PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI 11 BANDUNG.

(1)

No. Daftar FPEB : 289/UN40.7.D1/LT/2014

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

AKUNTANSI DI SMA NEGERI 11 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh:

SHINTA WIDYA AGUSTINA 1001347

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

AKUNTANSI DI SMA NEGERI 11 BANDUNG

Oleh:

Shinta Widya Agustina

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Shinta Widya Agustina 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, diphotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

AKUNTANSI DI SMA NEGERI 11 BANDUNG Oleh

Shinta Widya Agustina

Pembimbing : Drs. Rahmat Moeslihat ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 11 Bandung mengenai pengaruh kebiasaan belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebiasaan belajar siswa, gambaran kesulitan belajar siswa, gambaran prestasi belajar siswa dan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar, pengaruh kesulitan belajar terhadap prestasi belajar serta untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 204 siswa, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 135 siswa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik Simple Random Sampling. Data kebiasaan belajar dan kesulitan belajar siswa diperoleh dari penyebaran angket kepada siswa sedangkan data prestasi belajar siswa diperoleh dari dokumen. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi ganda dan teknik pengolahan data menggunakan program software SPSS V.20 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan belajar secara parsial berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa, kesulitan belajar secara parsial berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar siswa, dan secara simultan kebiasaan belajar dan kesulitan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Gambaran kebiasaan belajar siswa berada pada kategori tinggi, kesulitan belajar siswa berada pada kategori sedang dan prestasi belajar siswa berada pada kategori tinggi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka diperoleh hasil besarnya pengaruh kebiasaan belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa sebesar 74,13% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan penelitian ini, diharapkan siswa dapat meningkatkan kebiasaan belajarnya serta mampu mengatasi kesulitan belajar yang dialami sehingga siswa mampu memperoleh prestasi belajar yang lebih baik lagi.


(5)

THE EFFECT OF STUDY HABITS AND LEARNING DIFFICULTIES

TOWARD STUDENT’S ACHIEVEMENT OF LEARNING ON

ACCOUNTING AT SMAN 11 BANDUNG By:

Shinta Widya Agustina

Supervisor: Drs. Rahmat Moeslihat

ABSTRACT

This research which was conducted at SMAN 11 Bandung is about the effect of study habits and learning difficulties toward student’s achievement of learning on accounting. The purpose of this research is to figure out the study habits of the students, the great line of student's learning difficulties, the illustration of student achievement and to determine the effect of study habits

toward student’s learning achievement, learning difficulties that influence the

learning achievement and to determine the effect of study habits and learning difficulties on student's achievement in accounting subject at SMAN 11 Bandung.

The method that’s used in this research is quantitative descriptive method. The

population is the entire students of XI IPS SMAN 11 Bandung batch 2013/2014, amounting to 204 students, while the samples used in this research is 135 students. Technique used in the sample taking is Simple Random Sampling Technique. The data of study habits and learning difficulties of the students is obtained from the questionnaires that filled by the students while the data of student's achievement obtained from the document. The analysis of the data in this research using multiple correlation while the data is processed by using the software program of SPSS v.20 for windows. The result of this research showed that the study habits giving partial positive effect toward student’s achievement, learning difficulties giving partial negative effect toward student’s achievement, and simultaneously the study habits and learning difficulties giving impacts to the student’s achievement. The overview of the study habits of the students is at the high category. According to the data analysis that has been done, obtained results of the influence of the study habits and learning difficulties toward student’s achievement as big as 74.13% while the rest is influenced by other factors. Based on this research, students are expected to improve study habits and be able to overcome the learning difficulties so that the students are able to obtain better learning achievement.


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

UCAPAN TERIMA KASIH... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis (Akademik)... 8

1.4.2 Kegunaan Empiris (Praktis)... 8

BAB II LANDASAN TEORI... 9

2.1 Belajar... 9

2.1.1 Pengertian Belajar... 9

2.1.2 Tujuan Belajar... 10

2.1.3 Prinsip-Prinsip Belajar... 13

2.1.4 Teori Belajar... 14

2.1.5 Ciri-ciri Belajar... 16

2.2 Prestasi Belajar... 17

2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar... 17

2.2.2 Pengukuran dan Indikator Prestasi Belajar... 18

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 21

2.3 Kebiasaan Belajar... 24

2.3.1 Pengertian Kebiasaan Belajar... 24

2.3.2 Pembentukan Kebiasaan Belajar... 25

2.3.3 Peranan Kebiasaan Belajar... 29


(7)

2.4 Kesulitan Belajar... 31

2.4.1 Pengertian Kesulitan Belajar... 31

2.4.2 Klasifikasi Kesulitan Belajar... 33

2.4.3 Indikator Kesulitan Belajar... 33

2.4.4 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar... 35

2.4.5 Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar... 36

2.5 Karakteristik Pembelajaran Akuntansi... 38

2.5.1 Pengertian Akuntansi... 38

2.5.2 Proses Akuntansi... 39

2.5.3 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akuntansi di SMA... 41

2.5.4 Karakteristik Pembelajaran Akuntansi di SMA... 41

2.6 Kajian Empirik Beberapa Hasil Penelitian Terdahulu... 42

2.7 Kerangka Pemikiran... 45

2.8 Hipotesis Penelitian... 47

BAB III METODE PENELITIAN... 48

3.1 Desain Penelitian... 48

3.2 Operasionalisasi Variabel... 49

3.3 Populasi dan Sampel... 51

3.3.1 Populasi... 51

3.3.2 Sampel... 51

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 54

3.4.1 Angket/Kuesioner... 54

3.4.2 Dokumentasi... 55

3.5 Uji Instrumen Penelitian... 56

3.5.1 Uji Reliabilitas... 56

3.5.2 Uji Validitas... 58

3.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 62

3.6.1 Teknik Analisis Data... 62

3.6.2 Pengujian Hipotesis... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 67


(8)

4.1.1 Sejarah SMA Negeri 11 Bandung... 67

4.1.2 Visi dan Misi SMA Negeri 11 Bandung... 68

4.1.3 Tujuan Pendidikan SMA Negeri 11 Bandung... 69

4.1.4 Struktur Organisasi SMA Negeri 11 Bandung... 70

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 72

4.2.1 Deskripsi Kebiasaan Belajar... 72

4.2.2 Deskripsi Kesulitan Belajar... 80

4.2.3 Deskripsi Prestasi Belajar... 86

4.3 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 88

4.3.1 Teknik Analisis Data... 88

4.3.2 Pengujian Hipotesis... 93

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 96

4.4.1 Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar... 96

4.4.2 Pengaruh Kesulitan Belajar terhadap Prestasi Belajar 97 4.4.3 Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Kesulitan Belajar terhadap Prestasi Belajar... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 101

5.1 Kesimpulan... 101

5.2 Saran... 102

DAFTAR PUSTAKA... 104


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 11 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014...

3

Tabel 2.1 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi... 19

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu... 42

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 50

Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa Kelas XI IPS Tahun Ajaran 2013/2014 SMA Negeri 11 Bandung... 51 Tabel 3.3 Perhitungan Proporsi Sampel Dalam Tiap Kelas... 53

Tabel 3.4 Format Angket Numerical Scale... 54

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kebiasaan Belajar (X1)... 59

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kesulitan Belajar (X2)... 61

Tabel 4.1 Data Rombongan Belajar... 68

Tabel 4.2 Kriteria Penilaian... 72

Tabel 4.3 Rekapitulasi Gambaran Umum Kebiasaan Belajar Siswa... 73

Tabel 4.4 Membuat Jadwal Belajar... 74

Tabel 4.5 Membaca dan Membuat Catatan... 75

Tabel 4.6 Mengulang Materi yang Diajarkan... 76

Tabel 4.7 Konsentrasi... 76

Tabel 4.8 Mengadakan Kerja Kelompok... 77

Tabel 4.9 Bertanya dan Mengerjakan Tugas... 78

Tabel 4.10 Mempersiapkan Diri Menghadapi Tes/Ujian... 78

Tabel 4.11 Rekapitulasi Ukuran Variabel Kebiasaan Belajar Siswa... 79

Tabel 4.12 Rekapitulasi Gambaran Umum Kesulitan Belajar Siswa... 80

Tabel 4.13 Prestasi Rendah/ Dibawah Rata-Rata Nilai Kelompok Siswa di Kelas... 81 Tabel 4.14 Ketidakseimbangan Usaha Dengan Hasil... 82

Tabel 4.15 Lambat Dalam Melakukan Tugas-Tugas Belajar... 83


(10)

Tabel 4.17 Menunjukkan Tingkah Laku Yang Berlainan... 84 Tabel 4.18 Rekapitulasi Ukuran Variabel Kesulitan Belajar Siswa... 85 Tabel 4.19 Nilai Mata Pelajaran Akuntansi Berdasarkan Sampel... 86 Tabel 4.20 Kriteria Interpretasi Skor Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 11

Bandung... 87 Tabel 4.21 Korelasi Parsial (Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi

Belajar)... 91 Tabel 4.22 Korelasi Parsial (Pengaruh Kesulitan Belajar terhadap Prestasi

Belajar)... 91


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Proses Belajar Mengajar... 23

Gambar 2.2 Siklus Akuntansi... 40

Gambar 2.3 Model Hubungan Antar Variabel Penelitian... 46

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 11 Bandung... 70

Gambar 4.2 Grafik Q-Q Plot Kebiasaan Belajar... 88

Gambar 4.3 Grafik Q-Q Plot Kesulitan Belajar... 89


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi perserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhklaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Guna mewujudkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan. Keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk membantu peserta didik dalam rangka mengembangkan kemampuan pengetahuan, kecakapan nilai, sikap serta pola tingkah laku yang berguna bagi hidupnya.

Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang telah dilaksanakan. Dari pelaksanaan tersebut diharapkan


(13)

2

dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.

Proses pendidikan secara formal salah satunya dilaksanakan di sekolah. Upaya yang dilakukan sekolah adalah dengan meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran atau proses belajar mengajar (PBM) di kelas guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan ukuran dalam menentukan tingkat keberhasilan suatu proses belajar mengajar di sekolah.

Sekolah Menengah Atas (SMA) berupaya untuk menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan meningkatkan prestasi belajar siswa.

SMA Negeri 11 Bandung merupakan sekolah yang memiliki akreditasi A (Sangat Baik), selain itu SMA Negeri 11 Bandung pun merupakan salah satu SMA Cluster 1 di Bandung. Prestasi yang telah diraih oleh SMA Negeri 11 Bandung pun cukup banyak, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Beberapa contoh prestasi yang telah diraih adalah penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional, juara ke-2 Fun Race Competition yang diselenggarakan POCARI SWEAT, juara 3 QUIZ COMPETITION 2011 Tingkat Kota Bandung di UNPAR, Lomba Debating Se-Jawa Barat di ITB, juara 1 Lomba MTQ Se-Kota Bandung dan baru-baru ini dalam bidang akuntansi SMA Negeri 11 Bandung memperoleh prestasi dengan meraih juara ke-2 olimpiade akuntansi di STIE Ekuitas Bandung 2014.

Dari prestasi yang begitu banyaknya namun prestasi sebagian siswa dalam mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung kurang memuaskan, hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh siswa SMA Negeri 11 Bandung dalam mata pelajaran akuntansi masih banyak yang belum mencapai KKM.

Tercapainya suatu proses pendidikan dapat ditentukan dari tinggi rendahnya prestasi belajar siswa, salah satunya dapat dilihat dari nilai Ujian Tengah Semester (UTS). Prestasi belajar siswa dikatakan tinggi jika nilai yang


(14)

3

diperoleh sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh setiap sekolah yang disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang ditentukan oleh SMA Negeri 11 Bandung pada mata pelajaran akuntansi adalah 77, tetapi pada kenyataannya nilai UTS yang diperoleh siswa SMA Negeri 11 Bandung masih banyak yang belum mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa masih sulitnya siswa dalam mempelajari akuntansi yang ditunjukkan dengan prestasi belajar yang dicapai masih dibawah KKM. Hal itu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1

Rekapitulasi Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 11 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

Kelas Jumlah

Siswa Nilai rata-rata siswa Jumlah siswa dibawah KKM Persentase (%) Jumlah siswa diatas KKM Persentase (%)

XI IPS 1 35 48,00 32 (91,43%) 3 (8,57%)

XI IPS 2 35 75,26 17 (48,57%) 18 (51,43%)

XI IPS 3 34 35,47 31 (91,18%) 3 (8,82%)

XI IPS 4 34 47,29 26 (76,47%) 8 (23,53%)

XI IPS 5 33 42,42 27 (81,82%) 6 (18,18%)

XI IPS 6 33 33,70 33 (100%) 0 (0%)

Jumlah/rata-rata 204 47,02 166 (81,58%) 38 (18,42%)

Sumber : data pra-penelitian yang telah diolah

Data tersebut menunjukkan rendahnya prestasi belajar di kalangan siswa yang jika diungkapkan akan nampak sebagai berikut: hasil ujian tengah semester (UTS) diatas menggambarkan bahwa pada mata pelajaran akuntansi secara keseluruhan, persentase siswa kelas XI IPS SMA Negeri 11 Bandung yang telah mencapai KKM sebesar 18,42% sedangkan sisanya sebesar 81,58% masih belum mencapai KKM. Seharusnya pencapaian KKM sebesar 100%. Hal ini menunjukkan belum optimalnya nilai yang dicapai oleh siswa karena terlihat dari masih banyaknya siswa yang belum mencapai KKM. Hal ini diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.


(15)

4

Akuntansi merupakan mata pelajaran yang berkelanjutan dan pokok bahasannya saling terkait satu sama lain. Sehingga apabila siswa tidak tuntas dalam mempelajari satu bahasan maka akan sulit untuk mempelajari materi atau bahasan selanjutnya. Apabila pencapaian siswa yang masih dibawah KKM tersebut dibiarkan akibatnya siswa akan sulit mempelajari materi selanjutnya. Selain itu apabila fenomena di atas diabaikan dan dibiarkan terus menerus, maka proses belajar mengajar di SMA tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran pun tidak akan terwujud. Maka dari itu harus dicarikan solusi terbaik untuk masalah ini agar prestasi yang diraih siswa bisa optimal.

Masalah di atas akan dipecahkan melalui riset atau penelitian yang dilakukan oleh penulis agar ditemukan solusi terbaik untuk mengatasi masalah rendahnya prestasi belajar siswa tersebut.

Teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teori belajar behaviorisme. Surya (2004:22) menjelaskan :

Teori pembelajaran behaviorisme berpendapat bahwa perilaku terbentuk melalui perkaitan antara rangsangan (stimulus) dengan tindak balas (respon). Teori ini dibedakan menjadi teori pelaziman klasik (classical conditioning) dan teori pelaziman operan (operan conditioning).

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan merupakan hasil dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2010: 129), yaitu:

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) - Aspek fisiologis

Tonus jasmani, mata dan telinga. - Aspek psikologis

Intelegensi, sikap, minat, bakat, kebiasaan belajar dan motivasi. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

- Lingkungan sosial

Keluarga, guru, staf, masyarakat, teman dan sebagainya. - Lingkungan non sosial


(16)

5

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Anggi Yuanita (2011) diketahui bahwa motivasi belajar dan kebiasaan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI SMA Negeri 2 Subang. Selain itu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Putri Asti Wulandari (2013) diketahui bahwa terdapat pengaruh minat belajar dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 14 Bandung.

Kemampuan siswa untuk mencapai prestasi tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2008) sebagai berikut:

Prestasi belajar disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor lingkungan (lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya), faktor instrumental (kurikulum, program, sarana dan fasilitas, serta guru), kondisi fisiologis dan kondisi psikologis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif serta kesulitan belajar).

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Mitha Octavyan (2013) diketahui bahwa kesulitan belajar berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran dalam mata pelajaran produktif akuntansi di SMK Pasundan 1 Bandung.

Dari beberapa pendapat di atas salah satu faktor internal yang dianggap mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar yang baik akan menjadi sebuah budaya belajar yang baik pula. Apabila belajar telah menjadi budaya, maka siswa akan melakukan dengan senang dan tanpa paksaan sehingga prestasi belajar akan meningkat. Namun pada kenyataannya masih banyak dijumpai kebiasaan belajar yang tidak teratur pada siswa. Siswa hanya belajar pada saat menjelang ulangan harian atau ujian bahkan kadang tanpa


(17)

6

ada persiapan sama sekali. Hal tersebut menyebabkan prestasi belajar siswa belum mencapai titik yang optimal.

Keberhasilan siswa di sekolah tidak luput ditandai dengan adanya perubahan kebiasaan belajar pada diri siswa tersebut. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar teratur dalam kesehariannya cenderung akan memiliki kemampuan untuk berprestasi lebih baik daripada siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang kurang teratur dan hanya belajar pada saat menjelang ujian.

Selain kebiasaan belajar, dalam pendapat lain salah satu faktor dari dalam diri siswa yang dianggap berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah kesulitan belajar. Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Dalam keadaan di mana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya itulah yang disebut kesulitan belajar.

Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi yang rendah karena dalam kenyataannya cukup banyak siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi, tetapi prestasinya rendah, jauh dari yang diharapkan. Selain itu masih banyak siswa dengan intelegensi rata-rata normal, tetapi dapat meraih prestasi yang tinggi, melebihi kepandaian anak didik dengan intelegensi yang tinggi. Tidak dapat dipungkiri bahwa intelegensi yang tinggi memberi peluang yang besar bagi siswa untuk meraih prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu selain faktor intelegensi, faktor non intelegensi juga dapat menjadi penyebab kesulitan belajar bagi siswa.

Dengan demikian adanya kesulitan yang dialami siswa menyebabkan prestasi belajar siswa tidak optimal. Sehingga kesulitan belajar merupakan faktor penghambat dalam mencapai prestasi belajar yang optimal.

Berdasarkan pengamatan tersebut penulis tertarik untuk meneliti masalah ini dalam skripsi dengan mengambil judul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Kesulitan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung”.


(18)

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung.

2. Bagaimana gambaran kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung.

3. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung.

4. Bagaimana pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung.

5. Bagaimana pengaruh kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung.

6. Bagaimana pengaruh kebiasaan belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis secara mendalam mengenai kebiasaan belajar dan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dan bagaimana pengaruh kedua variabel tersebut terhadap prestasi belajar siswa.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung.

3. Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung.


(19)

8

4. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung.

5. Untuk mengetahui pengaruh kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung.

6. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis mengungkapkan dua kegunaan dari hasil penelitian, yaitu teoritis (akademik) dan empiris (praktis).

1.4.1 Kegunaan Teoritis (Akademik)

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan dan menambah khasanah kajian pustaka khususnya mengenai pengaruh kebiasaan belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam.

1.4.2 Kegunaan Empiris (Praktis)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi guru mata pelajaran ekonomi (akuntansi) dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari mata pelajaran akuntansi.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Kerlinger (dalam Riduwan, 2010 : 49) mengatakan bahwa:

Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Metode ini digunakan karena penulis ingin mengetahui pengaruh kebiasaan belajar secara parsial terhadap prestasi belajar siswa, pengaruh kesulitan belajar secara parsial terhadap prestasi belajar siswa serta pengaruh kebiasaan belajar dan kesulitan belajar secara simultan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung. Konsekuensi metode penelitian ini memerlukan operasionalisasi variabel yang dapat diukur secara kuantitatif sedemikian rupa untuk dapat digunakan model uji hipotesis dengan metode statistika.

Sifat penelitian ini adalah deskriptif yang berarti menggambarkan atau mendeskripsikan suatu karakteristik atau fungsi dari suatu hal. Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan mengenai kebiasaan belajar, kesulitan belajar dan prestasi belajar siswa.

Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuesioner (angket). Uji coba instrumen menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007 for Windows dan pengujian hipotesis menggunakan bantuan program SPSS V 20 for Windows. Penelitian yang dilakukan penulis bertempat di SMA Negeri 11 Bandung. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014.


(21)

49

3.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Hatch dan Farhady (1981), “variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain”.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen (bebas) yaitu kebiasaan belajar siswa (X1) dan kesulitan belajar siswa (X2). Sedangkan variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa (Y). Agar lebih jelas, berikut ini definisi dari masing-masing variabel.

1) Kebiasaan belajar adalah perilaku seseorang seperti cara belajar, strategi belajar serta pendekatan belajar yang dilakukan siswa yang relatif menetap dan dilakukan secara berulang-ulang yang sifatnya otomatis, sehingga merupakan perilaku terpadu untuk mencapai prestasi belajar.

2) Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana siswa tidak dapat belajar secara wajar dan kesulitan menyesuaikan perilaku sesuai tuntutan dalam proses belajar sehingga tidak dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan.

3) Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran tentang materi tertentu, yakni tingkat penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor.


(22)

50

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SKALA

Kebiasaan Belajar (X1)

Pembentukan kebiasaan belajar

1. Membuat jadwal belajar

2. Membaca dan membuat catatan 3. Mengulang materi yang

diajarkan 4. Konsentrasi

5. Mengadakan kerja kelompok 6. Bertanya dan mengerjakan tugas

7. Mempersiapkan diri

menghadapi tes/ujian

Interval

Kesulitan Belajar (X2)

Akademik 1. Prestasi rendah/ dibawah rata-rata nilai kelompok siswa di kelas.

2. Ketidakseimbangan usaha dengan hasil.

3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.

Interval

Perkembangan 4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh (arah sikap siswa terhadap kegiatan belajar).

5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, seperti tidak mencatat, membolos dan mengobrol di kelas.

Prestasi Belajar (Y)

Nilai Siswa Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) siswa SMAN 11 Bandung kelas XI IPS semester genap tahun ajaran 2013/2014


(23)

51

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

“Populasi adalah keseluruhan objek dalam penelitian” (Arikunto, 2010:173).

Dalam penelitian ini peneliti merumuskan populasi sebagai berikut: Isi : Siswa SMA Negeri 11 Bandung

Lingkup : Kelas XI IPS

Waktu : Tahun ajaran 2013/2014

Sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi (N) dalam penelitian ini adalah Siswa SMA Negeri 11 Bandung kelas XI IPS pada tahun ajaran 2013/2014.

Tabel 3.2

Data Jumlah Siswa Kelas XI IPS Tahun Ajaran 2013/2014 SMA Negeri 11 Bandung

Kelas Populasi

XI IPS 1 35

XI IPS 2 35

XI IPS 3 34

XI IPS 4 34

XI IPS 5 33

XI IPS 6 33

Jumlah 204

Sumber : Dokumentasi SMAN 11 Bandung

3.3.2 Sampel

Menurut Arikunto (2010:174), “sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut, sehingga semua


(24)

52

responden mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel dalam penelitian. Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan digunakan peneliti menggunakan rumus Slovin yaitu:

n = �

�. + (Riduwan, 2005:65)

Keterangan:

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

d : persen kelonggaran ketidaktelitian sampel populasi 5%

Dengan rumus tersebut dapat dihitung ukuran sampel dari populasi 204 dengan mengambil tingkat kepercayaan = 95%, sebagai berikut:

n =

. , + n =

,

n = 135,10

n = 135 (dibulatkan)

Dari jumlah populasi 204 siswa yang akan menjadi sampel dari penelitian ini adalah 135 siswa. Dari ukuran sampel yang telah diketahui, selanjutnya peneliti akan menentukan perwakilan dari tiap kelas, di mana populasi yang dijadikan obyek penelitian tersebut dalam enam kelas.

Adapun rumus untuk menentukan ukuran sampel adalah sebagai berikut : ni = ��

� x n

(Riduwan, 2010:68) Keterangan :

N : Ukuran populasi

Ni : Ukuran populasi stratum ke-1 n : Ukuran sampel keseluruhan


(25)

53

Tabel 3.3

Perhitungan Proporsi Sampel Dalam Tiap Kelas

No Kelas Jumlah

Populasi

Proporsi Sampel Jumlah Sampel 1. XII IPS 1 35 x 100% = 17,16%

17,16% x 135 = 23,17

23

2. XII IPS 2 35 x 100% = 17,16%

17,16% x 135 = 23,17

23

3. XII IPS 3 34 x 100% = 16,67%

16,67% x 135 = 22,50

23

4. XII IPS 4 34 x 100% = 16,67%

16,67% x 135 = 22,50

22

5. XII IPS 5 33 x 100% = 16,18%

16,18% x 135 = 21,84

22

6. XII IPS 6 33 x 100% = 16,18%

16,18% x 135 = 21,84

22

Jumlah 204 135

Sumber : data diolah

Sampel yang akan menerima angket akan diundi terlebih dahulu sesuai dengan jumlah angket yang akan disebar agar adil. Berikut prosedur pengambilan sampel dengan teknik Simple Random Samplin :

1. Daftarkan nama satuan sampling

2. Beri nomor urut semua satuan sampling

3. Nomor urut satuan sampling ditulis pada lembaran-lembaran kertas berukuran kecil

4. Gulung kertas-kertas tersebut

5. Ambil gulungan kertas tersebut satu persatu dari kotak sampai mencapai sejumlah ukuran sampel yang diinginkan.


(26)

54

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Angket/Kuesioner

Arikunto (2010:194) mengatakan “angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahuinya”. Bentuk angket yang disebarkan adalah bentuk angket tertutup yaitu setiap angket pertanyaan disajikan beserta sejumlah alternatif jawabannya untuk dipilih oleh setiap responden. Untuk memperoleh data mengenai kebiasaan belajar dan kesulitan belajar berdasarkan persepsi siswa dibuat beberapa pertanyaan yang disusun dalam bentuk Skala Numerikal (Numerical Scale).

Menurut Uma Sekaran (2006 : 33) “Skala Numerikal (Numerical Scale) mirip dengan skala diferensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada ujung keduanya”. Pendapat lain menurut Jogiyanto (2007 : 67) mengatakan bahwa:

Skala numerik ini sama dengan skala perbedaan semantik hanya mengganti ruang semantik yang disediakan dengan angka-angka numerik (misalnya 1 sampai 5 untuk 5 poin skala Likert atau 1 sampai 7 untuk 7 poin skala Likert). Tipe data yang digunakan adalah tipe interval.

Tabel 3.4

Format Angket Numerical Scale

No Pernyataan

Skor

5 4 3 2 1

Adapun keterangan skor yang ada dalam angket tersebut adalah sebagai berikut:

 Angka 5 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif tertinggi

 Angka 4 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif tinggi

 Angka 3 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif sedang

 Angka 2 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif rendah


(27)

55

Dalam penelitian ini, instrumen utama yang akan digunakan untuk pengumpulan data adalah angket. Prosedur yang dilakukan dalam penyusunan angket dan pengumpulan data sebagai berikut:

1. Langkah-langkah penyusunan angket

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan angket

b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket c. Menyusun urutan pernyataan atau pertanyaan

d. Membuat format

Format angket harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan responden dalam mengisinya.

e. Membuat petunjuk pengisian

Petunjuk pengisian dibuat sesuai format yang mencerminkan cara mengisi angket.

2. Langkah selanjutnya adalah langkah uji coba setelah angket tersusun. Uji coba ini dilakukan karena angket yang disusun belum merupakan angket yang valid dan reliabel, dengan kata lain uji coba ini dilakukan agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendekati kebenaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2004 : 134) yakni: “instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.

3.4.2 Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan studi dokumentasi untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 11 Bandung.


(28)

56

3.5 Uji Instrumen Penelitian

Data mempunyai peran penting dalam sebuah penelitian, dimana dalam sebuah data digambarkan variabel yang diteliti. Dengan adanya sebuah data, seorang peneliti dapat melakukan pengujian hipotesis yang dikemukakan pada penelitiannya. Hal tersebut sesuai dengan Suharsimi Arikunto (2006:168), bahwa:

Di dalam penelitian data mempunyai peran yang amat sangat penting, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data.

Pengujian instrumen penelitian perlu dilakukan dalam sebuah penelitian. Pengujian instrumen ini dimaksud untuk mendapatkan angket yang valid dan reliabel agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendekati kebenaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2004 : 134) yakni: “instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.

3.5.1 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut dianggap baik. “Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan” (Suharsimi Arikunto, 2006 : 178).

Untuk menghitung uji reliabilitas penulis menggunakan rumus Alpha dengan rumus dan langkah perhitungan sebagai berikut :

Langkah 1 : Mencari varian tiap butir

� = ∑ − [ ∑

� ]


(29)

57

Keterangan :

� = Harga varians tiap butir

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item ∑ = Jumlah skor seluruh responden dari setiap item N = Jumlah responden

Langkah 2: Mencari varian total �� =

∑ − [∑ ]

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 196) Keterangan :

�� = Harga varians total

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari seluruh item ∑ = Jumlah skor seluruh responden dari seluruh item N = Jumlah responden

Langkah 3: Menghitung reliabilitas instrumen dengan rumus Alpha � = [

k – ] [1 − ∑ �

σ ]

(Suharsimi Arikunto, 2006:196) Keterangan:

� = Reliabilitas instrumen

k = Banyak item/butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ � = Jumlah varians butir soal

σ� = Varians total

Setelah diperoleh � tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai � dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian instrumen dapat dikatakan reliabel dengan ketentuan :

Jika � > � berarti reliabel, sebaliknya Jika � < � berarti tidak reliabel


(30)

58

(Suharsimi Arikunto, 2006:198) Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas soal, penulis menggunakan program SPSS V 20 for Windows.

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha (� ) untuk variabel kebiasaan belajar didapat sebesar 0,826. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan � pada Tabel r product moment diperoleh harga � pada taraf kepercayaan 95% untuk 30 responden yaitu sebesar 0,361, karena � > � maka soal angket tersebut reliabel pada taraf kepercayaan 95% sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian.

Perhitungan reliabilitas untuk variabel kesulitan belajar didapat sebesar 0,918. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan � pada Tabel r product moment diperoleh harga pada taraf kepercayaan 95% untuk 30 responden yaitu sebesar 0,361, karena � > � maka soal angket tersebut reliabel pada taraf kepercayaan 95% sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian.

3.5.2 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, Suharsimi Arikunto (2010:64) mendefinisikan validitas sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Adapun rumus untuk menguji tingkat validitas dari instrumen penelitian adalah menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment.

= N Σ – Σ Σ

√{N Σ – Σ }{N Σ – Σ }


(31)

59

Keterangan:

= Koefisien korelasi product moment N = Jumlah responden

ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden ΣX = Jumlah skor X

ΣY = Jumlah skor Y

ΣX = Kuadrat jumlah skor X ΣY = Kuadrat jumlah skor Y

Setelah diperoleh nilai � tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai �� dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian instrumen dapat dikatakan

valid dengan ketentuan :

Jika � >� , berarti valid, sebaliknya Jika � < � , berarti tidak valid

Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas soal, penguji menggunakan program Excel for Windows.

Uji validitas yang dilakukan oleh penulis dengan mengujicobakan angket penelitian kepada beberapa siswa SMA Negeri 11 Bandung dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa. Jumlah pernyataan angket yang disebarkan sejumlah 47 pernyataan.

Uji validitas yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment. Contoh perhitungan uji validitas dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini ditampilkan hasil uji validitas berdasarkan perhitungan dengan bantuan program Excel for Windows untuk variabel kebiasaan belajar (X1) yang dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas

Variabel Kebiasaan Belajar (X1) No Item

Lama

No Item Baru

Nilai Korelasi (� )

Nilai �

(n=30 α=5%) Keterangan

1 1 0,486 0,361 Valid


(32)

60 No Item Lama No Item Baru Nilai Korelasi (� )

Nilai �

(n=30 α=5%) Keterangan

3 3 0,559 0,361 Valid

4 4 0,522 0,361 Valid

5 0,359 0,361 Tidak Valid

6 5 0,448 0,361 Valid

7 6 0,738 0,361 Valid

8 7 0,479 0,361 Valid

9 0,321 0,361 Tidak Valid

10 8 0,558 0,361 Valid

11 0,023 0,361 Tidak Valid

12 9 0,576 0,361 Valid

13 10 0,597 0,361 Valid

14 11 0,800 0,361 Valid

15 12 0,495 0,361 Valid

16 13 0,370 0,361 Valid

17 14 0,438 0,361 Valid

18 15 0,675 0,361 Valid

19 -0,277 0,361 Tidak Valid

20 16 0,862 0,361 Valid

Sumber : data diolah

Dari data tersebut dapat dibaca bahwa korelasi antara skor butir pertama hingga butir ke-20 dibandingkan dengan harga � untuk 30 responden yaitu sebesar 0,361. Keputusan valid atau tidaknya setiap butir soal dilihat berdasarkan kriteria, yaitu jika harga � < � maka item soal tersebut tidak valid, sedangkan jika � >� maka item soal tersebut valid.

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa dari 20 pernyataan yang disebarkan kepada responden tersebut 4 pernyataan yang tidak memenuhi kriteria validitas atau dinyatakan tidak valid, yaitu pernyataan nomor 5, 9, 11 dan 19. Pernyataan yang tidak valid tersebut kemudian dapat dibuang atau dihilangkan sehingga jumlah pernyataan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 16 pernyataan.

Hasil uji validitas berdasarkan perhitungan dengan bantuan program Excel for Windows untuk variabel kesulitan belajar (X2) yang dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut:


(33)

61

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kesulitan Belajar (X2) No Item Lama No Item Baru Nilai Korelasi (� )

Nilai �

(n=30 α=5%) Keterangan

1 0,290 0,361 Tidak Valid

2 1 0,385 0,361 Valid

3 2 0,459 0,361 Valid

4 3 0,644 0,361 Valid

5 4 0,407 0,361 Valid

6 5 0,564 0,361 Valid

7 6 0,645 0,361 Valid

8 7 0,671 0,361 Valid

9 8 0,613 0,361 Valid

10 9 0,811 0,361 Valid

11 10 0,570 0,361 Valid

12 11 0,651 0,361 Valid

13 12 0,514 0,361 Valid

14 13 0,600 0,361 Valid

15 14 0,532 0,361 Valid

16 15 0,675 0,361 Valid

17 16 0,632 0,361 Valid

18 17 0,731 0,361 Valid

19 18 0,529 0,361 Valid

20 19 0,711 0,361 Valid

21 20 0,668 0,361 Valid

22 0,288 0,361 Tidak Valid

23 21 0,712 0,361 Valid

24 22 0,610 0,361 Valid

25 23 0,452 0,361 Valid

26 24 0,657 0,361 Valid

27 25 0,446 0,361 Valid

Sumber : data diolah

Dari data tersebut dapat dibaca bahwa korelasi antara skor butir pertama hingga butir ke-27 dibandingkan dengan harga � untuk 30 responden yaitu sebesar 0,361. Keputusan valid atau tidaknya setiap butir soal dilihat berdasarkan kriteria, yaitu jika harga � < � maka item soal tersebut tidak valid, sedangkan jika � >� maka item soal tersebut valid.


(34)

62

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa dari 27 pernyataan yang disebarkan kepada responden tersebut 2 pernyataan yang tidak memenuhi kriteria validitas atau dinyatakan tidak valid, yaitu pernyataan nomor 1 dan 22. Pernyataan yang tidak valid tersebut kemudian dapat dibuang atau dihilangkan sehingga jumlah pernyataan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 25 pernyataan.

3.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.6.1 Teknik Analisis Data

Setelah angket/kuesioner diuji validitas dan reliabilitasnya, angket kemudian diolah melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Memeriksa kelayakan angket yang telah diisi 2. Menjumlahkan nilai setiap skor

3. Deskripsi data hasil penelitian baik berupa angket maupun tabel dokumentasi yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Data yang diperoleh dari masing-masing variabel ditabulasikan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

4. Menguji hipotesis dengan menggunakan analisis Korelasi Ganda (Multiple Correlation).

Penelitian ini menggunakan data interval maka dalam hal ini peneliti menggunakan statistik parametrik.

3.6.1.1 Analisis Statistik 3.6.1.1.1Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, karena hal itu akan menentukan jenis statistik apa yang digunakan. Apabila data berdistribusi


(35)

63

normal, statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik non-parametrik.

Uji normalitas dapat dilihat dari grafik plot linier dan histogram. Grafik histogram menunjukkan pola yang mendekati bentuk bel dan plot linier memperlihatkan data yang bergerak mengikuti garis linier diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas. Dapat dilihat dari Q-Q plot dimana jika data tersebar mengikuti garis normal, maka data tersebut berdistribusi normal. Menurut Imam Ghozali (2007:110) bahwa :

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun ada metode yang lebih handal yaitu dengan melihat probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas apabila tersebar mengikuti garis normal, sebaliknya data tidak berdistribusi normal dan tidak memenuhi asumsi normalitas apabila tidak tersebar mengikuti garis normal.

3.6.1.1.2 Koefisien Korelasi Parsial

Uji Koefisien Korelasi Parsial (Parsial Correlation)

Untuk melihat korelasi kebiasaan belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa secara sendiri-sendiri digunakan rumus korelasi parsial. (Sudjana, 2005:386).


(36)

64

� . . = � − � �

√ − � √ − �

� . . = � − � �

√ − � √ − �

Keterangan :

� . . = korelasi parsial antara Y dengan X1 dengan X2

konstan

� . . = korelasi parsial antara Y dengan X2 dengan X1

konstan

3.6.1.1.3 Koefisien Korelasi Ganda

Uji Koefisien Korelasi Ganda (Multiple Correlation)

Uji koefisien korelasi ganda adalah uji untuk melihat korelasi antara variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y), dengan rumus korelasi menurut Riduwan (2010:242).

� . . = √� + � − �− .� .� .�

Keterangan :

� . . = koefisien korelasi ganda (korelasi antara X1 dan X2

secara bersama-sama terhadap variabel Y) � = koefisien korelasi X1 dengan Y

� = koefisien korelasi X2 dengan Y � = koefisien korelasi antara X1 dan X2 3.6.1.1.4 Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui kontribusi kebiasaan belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar dilakukan dengan cara menghitung determinasi yaitu mengkuadratkan koefisien korelasi dikali dengan 100% (Sudjana, 2005:369).


(37)

65

Kp = � x 100% Keterangan :

Kp = Nilai Koefisien Determinan r = Nilai Koefisien Korelasi 3.6.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. � : � = 0 : Kebiasaan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

� : � > 0 : Kebiasaan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

2. � : � = 0 : Kesulitan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

� : � < 0 : Kesulitan belajar berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

3. � : � = 0 : Kebiasaan belajar dan kesulitan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

� : � ≠ 0 : Kebiasaan belajar dan kesulitan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

3.6.2.1Uji F

Untuk menguji keberartian korelasi untuk dua variabel bebas secara bersama-sama yang dihubungkan dengan variabel terikat digunakan uji F (Sudjana, 2005:385).

F = �

� ( − � )

�−�− Keterangan :

F = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel � = Koefisien korelasi ganda

K = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel penelitian


(38)

66

Bila F hitung > F tabel pada taraf signifikan 0,05 maka H1 diterima. Bila F hitung < F tabel pada taraf signifikan 0,05 maka H1 ditolak.

3.6.2.2Uji t

Untuk melakukan uji keberartian korelasi variabel kebiasaan belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi secara sendiri-sendiri digunakan uji-t (Sudjana, 2003) :

t = �� . √�−

√ − �� .

dan t = �� . √�−

√ − �� .

Keterangan : t = distribusi t

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden penelitian

Bila t hitung > t tabel pada taraf signifikan 0,05 maka H1 diterima. Bila t hitung < t tabel pada taraf signifikan 0,05 maka H1 ditolak.


(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis serta pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung secara keseluruhan berada dalam kategori tinggi, artinya kebiasaan belajar siswa sudah cukup baik sehingga harus dipertahankan.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung secara keseluruhan berada dalam kategori sedang, artinya sebagian besar siswa menganggap akuntansi adalah mata pelajaran yang tidak terlalu sulit. 3. Prestasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi di

SMA Negeri 11 Bandung secara keseluruhan tergolong tinggi namun masih perlu ditingkatkan karena masih banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM.

4. Kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

5. Kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

6. Kebiasaan belajar dan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2013/2014.


(40)

102

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Apabila melihat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kebiasaan belajar berada dalam kategori tinggi, kesulitan belajar berada dalam kategori sedang dan prestasi belajar berada dalam kategori tinggi maka guru sebagai seorang yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, diharapkan membantu siswanya agar dapat mempertahankan kebiasaan belajar siswa yang sudah cukup baik dengan berbagai cara agar prestasi belajar siswa pun ikut meningkat. Dalam rangka lebih meningkatkan prestasi belajar siswa, seorang guru diharapkan dapat membantu siswa dalam menghadapi kesulitan belajar serta membantu siswa dalam mempertahankan kebiasaan belajar yang baik. 2. Bagi Siswa

Kesulitan belajar yang dialami oleh sebagian besar siswa harus diatasi dengan merujuk kepada indikator kesulitan belajar yang paling banyak dipilih siswa. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa indikator kesulitan belajar yang paling banyak dipilih siswa adalah indikator ketidakseimbangan usaha dengan hasil. Untuk mengatasi masalah kesulitan belajar ini salah satunya bisa dengan cara meningkatkan kebiasaan belajar yang baik sehingga berpengaruh pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa kebiasaan belajar siswa sudah cukup baik namun masih ada indikator kebiasaan belajar yang harus ditingkatkan lagi karena hasilnya lebih rendah dari indikator yang lain yaitu indikator mengulang materi yang diajarkan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penulis mengharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa selain variabel kebiasaan belajar dan kesulitan belajar sehingga hasilnya dapat dijadikan referensi dan informasi tambahan dalam meningkatkan prestasi belajar


(41)

103

siswa khususnya pada mata pelajaran akuntansi. Selain itu penulis juga berharap peneliti selanjutnya tertarik untuk meneliti pengaruh kebiasaan belajar terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.


(1)

64

� . . = � − � � √ − � √ − � � . . = � − � �

√ − � √ − � Keterangan :

� . . = korelasi parsial antara Y dengan X1 dengan X2 konstan

� . . = korelasi parsial antara Y dengan X2 dengan X1 konstan

3.6.1.1.3 Koefisien Korelasi Ganda

Uji Koefisien Korelasi Ganda (Multiple Correlation)

Uji koefisien korelasi ganda adalah uji untuk melihat korelasi antara variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y), dengan rumus korelasi menurut Riduwan (2010:242).

� . . = √� + � − �− .� .� .� Keterangan :

� . . = koefisien korelasi ganda (korelasi antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y)

� = koefisien korelasi X1 dengan Y � = koefisien korelasi X2 dengan Y � = koefisien korelasi antara X1 dan X2 3.6.1.1.4 Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui kontribusi kebiasaan belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar dilakukan dengan cara menghitung determinasi yaitu mengkuadratkan koefisien korelasi dikali dengan 100% (Sudjana, 2005:369).


(2)

Kp = � x 100% Keterangan :

Kp = Nilai Koefisien Determinan r = Nilai Koefisien Korelasi

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. �� : � = 0 : Kebiasaan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

� : � > 0 : Kebiasaan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

2. � : � = 0 : Kesulitan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

� : � < 0 : Kesulitan belajar berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

3. �� : � = 0 : Kebiasaan belajar dan kesulitan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

� : � ≠ 0 : Kebiasaan belajar dan kesulitan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

3.6.2.1Uji F

Untuk menguji keberartian korelasi untuk dua variabel bebas secara bersama-sama yang dihubungkan dengan variabel terikat digunakan uji F (Sudjana, 2005:385).

F = �

� ( − � )

�−�− Keterangan :

F = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel � = Koefisien korelasi ganda

K = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel penelitian


(3)

66

Bila F hitung > F tabel pada taraf signifikan 0,05 maka H1 diterima. Bila F hitung < F tabel pada taraf signifikan 0,05 maka H1 ditolak.

3.6.2.2Uji t

Untuk melakukan uji keberartian korelasi variabel kebiasaan belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi secara sendiri-sendiri digunakan uji-t (Sudjana, 2003) :

t = �� . √�−

√ − �� .

dan t = �� . √�−

√ − �� .

Keterangan : t = distribusi t

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden penelitian

Bila t hitung > t tabel pada taraf signifikan 0,05 maka H1 diterima. Bila t hitung < t tabel pada taraf signifikan 0,05 maka H1 ditolak.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis serta pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung secara keseluruhan berada dalam kategori tinggi, artinya kebiasaan belajar siswa sudah cukup baik sehingga harus dipertahankan.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Bandung secara keseluruhan berada dalam kategori sedang, artinya sebagian besar siswa menganggap akuntansi adalah mata pelajaran yang tidak terlalu sulit. 3. Prestasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi di

SMA Negeri 11 Bandung secara keseluruhan tergolong tinggi namun masih perlu ditingkatkan karena masih banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM.

4. Kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

5. Kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

6. Kebiasaan belajar dan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2013/2014.


(5)

102

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Apabila melihat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kebiasaan belajar berada dalam kategori tinggi, kesulitan belajar berada dalam kategori sedang dan prestasi belajar berada dalam kategori tinggi maka guru sebagai seorang yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, diharapkan membantu siswanya agar dapat mempertahankan kebiasaan belajar siswa yang sudah cukup baik dengan berbagai cara agar prestasi belajar siswa pun ikut meningkat. Dalam rangka lebih meningkatkan prestasi belajar siswa, seorang guru diharapkan dapat membantu siswa dalam menghadapi kesulitan belajar serta membantu siswa dalam mempertahankan kebiasaan belajar yang baik. 2. Bagi Siswa

Kesulitan belajar yang dialami oleh sebagian besar siswa harus diatasi dengan merujuk kepada indikator kesulitan belajar yang paling banyak dipilih siswa. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa indikator kesulitan belajar yang paling banyak dipilih siswa adalah indikator ketidakseimbangan usaha dengan hasil. Untuk mengatasi masalah kesulitan belajar ini salah satunya bisa dengan cara meningkatkan kebiasaan belajar yang baik sehingga berpengaruh pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa kebiasaan belajar siswa sudah cukup baik namun masih ada indikator kebiasaan belajar yang harus ditingkatkan lagi karena hasilnya lebih rendah dari indikator yang lain yaitu indikator mengulang materi yang diajarkan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penulis mengharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa selain variabel kebiasaan belajar dan kesulitan belajar sehingga hasilnya dapat dijadikan referensi dan informasi tambahan dalam meningkatkan prestasi belajar


(6)

siswa khususnya pada mata pelajaran akuntansi. Selain itu penulis juga berharap peneliti selanjutnya tertarik untuk meneliti pengaruh kebiasaan belajar terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA Pengaruh Minat Belajar Dan Kemampuan Menyelesaikan Kesulitan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Neger

0 2 17

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA Pengaruh Minat Belajar Dan Kemampuan Menyelesaikan Kesulitan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Neger

0 1 14

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14 BANDUNG.

0 3 58

PENGARUH MINAT, MOTIVASI, DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 CIMAHI.

0 5 59

Pengaruh Disiplin Belajar Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajarsiswa Pada Mata Pelajaran Akuntansikelas Xi Ips Di Sma Negeri 13 Bandung.

0 38 55

Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas Xi Ips Di Sma Negeri 6 Bandung.

6 13 49

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Survei Pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 14 Bandung.

0 0 49

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI 6 BANDUNG.

0 0 45

Pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Tarakan.

0 0 115

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI 11 BANDUNG - repository UPI S PEA 1001347 Title

0 0 3