MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG ALAT PENCERNAAN PADA MANUSIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG
ALAT PENCERNAAN PADA MANUSIA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAKE AND GIVE
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sindangsari Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Lulu Hendarsyah
0810358
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
(2)
ALAT PENCERNAAN PADA MANUSIA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAKE AND GIVE
Oleh Lulu Hendarsyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Lulu Hendarsyah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG
ALAT PENCERNAAN PADA MANUSIA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAKE AND GIVE
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Sindangsari Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)
Oleh
LULU HENDARSYAH NIM : 0810358
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I,
Dr. Muslim, M.Pd. NIP. 19640606 199003 1 003
Pembimbing II,
Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. NIP. 19770828200312 002
Diketahui
Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dr. Dharma Kesuma, M.Pd. NIP. 19550927198503 1 001
(4)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan diartikan sebagai upaya sadar dan terencana untu mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri ,kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan Negara (UU No.20 tahun 2003). Tujuan pendidikan Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mampu mencetak dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang berfungsi mempersiapkan peserta dirinya menjadi manusia yang berilmu bermoral dan berketerampilan.
Sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas berat dalam mencetak peserta didik untuk mempersiapkan peserta didik ke jenjang berikutnya. Oleh sebab itu dalam proses belajar dan mengajar, kreatifitas dalam pembelajaran merupakan bagian dari suatu sistem yang tak terpisahkan dengan guru dan peserta didik. Peranan kreatifitas guru tidak sekedar membantu proses belajar mengajar dengan mencakup satu aspek dalam diri manusia saja, akan tetapi mencakup apek-aspek lainnya yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Guru dalam mengelola dinamika kelas, mengorganisasikan sumber daya yang ada serta menyusun perencanaan aktifitas yang dilakukan di kelas untuk diarahkan dalam proses pembelajaran yang baik. Dalam hal manajemen kelas, kreatifitas guru dalam manajemen kelas diarahkan untuk membantu siswa di kelas dapat belajar secara kolaboratif dan kooperatif, menciptakan lingkungan akademik yang kondusif dalam proses belajar. (Sudjana,1989:109)
Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sehingga sulit sekali dicapai hasil belajar yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (2006:36) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukan dengan nilai tes yang di berikan guru.
(5)
Pada struktur dan muatan kurikulum sekolah dasar,mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran pelajaran yang harus dikuasai siswa disamping mata pelajaran lain. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang memperlajari dan menelaah gejala dan perubahan yang terjadi di alam yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut tampak bahwa pembelajaran IPA di sekolah dasar menekankan peserta didik untuk mengalami langsung dalam proses pembelajaran. Seperti yang tercantum dalam tujuan pembelajaran IPA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas,2006)secara terperinci adalah : (1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep IPA yang bermanfaat dan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari – hari. (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan. (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (6) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran IPA belum sepenuhnya tercapai. Hal ini dibuktikan pada perolehan hasil belajar siswa yang masih rendah sehingga perlu di tingkatkan. Hasil belajar siswa yang masih rendah boleh jadi dikarenakan proses pembelajaran yang dilaksankan oleh guru menggunakan metode ceramah sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran dan dapat berakibat siswa mudah jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.
Seperti hal nya yang terjadi di sekolah SDN Sindangsari Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, dalam pembelajaran IPA perilaku siswa cenderung hanya mendengar dan mencatat materi yang diberikan guru karena pembelajaran hanya berpusat pada guru. Guru terkesan mendominasi pada saat proses
(6)
pembelajaran berlangsung sehingga aktifitas siswa sangat rendah. Pembelajaran menjadi kurang menarik minat siswa, sehingga tidak memicu siswa untuk bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan. Ditemukan pula banyak siswa yang diam,mengantuk,berbincang dengan teman sebangkunya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa pada materi alat pencernaan pada manusia melalui proses pembelajaran klasikal yang selama ini dilakukan pada kegiatan pra siklus diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 54,5 dengan capaian ketuntasan belajar minimal (KKM) yang ditetapkan sebesar 60 hanya mencapai 34,25% dari 26 siswa yang mengikuti proses pembelajaran. Demikian pula berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran IPA ditemukan bahwa keingintahuan, daya kritis, dan motivasi untuk aktif terlibat dalam pembelajaran dari siswa masih dirasa perlu untuk di tingkatkan.
Melihat dari latar belakang diatas maka guru harus menentukan atau menemukan metode yang tepat guna mencapai tujuan pembelajaran dengan hasil yang diinginkan. Menghadapi kondisi seperti ini, penulis sebagai guru yang telah mengajar dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran IPA merasa tidak puas terhadap penapaian hasil belajar siswa. Keberhasilan dan kegagalan dalam sebuah pembelajaran baik itu secara langsung maupun tidak langsung akan banyak di tentukan oleh bagaimana seorang guru mengelola pembelajaran di kelas. Senada dengan hal ini Wina Sanjaya (2008) menegaskan bahwa guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar siswa dan memiliki peran sebagai sumber belajar, pemimpin (organisator) dalam belajar yang memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi siswa dalam belajar.
Berdasarkan kenyataan yang terjadi seperti diatas, penulis menyadari bahwa kinerja yang dilakukan dalam pembelajara IPA masih memiliki kelemahan, sehingga penulis berupaya merekontruksi kembali sistem pembelajaran IPA yang selama ini di kembangkan.Rendahnya kualitas dan produktivitas pembelajaran yang telah dilakukan pada hakekatnya berakar dari cara mengajar guru, yaitu ara mengajar kurang bervariasi dalam pemilihan dan pemanfaatan model-model
(7)
pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi dan situasi pembelajaran. Hal ini berakibat terhadap rendahnya hasil belajar siswa.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe take and give. Penerapan model pembelajaran ini dipandang dapat meningkatkan hasil hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Pembelajaran kooperatif tipe take and give memiliki kelebihan sebagai berikut:
Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan informasi karena mendapatkan informasi dari guru dan siswa yang lain.
Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa akan informasi.
Tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe take and give menurut Taufik (2011:94) meliputi 6 tahapan pembelajaran, yaitu tahap: 1) penjelasan materi, 2) pembagian kelompok, 3) pembagian kartu, 4) mempelajari sub materi, 5) diskusi kelompok, dan 6) pengevaluasian. Penjelasan untuk masing – masing tahap pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Tahap 1: penjelasan materi
Pada tahap ini guru menjelaskan materi tentang alat pencernaan. 2. Tahap 2 : pembagian kelompok
Pada tahap ini guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok berdasarkan sub materi.
3. Tahap 3 : pembagian kartu
Pada tahap ini siswa dibagi kartu yang berisi sub materi yang dipelajari dan siswa yang di beri informasi.
4. Tahap 4 : mempelajari sub materi
Pada tahap ini siswa di minta mengulas kembali materi sesuai dengan sub materi masing-masing.
5. Tahap 5 : diskusi kelompok
Pada tahap ini siswa saling menginformasikan materi yang telah dipelajari. 6. Tahap 6 : pengevaluasian
Pada tahap ini siswa mengerjakan soal tentang alat pencernaan pada manusia. Guru memberikan penugasan kepada siswa.
(8)
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Alat
Pencernaan pada Manusia Menggunakan Model Pembelajaran
kooperatif Tipe Take and Give
”B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe take and give pada pembelajaran IPA tentang alat pencernaan pada manusia?
2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe take and give pada pembelajaran IPA tentang alat pencernaan pada manusia?
3. Bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe take and give tentang alat pencernaan pada manusia?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif menggunakan tipe take and give tentang alat pencernaan pada manusia.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe take and give.
3. mengetahui hasil belajar siswa setelah di terapkannya model pembelajaran kooperatif tipe take and give.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Guru
Dengan dilaksanakanya penelitian tindakan kelas ini pendidik memperoleh wawasan dalam memilih dan menggunakan alternatif pembelajaran agar pembelajaran menjadi variatif, aktif dan kreatif sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran.
(9)
2. Siswa
Memberikan dampak positif dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai alat pencernaan pada manusia, sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan hasil belajar dapat lebih baik.
3. Sekolah
Penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran dalam rangka mencari alternatif strategi pembelajaran yang akan digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan Tujuan Pendidian Nasional
E. Definisi Operasional 1. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan dalam pencapaian kompetensi kognitif, peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai yang di dapat dari hasil tes.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik kedalam kelompok-kelompok kecil yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa. Pembelajaran yang dilakukan melalui sekelompok siswa yang saling berinteraksi.
3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Take and give
Model pembelajaran kooperatif Take and give yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran dimana siswa mengambil dan memberi pelajaran pada siswa yang lainnya.
(10)
(11)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diartikan sebagai penelitian (Action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar siswa.PTK merupakan salah satu upaya guru dalam bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelasnya (Mulyasa,2009:10).
Guru harus terus mengupayakan berbagai strategi baru dalam pembelajaran dalam upaya perbaikan. Berbagai faktor seperti materi, cara penyampaian materi,penataan kelas,alat peraga, metode, sumber belajar, sarana penunjang dan lain-lain, perlu diperhatikan agar terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran. Kreatifitas dan cara berkomunikasi guru dalam penyampaian pembelajaran juga kreatifitas guru dalam mengembangkan materi pembelajaran menjadi hal yang perlu di perhatikan pula supaya tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai sebagaimana yang diinginkan.
Berbagai masalah dalam proses pembelajaran yang saat ini berlangsung memicu guru untuk melakukan penelitian. Kepedulian guru terhadap kualitas pembelajaran yang dikelolanya merupakan awal munculnya masalah yang perlu di selesaikan dan di cari pemecahannya. Melihat hal tersebut perlu dilakukanya suatu penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus,selama kegiatan penelitian berlangsung. Oleh karena itu dalam PTK terdapat tahapan-tahapan pelaksanaan.
Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur,yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu tahap:1) tahap perencanaan, 2) tahap tindakan, 3) tahap pengamatan, dan 4) tahap refleksi. Penjelasan untuk masing- masing tahap pembelajaran adalah sebagai berikut :
(12)
1) Tahap perencanaan
Pada tahap ini guru merancang materi dan metode yang akan di gunakan. 2) Tahap tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada perencanaan.
3) Tahap pengamatan
Pada tahap ini guru mengamati proses pembelajaran yang tengah berlangsung. 4) Tahap refleksi
Pada tahap ini guru memperbaiki dan melengkapi setiap kekurangan dalam proses pembelajaran dari hasil pengamatan.
B. Model Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dan bertujuan untuk memperbaiki, memahami pembelajaran serta situasi di mana pembelajaran itu dilakukan. Selanjutnya mereka menegaskan bahwa penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis, dengan keempat aspek, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Model Kemmis dan Mc. Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan kurt lewin, hanya saja komponen tindakan dan pengamatan dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama (Kusumah, 2010:27)
Model yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc. Taggart dalam Kasbolah ( 1998 / 1999 ), dengan menggunakan sistem spiral yang sesuai dengan tahapan penelitian tindakan. Model ini mencakup 4 fase dalam setiap siklusnya, yaitu setelah melaksanakan observasi awal, dibuat rencana tindakan, dilakukan pelaksanaan tindakan dengan pengamatan selama proses pelaksanaan tindakan. Setelah tahap pelaksanaan selesai, kemudian dilakukan
(13)
refleksi tindakan.Setiap refleksi tindakan pada tiap siklus dijadikan acuan untuk membuat rencana pada siklus berikutnya. Model penelitian tindakan kelas tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini :
Bagan 2.0 alur proses pelaksanaan tindakan
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN Sindangsari, yang terletak di Jalan Perkebunan Teh CiseureuhDesa Batulawang Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur.
D. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sindangsari Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. Pelaksanaan siklus I pada tanggal 16 Oktober 2013dan siklus II pada tanggal 17 Oktober 2013pada semester ganjil tahun ajaran 2013-2014.Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sindangsari dengan subjek penelitian 26 siswa terdiri dari siswa laki-laki 16 orang dan siswa perempuan 10 orang.
E. Intrumen Penelitian
1. Tes
Intrumen tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe take and give.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan dalam
perencanaan
refleksi pengamatan
(14)
RPP. Observasi terhadap aktifitas siswa dan guru dilakukan oleh observer berdasarkan aspek-aspek keterlaksanaan pembelajaran.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dan bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus.Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral yang terdiri dari 4 tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi dalam setiap siklus.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu tahapan yang paling penting karena tahapan ini akan mempengaruhi hasil penelitian. Pada tahapan ini yang hendak dilakukan dalam penelitian tindakan kelas adalah diawali dengan menentukan lokasi yang akan dijadikan subjek penelitian kemudian memilih subjek yang akan diteliti. Setelah tahapan pertama selesai,untuk selanjutnya dilakukan persiapan untuk proses pembelajaran. Tahapan tersebut di uraikan sebagai berikut :
a. Menyusun perangkat pembelajaran
Pada tahapan ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan juga LKS. Selain itu, peneliti juga menyiapkan media pembelajaran berupa gambar alat-alat pencernaan pada manusia,mendesain kelas,dengan melakukan penataan kelas,menyiapkandisplay yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. merupakan salah satu langkah yang penting dalam menyusun perangkat pembelajaran sehingga dapat menunjang aktivitas dan mendorong siswa untuk lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Peneliti mempersiapkan sarana dan fasilitas belajar sebagai pendukung dalam penelitian ini.
b. Menyusun intrumen pembelajaran
Salah satu hal penting sebelum proses pembelajaran berlangsung adalah membuat intrumen tes, lembar observasi untuk mengobservasi siswa dan
(15)
guru, serta segala keperluan yang diperlukan untuk persiapan sebelum memulai proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang berupa suatu kegiatan yang sudah terstruktur.merupakan suatu yang menitik beratkan pada konsep dari awal sampai akhir.
Pelaksanaan meliputi:
a. Melaksanakan kegiatan sesuai siklus. b. Mengembangkan perangkat pembelajaran. c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP. d. Melakukan observasi dalam kegiatan pembelajaran. e. Pengumpulan data penelitian.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran. melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan pengamatan terhadap penelitian tindakan kelas ketika pembelajaran berlangsung.Observasi ini meliputi kegiatan memantau setiap aktivitas siswa untuk bahan kajian refleksi. Sehingga dapat diambil suatu keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan pada pembelajaran berikutnya,yang meliputi perbaikan-perbaikan dan juga penyempurnaan serta langkah-langkah yang akan di lakukan. Pengamatan ini penting dilakukan sebagai suatu tolak ukur proses pembelajaran yang dilakukan.
4. Refleksi
Pada refleksi ini peneliti menganalis permasalahan yang ditemukan. Dari hasil refleksi selanjutnya guru merencanakan siklus selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan pada pembelajaran siklus sebelumnya.Hasil tindakan ini, peneliti dapat melihat tingkat keberhasilan dan ketercapaian tujuan tindakan yaitu untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Hal ini lakukan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dihasilkan dan belum di tuntaskan untuk diadakan suatu perbaikan.
(16)
G. Pengolahan Data Dan Analisis Data
1. Pengolahan Data Hasil Belajar
Hasil belajar dijaring melalui tes tertulis.Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materiorgan pencernaan pada manusia. Tes diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda sebanyak 10 soal dan bentuk isian sebanyak 5 soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Data hasil belajar dioloh dengan ara menghitung jumlah jawaban yang dijawab benar oleh siswa sehingga diperoleh skor tes hasil belajar.
Data diolah melalui analisis data statistik, selanjutnya dihitung nilai rata-rata yang diperoleh siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
̅ = ∑ Keterangan :
̅ = Nilai rata-rata
∑ x = Jumlah skor yang di peroleh n = Jumlah siswa
Berdasarkan rumus tersebut akan di peroleh nilai rata-rata siswa sebagai suatu gambaran tingkat keberhasilan dari setiap siklus. Sedangkan untuk mengetahui persentasi peningkatan kriteria ketuntasan minimal siswa dapat dihitung melalui rumus berikut :
% �� � � = �ℎ �ℎ � � � � c��� � ���� � ℎ � %
2. Lembar Aktivitas Belajar Siswa dan Aktivitas Guru
Lembar observasi digunakan sebagai upaya mengamati setiap kegiatan pembelajaran di saat proses belajar berlangsung.
(17)
1) Menentukan tujuan pembuatan lembar observasi,yaitu untuk merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar dan bagaimana kualitas aktivitas belajar siswa-siswa tersebut.
2) Mengumpulkan referensi tentang karakteristik atau ciri-ciri siswa yang sedang aktif belajar
3) Menyusun poin-poin kunci tentang karakteristik atau ciri- cirri siswa yang sedang aktif belajar.
4) Menentukan desain atau layout lembar observasi penelitian yang diinginkan.
5) Merumuskan elemen-elemen lembar observasi penelitian,dalam hal ini judul,identitas,tujuan.
6) Menulis draft lembar observasi penelitian.
(18)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selamaduasiklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe take and give mencakup pembuatan RPP yang diawali pemilihan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Selanjutnya di kembangan menjadi indikator. Selanjutnya perancangan intrumen pembelajaran berupa lembar kerjasiswa (LKS). Pada kegiatan inti pembelajaran mengcakup data tahap-tahap pembelajaran berdasarkan model pembelajaran tipe take and give. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa mengambil kesimpulan dan siswa mengerjakan tes akhir.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe take and give membuat suasana belajar siswa menjadi lebih menyenangkan dan siswadapat berperan aktif dalam diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas.
3. Hasil belajar siswa pada materi alat pencernaan pada manusia melalui proses pembelajaran klasikal yang selama ini dilakukan pada kegiatan prasiklus diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 54,5 dengan capaian ketuntasan belajar minimal (KKM) yang ditetapkan sebesar 60 hanya mencapai 34,25 % dari 26 siswa yang mengikuti proses pembelajaran. Setelah dilakukannya penelitian maka diperoleh nilai rata-rata 67,5 pada siklus I sedangkan tingkat ketuntasan siswa mencapai 61,53% dan pada siklus II nilai rata-rata 74,1 sedangkan untuk tingkat ketuntasan siswa mencapai 92,30%.
(19)
B. Saran
Berdasarkan pengamatan selama melakukan penelitian tindakan kelas di kelas V SD Negeri Sindangsari Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, maka perlu adanya beberapa hal yang perlu menjadi rekomendasi dari hasil pembelajaran diantaranya :
1. Bagi siswa, penerapan pembelajaran kooperatif tipe take and give memberikan pengalaman baru dalam belajar IPA dan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan membuat skenario pembelajaran yang kreatif. Guru juga harus lebih meningkatkan pengelolaan kelas sehingga model pembelajaran yang digunakan menjadi efektif yaitu dengan cara memberikan intruksi yang jelas kepada siswa terhadap tahap-tahap pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik juga dapat meminimalisir kegaduhan di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Bagi guru, dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take
and give dalam beberapa materi pembelajaran, agar adanya variasi dalam mengajar, sehingga pada proses KBM tidak monoton.
3. Bagi sekolah, sebagai sumbangan yang baik dan berguna bagi sekolah itu sendiri dalam upaya meningkatkan pembelajaran IPA di sekolah.
4. Bagi peneliti berikutnya, model pembelajaran kooperatif tipe take and give dapat juga diterapkan atau digunakan pada penelitian lainnya yang berbeda untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, perlu di perhatian pula syarat penggunaan pembelajaran kooperatif tipe take and give hanya berlaku pada materi yang mengandung informasi yang singkat, jelas dan padat. Hal ini dikarenakan model pembelajaran ini lebih menekankan pada unsur ingatan dengan materi yang ringan dan mudah serta membutuhkan pemahaman yang cepat.
(20)
(1)
35
guru, serta segala keperluan yang diperlukan untuk persiapan sebelum memulai proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang berupa suatu kegiatan yang sudah terstruktur.merupakan suatu yang menitik beratkan pada konsep dari awal sampai akhir.
Pelaksanaan meliputi:
a. Melaksanakan kegiatan sesuai siklus. b. Mengembangkan perangkat pembelajaran. c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP. d. Melakukan observasi dalam kegiatan pembelajaran. e. Pengumpulan data penelitian.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran. melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan pengamatan terhadap penelitian tindakan kelas ketika pembelajaran berlangsung.Observasi ini meliputi kegiatan memantau setiap aktivitas siswa untuk bahan kajian refleksi. Sehingga dapat diambil suatu keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan pada pembelajaran berikutnya,yang meliputi perbaikan-perbaikan dan juga penyempurnaan serta langkah-langkah yang akan di lakukan. Pengamatan ini penting dilakukan sebagai suatu tolak ukur proses pembelajaran yang dilakukan.
4. Refleksi
Pada refleksi ini peneliti menganalis permasalahan yang ditemukan. Dari hasil refleksi selanjutnya guru merencanakan siklus selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan pada pembelajaran siklus sebelumnya.Hasil tindakan ini, peneliti dapat melihat tingkat keberhasilan dan ketercapaian tujuan tindakan yaitu untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Hal ini lakukan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dihasilkan dan belum di tuntaskan untuk diadakan suatu perbaikan.
(2)
36
G. Pengolahan Data Dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Hasil Belajar
Hasil belajar dijaring melalui tes tertulis.Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materiorgan pencernaan pada manusia. Tes diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda sebanyak 10 soal dan bentuk isian sebanyak 5 soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Data hasil belajar dioloh dengan ara menghitung jumlah jawaban yang dijawab benar oleh siswa sehingga diperoleh skor tes hasil belajar.
Data diolah melalui analisis data statistik, selanjutnya dihitung nilai rata-rata yang diperoleh siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
̅ = ∑ Keterangan :
̅ = Nilai rata-rata
∑ x = Jumlah skor yang di peroleh
n = Jumlah siswa
Berdasarkan rumus tersebut akan di peroleh nilai rata-rata siswa sebagai suatu gambaran tingkat keberhasilan dari setiap siklus. Sedangkan untuk mengetahui persentasi peningkatan kriteria ketuntasan minimal siswa dapat dihitung melalui rumus berikut :
% �� � � = �ℎ �ℎ � � � � c��� � ���� � ℎ � %
2. Lembar Aktivitas Belajar Siswa dan Aktivitas Guru
Lembar observasi digunakan sebagai upaya mengamati setiap kegiatan pembelajaran di saat proses belajar berlangsung.
(3)
37
1) Menentukan tujuan pembuatan lembar observasi,yaitu untuk merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar dan bagaimana kualitas aktivitas belajar siswa-siswa tersebut.
2) Mengumpulkan referensi tentang karakteristik atau ciri-ciri siswa yang sedang aktif belajar
3) Menyusun poin-poin kunci tentang karakteristik atau ciri- cirri siswa yang sedang aktif belajar.
4) Menentukan desain atau layout lembar observasi penelitian yang diinginkan.
5) Merumuskan elemen-elemen lembar observasi penelitian,dalam hal ini judul,identitas,tujuan.
6) Menulis draft lembar observasi penelitian.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selamaduasiklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe take and give mencakup pembuatan RPP yang diawali pemilihan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Selanjutnya di kembangan menjadi indikator. Selanjutnya perancangan intrumen pembelajaran berupa lembar kerjasiswa (LKS). Pada kegiatan inti pembelajaran mengcakup data tahap-tahap pembelajaran berdasarkan model pembelajaran tipe take and give. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa mengambil kesimpulan dan siswa mengerjakan tes akhir.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe take and give membuat suasana belajar siswa menjadi lebih menyenangkan dan siswadapat berperan aktif dalam diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas.
3. Hasil belajar siswa pada materi alat pencernaan pada manusia melalui proses pembelajaran klasikal yang selama ini dilakukan pada kegiatan prasiklus diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 54,5 dengan capaian ketuntasan belajar minimal (KKM) yang ditetapkan sebesar 60 hanya mencapai 34,25 % dari 26 siswa yang mengikuti proses pembelajaran. Setelah dilakukannya penelitian maka diperoleh nilai rata-rata 67,5 pada siklus I sedangkan tingkat ketuntasan siswa mencapai 61,53% dan pada siklus II nilai rata-rata 74,1 sedangkan untuk tingkat ketuntasan siswa mencapai 92,30%.
(5)
B. Saran
Berdasarkan pengamatan selama melakukan penelitian tindakan kelas di kelas V SD Negeri Sindangsari Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, maka perlu adanya beberapa hal yang perlu menjadi rekomendasi dari hasil pembelajaran diantaranya :
1. Bagi siswa, penerapan pembelajaran kooperatif tipe take and give memberikan pengalaman baru dalam belajar IPA dan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan membuat skenario pembelajaran yang kreatif. Guru juga harus lebih meningkatkan pengelolaan kelas sehingga model pembelajaran yang digunakan menjadi efektif yaitu dengan cara memberikan intruksi yang jelas kepada siswa terhadap tahap-tahap pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik juga dapat meminimalisir kegaduhan di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Bagi guru, dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take
and give dalam beberapa materi pembelajaran, agar adanya variasi dalam mengajar, sehingga pada proses KBM tidak monoton.
3. Bagi sekolah, sebagai sumbangan yang baik dan berguna bagi sekolah itu sendiri dalam upaya meningkatkan pembelajaran IPA di sekolah.
4. Bagi peneliti berikutnya, model pembelajaran kooperatif tipe take and give dapat juga diterapkan atau digunakan pada penelitian lainnya yang berbeda untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, perlu di perhatian pula syarat penggunaan pembelajaran kooperatif tipe take and give hanya berlaku pada materi yang mengandung informasi yang singkat, jelas dan padat. Hal ini dikarenakan model pembelajaran ini lebih menekankan pada unsur ingatan dengan materi yang ringan dan mudah serta membutuhkan pemahaman yang cepat.
(6)