pengalaman baru dalam merancang pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menggunakan model pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
1.4.1.3 Menjadi inspirasi bagi peneliti dalam melakukan pembelajaran di kelas.
1.4.2 Bagi Guru:
1.4.2.1 Guru
mendapatkan pengalaman
dalam
menerapkan
pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan PKn menggunakan model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), sehingga dapat dikembangkan lebih
lanjut untuk pembelajaran lainnya.
1.4.2.2 Guru mendapatkan tambahan wawasan mengenai model pembelajaran di
kelas.
1.4.3 Bagi Siswa:
1.4.3.1 Siswa mendapatkan pengalaman belajar dengan Paradigma Pedagogi
Reflektif (PPR).
1.4.3.2 Siswa memperoleh kegiatan belajar yang menyenangkan.
1.4.4 Bagi sekolah:
Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan yang
meningkatkan wawasan para warga sekolah.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Siswa SD adalah anak kelas IV yang sekolah di SD Kanisius Sengkan.
1.5.2 Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan sebuah pola pikir dalam
menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang
mempunyai nilai kemanusiaan (hati nurani serta bela rasa terhadap
sesama).
1.5.3 Kesadaran akan nilai yaitu kesadaran berbagai hal yang berkaitan dengan
nilai serta menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya
nilai yang menjadi tujuannya.
1.5.4 Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan sebuah mata pelajaran
yang ada di SD Kelas IV yang mempelajari kesadaran bela negara dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
memiliki pola pikir, sikap dan perilaku sebagai pola tindakan cinta tanah
air berdasarkan pancasila.
1.5.5 Globalisasi yaitu proses menyatunya seluruh warga dunia secara umum
dan menyeluruh menjadi sebuah kelompok masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II landasan teori ini, berisi mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) sebagai nilai dan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR),
serta teori-teori yang relevan dan hasil penelitian sebelumnya yang dirumuskan
dalam kerangka berpikir dan hipotesis berupa dugaan sementara dari rumusan
masalah penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung
2.1.1.1 PKn Sebagai Pendidikan Nilai
Amerika Serikat merupakan Negara asal dikembangkannya civics dan
civic Education. Civics dan Civic Education kemudian dikaitkan juga dengan
istilah lain tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang menjadi salah satu
isu penting dunia yaitu Citizenship Education. Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan
perluasan
dari
mata
pelajaran
civics
dimana
Pendidikan
Kewarganegaraan lebih berorientasi pada praktik warga negara. Maka dari itu
Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan supaya siswa memiliki wawasan dan
kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, sikap dan perilaku
sebagai tindakan cinta tanah air berdasarkan pancasila (Aziz & Sapriya, 2011).
Kewarganegaraan dalam bahasa Inggris disebut juga Civic jika ilmu
kewarganegaraan disebut Civic Education. Menurut Undang-Undang Nomor
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional tentang dasar fungsi dan tujuan
pendidikan pasal 2 dikatakan (Darmadi, 2010) : “Pendidikan Nasional
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945”. Selanjutnya pasal 3 dikatakan : “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan sebuah
mata pelajaran yang tidak akan terlepas dari siswa. Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) selalu ada sejak siswa duduk di bangku Sekolah Dasar, bahkan hingga di
perguruan tinggi pun akan selalu kita temukan. Menurut Amin (2008) Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar masa datang
menjadi patriot pembela bangsa dan negara. Patriot pembela bangsa dan negara
ialah pemimpin yang mempunyai kecintaan, kesetiaan, serta keberanian untuk
membela bangsa dan tanah air melalui bidang profesinya masing-masing.
Sementara menurut Chamim (2004), Pendidikan Kewarganegaraan bagi bangsa
Indonesia berarti pendidikan pengetahuan, sikap mental, nilai-nilai dan perilaku
yang menjunjung tinggi demokrasi sehingga terwujud masyarakat yang
demokratis dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna
mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, serta demokratis.
Menurut Winarno (2013) misi dari Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
dimasa sekarang ini memiliki beberapa misi, diantaranya yaitu: (1) PKn sebagai
pendidikan politik, (2) PKn sebagai pendidikan nilai, (3) PKn sebagai pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
nasionalisme, (4) PKn sebagai pendidikan hukum, (5) PKn sebagai pendidikan
multukultural, (6) PKn sebagai pendidikan resolusi konflik. PKn sebagai
pendidikan politik disini berarti bahwa program pendidikan PKn memberikan
pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup
sebagai warga negara yang memiki pengetahuan polotik dan kesadaran politik.
PKn sebagai pendidikan nilai dimaksudkan bahwa melalui pembelajaran
PKn diharapkan dapat menanamkan nilai, moral dan norma yang dianggap baik
oleh bangsa dan negara pada siswa (Kusuma, 2010). Melalui PKn pula diharapkan
dapat menumbuhkan dan meningkatkan nilai kebangsaan atau nasionalisme siswa,
sehingga siswa lebih mencintai dan rela berkorban untuk bangsa dan negaranya.
Pendidikan nilai perlu ditanamkan dengan baik pada siswa sehingga harapan dari
pendidikan nilai tersebut dapat benar-benar terlaksana atau diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan nilai sangat perlu diterapkan karena nilai
sendiri yang akan menjadi dasar seseorang untuk bertindak.
PKn sebagai pendidikan hukum berarti bahwa PKn memberikan
pengarahan bagi siswa supaya siswa mempunyai kesadaran hukum yang tinggi.
PKn sebagai pendidikan multikultural berarti bahwa PKn diharapkan mampu
meningkatkan wawasan dan sikap toleran terhadap sesama karena siswa hidup di
lingkungan multikultural. Terakhir yaitu PKn sebagai pendidikan resolusi dimana
PKn membina siswa untuk mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang tepat.
Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan
siswa yang demokratis, dimana siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang
cerdas dan memanfaatkan kecerdasannya sebagai warga negara untuk kemajuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bagi dirinya dan lingkungannya. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, siswa
juga diharapkan mampu untuk memahami, menganalisis, dan menjawab masalah
yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan cita-cita dan
tujuan nasional seperti yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945 (Kusuma &
Susatim: 2010).
Pendidikan Kewargaraan yang berhasil diterapkan akan membuahkan
sikap mental yang cerdas, penuh tanggung jawab dalam diri siswa. Sikap tersebut
diharapkan disertai dengan perilaku-perilaku yang sesuai yaitu: (a) beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai falsafah
bangsa, (b) berbudi pekerti luhur, disiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, (c) rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara, (d) bersifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran bela negara, (e) aktif
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara (Kusuma & Susatim: 2010).
Menurut Mulyana (2004) pendidikan nilai dimaknai sebagai: (a)
penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada seseorang, (b) bantuan terhadap
siswa, agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta penempatanya secara
integral dalam keseluruhan hidupnya, (c) pengajaran atau bimbingan kepada siswa
agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan melalui proses
pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan bertindak yang konsisten.
Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai dimaknai sebagai model
pendidikan yang berlandaskan pada nilai (nilai agama, sosial, budaya, pendidikan,
dan nilai kebangsaan atau nasionalisme). Pendidikan Kewarganegaraan berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
nilai ditujukan kepada pembinaan kepribadian utuh, matang dan produktif dalam
diri siswa. Selain itu Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai juga diharapkan
menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan atau yang
tercermin dalam diri siswa dengan cara membimbing perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai tersebut (Kusuma & Susatim: 2010).
Nilai yang dimaksud dalam Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai
yaitu meyakinkan siswa bertindak atas dasar pilihannya sendiri (tanpa pengaruh
orang lain). Nilai juga dijadikan patokan normatif yang dapat mempengaruhi
siswa dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif.
Terakhir, nilai diharapkan dapat meningkatkan nilai kebangsaan dan cinta tanah
air.
Pendidikan nilai merupakan sebuah proses dalam upaya membantu siswa
mengekspresikan nilai-nilai yang ada melalui pengujian kritis, sehingga siswa
dimungkinkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas berpikir serta
perasaannya. Menurut Somantri (2001) mengemukakan bahwa tujuan PKn di
Indonesia akan tercapai lewat the great ought-nya, yaitu dengan menanamkan
konsep dan sistem nilai yang sudah di anggap baik sebagai titik tolak untuk
menumbuhkan warga negara yang baik.
Pendidikan berbasis nilai mencakup keseluruhan aspek sebagai alternatif
pengajaran pada siswa. Tujuannya yaitu supaya siswa menyadari nilai kebenaran,
kebaikan dan keindahan melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan
pembiasaan bertindak yang konsisten. Materi PKn yang ada di Sekolah Dasar
merupakan upaya yang diperlukan siswa dalam menghadapi tantangan globalisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang sedang terjadi saat ini maupun yang akan datang. Melalui pendidikan nilai,
diharapkan siswa mampu meningkatkan kesadaran akan nilai yang dapat
digunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran berbasis nilai memiliki tujuan untuk menjadi acuan
atau petunjuk yang terpola bagi guru dalam membina siswanya (Kusuma &
Susatim: 2010). Siswa diharapkan dapat memiliki tatanan nilai melalui
pendekatan klarifikasi nilai dan nilai-nilai yang berkaitan dengan kegiatan seharihari. Siswa juga diharapkan mampu memaknai nilai yang ada sehingga siswa
dapat beraktivitas menggunakan proses nilai dan membantu siswa menerapkan
proses nilai.
Berdasarkan penjelasan di atas, tentang Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) sebagai pendidikan nilai, dapat saya simpulkan bahwa pendidikan nilai
dapat mengimplikasikan perubahan-perubahan melalui informasi, keterampilan
baru, perubahan dari segi afektif yang sangat berhubungan dengan perasaan, sikap
dan emosi. Pendidikan nilai diadakan dengan tujuan untuk membantu siswa dalam
berubah atau merubah tindakan dan tingkah laku siswa sesuai dengan nilai-nilai
yang diharapkan. Selain itu pendidikan nilai diberikan pada siswa dengan
membantu siswa untuk meningkatkan kesadaran akan nilai yang ada.
2.1.1.2 Kesadaran
Menurut Widjaja (1984) kesadaran merupakan sikap atau perilaku
mengetahui atau mengerti taat dan patuh pada peraturan dan ketentuan
perundangan yang ada serta mengetahui atau mengerti, taat dan patuh pada adat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
istiadat dan kebiasaan yang hidup dalam masyarakat. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1983: 1820) kesadaran mempunyai arti: (1)
keinsafan: keadaan mengerti: akan harga dirinya timbul karena ia diperlakukan
secara tidak adil, (2) hal yang dirasakan atau dipahami oleh seseorang.
Menurut Suhatman (2009) dalam skripsi Esthi (2013) kesadaran
merupakan unsur yang ada dalam diri manusia untuk memahami kenyataan atau
realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Menurut
Zubair (1987) kesadaran moral merupakan faktor penting untuk memungkinkan
tindakan setiap individu selalu bermoral, berperilaku susila dan tindakannya akan
sesuai dengan norma yang berlaku.
Dapat saya simpulkan bahwa kesadaran merupakan sikap seseorang
karena mengetahui atau mengerti dan menimbulkan rasa sadar dalam diri orang
tersebut sehingga dia mampu memahami suatu hal dengan baik.
2.1.1.3 Nilai
Syahrial (2011) mengatakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang
berharga, berguna, indah, memperkarya batin dan menyadarkan manusia akan
harkat dan martabatnya. Sedangkan Wahana (2004) berpendapat bahwa nilai yaitu
kualitas dimana nilai tersebut memiliki daya tarik serta dasar bagi tindakan
manusia serta untuk mendorong manusia untuk mewujudkannya, karena nilai
memiliki kesesuaian dengan kecenderungan kodrat manusia. Berdasarkan dua
pendapat di atas, saya menyimpulkan bahwa nilai merupakan sesuatu yang
berharga dan mempunyai kualitas tinggi yang menjadi dasar tindakan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Nilai mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia
sebagai dasar pembentukan diri manusia berdasarkan tindakannya (Wahana,
2004). Setiap orang memiliki caranya masing-masing yang berbeda-beda dalam
memahami nilai yang ada. Dalam perwujudannya nilai tidak berada pada dirinya
sendiri, nilai selalu tampak pada kita berada pada pembawa nilai atau objek yang
bernilai. Pembawa nilai disini merupakan sebuah objek yang nyata. Nilai tidak
dapat dirasakan hanya dengan pikiran, karena pada dasarnya pikiran itu buta
terhadap nilai. Nilai dapat kita rasakan melalui intuisi emosional (penangkapan
dan pemahaman secara langsung dengan perasaan emosi) (Wahana: 2004).
Menangkap dan memahami nilai, kita dapat merasakan hal yang sebenarnya
secara terang dan jelas. Menangkap nilai dapat diketahui hanya melalui tindakan
kita, karena pada dasarnya pengetahuan manusia tumbuh dan matang dalam
proses tindakan.
Satu-satunya sarana manusia dalam memahami nilai adalah melalui hati
(Wahana: 2004). Hati manusia merupakan kesejajaran yang tepat antara
keteraturan hati yang sifatnya apriori dengan nilai yang sifatnya hierarkis objektif.
Melalui hati, manusia mempunyai analog yang tepat dengan pikiran meskipun
tidak dipinjam dari logika pikiran. Dalam hati terdapat hukum yang tertulis yang
berhubungan dengan rencana yang sesuai dengan dunia yang dibangun, yaitu
dunia nilai (Wahana: 2004). Manusia harus mempunyai sikap yang sebaikbaiknya terhadap nilai. Nilai haruslah dicintai dan diwujudkan dalam diri sesuai
dengan tingkatan tinggi rendahnya. Nilai yang memiliki tingkatan tertinggi
haruslah didahulukan daripada nilai yang tingkatannya lebih rendah.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai memiliki peranan sebagai dasar dalam setiap tindakan manusia. Nilai
juga menjadi dasar untuk mendorong manusia mewujudkan nilai yang
ditemukannya dalam setiap tindakannya. Adanya nilai positif membuat orang
untuk terdorong melakukan atau bertindak sesuai nilai untuk mewujudkannya
dalam realitas. Nilai-nilai yang diwujudkan dalam tindakan manusia menjadi
dasar dan arah bagi pembentukan dirinya. Manusia tidak hanya mampu untuk
memilih dan berfikir, sehingga manusia bisa mewujudkan nilai positif dan
menghapuskan nilai negatif dalam dirinya melalui tindakan-tindakannya. Menurut
Wahana (2004) ada lima tipe person bernilai sebagai pembentukkan manusia serta
memiliki hubungan dengan hierarki nilai yaitu: (1) nilai kesenangan artis, (2) nilai
kegunaan pemimpin, (3) nilai kehidupan pahlawan, (4) nilai spiritual jenius, (5)
nilai kekudusan santo.
Nilai merupakan acuan atau patokan dalam menentukan sikap seseorang,
sedangkan sikap menjadi acuan dalam bertingkah laku (Adisusilo: 2012), seperti
dijelaskan dalam gambar di bawah ini:
Gambar 1. Hubungan nilai, sikap dan perilaku
Pola sikap
Kepribadian
seseorang/
kelompok
Nilai
Pola tingkah laku
Jadi
nilai
merupakan sesuatu
yang
berharga
dan patut
untuk
diperjuangkan. Alasan mengapa nilai patut untuk diperjuangkan karena nilai
merupakan dasar dari sikap seseorang untuk membentuk tingkah laku yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
nantinya menjadi pribadi